Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PENATALAKSANAAN PASIEN CEMAS PADA PENCABUTAN GIGI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN ANESTESI
TOPIKAL DAN INJEKSI

Wasilah, Niken Probosari


Bagian Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstrak
Dalam perawatan gigi, pencabutan gigi tanpa injeksi (anestesi topikal), pencabutan dengan injeksi (injeksi
anestesi), dan pengeboran merupakan kondisi yang memicu kecemasan pasien. Kesulitan dalam perawatan gigi
pada anak dapat diatasi dengan memahami aspek psikologis anak pada usia tertentu. Beberapa prinsip dalam
menangani anak adalah pendekatan psikologis yang baik, teknik manajemen pasien yang efektif, empati, dan
keadaan yang mendukung. Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa teknik yang terbukti
berhasil dalam psikologi dan dapat diterapkan dalam perawatan gigi seperti pengembangan sikap, Tell-Show-Do,
desensitisasi, penguatan, pemodelan dan sedasi.

Kata kunci: kecemasan, anestesi topikal, injeksi.

Korespondensi (korespondensi): ,Wasilah, Niken Probosari, Bagian Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia, Telp.(0331)333536

Kecemasan adalah gejala yang berlebihan serta ambang rasa sakit yang tinggi ,
tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali maka untuk dapat menangani pasien anak seperti
merupakan suatu suatu emosi yang normal1. Rasa ini, dapat dilakukan dengan sedasi inhalasi5.
cemas merupakan masalah paling umum dan
penting bagi seorang dokter gigi, maka dari itu Sejak usia 6 tahun, anak mulai
sebaiknya seorang dokter gigi sedini mungkin mengalami tanggal gigi sulung yang kemudian
harus memahami adanya rasa cemas pada memungkinkan dengan gigi permanen. Kelompok
penderita usia 6 – 7 tahun merupakan usia dengan
anak-anak, jadi kecemasan tertinggi, sedang pada anak usia 8 – 9
memudahkan pasien dengan kecenderungan rasa tahun rasa cemasnya masih tinggi yang
cemas. Pendekatan dan cara menghadapi anak- ditunjukkan dengan tingkah laku non kooperatif.4
anak sangat berpengaruh terhadap penelitian dan
tindakan perawatan yang akan dilakukan. Tujuan kajian pustaka ini untuk mengetahui
Menghadapi seorang penderita anak-anak yang teknik apa yang dapat digunakan dalam
tidak kooperatif, sering membuat seorang dokter penatalaksanaan rasa cemas pada gigi anak
gigi dalam melakukan perawatan2. dengan menggunakan anestesi topikal dan injeksi,
sehingga memudahkan dokter gigi
mengidentifikasi
Istilah kecemasan dalam psikiatri pasien dengan
muncul untuk merujuk suatu respons mental dan kecenderungan rasa cemas.
fisik terhadap situasi yang menakutkan dan Kajian Pustaka
mengancam. Secara mendasar merupakan respons Rasa cemas
fisiologis daripada respons patologis terhadap Kecemasan dapat didefininisikan
ancaman. Orang-orang perlu bertanya tentang suatu keadaan yang pasti, perasaan gelisah,
abnormal dalam berperilaku, bahkan kecemasan ketidaktahuan, rasa tidak aman, atau takut dari
merupakan respons yang sangat diperlukan3. kenyataan atau persepsi ancaman aktual yang tidak
Penelitian yang dilaporkan oleh dokter gigi diketahui atau diketahui dengan tanda somatik
mengatakan bahwa pasien dengan rasa cemas sulit yang menyebakan terjadinya hiperaktifitas sistem
untuk diatur dan diberi perlakuan sehingga saraf otonom6,Pendapat lain mengatakan bahwa
menjadi penting bagi seorang dokter gigi untuk kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang
merawat, karena rasa cemas merupakan penyebab sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu
dari 75% kegagalan perawatan gigi rutin4. emosi yang normal1.

