Anda di halaman 1dari 7

KATA SULIT:

1. Komisura bibir (firyal)


Komisura bibir yang merupakan batas lateral senyum terdiri atas komisura dalam
dan luar. Komisura ini merupakan batas terluar dan terdalam merah bibir pada sudut
mulut
2. Fisur
perkembangan celah memanjang yang terkait dengan faktor genetik.

PERTANYAAN:
1. Apa diagnosis kasus diskenario? lut ▶️Nerissa
Angular cheilitis : laporan kasus dan studi pustakaAngular Chelitis
merupakanperadangan yang biasanya terlihat pada kedua komisura (sudut) bibir.
Angular chelitis paling sering kronis, terlihat pada orangtua, dan disebabkan oleh
infeksi dan / atau mekanik. Hal ini didiagnosis secara klinis dandiobati dengan
antijamur topikal dan antibakteri. Tujuan dari laporan kasus dan tinjauan literatur ini
adalah untuk menggambarkan cheilitis angular (kelainan jaringan lunak) di rongga
mulut yang umumnya terlihat pada diabetes dan mendiskusikan gambaran klinis,
terkait faktor penyebab dan perawatan angular cheilitis.Kata kunci: Angular Chelitis,
Infeksi jamur, Defisiensi Vit B -complex
Angular Cheilitis merupakan inflamasi dari satu atau biasanya kedua sudut mulut.
Pada keadaan inisial, sudut mulut terlihat penebalan putih keabuan dan daerah
sekeliling terlihat eritema (kemerahan). Kemudian, penampakan yang biasanya
terjadi terlihat daerah triamgular eritema, edea (pembengkakan) dan maserasi pada
satu atau kedua sisi mulut. Lesi ini memberikan symptom berupa peradangan,sakit,
pruritus (gatal), atau rasa terbakar pada tingkat berikutnya. Angular Cheilitis
biasanya merupakan infsi oportunitis dari fungi dan atau bakteri, dengan faktor
predisposisi local multiple dan sistemik yang terlibat dalam pembentukan persistensi
lesi. Beberapa faktor termasuk defisiensi nutrisi, penutupan mulut yang berlebih,
mulut kering, kebiasaan menjilat bibir, drooling, imunosupresi. Perawatan dari
angular cheilitis berdasarkan penyebab yang tepat dari kondisi masing-masing
kasus, namun sering dirawat dengan krim antijamur
angular cheilitis mempunyai gejala utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya
sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti dengan rasa terbakar pada
sudut mulut. Gambaran klimis yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema
yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema,
ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi
jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulas. Angular cheilitis ditandai
dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada sudut mulut yang menyebar sampai ke
bawah bibir dan kemungkinan meluas ke mukosa pipi. Gejala awal Angular cheilitis
ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat tampilan kulit yang meradang d an
bintik merah. Pada awalnya, hal ini tidak berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut
mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa
ataupun berbicara. Tingkat keparahan inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut
mulut dan beberapa pendarahan saat mulut dibuka
Angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B perawatannya dengan
memberikan suplemen vitamin B kompleks atau multivitamin yang mengandung
vitamin B . Akan tetapi, defisiensi satu jenis vitamin biasanya diikuti gejala defisiensi
nutrisi, maka dalam perawatannya pemberian multivitamin lebih efektif daripada
pemberian vitamin B kompleks saja.
Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang
ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna
kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada
sudut mulut. Pada kasus yang parah, retakan tersebut dapat berdarah ketika
membuka mulut dan menimbulkan ulser dangkal atau krusta.5 Menurut Stannus, lesi
ini dutandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada sudut mulut yang menyebar
sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas ke mukosa pipi. Angular cheilitis
memiliki nama perleche, angular cheilosis dan angular stomatitis.6 Istilah perleche
sebenarnya digunakan untuk angular cheilitis yang disebabkan defisiensi vitamin B
kompleks, namun sekarang telah digeneralisasikan untuk semua angular cheilitis
dengan berbagai etiologi.
Angular cheilitis secara klinis mudah dkenali, gambaran klinisnya cukup jelas. Untuk
pemeriksaan laboratorium, dapat mengukur Candida sp dan Staphylococcus aureus
yang diambil dari lesi angular cheilitis. Pada pemakai gigi tiruan, dapat diisolasi
Candida sp dari lesi angular cheilitis dan juga dari palatum, juga dapat dari air
kumur-kumur dari pemakai gigi tiruan tersebut. Angular cheilitis biasanya diikuti
dengan alopesia di lokasi lesi berada dan disertai non-spesifik lesi-lesi oral yang
terdapat di lidah dan mukosa bukal, kemungkinan diakibatkan kekurangan zat
besi.23 Ada beberapa differential diagnosis angular cheilitis namun sangat jarang
dijumpai, yaitu acanthosis nigricans, acrodermatitis enteropathica, glucagonoma dan
pemphigus vegetans.
