6 Retensi Dalam Perawatan Ortodonsi
6 Retensi Dalam Perawatan Ortodonsi
ISSN 1693-3079
ABSTRAK
Perawatan ortodontik adalah prosedur jangka panjang yang bertujuan nnendapatkan oklusi yang baik tanpa rotasi gigi
dan diastema. I lasil perawatan or -to ini dapat dipertahankan dengan alat khusus yang disebut retainer sehingga dapat
mericegah terjadinya relaps. Beberapa tindakan pencegahan hams dilaktikan sebelum mengakhiri perawatan. Tujitan
artikel ini adalah untuk membahas lebih lanjut tentang alat retainer ini dan beberapa saran untuk mencegah terjadinya
relaps. Pemilihan tipe peranti retensi juga rnemiliki peran penting dalam menekan seminimal mungkin terjadinya rehap.s.
pasca perawatan. karena peranti yang ruin it, SU I it pemakaiannya dan tidak nyaman bagi pasien akan
mendoronghilanenya kooperasi maupun disiplin pasien dalam memakainya. Sebagai kesimpulan, bahwa hal yang
paling penting yang hams diingat old setiap dokter gigi dalam perawatan ortodontik adalah untuk "mcmulai
perawatan dengan hasil akhir yang diinginkan".
ABSTRACT
Introduction :Orthodontic treatment was a long term procedures in purpose of achieving good occlusion with no
rotated teeth and diastema. This good end result had to be maintained with specific appliance called retainer in order to
prevent if from relaps. Several precautions must be taken before ending the treatment. Purpose : The purpose of this
article was to discuss more about this particular appliance and some advices to prevent relaps from happening.
Discussion : The selection of the type of retention device also had an important role in suppressing the minimum
post-treatment relapse, because the devices are complicated, hard to use and uncomfortable for the patient would push
the loss of cooperation and discipline in the use of patients. Conclusion ; As an conclusion. its said that the most
important thing to be remembered by every dentist dealing with orthodontic treatment is to "begin the treatment with
the end in mind".
D
alarn perawatan ortodonti, kita men) adari
benar hahwa gigi geligi yang telah digerakkan dengan pernahaman bahwa perawatan ortodonti ada lab
melalui tulang dengan menggunakan alat atau suatu tindakan menggerakkan gigi geligi dan
peranti ortodontik memperlihatkan keecnderungan menempatkannya pada posisi yang benar dalarn
untuk kembali ke posisi semula/awal. Peristiwa ini kita lengkung gigi sehingga dapat memperbaiki fungsi
2
kenal dengan sebutan relaps atau instability.'- Kcadaan bicara, pengunyaltan dan estetik, maka prinsip
seperti ini tidak terjadi dalam setiap kasus ortodonti yang perawatan ortodonti adalah bahwa jika tekanan
dirawat narntin dernikian tetap saga merupakan sumber diaplikasikan ke gigi secara berkelanjutan„ maka
kektiatiran pars dokter gigi maupun pasien itu sendiri, pergerakan gigi akan terjadi melalui proses resorpsi
Menurut Profit, meskiptin pasien mungkin merasa hahwa tulang di daerah yang mengalami tekanan dan aposisi
perawatan telah selesai ketika alai di lepas, namun gigi tulang baru
1
. di daerah yang mengalami tarikan pada gigi
mungkin masih dalam posisi belum stabil sehingga tersebut. 2
tekanan dart jaringan lunak di sckitarnya secara terus Berdasarkan fakta di alas, maka relaps- peril'
menerus dapat menghasi I kan kecenderunean terjadinya diantisipasi dan sedapat mungkin clihindarkan pasca
reiaps. 2 suatu perawatan ortodonti. Untuk ini biasanya
Pada dasarnya, sepanjang h id up gigi geligi akan dibutuhkan suatu peranti yang dikenal sebagai plat
tents bcrgerak sebagai respon terhadap adanya gaya retensi yang berfungsi untuk menahan gigi geligi pada
dari luar balk secara alami dari struktur di sekelilitignya posisi yang baik serta mengembalikan jaringan lunak
301116 Alciiviyah ,hernal Anieth don nknologi Kedokleran Gigi FIX Z/PDM(8)
November 20/2
ke kondisi fisiologis dan stalk tur tulang yang kompak. balikan hisa terlihat lebih buruk daripada kondisi semula
Da lam kesempatan ini. masalah retensi dalam perawatan sebelum perawatan dimulai, Karena itu, bilamana
orradonti akan dibahas lebih jault dengan tujuan untuk berhadapan dengan kasus maloklusi yang disertai
menyadarkan kith balk sebagai dokter gigi mattpun kehiasaan buruk menghisap ibu jari. maka hcndaknya