Pada bidang kedokteran gigi Perasaan cemas atau sedih yang sedang
pencabutan tanpa penyuntikan (anestesi topikal) berlangsung sewaktu-waktu adalah normal dan
dan pencabutan dengan hampir semua orang pernah mengalaminya. Cemas
penyuntikan (anestesi injeksi) serta pengeboran pada umumnya terjadi sebagai reaksi terhadap
adalah keadaan yang paling memicu rasa cemas4. stres kehidupan seharihari3.
Perawatan pasien anak-anak dengan keadaan
umum dapat dimulai dengan pendekatan Kecemasan merupakan faktor
psikologis, seperti metode pemodelan, namun psikologis efektif yang mempengaruhi
untuk pasien anak dengan keadaan ambang rasa persepsi rasa nyeri. Pada banyak kasus nyeri seperti
cemas yang tinggi, rasa takut yang pulpitis, kecemasan banyak berhubungan dengan
Stomatognatik (JKG Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 51-55

kejadian rasa nyeri, yakni tidak hanya menurunkan kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi
ambang rasa yang dialami tetapi juga pada meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
kenyataannya berpotensi menimbulkan nyeri,
bahkan di bawah kondisi yang berbeda, seorang 2. Kecemasan sedang;
pasien dapat menunjukkan reaksi yang berbeda memungkinkan seseorang untuk
walaupun rangsangannya sama. Kecemasan pasien pada masalah yang penting dan perhatian yang lain
memberikan efek negatif terhadap prosedur sehingga seseorang mengalami perhatian yang
perawatan yang akan dilakukan6. Penyebab rasa selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang
cemas terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat-
tingkat ini yaitu meningkat pesat, kecepatan
jantung dan pernapasan meningkat, peningkatan
beberapa teori memberikan otot meningkat, dengan volume tinggi, lahan
kontribusi terhadap kemungkinan faktor persepsi menyempit, untuk belajar namun tidak
etiologi dalam pengembangan kecemasan, optimal, kemampuan konsentrasi menurun,
diantaranya sebagai berikut7: sebuah. perhatian terfokus dan terfokus pada rangsangan
Teori psikodinamik yang tidak menambah ansietas, mudah dicari, tidak
Freud pada tahun 1993, sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
mengungkapkan bahwa ?
merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak
disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego
untuk mengambil tindakan menurunkan 3. Kecemasan berat; seseorang
kecemasan. Ketika mekanisme diri berhasil, dengan memikirkan masalah untuk mencari
kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat
Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka berpikir tentang hal lain. Orang tersebut
ada kecemasan di tingkat tinggi. mekanisme memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
pertahanan diri yang dialami sebagai simptom, mengatasi suatu area yang lain. Manifestasi yang
seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing,
sakit kepala, mual, tidak dapat tidur (insomnia),
b. Teori Perilaku sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi
Menurut teori perilaku, kecemasan menyempit, tidak mau belajar secara efektif,
berasal dari suatu respons terhadap stimulus berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk
khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak
mengembangkan respons kondisi untuk stimulus berdaya, bingung, disorientasi.
yang penting. Kecemasan merupakan hasil frustasi,
sehingga akan mengganggu kemampuan individu
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 4. panik; berhubungan dengan
terperangah, ketakutan dan teror karena
c. Teori Interpersonal kehilangan kehilangan kendali. Tanda dan gejala
ini bahwa ? yang terjadi pada keadaan ini adalah susah
terjadi dari ketakutan akan munculnya antar bernapas, melebarkan pupil, palpitasi, pucat,
individu, sehingga menyebabkan individu diaforesis, berbicara dalam koheren, tidak dapat
bersangkutan merasa tidak berharga. menanggapi perintah yang sederhana, berteriak,
d. Teori Keluarga berteriak, mengalami halusinasi dan delusi.
ini bahwa ?
dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya Pencabutan Gigi
konflik dalam keluarga. Pencabutan gigi yang ideal adalah
e. Teori Biologik pencabutan tanpa rasa satu gigi utuh, atau akar
beberapa kasus kecemasan (5 - gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan
42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses pendukung gigi, sehingga pencabutan sakit dapat
fisiologis . Kecemasan ini dapat disebabkan oleh sembuh dengan sempurna. Dokter gigi harus
penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik berusaha untuk melakukan setiap pencabutan gigi
emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan secara ideal, dan untuk memperolehnya ia harus
sekunder . mampu menyesuaikan penarikan giginya agar
dapat menangani kesulitankesulitan untuk
mencabut dan kemungkinan komplikasi dari setiap
Klasifikasi Tingkat Kecemasan pencabuatan gigi yang dapat terjadi9.
Menurut Townsend pada tahun 1996, ada empat
tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan
panik8 Indikasi untuk pencabutan banyak dan gigi
1. Kecemasan ringan;berhubungan bervariasi. Jika perawatan konservasi gagal atau
dengan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan tidak diindikasikan, infeksi periapeks, erosi, abrasi,
seseorang waspada dan meningkatkan lahan atrisi, hipoplasi atau kelainan pulpa9.
persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat-
tingkat ini kelelahan, iritabel, persepsi meningkat, Anastesi Topikal dan Injeksi
Anestetik topikal yaitu obat yang
menghambat hantaran saraf bila dikenakan

