MAKALAH PEDODONSIA
Disusun Oleh :
Herpika Diana ( 04111004013)
Ayu permata sari ( 04111004014)
Amelia piliang ( 04111004018)
Mk. Zahrah ( 04111004021)
Rini andriani ( 04111004024)
Fitra permata putri ( 04111004042)
Widya anggraini ( 04111004056)
Putri ajri mawaddara ( 04111004063)
1
Bab I
PENDAHULUAN
Walaupun rasa takut dan cemas terhadap perawatan yang diakukan dokter
gigi bukan masalah kesehatan yang serius, akan tetapi merupakan hambatan bagi
dokter/perawat gigi dalam usaha peningkatan kesehatan gigi masyarakat. Oleh
karena itu penanggulangan rasa takut dan cemas terhadap perawatan gigi perlu
dilakukakn jalan keluarnya. Rasa takut dan cemas menghadapi perawatan gigi
merupakan reaksi yang pada umumnya dirasakan pasien gigi baik anak maupun
orang dewasa. Perasaan ini seringkali menjadi penyebab seseorang menghindar
dari perawatan gigi.
.Beberapa ahli melaporkan bahwa pada umumnya rasa takut dan cemas
timbul akibat perawatan gigi semasa kanak-kanak. Oleh karena itu perlu
diperhaikan bahwa pencegahan terhadap timbulnya rasa takut dan cemas harus
dimulai pada anak-anak. Dengan demikian dokter/perawat gigi cukup berperan
dalam usaha pencegahan rasa takut dan cemas.
2
Sedasi merupakan salah satu teknik yang sering dilakukan dokter gigi dalam
menangani kecemasan pasien. Terdapat beberapa teknik pemberian sedasi yaitu
melalui oral, rectal, intranasal, intravena, dan intramuskular.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami mengkaji tentang peranan teknik
sedasi dalam mengatasi kecemasan pasien anak dalam perawatan kedokteran gigi.
Sehingga dalam perawatan gigi anak tidak lagi timbul rasa cemas dan takut yang
dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan gigi anak.
3
Bab II
PEMBAHASAN
4
5
Dapat terjadi progresi dari sedasi minimal menjadi sedasi dalam di mana
kontak verbal dan refleks protektif hilang. Sedasi dalam dapat meningkat hingga
sulit dibedakan dengan anestesi umum, dimana pasien tidak dapat dibangunkan,
dan diperlukan tingkat keahlian yang lebih tinggi untuk penanganan pasien.
Kemampuan pasien untuk menjaga jalan napas paten sendiri merupakan salah satu
karakteristik sedasi sedang atau sedasi sadar, tetapi pada tingkat sedasi ini tidak
dapat dipastikan bahwa refleks protektif masih baik. Beberapa obat anestesi dapat
digunakan dalam dosis kecil untuk menghasilkan efek sedasi. Obat-obat sedative
dapat menghasilkan efek anestesi jika diberikan dalam dosis yang besar
Pedoman terbaru dari Department of Health on general anaesthesia and
dentistry telah merekomendasikan untuk lebih banyak menggunakan sedasi sadar
dan lokal anestesi, sisanya untuk keadaan yang sangat mutlak baru menggunakan
anestesi umum. Jika pemilihan pasien dilakukan secara cermat, dan dengan
prosedur yang sesuai, penggunaan sedasi bisa sangat berhasil. Semua penggunaan
sedasi harus mempunyai Staf trainer dan asisten khusus. Termasuk staf medis dan
dan dental staf, perawat dan personil operasi lain dalam departemen ini, yang
semuanya harus terlatih dalam aspek teoritis dan klinis tentang sedasi dan masing-
masing mengerti jelas tentang peran mereka.