2. Bagaimana tatalaksana kasus diskenario? nerissa ▶️Firyal
Penatalaksanaan Pada kebanyakan kasus angular cheilitis tidak memerlukan
pengobatan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tergantung pada penyebab
spesifik terjadinya, pengobatan yang dapat digunakan antara lain:
 Lip balm atau lip gloss atau preparat emolien padat yang dapat digunakan
secara berkala.
 Anastetik topikal seperti lidocain salep 4% atau prilocain 4% atau kombinasi
lidocaine dan prilocaine 2%. Pengobatan ini tidak disarankan pada penggunaan
jangka panjang karena dapat memperburuk manifestasi organisme penyebab
pada ulserasi.
 Antibiotik topikal seperti asam fusidat 2% atau mupirocin 2%. Antibiotik oral
seperti golongan penicillin, makrolida dan sefalosporin.
 Antijamur topikal seperti clotrimazole 2%, miconazole 3% atau ketoconazole 2%.
 Steroid ointment topikal seperti betamethasone diproprionate ointment,
desoximethasone ointment, diflucortolone valerate 3%.
 Suplementasi nutrisi dan vitamin. Pemberian vitamin B compleks, asam folat dan
zat besi disarankan karena salah satu etiologi dari angular cheilitis adalah
avitaminosis dan amineralosis.
3. Apa saja faktor penyebab kasus diskenario? selma ➡️Bulan
Factor defisiensi mun
Penyebab angular cheilitis yang menonjol pada anak-anak adalah defisiensi nutrisi.
Defisiensi nutrisi yang dimaksud biasanya disebabkan kurangnya asupan vitamin B
kompleks (riboflavin), zat besi dan asam folat. Timbulnya Angular cheilitis, setiap
faktor etiologi terutama defisiensi nutrisi berkorelasi dengan kondisi lingkungan, pada
anak sekolah yang paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan dalam keluarga
dan di sekolah. Kondisi lingkungan yang dimaksud dapat berupa tingkat sosial
ekonomi keluarga, pengaruh adat dalam keluarga, kebiasaan atau pola makan anak
dan pengetahuan gizi.
Defisiensi imun merupakan gangguan kemampuan sistem pertahanan tubuh untuk
memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Pada defisiensi
imun sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering
terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari
biasanya. Defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif dari biasanya.
Angular cheilitis yang disebabkan defisiensi vitamin B kompleks berbeda dari lesi
lain. Ketika terjadi penurunan kadar riboflavin dalam tubuh, dapat terlihat dari tanda-
tanda fisik terutama di daerah mulut, bibir dan hidung, dimana bibir terinflamasi dan
terjadi maserasi disertai dengan adanya retak-retak dan berkembangnya lesi pada
sudut mulut. Lesi di sudut mulut meluas 1-10 mm kearahi lateral dari mukosa pipi
dan biasanya lokasinya bilateral. Dasar lesi basah dan mengalami maserasi, terlihat
juga fisur vertikal halus pada batas vermillion bibir dan pada daerah kulit yang
berdekatan. Biasanya pada permukaan lesi tidak dijumpai inflamasi
Factor infeksi
Agen infeksi merupakan penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih 54% dari
lesi, dimana sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus.6
Angular cheilitis sering dikaitkan dengan keberadaan Oral Candidiasis, yang
umumnya terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan, terutama pada pasien yang
mengalami denture stomatitis. Candida sp dapat diisolasi kurang lebih dua pertiga
dari pasien yang menderita angular cheilitis, terjadi karena satu faktor saja atau
merupakan kombinasi dengan Staphylococcus sp.22 dan Streptococcus sp. Menurut
Lewis, secara umum pasien yang menderita angular cheilitis yang memakai protesa
lebih cenderung mempunyai Candida sp. yang berkolonisasi dalam flora oral.