52
Penatalaksanaan Pasien Cemas Pada…(Niken P.)

secara lokal pada jaringan saraf dengan dapat dianggap sebagai investasi yang nyata.
konsentrasi yang cukup. Anestesi ini bersifat
reversibel, artinya fungsi saraf akan pulih kembali 2. Ceritakan-Tunjukkan- lakukan (Katakan-Tunjukkan-
setelah kerja obat habis10. Umumnya pencabutan Lakukan)
pada anak-anak hanya dilakukan anestesi topikal Yang pada TSD adalah menceritakan
(tanpa penyuntikan), karena umumnya akar gigi terutama mengenai perawatan yang akan
anak-anak akan hilang pada saat gigi tetapnya akan dilakukan, memikirkan beberapa bagian
muncul (erupsi). Teknik ini terbukti dapat perawatan, bagaimana itu akan bekerja, dan
mengurangi kecemasan pada anak dibandingkan kemudian mengerjakannya. Teknik ini digunakan
anestesi yang disuntikkan Pencabutan gigi derajat 3 secara rutin dalam memperkenalkan anak pada
menggunakan anestesi topikal yang dilaporkan 11. perawatan profilaksis, yang selalu dipilih sebagai
sesuai dengan kecemasan anak. Aplikasi yang prosedur operasi pertama. Pada tahap TSD perlu
mudah, pengobatan atraumatik, waktu kerja yang ditambahkan pujian karena tingkah laku yang baik
singkat, rasa mudah diterima, dan murah selama perawatan awal ini harus segera dilanjutkan
merupakan kelebihan dari anestesi ini dan juga perawatan selanjutnya.

4 . 3. Penguatan
Hanya pada kasus-kasus tertentu dimana akar Penguatan dapat diartikan sebagai
giginya masih kuat baru dilakukan penyuntikan. pengukuhan pola tingkah laku, yang akan
Anestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa meningkatkan kemungkinan tingkah laku tersebut
setempat adalah obat yang digunakan secara terjadi lagi dikemudian hari. Ahli psikologi yang
reversibel penerusan impuls-impuls saraf ke SSP menganut teori sosial perkembangan anak percaya
dan dengan demikian menghilangkan atau bahwa tingkah laku anak merupakan tanggapan
mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, terhadap penghargaan dan hukuman dari
atau dingin. Banyak persenyawaan lain juga lingkungan, bentuk hadiah yang penting
memiliki daya kerja demikian, tetapi efeknya tidak (merupakan faktor motivasi yang sangat penting
terbalik dan menyebabkan untuk perubahan tingkah laku) adalah kasih dan
pengakuan yang diperoleh, pertama kali dari orang
kerusakan permanen orang tuanya dan kemudian dari sebayanya.
terhadap sel-sel saraf. Misalnya, cara mematikan Pengakuan ini diharapkan memperkuat tingkah
rasa setempat juga dapat dicapai dengan laku yang baik, sehingga meningkatkan
pendinginan yang kuat (anestesi beku) atau melalui kemungkinan akan diulangi lagi pada perawatan
keracunan protoplasma (fenol)11. Anestetika lokal berikutnya, karena itu akan menjadi pola tingkah
kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. laku yang normal bagi anak pada situasi yang
Misalnya, dengan jalan menghindarkan demikian.