6
Banyak cara yang dikembangkan untuk menilai nyeri dari raut wajah,
warna, tingkatan, dll., tetapi hal ini hanya berupa penilaian subjektif dan
memerlukan pengamatan yang cermat. Berbagai sistem penilaiaan telah
dikembangkan untuk menilai sedasi pada anak yang diberi ventilasi. Sebagai
contoh adalah skor COMFORT yang menilai dari variabel fisiologis, berupa :
1. Kesadaran
2. Denyut jantung
3. Respon respirasi
4. Tekanan rata-rata arteri (mean arterial blood pressure/MABP )
5. Tenang/Cemas
6. Gerakan fisik
7. Tonus otot
7
1. Anak tersebut tidak alaergi terhadap obat yang akan diberikan
2. Saat melakukan sedasi harus telah mendapat persetujuan dari orang tua
Indikasi:
1. Anak yang takut tetapi memahami perlunya perawatan dan mau dibantu
2. Anak – anak yang kurang kooperatif dan tidak punya alas an rasional dan
tidak mau bekerjasama
3. Anak yang kelihatannya tidak akan menanggapi setiap bentuk penjelasan.
Kontraindikasi:
8
3. Bayi exprematur < 56 minggu dari usia konsepsional, karena bererisiko
terjadinnya depresi pernapasan serta sedasi berlebihan.
4. Gangguan perilaku berat.
5. Diketahuinya ada masalah pada jalan napas, misalnya obstructive sleep
apnoea, abnormalitas kraniofasial.
6. Adanya penyakit pernapasan yang secara signifikan memerlukan terapi
oksigen.
7. Adanya ketidakstabilan jantung yang signifikan.
8. Adanya penyakit ginjal atau hati yang diprediksi akan menghambat
bersihan obat sedasi.
9. Berisiko secara signifikan untuk terjadinya refluks gastro-esofagus.
10. Peningkatan tekanan intrakranial.
11. Epilepsi berat atau tidak terkontrol.
12. Alergi atau kontraindikasi spesifik untuk obat-obatan sedasi atau gas
(misalnya nitrogen oksida harus dihindari jika dijumpai adanya
pneumotoraks).
13. Prosedur lama atau menyakitkan.
9
Dosis:
o Premedikasi : 15 mg oral atau 5 mg IM, anak > 6 bulan 70-100
µg/kg
o Sedasi : 2-7 mg IV (lebih tua)
o Terapi intensif : IV 0,03-1 mg/kg/j
b. diazepam
Diazepam adalah golongan benzodiazepin pertama yang
tersedia untuk penggunaan parenteral. Tidak larut dalam air dan
pada awalnya diformulasikan dalam propylene glikol, yang sangat
iritan untuk vena dan dihubungkan dengan peningkatan insidens
dari tromboflebitis. Suatu emulsi lemak (diazemuls)
ditingkatkan/ditemukan selanjutnya. Kedua formasi tersebut
disediakan dalam ampul 2 ml yang terdiri dari 5 mg/ml. Diazepam
juga tersedia untuk oral yaitu tablet atau sirup dengan 100%
bioavibilitas dan larutan rectal dan supositoria. Eliminasi waktu
paru 20-50 jam, tetapi metabolit-metabolit aktif diproduksi
termasuk desmetil diazepam dengan waktu paru 36-200 jam,
clearance menurun pada disfungsi hepar.
Dosis :
o Premedikasi : 10 mg oral 1-1,5 jam sebelum operasi
o Sedasi : 5-15 mg IV perlahan-lahan, peningkatan bolus 1-2
mg.
o Status epileptikus : 2 mg, diulang setiap menit sampai kejang
berhenti. Dosis maksimal 20 mg.
o Terapi intensif : Tidak cocok untuk infus, dosis bolus IV 5-10
mg/4 jam.
c. Lorazepam
Obat ini tersedia untuk penggunaan parenteral dan oral,
tetapi tidak digunakan secara rutin sebagai sedatif IV karena
dibatasi oleh aksi dari onset yang pelan. Metabolisme oleh
glukoronidasi dengan eliminasi waktu paru 15 jam dan durasi yang
10
11
12
13
14
15
16
Penilaian dosis obat oral dalam bentuk kombinasi mungkin agak sulit,
dimana kemungkinan akan meningkatkan sedasi yang efektif tetapi juga
berpotensi meningkatkan kejadian efek samping (lihat Kotak 1). Hal ini terutama
terjadi pada bayi yang kecil dan pada anak dengan kelainan ginjal, hati atau fungsi
neurologis dimana kerja obat sukar untuk diprediksi (lihat Kotak 2 dan 3).