pasien bahwa akhir dart suatu perawatan ortodonti penanganan terhadap kebiasaan ini menjadi bagian yang
hukanlah pada saat alat atau plat aktildilepas melainkan ticlak terpisahkan dari rencana perawatan untuk
masib ada perawatan lanjutan dengan agganak an mengatasi maloklusinya sandhi. Apabila kebiasaan
retainer 1 plat retensi. buruk ini tcrbukti masih belum dapat dikenda I ikan sampai
perawatan ortodonti berakhir. maka hendaku. , a dokter
KAJIAN PUSTAKA gigi memperhatikan peranti retensi yang akan diberikan
&laps dalam Perawatan OrtothInti. kepada pasien untuk meneagah kemhalinya kondisi pra-
&laps adalah suatu keadaan yang dijumpai perawatan.'-'
pasta perawatan ortodonti dan ditandai dengan Menjulurkan lidah. Kebiasaan buruk
kembalinya sebagian atau scluruh kondisi seperti pra- menjulurkan lidah dapat dijumpai pada beberapa individu
pet awatan ortodonti. Dengan kata lain. reialax dapat dengan ciri maloklusi yang karakteristik - gigitaaterbuka
ineagakibatkan Itilangiiya basil yang telah dicapai da lam anterior sena protrusi gigi insisif rahang atas dan jarak
suatu perawatan ortodonti. Dengan demikian pada gigit maupun tumpang gigit biasanya lebih besar
re/aps mungkin akan dijumpaii kondisi seperti maloklusi daripada nortnalnya. Kebiasaan buruk ini urnumnya
semu la s•belum perawatan (mod onti di mukti atau dilakukan individu dengan menempatkon Ujung lidah di
terbentuknya II iLoklttsi Baru yang berbeda dart anima gigi insisifrahang alas dan rahang bawah sewaktu
maloklusi sebelumnya dengan relasi gigi geligi yang menelan (Gambar 2).
berbeda.
Terdapat berbagai laktor yang berperan
penting dalarn mcnyebabkan terjadinya rehips ini.
namun dem k ian yang tenatarna perItt diwaspadai adalah
dishannorti antaraoklusi gigi dan posisi mandibula
selama proses penelanan yang merupakan aktivitas
gerakan paling banyak di lakukau di dalam mulut serta
adanya [cue growth yang tidak selaras dengan
perawatan ortodonti." Seeara rind. beberapa faktor
penyebab tcrjadinya retain dapat dijabarkan sebagai
berikut: penga rub kebiasaan buruk. pengaruh jaringan
lunak sena ]}engartili jarinnan keras. Gambar 2. Tatnpak posisi hibir di antara gigi insisif
rahang alas dan insisifrahang bawali dari pasien dengan
rengaruh kebiasaan b [Irak. Salab satu kebiasaan buruk
yartg paling seri nu dijumpai adalah inenghisap ibu jari kebiasaan menjulurkan lidah,
(gambar 1).
Gerakan lidah selania kebiasaan ini berlangsung
pada urnumnya hanya sino,kat saja. tidak lebih ciari I
detik. Namun demikian, inclivitlti normal diperkirakan
akan melakukan tidak kurang dari 800 kali gerakan
tnenelan per hari da lam keadaan radar dan bi la
digabungkan dengan saat tidur. maka total gerakan
menelan seseorang bisa mencapai hampir 1000 kali.
Tentu saja seribu ktlli tekanan per hari yang totalnya
mungkin hanya beberapa menit„ walaupun ringan akan
dapat mempenganthi posisi gigi, balk vertika] (tumpang
gigit) mattptin horisontal (jarak gigit). Oleh karcna itu.
Gamhar I.A. Seorang anak dengan kebiasaan menjadi kewajiban seorang dokter gigi untuk mampu
menghisap ibu jari B. kondisi maloklusi yang dapat mendeteksi kemungkinan adanya kebiasaan ini sebagai
dijumpai pada pas ien dengan kebiasaan buruk penyebab dari maloklusi yang terjadi sena
menghisap ibu jari. merriperhitungkan penanggulangannya sebelum
mennakhiri suatu perawatan ortodonti.'-' Masth terdapat
Apabila maloklusi pra-perawatan berkaitan banyak kehiasaan buruk lainnya yang perk diperbatikan
dengan kebiasaan buruk ini, maka tindakan saw melakukan perawatan ortodonti. Selain dari ke dua
mengabaikan hal ini dapat metigakibatkan ?Alps Nina kebiasaan buruk di alas. kebiasaan bernalas mela I ui
perawatan ortodonti. Dalarn hal ini. dapat dijumpai naultit. menggigit jad, Iii nghisap bibir hawah jugs patut
kembali keadaan antara gigitan terhuka anterior. diwaspadai.
insisif atas labia versi dart insisif ba•ah linguo versi. Pengaruh Jaringatn Lunak
Kasus relfrp lerkait pengaruh kebiasaan buruk ini Beberapa faktor yang perk diperhitungkan
Jurnal Ilmia elan Teknologi Kedokreron Gigi FKG UPD11•10?) Ttrli A lawiyair 31
November 2012
Pcngaruh Jaringan
Keras
Dalam hal ini, faktor pertumbuhan dan tulang
alveolar perlu mendapatkan perhatian serius dari
dokter gigi yang melakukan perawatan ortodonti.