untuk sementara
pembentukan dan transmisi impuls melalui sel 4. Desensitisasi
saraf dan ujungnya11. Mengelola Rasa Cemas Desensitisasi adalah salah satu teknik
pada Anak yang paling sering digunakan oleh ahli psikologi
Teknik-teknik manajemen untuk melawan rasa takut. Teknik ini meliputi tiga
tingkah laku efektif yang dapat diterapkan menurut tahapan : pertama, melatih pasien untuk relaks;
Andlaw tahun 1992 adalah sebagai berikut12: kedua membangun hierarki stimulus; ketiga,
memperkenalkan setiap stimulus dalam hierarki
1. Pembentukan Tingkah Laku untuk membuat relaks pasien, dimulai dengan
Ahli psikologi menentukan pembentukan stimulus yang paling sedikit menyebabkan rasa
tingkah laku yang diinginkan oleh pasien. Bagian takut dan maju pada tahap selanjutnya hanya bila
utama dari pembentukan tingkah laku adalah pasien tidak takut lagi dengan stimulus tersebut.
mendefinisikan suatu langkah seri pada jalur
menuju tingkah laku yang diinginkan, kemudian Untuk menerapkan teknik-teknik
langkah demi langkah ke tujuan. Pada bidang tersebut diperlukan suatu seri kunjungan
kedokteran gigi, dapat dikatakan bahwa tingkah pendahuluan untuk mengajar pasien agar dapat
laku ideal ditunjukkan oleh perawatan yang relaks. Meskipun beberapa dokter gigi (khususnya
menjaga kebersihan dengan sangat baik, mengatur mereka yang memahami hipnosis) memang
pengaturan diet, dan santai serta kooperatif selama disiapkan untuk melakukan hal ini, ada diantaranya
perawatan operatif. Tindakan yang benar-benar yang merujuk pada ahli psikologi, konsep dasar
direncanakan adalah merencanakan tindakan teknik tersebut dapat diterapkan dalam kedokteran
sedemikian rupa sehingga perilaku anak perlahan- gigi tanpa kunjungan pendahuluan. Penting untuk
lahan meningkat pada tingkat yang diinginkan. mengetahui bahwa rasa takut terhadap dokter gigi,
dokter, rumah sakit atau klinik, atau rasa takut yang
lebih spesifik terhadap jarum, atau hal lain pada
Pendekatan dalam pembentukan tingkah perawatan gigi. Bila hal ini diketahui, suatu hierarki
laku ini dapat penyebab rasa sakit dapat disusun dan
menunda kemajuan, tetapi bila kerja sama yang dilaksanakan. Misalnya, jika anak takut
penuh dari anak dapat diperoleh, tertunda-tunda
ini tentu lebih bermanfaat karena waktu yang
terlewatkan