Kotak 1. Agen sedasi oral
17
18
19
Sedasi intravena (sedasi IV) adalah ketika obat, biasanya dari jenis
obat anti-kecemasan, diberikan ke dalam sistem darah selama perawatan
gigi. Banyak praktek kedokteran gigi menggunakan istilah seperti "sleep
dentistry" atau "twilight sleep" ketika berbicara tentang sedasi IV. Namun,
Pada kenyataannya, pasien tetap sadar selama sedasi IV. pasien juga akan
dapat memahami dan menanggapi permintaan dari dokter gigi Anda. Akan
tetapi, pasien mungkin tidak ingat banyak (atau lupa sama sekali) tentang
apa yang terjadi karena dua hal:
20
permukaan kulit baik pada lengan atau punggung tangan Anda. Jarum ini
dibungkus dengan sebuah tabung plastik lembut. Obat-obatan yang
dimasukkan ke dalam tabung yang disebut sebagai "kateter" atau kanulasi,
tapi lebih dikenal dengan nama dagang dari Venflon).
kateter/kanulasi
Sepanjang prosedur, denyut nadi dan tingkat oksigen yang diukur dengan
menggunakan "pulse oximeter". Alat ini klip ke jari atau daun teling. Alat ini
memberikan tanda peringatan awal yang berguna jika pasien kekurangan oksigen.
Tekanan darah sebelum dan setelah prosedur harus diperiksa dengan mesin
pengukur tekanan darah yang disebut "sphygmomanometer".
21
2. Propofol
Beberapa ahli anastesi menggunakan Propofol bukan
benzodiazepin. Keuntungannya adalah waktu pemulihan yang sangat
cepat, kurang dari 5 menit. Obat ini harus terus diberikan, sehingga obat
ini dipompa menggunakan pompa infus listrik, laju dosis diatur oleh
dokter anestesi. Propofol bukan obat penenang umum karena sudah
diambang batas GA (General Anaesthesia), di mana refleks seperti
bernapas hilang. Propofol dapat digunakan untuk pasien yang sring
mngkonsumsi benzodiazepin karena menyebabkan efek benzo berkurang.
Propofol digolongkan sebagai obat GA dan di Inggris hanya dapat
22
Indikasi sedasi IV : diterapkan untuk berbagai jenis prosedur medis dan operasi.
Sedasi IV merupakan pilihan populer di kalangan ahli bedah dan dokter yang akan
melakukan operasi plastik kecil untuk perawatan gigi, dan prosedur yang tidak
memerlukan daerah operasi yang luas atau jangka waktu yang panjang misalnya
pembuangan molar 3.
1. kehamilan
2. alergi terhadap benzodiazepin
3. alergi alkohol
4. beberapa kasus glaukoma.
23
V. Seorang pasien yang diperkirakan akan mati dalam waktu 24 jam dengan
atau tanpa pengobatan
Jika pasien berada dalam kategori I atau II, maka biasanya dapat diobati dalam
praktek umum.
Jika pasien berada dalam kategori III, yang terbaik adalah untuk dirawat dalam
lingkungan di mana fasilitas lebih berpengalaman tersedia (klinik berbasis rumah
sakit atau klinik sedasi dimana fasilitas medis yang tersedia).
Keuntungan sedasi IV :
1. sedasi IV cenderung menjadi metode pilihan jika pasien tidak ingin sadar
pada saat prosedur atau tidak mau tahu.
2. Timbulnya tindakan yang sangat cepat, dan obat dosis dan tingkat sedasi
dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Ini adalah
keuntungan besar dibandingkan dengan sedasi oral, di mana efek bisa
sangat diandalkan. Sedasi IV, di sisi lain, adalah sangat efektif dan sangat
handal.