Adanya pengelupasan kulit yang berwarna kuning menunjukkan infeksi dari
Staphylococcus aureus yang dapat membedakannya dengan Candida sp.2
Factor trauma mekanis
Faktor mekanis dapat terjadi pada orang tua dan anak-anak. Pada orang tua dapat
disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atauakibat proses penuaan
sedangkan pada anak-anak seperti menjilat sudut bibir, menghisap jari dan
menggunakan dot. Pada orang tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal
disebabkan karena kehilangan gigi atau pasien dengan gigi tiruan yang tidak pas
akan menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya membentuk lipatan-
lipatan pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut,
menyebabkan lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida
albicans. Pada anakanak, kebiasaan menjilat sudut bibir dan menghisap jari akan
menyebabkan saliva berkumpul pada sudut mulut dan terbentuklah lingkungan yang
sesuai untuk proliferasi organisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih parah dengan
membiarkan bibir yang basah dikeringkan oleh angin dan sinar matahari. Penyebab
angular cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan bernafas melalui mulut dan
sering mengeluarkan air liur (mengences).
4. Bagaimana hubungan status gizi pasien dengan kasus di skenario? sals▶️
Selma
Angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, dapat terlihat penipisan
papilla lidah (depapillated tongue) dikarenakan defisiensi besi seperti yang tampak
pada keadaan pasien (geographic tongue). Lidah yang merah dan berkilat
(depapillated glossy red tongue) pada pasien dengan defisiensi asam folat, atau
lidah ungu kemerahan (reddish-purple depapillated tounge) pada defisiensi vitamin
B. Angular cheilitis yang disertai alopesia, diare dan ulserasi oral non-spesifik yang
biasanya terdapat di lidah dan mukosa bukal, dapat diduga dikarenakan defisiensi
seng. Lesi terjadi bilateral yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut
pada mukosa pipi dan ke lateral pada kulit sirkum oral 1-10 mm. Dasar lesi lembab,
adanya fissure yang tajam, vertical dari tepi vermilion bibir dan area kulit yang
berdekatan. Secara klinis, epitel pada komisura terlihat mengerut dan sedikit luka.
Pada waktu mengerut, menjadi lebih jelas terlihat, membentuk satu atau beberapa
fissure yang dalam, berulserasi tetapi tidak cenderung berdarah. Walaupun dapat
berbentuk krusta yang bernanah pada permukaan, fisur ini tidak melibatkan
permukaan mukosa pada komisura di dalam mulut, tetapi berhenti pada mucocutan
junctional
5. Bagaimana hubungan kebiasaan menjilat bibir dengan kasus tsb? Firyal ▶️
Kebiasaan menjilat bibir atau menghisap bibir adalah kebiasaan. berbahaya yang
muncul pada anak-anak, terutama dalam situasi yang membutuhkan peningkatan
perhatian dan konsentrasi mental (Elena, 2006). Dampak negatif dari kebiasaan
menghisap bibir adalah open bite anterior yang dapat menyebabkan bibir menjadi
inkompeten, posterior cross bite dan overjet yang berlebih. Ketika hal tersebut terus
berlanjut maka dapat memperburuk protrusi maksila (Davidson, 2008).
Selain itu kebiasaan menghisap bibir juga menunjukkan gejala kemerahan, iritasi
yang berhubungan dengan kekeringan dan peradangan pada bibir, hal ini akan
menjadi lebih parah ketika musim dingin. Pada kasus yang berat akan menyebabkan
hipertrofi vermilion, bibir retak dan sakit kronis
Pada kebiasaan menjilat bibir atau menghisap bibir akan menyebabkan kondisi bibir
menjadi basah dan lembab karena adanya saliva. Infeksi oleh Candida albicans,
Staphylococcus aureus, dan Streptococci dapat menyebabkan angular cheilitis.
Patogen ini dibawa ke sudut mulut melalui genangan saliva yang berulang dan
kebiasaan sering menjilat sudut mulut. Pasien sering melakukan kebiasaan yang
tidak disadari ini dalam upaya meredakan bibir yang kering (Langlais, 2009).
6. Apa diagnosis banding kasus tsb? alea ▶️
Herpes Labialis
Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus herpes simplex. Virus dapat
menjadi aktif dalam keadaan panas, dingin dan juga stress. Pasien sering mengeluh
telah ada lesi yang sama seperti pada waktu sebelumnya. Terlihat vesikel atau lesi
yang ulseratif yang kecil pada bibir di mucocutaneus junction sudut mulut atau
dibawah hidung. Pada saat perkembanganannya lesi sering terasa gatal, bias juga
dijumpai flu ringan. Secara objektif ditemukan vesikel sebesar 2-4 mm pada daerah
mucocutaneus junction di bibir, sudut mulut dan bawah hidung. Vesikel akan pecah
setelah 36-48 jam, kemudian bergabung membentuk krusta kekuning – kuningan.
