TINJAUAN PUSTAKA
A. KECEMASAN DENTAL
1. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kecemasan berasal dari kata
cemas yang berarti tidak tenteram hati karena khawatir, takut, dan gelisah.
Menurut American Psychological Association, kecemasan (anxiety) merupakan
emosi yang dikarakteristikan dengan ketegangan, kekhawatiran, dan perubahan
fisik seperti kenaikan tekanan darah.21 Menurut Stuart (2013), kecemasan
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan selalu ada dan tidak
terikat pada suatu era atau budaya tertentu. Kecemasan adalah rasa ketakutan
yang samar dan disertai perasaan tidak pasti, tidak berdaya, terisolasi, dan tidak
aman. Kecemasan merupakan emosi tanpa objek tertentu, yang dipicu oleh hal
yang tidak diketahui. 22 Definisi kecemasan, yang dikutip dari buku Theories of
Personality, adalah keadaan yang dirasakan, afektif, dan merupakan keadaan
tidak nyaman yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan
seseorang terhadap bahaya yang akan datang. Ketidaknyamanan tersebut
seringkali tidak jelas dan sulit untuk ditentukan, tetapi kecemasan dapat selalu
dirasakan.23
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
berarti rasa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh hal yang tidak diketahui
dan juga merupakan bentuk dari pertahanan diri seseorang dari sesuatu yang
dianggap dapat membahayakan dirinya.
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
kecemasan dental berkaitan dengan gangguan psikosomatis, rendahnya
kepercayaan diri, serta rendahnya harga diri.24 Hal tersebut berdampak negatif
bagi dokter gigi dikarenakan dapat menghambat keberhasilan perawatan gigi,
menyebabkan relaps pada perawatan yang sedang dijalani, dan bahkan
memperparah keadaan gigi dan mulut.
2. Klasifikasi Kecemasan
Feist dan Feist (2018) membagi kecemasan menjadi 3, yaitu kecemasan
neurosis, kecemasan moral, dan kecemasan realistis.
a. Kecemasan Neurosis
Didefinisikan sebagai perasaan kekhawatiran terhadap bahaya
yang tidak diketahui dan berasal dari sebuah impuls yang bersifat
naluriah. Sebagai contoh, seseorang dapat mengalami kecemasan
neurosis bila berhadapan dengan seorang guru, orang tua, atau figur
otoritas lainnya karena sebelumnya mereka mengalami perasaan
tersakiti yang tidak disadari. Selama masa kanak-kanak, rasa kebencian
ini biasanya disertai dengan rasa takut akan suatu hukuman dan
digeneralisasikan sebagai kecemasan neurosis tak tersadari.
b. Kecemasan Moral
Tipe kecemasan ini berasal dari konflik antara ego (rasionalitas)
dan superego (moralitas), yaitu sebuah perasaan bersalah yang
diakibatkan karena melakukan tindakan bertentangan dengan nilai-nilai
yang diyakini benar secara moral.
c. Kecemasan Realistis
Merupakan perasaan yang berkaitan erat dengan rasa takut.
Kecemasan tipe ini didefinisikan sebagai perasaan tidak mengenakan
dan tidak spesifik yang melibatkan sebuah kemungkinan bahaya. Yang
membedakan kecemasan realistis dengan rasa takut yaitu kecemasan
realistis tidak melibatkan objek spesifik yang menakutkan.
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
Menurut Townsend (2019), tingkat kecemasan dibagi menjadi 4
tingkatan, yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan
panik.25
a. Kecemasan Ringan (mild)
Tingkat kecemasan ini jarang menjadi masalah bagi seorang
individu karena berkaitan dengan tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan ini dapat meningkatkan motivasi untuk produktivitas,
sehingga individu dapat bekerja secara optimal. Kecemasan ini biasa
diatasi seorang individu dengan tindakan yang dapat meredakan
kecemasan yang ia alami (coping mechanism) seperti tidur, menangis,
menggigit kuku, merokok, dan lain-lain.
b. Kecemasan Sedang (moderate)
Seiring meningkatnya rasa cemas, luas bidang persepsi menjadi
berkurang. Kecemasan ini mengakibatkan seseorang menjadi kurang
awas terhadap lingkungannya, namun masih dapat melakukan sesuatu
dengan bantuan dan pengarahan. Gejala yang terlihat adalah
meningkatnya tegangan otot dan kegelisahan.
c. Kecemasan Berat (severe)
Kecemasan ini mengakibatkan rentang perhatian dan
kemampuan seorang individu untuk berkonsentrasi sangat menurun,
sehingga perhatian menjadi terpusat pada suatu hal yang spesifik.