3. Tingkat maksimum sedasi yang dapat dicapai dengan IV lebih dalam dari
sedasi oral atau inhalasi.
4. Benzodiazepin menghasilkan amnesia untuk prosedur.
5. refleks muntah sangat berkurang - orang yang menerima sedasi IV jarang
mengalami kesulitan dengan tersedak. Namun, jika meminimalkan refleks
muntah yang parah adalah tujuan utama, sedasi inhalasi biasanya pertama
kali dicoba. jika gagal untuk mengurangi refleks muntah harus sedasi IV
digunakan untuk tujuan ini.
24
2. efek sedasi IV yang diinginkan (amnesia) yaitu lupa apa yang terjadi
sementara di bawah pengaruh obat dapat merugikan jika pasien tidak dapat
mengingat bahwa prosedur itu tidak nyaman atau mengancam
3. Beberapa dokter gigi mungkin mengambil jalan sedasi IV terlalu cepat.
4. Biaya merupakan kelemahan lain - sedasi IV lebih mahal daripada pilihan
sedasi lainnya.
1. Mintalah wali (orang dewasa) mengantar pasien pulang dan beristirahat.
2. Ajak orang dewasa tinggal bersama pasien sampai pasien sepenuhnya
sadar.
3. Jangan melakukan kegiatan berat atau berbahaya dan tidak mengendarai
kendaraan bermotor.
4. Jangan makan makanan berat segera. Jika lapar, makan sesuatu yang
ringan, e. g. minuman dan roti panggang.
5. Jika mengalami mual, berbaring untuk sementara waktu.
6. Jangan minum alkohol atau memakai obat kecuali sepngetahuan dokter
gigi terlebih dahulu.
7. Minum obat seperti yang diarahkan oleh dokter gigi.
8. Jika Anda memiliki masalah yang tidak biasa, hubungi dokter gigi.
Teknik sedasi inhalasi adalah salah satu teknik satu teknik penanganan
anak yang dewasa ini masih dalam proses perkembangan dalam teknik maupun
upaya penggunaannya dibidang perawatan gigi dan rongga mulut pasien
berdasarkan indikasi dan kontraindikasinya.
25
Disebut juga gas gelak, N2O merupakan satu-satunya gas anorganik yang
dipergunakan sebagai anastetikum. Gas ini memiliki bau dan rasa manis,
densitasnya lebih besar dari pada udara, tidak berwarna, tidak mengiritasi dan
tidak mudah terbakar. Bila dikombinasikan dengan anestetikum yang mudah
terbakar akan memudahkan terjadinya ledakan, misalnya campuran eter dan
nitrogen oksida.
Oksigen (O2) adalah gas yang digunakan bersama-sama dengan N2O selama
prosedur perawatan pada teknik sedasi inhalasi. Gas O2 tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan mempuyai daya membakar yang lebih besar daripada
udara. Bobot O2 dalam 1 liter pada suhu 0 oC dan tekanan 760 mmHg lebih kurang
1,429 gram. Oksigen larut dalam lebih kurang 32 bagian air dan dalam 7 bagian
etanol pada suhu 20 oC dan tekanan 760 mmHg. Oksigen disimpan dalam tabung
atau dalam tangki yang tahan tekanan tinggi. Wadah yang digunakan harus bebas
26
dari setiap zat toksik, atau senyawa penyebab narkosis dan senyawa yang dapat
menyebabkan narkosis dan senyawa yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran
napas.
Keuntungan Kekurangan
27
28
2) Tingkat kedua dimulai dari gerakan bola mata yang terhenti sampai
paralisis sebagian otot interkostal. Tanda-tanda tingkatan ini yaitu
pernapasan teratur tetapi kurang dalam dibandingkan tingkat 1, bola
mata tidak bergerak, pupil mata dilatasi, refleks laring menghilang
sehingga dapat dikerjakan intubasi, dan otot relaksasi sebagian.
3) Tingkat ketiga dimulai dari paralisiss sebagian otot interkostal sampai
paralisiss seluruh otot interkostal dan hanya terdapat pernapasan perut.