53
Stomatognatik (JKG Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 51-55

terhadap lingkungan perawatan gigi secara umum. meliputi refleks batuk. Oleh karena itu sedasi dapat
diberikan oleh dokter gigi yang melakukan
Rasa takut pada anak dapat perawatan gigi, sangat berlainan dengan anestesi
ditenangkan oleh tindakan dokter gigi dan stafnya umum yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
yang baik, bersahabat dan memberikan keyakinan, dokter gigi. Sedasi dapat diberikan melalui cara-
tingkah laku yang diperlihatkan anak akan sangat cara berikut : oral, intravena, intramuskular,
positif. Ketika anak sudah terlihat rileks dan senang, inhalasi.
dapat dilakukan tahap perawatan berikutnya. DISKUSI
Beberapa rasa akut anak cepat teratasi dengan cara Mendekati dan cara menghadapi
ini, selain itu cara ini memungkinkan dilakukan penderita anak-anak tersebut sangat berpengaruh
perawatan tahap berikut dengan cepat. Akan tetapi terhadap perkembangan dan keberhasilan rencana
dilain pihak ia akan menjadi lebih melawan, dan hal perawatan yang akan dilakukan. Menghadapi
ini tentu saja dapat mendukung semangat dokter seorang penderita anak yang tidak kooperatif,
dalam mengatasi metode ini. sering membuat seorang dokter gigi dalam
melakukan perawatan. Tidak semua dokter gigi
dapat menghadapi hal ini dengan mudah,
sementara penderita membutuhkan tindakan
5 . Pemodelan darurat segera. Pada saat melakukan perawatan
Modeling adalah teknik lain yang pada penderita anakanak, hal yang paling sulit
digunakan oleh para psikologi dalam dilakukan adalah pendekatan dan manajemen pada
menghilangkan rasa takut. Teknik sederhana ini penderita, bukan pada prosedur perawatan itu
dapat diterapkan pada berbagai situasi, tetapi sendiri2. Penatalaksanaan rasa cemas dan nyeri di
penggunaannya yang paling sering adalah pada bidang kedokteran gigi anak menggunakan
anak yang diterapkan terhadap pemeriksaan mulut berbagai metode pendekatan yaitu dari yang paling
pada kursi perawatan gigi. sederhana dengan pendekatan psikologis,
kemudian dengan premedikasi, sedasi sadar dan
Orang tua atau lebih baik anak lain anestesi umum13.
diminta untuk bertindak sebagai model untuk
melakukan pemeriksaan dan profilaksis, tingkah
laku yang diharapkan dari perilaku yang kooperatif
dan relaks dari model, di kemudian hari akan ditiru Pada bidang kedokteran pencabutan tanpa
oleh anak-anak yang cemas tersebut.Katakan- penyuntikan, pencabutan dengan penyuntikan
tunjukkan- lakukan dan harus digunakan untuk (anestesi injeksi) dan pengeboran adalah keadaan
melengkapi prosedur pemodelan, bersama dengan yang memicu rasa cemas4. Umumnya pencabutan
desensitisasi, ini adalah pendekatan pada anak-anak hanya dilakukan anestesi topikal
yangefektifterhadapmasalah memperkenalkan (tanpa penyuntikan), karena umumnya akar gigi
perawatan sederhana pada anak yang takut. anak-anak akan hilang pada saat gigi tetapnya akan
muncul (erupsi). Teknik ini terbukti dapat
6. Sedasi mengurangi kecemasan pada anak dibandingkan
Bagi pasien anak yang tidak anestesi injeksi Pencabutan gigi derajat 3
menjadi relaks dan kooperatif dengan teknik yang menggunakan anestesi topikal dilaporkan sesuai
lain diperlukan prosedur tindakan lain. Jika rasa dengan kondisi anak dengan tingkat rasa cemas 11.
takut tetap ada meskipun telah dilakukan yang tinggi. Aplikasi yang mudah, pengobatan
kunjungan pendahuluan dengan hati-hati, mungkin atraumatik, waktu kerja yang singkat, rasa mudah
sedasi dapat membantu. Dapat dikatakan bahwa diterima, dan murah merupakan kelebihan dari
sedasi efektif pada anak yang takut tapi memahami anestesi ini4. Hanya pada kasus-kasus tertentu
perlunya perawatan dan mau dibantu, anak-anak dimana akar giginya masih kuat baru dilakukan
yang kurang kooperatif dan tidak punya alasan pencabutan dengan penyuntikan11.
rasional dan tidak mau kerjasama, sepertinya tidak
akan menanggapi setiap bentuk penjelasan.