Individu yang mengalami kecemasan ini mengalami kesulitan bahkan
pada saat melakukan tugas yang sangat mudah. Gejala yang terlihat
adalah sakit kepala, palpitasi, insomnia (gejala fisik) dan kebingungan
serta ketakutan (gejala emosional).
d. Panik
Merupakan keadaan cemas paling intens, di mana seorang
individu tidak dapat fokus bahkan pada satu hal di dalam
lingkungannya. Seringkali terjadi kesalahan persepsi, kehilangan kontak
dengan kenyataan (halusinasi atau delusi), serta ketidakefektifan dalam
berkomunikasi.
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
3. Faktor Penyebab26
Minja et al (2019) membagi faktor penyebab kecemasan dental menjadi
empat, yaitu sebagai berikut:
a. Sosiodemografi
Studi menunjukkan bahwa wanita dari semua rentang usia, anak-
anak, dan seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah lebih
berisiko untuk mengalami kecemasan dental.
b. Status Kesehatan Mulut
Kecemasan dental lebih banyak dialami oleh pasien dengan
status kesehatan mulut yang buruk dibandingkan dengan pasien dengan
kesehatan mulut yang baik. Secara klinis, terdapat banyak jumlah gigi
yang berlubang, gigi yang hilang, juga gigi yang tidak ter restorasi
dengan baik pada pasien yang memiliki status kesehatan yang buruk.
c. Perilaku Terkait Kesehatan Mulut
Individu dengan kecemasan dental mengalami kesulitan dalam
melakukan kunjungan ke dokter gigi. Dilaporkan bahwa kecemasan
dental mempengaruhi kehidupan sehari-hari, sebagai contoh, merubah
kebiasaan saat makan dengan menghindari makanan yang sulit
dikunyah dan makanan yang menyebabkan sensitivitas pada gigi. Selain
itu, individu yang memiliki kecemasan dental cenderung untuk
melakukan pengobatan mandiri untuk menghindari kunjungan ke dokter
gigi.
d. Budaya
Budaya dan norma merupakan faktor yang penting dalam
merubah persepsi seorang individu terhadap kecemasan dental. Secara
umum, kemungkinan skor kecemasan dental tinggi ditemukan pada
komunitas dengan budaya yang menekankan pada pengendalian emosi
dan kepatuhan terhadap aturan sosial (seperti beberapa negara di Asia
dan Afrika).
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
yaitu Corah Dental Anxiety Scale (CDAS), Modified Dental Anxiety Scale
(MDAS), Visual Analogue Scale for Anxiety (VAS-A), Kleinknecht’s Dental
Fear Scale (DFS), dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A).27
a. Corah Dental Anxiety Scale (CDAS)
Corah’s Dental Anxiety Scale (CDAS) merupakan skala untuk
penilaian kecemasan dental yang diterbitkan pada tahun 1969 oleh Dr.
Corah, seorang profesor ilmu perilaku di School of Dentistry, State
University of New York, Amerika Serikat. Skala ini terdiri dari empat
pertanyaan dengan 5 jawaban pilihan ganda, yaitu:28
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
(e) Sangat cemas sehingga saya terkadang berkeringat atau
hampir merasakan sakit secara fisik.
(4) Jika anda akan menjalani perawatan pembersihan karang gigi,
bagaimana perasaan anda?
(a) Tenang.
(b) Sedikit gelisah.
(c) Tegang.
(d) Gelisah.
(e) Sangat cemas sehingga saya terkadang berkeringat atau
hampir merasakan sakit secara fisik.
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
(5) Jika anda akan disuntik anestesi lokal pada gusi rahang atas dan
rahang bawah, bagaimanakah perasaan anda?