Tanda-tanda tingkat ini yaitu pernapasan sebagian besar oleh perut
karena otot interkostal mengalami paralisis, pupil mata dilatasi, dan
relaksasi otot sempurna.
4) Sedangkan tingkat ke empat dimulai dari paralisis seluruh otot
interkostal sampai paralisis seluruh otot diafragma. Tanda-tanda
tingkat ini yaitu pernapasan perut sempurna, pupil mata dilatasi
sempurna, refleks cahaya hilang, dan tekanan menurun.
Stadium IV atau paralisiss medula oblongata dimulai dengan lebih
melemahnya pernapasan perut dibandingkan stadium III tingkat 4. Tanda-
tanda stadium ini yaitu tekanan darah tidak dapat diukur karena pembuluh
darah kolaps, denyut jantung berhenti, pernapasan yang lumpuh yang tidak
dapat dibantu dengan napas buatan dan dapat menyebabkan kematian.
Teknik sedasi inhalasi dibatasi hanya sampai tahap pertama atau tahap
analgesia. Seorang dokter gigi harus mengetahui sampai tahap penderita
teranalgesi untuk memastikan bahwa tindakannya benat dan bahwa penderita
benar-benar telah mengalami sedasi dengan baik.
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada teknik sedasi inhalasi terdiri dari
tanda-tanda objektif yang dapat dilihat selama penderita mengalami sedasi
inhalasi dengan N2O dan O2, yaitu penderita masih sadar, rileks dan nyaman,
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, warna kulit dan pupil normal, kecepatan
kedip mata tampak sangat berkurang, refleks vital, terutama laringeal semuanya
berfungsi normal, refleks muntah berkurang, mulut depan terus dalam keadaan
terbuka, masih terdapat kontak verbal, reaksi terhadap rangsang sakit berkurang,
dan penurunan gerak spontan atau kegelisahan, terutama pada anak kecil.
29
Gejala subjektif penderita selama sedasi inhalasi dengan N2O dan O2 yang
dapat diamati, adalah rileksasi mental dan fisik, berkurangnya kesadaran akan rasa
sakit, parestesia atau sensasi tingling pada bibir, jari tangan, jari kaki, lidah, atau
seluruh tubuh, rasa letargi atau keracunan ringan, euforia, rasa melayang yang
kadang-kadang diinterpretasi sebagai terbang atau rasa mengambang, rasa hangat,
tidak menyadari keadaan sekeliling atau waktu, bermimpi, dan sedasi fisik serta
somatik.
Retardasi mental
Cacat fisik
Asma ringan
epilepsi
30
kebocoran gas dari tabung silinder,dan kebocoran gas dari masker, sehingga
menyebabkan kebocoran anestetikum dengan udara luar. Komplikasi sistem
pernapasan meliputi obstruksi pernapasan, dan depresi pernapasan, yang dapat
terjadi karena hipoksi, dosis anastetikum yang berlebihan dan narkose yang terlalu
lama.
1) Takikardi yang dapat disebabkan oleh rasa takut dan cemas, kehilangan
banyak darah, pemakaian atropin yang overdosis, dan hipoksin
2) Bradikardi yang terjadi karena hipoksi atau stimulasi vagal
3) Hipotensi
4) Aritmia yang disebabkan oleh hipoksi dan pemakaian obat anestesi
5) Cardiac arrest yang merupakan kelanjutan dari aritmia
Komplikasi sistem saraf yang terjadi sebagai kelajutan dari hipoksi atau
hipotensi, sehingga dapat menyebabkan pemulihan kesadaran lebih lama dan
kerusakan korteks serebri. Sedangkan komplikasi sistem pencernaan berupa
vomitus akibat pemberian N2O yang lebih sering terjadi pada anak-anak daripada
orang dewasa, kecuali jika pengosongan lambung kurang sempurna.
Tempat injeksi dapat dilakukan pada kuadran samping atas pantat, bagian anterior
paha atas,atau bagian lateral lengan atas.
31
Bab III
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
33