Perlu dijelaskan bahwa obat penenang perhatian terhadap gigi anak ini diharapkan dapat
akses untuk menghilangkan diatasi dengan mengetahui keadaan psikologi
takut. Meskipun mengurangi seorang anak pada tertentu atau paling tidak bisa
cemas, akan tetapi cenderung dikurangi. Beberapa prinsip dalam menangani
meningkatkan ambang rasa sakit pasien, sedasi penderita anak adalah pendekatan psikologi yang
tidak menghasilkan analgesia. Oleh karena itu baik, teknik manajemen penderita yang efektif,
penggunaa analgesia lokal tetap diperlukan, tetapi adanya sikap empati dan suasana yang
biasanya hal ini tidak sulit pada pasien yang telah mendukung. Oleh karena itu dipertimbangkan
dilakukan sedasi. Akan tetapi, sedasi dengan oksida untuk mempertimbangkan teknik-teknik yang telah
nitrat menghasilkan sedikit analgesia selain sedasi, terbukti sukses dalam psikologi dan yang dapat
dan analgesia ringan tidak selalu diperlukan. diterapkan dalam kedokteran gigi, diantaranya
adalah pembentukan perilaku,Katakan- Tunjukkan-
Harus ditekankan pula bahwa pada yang Lakukan, desensitisasi, penguatan, modeling,
pasien telah dilakukan sedasi, sedasi. Banyak dokter gigi menggunakan teknik-
kesadarannya masih ada dan tetap
memiliki refleks pelindung yang normal,

54
Penatalaksanaan Pasien Cemas Pada…(Niken P.)

teknik tersebut secara intuisi, tetapi bila 11. Yuniska. Pencabutan gigi pada anak.
didefinisasikan dan digambarkan, prinsip dasar Maret. 2009.
dapat diterapkan secara sadar dan oleh karena itu www.dokterku.net. [ pasar 2010]
lebih efektif12.
12. Andlaw RJ dan Rock WP.1992. Perawatan
Kesimpulan gigi anak. Alih bahasa: Lilian Yuwono.
Teknik yang dapat digunakan dalam Edisi 2. Jakarta: Widya Medika
penanganan rasa cemas pada pencabutan
gigi anak dengan
menggunakan anastesi topikal dan injeksi, banyak 13. Primarti RS dan Pertiwi ASP. 2005. Sedasi
sekali tetapi tehnikKatakan- Tunjukkan- Lakukandan sebagai Teknik untuk Membantu
modeling merupakan tehnik yang sering dilakukan Pemeriksaan Pendukung Anak
terlebih dahulu.. Berkebutuhan Khusus. Bandung:
Universitas Pajajaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusuma W. 1997. Manual Terapi Gigi.
Binarupa Aksara. Jakarta.

2. Laksmiastuti, SR dan Wardani, I. 2005.


Psikologi Perkembangan Anak
dalam Kaitannya dengan
perawatan Gigi, Majalah
Kedokteran Gigi,Jurnal Kedokteran edisi
Gigi khusus: Temu Ilmiah Nasional IV.

3. Romadhon YA. 2002. Gambaran


Klinik dan Psikofarmako Penderita pada
Gangguan Kecemasan, Cermin Dunia
Kedokteran.

4. Masitahapsari BN, Supartinah dan Lukito


E. 2009. Pengelolaan rasa cemas dengan
metode pencabutan gigi anak
perempuan menggunakan anestesi
topikal,
Majalah Kedokteran
gigi, Oktober.

5. Acmad H dan Gunawan K. 2008.


Penatalaksanaan Abses
Submandibula Pada Anak Anxiety dengan
Sedasi Inhalasi N2O-O2, Jurnal gigi
Dentika.

6. Prasetyo, EP. 1993.Peran Musik sebagai


Fasilitas dalam Praktek Dokter Gigi untuk
Mengurangi Kecemasan Pasien.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi
Airlangga

7. Adi. Anestesi lokal.


www.indoskripsi.com . [pasar 2010]

8. Budiyanti EA dan Heriandi YY. 2001.


Pengelolaan Anak Nonkooperatif Pada
Perawatan Gigi (Pendekatan
Nonfarmakologik),Jurnal gigi Dentika.

9. Bagaimana, GL. 1999.Pencabutan gigi


geligi.: Alih bahasa: Johan Arief Budiman.
Edisi 2. Jakarta: EGC

10. Wijanarko, P. Anestesi Nebulisasi pada


Bronskoskopi. 1993.Cermin Dunia
Kedokteran.

55

Anda mungkin juga menyukai