Proses penyembuhan terjadi selama 7-10 hari. Empat puluh delapan jam pertama
adalah waktu infeksi mncapai puncaknya dan menurun. Ulser dapat hilang tanpa
terbentuknya parut. Biasanya lesi akan rekuren dan tampak pada tempat yang sama
Pengobatan yang diberikan adalah dengan memberikan tablet acyclovir 400 mg 4
kali sehari untuk infeksi primer dan 4 kali 200 mg untuk infeksi sekunder selama.
Ulser
Merupakan kerusakan kulit atau membrane mukosa yang lebih dalam dan dapat
mencapai jaringan dibawah epitel. Tepi dari sebuah ulser bias tampak kasar dan
mencolok, sera semakin lama semakin dalam. Ulser 12 bias terbentuk akibat
penyakit local ataupun sistemik atau dapat berupa gambaran sekunder dari suatu
lesi primer. Ulser dapat terjadi akibat factor fisika seperti panas atau dingin, factor
kimia seperti asam atau basa, factor trauma seperti gigi – gigi tajam, makanan –
makanan kering, bulu – bulu sikat gigi yang tajam, ataupun benda asing didalam
mulut. Ulser bias tidak terasa sakit dan nyeri, tetapi bias sangat sensitive.
Pengobatan spesifik tidak diperlukan untuk kasus ini, tujuan pengobatan yang
diberikan untuk mengurangi gejala saja. Dapat diberikan analgetik-antipiretik ringan
dan obat kumur jika ulser terdapat pada bagian dalam atau di lidah.2,3,15
7. Perawatan
Perawatan preventif dengan menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut akan terjaga
selain menghindari terbentuknya lubanglubang gigi, penyakit gigi dan gusi. (Rippon,
1998) Perawatan Angular cheilitis secara umum dapat diberikan salep anti jamur
myconazole secara topical. Dengan cara pemakaian dioleskan pada sudut mulut
3xsehari. Miconazole adalah turunan dari derivate 1-phenethyl-imidazole yang
merupakan anti jamur spectrum luas dan memiliki sifat bakterisid yang merusak
dinding sel jamur dengan cara berikatan pada sterol pada dinding sel jamur sehingga
permeabilitas sel meningkat. Hal ini menyebabkan obat masuk ke dalam sel jamur
dan merusak metabolismenya yang menyebabkan sel kehilangan molekul seperti
kalium dan komponen lainnya sehingga sel jamur menjadi lisis. Terapi suportif yang
diberikan adalah Biolisin sirup yang merupakan multivitamin terdiri dari vitamin C,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, Nikotinamida, Kalsium Pantotenat,
dan Lysin. Fungsi dari vitamin C yaitu dengan pembentukan kolagen, proteoglikan
dan bahan-bahan organik lain pada bagian antar sel dan jaringan.Vitamin B
kompleks berfungsi sebagai koenzim yang penting dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Lysin bermanfaat sebagi penambah nafsu makan. Terapi
multivitamin tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi jaringan pada
mukosa rongga mulut khususnya dalam proses perbaikan dan proliferasi sel
Pasien diberikan instruksi agar dapat menjaga kebersihan rongga mulut minimal
dengan belajar menggosok gigi secara rutin dua kali sehari pada saat pagi dan
malam hari guna mengurangi faktor predisposisi terjadinya angular cheilitis.
Menggunakan obat yang telah diberikan (Biolisin sirup dan miconazole) sesuai
dengan anjuran, yaitu dengnan minum biolysin sirup dengan takaran 1 sendok teh
1xsehari dan dengan mengoleskan miconazole pada lesi 3xsehari. Makanmakanan
yang bergizi (4 sehat 5 sempurna untuk meningkatkan nutrisi dalam tubuh sehingga
dapat mengurangi faktor predisposisi terjadinya Angular cheilitis. instuksi yang
terakhir adalah kontrol setelah tujuh hari melakukan perawatan. Pada saat pertama,
keadaan rongga mulut pasien sudah tidak seperti delapan hari yang lalu, karena
sakit pada sudut mulut, rasa sakit dan kmerahan pada lesi sudah hilang tetapi masih
terdapat sedikit warna putih yang berbatas jelas.

8. G
9.

Anda mungkin juga menyukai