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
didokumentasikan dalam bentuk kertas, skor kemudian dapat
dipindahkan ke skala dengan nilai 100 menggunakan pita pengukur
milimeter.33 Kategorisasi penilaian VAS-A yaitu, pasien dengan nilai
VAS-A 0 - 5.0 cm= tidak cemas, nilai VAS-A 5.1 - 6.9= cemas, dan
pasien dengan nilai VAS-A ≧ 7.0 dikategorikan ke dalam kategori
fobia. Pada tahun 1976 VAS-A pertama kali diperkenalkan dan
digunakan pertama kali pada pasien dental pada tahun 1988. Namun,
dewasa ini, VAS-A sudah jarang digunakan untuk menilai kecemasan
dental dan kondisi kesehatan lainnya dikarenakan salah satu kekurangan
dari VAS-A yaitu, pasien sering mengalami kesulitan untuk menentukan
titik yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dialami.33,34
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
perawatan gigi dilakukan. Bagian D meminta responden untuk menilai
diri mereka sendiri mengenai ketakutan, kecemasan, dan
ketidaknyamanan selama perawatan gigi. Tiap pertanyaan dinilai
dengan skala Likert (K-score berkisar dari 1-5, di mana 1 = tidak pernah,
2 = sekali atau dua kali, 3 = beberapa kali, 4 = sering, dan 5 = selalu).
Total K-score untuk 20 pertanyaan berkisar antara 20-100, di mana skor
20 = “tidak takut”, skor 21–40 = ketakutan rendah, skor 41–79 =
ketakutan sedang, dan skor 80–100 = ketakutan tinggi.36
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
(3) Ketakutan: takut terhadap orang asing, takut pada
kerumunan banyak orang, takut akan ditinggal sendiri takut
terhadap kegelapan, takut pada hewan.
(4) Insomnia: kesulitan untuk tidur, merasa lelah saat bangun,
mengalami mimpi buruk, terbangun di tengah malam, tidur
tidak memuaskan.
(5) Intelektual: sulit berkonsentrasi dan sulit untuk mengingat.
(6) Depresi: kehilangan minat, kurangnya kesenangan dalam
hobi, perasaan sedih, sering terbangun saat tidur di malam
hari.
(7) Gejala somatik (otot): nyeri dan sakit otot, otot berkedut,
kaku otot, gigi gemertak, tonus otot meningkat, suara tidak
stabil.
(8) Gejal somatik (sensorik): telinga berdengung, penglihatan
kabur, perasaan lemah, muka memerah, sensasi tertusuk-
tusuk.
(9) Gejala kardiovaskular: takikardia, palpitasi, nyeri dada,
denyut nadi meningkat, rasa lemas dan lesu hingga ingin
pingsan, denyut jantung terasa berhenti sekejap.
(10) Gejala pernapasan; rasa tertekan atau konstriksi pada
dada, perasaan tercekik, dyspnea.
(11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, sakit perut, mual,
muntah, kembung, konstipasi, sensasi terbakar, sukar buang
air besar, berat badan berkurang.
(12) Gejala genitourinari: frekuensi berkemih meningkat,
tidak dapat menahan air seni, amenorrhea atau tidak terjadi
menstruasi, darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
(13) Gejala otonom: mulut kering, muka memerah, muka
pucat, sering berkeringat, pusing, kepala terasa berat, merasa
tegang.
(14) Tingkah laku: gelisah, tidak tenang, tangan bergetar, alis
berkerut, wajah tegang, pernapasan cepat, wajah pucat.40
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022
Setiap item dinilai dengan skala Likert, di mana nilai 0= tidak
ada, 1= ringan, 2= sedang, 3= berat, 4= sangat berat.41 Derajat
kecemasan ditentukan dengan menjumlahkan skor dari item 1-14
dengan hasil yaitu, skor < 14= tidak ada kecemasan, skor 14-20=
kecemasan ringan, 21-27= kecemasan sedang, skor 28-41= keemasan
berat, dan skor 42-52= kecemasan berat sekali.42
Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Mahasiswa Terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti)
Aqillah Aeriza Putti, 2022