Faktor penumbuhan akan menjadi semakin penting
ketika kita berhadapan dengan pasien anak atau
pasien dalam usia pertumbuhan. Terkait dengan hal
ini. dokter gigi perlu memahami bone age pasien
dan pola pertumbuhan terutama dalamjurusan
antero-postcriordan venikalnya. Pcrtumbuhan akan
selesai dalam kecepatan yang berbcda pada
masing-masingjurusan. yaitu transversal. autero-
posterior dan vertikal secara berturut-turut. Re/ops
terkait dengan faktor pertumbuhan dapat menjadi
mimpi buruk bagi pasien maupun dokter gigi. oleh
karena tidak hanya maloklusi semula yang
mungkin akan kembali mclainkan maloklusi yang
lebih parah dan mungkin juga tidak dapat dirawat
kecuali disertai tindakan pembedahan. Dengan
dernikian. penting bagi dokter gigi untuk mengcnali
dcngan baik faktor dibalik maloklusi yang akan
dirawat dan bagaimana mcngantisipasinya. Tidak
semua maloklusi dapat dirawat dengan perawatan
onodonti semata, beberapa kasus mungkin
mcmburuhkan tindakan kombinasi- perawatan
onodonti dan pembedahan. dan kasus-kasus sepeni
ini perlu dideteksi sejak awal pcrawatan dimulai.
Dalam kaiiannya dengan fakior penumbuhan ini,
penumbuhan mandibula memiliki pengaruh yang
cukup signifikan pada tipe maloklusi tertentu seperti
klas II dan 111 skeletal. Dalam hal ini faktor waktu
juga menjadi bahan pcnimbangan peruing.' ••.12
TulangAlvcola
r
Selama gaya diaplikasikan unruk
menggerakkan gigi geligi, rulang akan mengalami
remodelling, dan proses ini membutuhkan waktu
sedikitnya enam bulan untuk sclesai. Dalam rentang
waktu ini, tulang biasanya mcnjadi rcsponsif
terhadap rekanan sehingga kemungkinan
terjadinya re/ops akan sangat bcsar terlcbih
dengan posisi baru yang belum stabil dari gigi geligi
pasca perawatan ortodonti. " Dengan demikian.
integritas rulang ini akan sangai penting dalam
menjaga stabilitas posisi gigi yang telah dikoreksi."
Jurnal Ilmiah don Telmologi Kedoaeran Gigi FKC posco perawatan onodonti adalah diastema sentral.
UPDM(B) Sementara diastema di regio posterior dapat diatasi
November dengan pembuatan gigi tiruan. baikjembatan,
2012 implanmaupun gigi tiruan lepas. Diastcma sentral di
rahang atas sering kali hanya mcmbutuhkan
pasif namun demikian dapat pula dirancang waktu singkat untuk ditutup melalui pergerakan
dengan bcbcrapa ccngkeram aktif untuk gigi, namun sering kali scsingkat itu pula waktu
digunakan bilamana perlu. Sebelum memasuki yang dibutuhkan untuk re/ops/kembalinya
periode retensi, dokter gigi hendaknya memastikan diastema tersebut. Biasanya disamping pemakaian
bahwa peranti memiliki disain sederhana. mudah peranti retensi permanen, dokter gigi juga harus
dibersihkan dan mudah dikcnakan oleh pasien mempcrhatikan kemungkinan adanya faktor lain
sendiri. Selanjutnya, pcrlu diperhatikan pula bahwa sebagai
faktor-faktor yang berkaitan erat dengan
terjadinya maloklusi telah dikoreksi, tcrutama
·faktor kebiasaan buruk dan oklusi yang baik tclah
dicapai. Hal ini penting, oleh karena bila oklusi
tidak harmonis dan pasien tidak merasa nyaman
maka besar kemungkinan pasien tidak mau
mengcnakan pcranti rctensi tersebut dan berakibat
relops.1
Pemakaiannya bervariasi sesuai arahan
dokter gigi yang akan menentukan berdasarkan
pertimbangan beberapa faktor di atas. Umumnya,
pemakaian peranti retensi ini dibagi dalam tiga
kategori. yaitu: tanpa peranti retensi. pemakaian
peranti retcnsi terbatas dan pemakaian peranti
retensi pem1anen."·"
Tanpa Peranti
Retensi
Beberapa kasus ortodonti tidak
membutuhkan pemakaian peranti retensi pasca
perawatan. Kasus• kasus ini meliputi antara lain
koreksi gigitan silang, baik di anterior maupun
posterior asalkan telah dikoreksi dengan baik.
Untuk daerah anterior, telah diperolehjarak gigit
yang mcmadai, dan untuk dacrah posterior tclah
dicap:ii interdigitasi yang baik antara rahang atas
dan rahang bawah. Beberapa kasus pcncabutan
juga tidak membutuhkan peranti retensi. asalkan
penutupan ruang tidak dicapai melalui posisi tipl11g
dari gigi geligi. Hal ini dapat diperiksa melalui
pemeriksaan radiografik untuk mcmastikan
kcscjajaran akar gigi di dacrah pcncabutan.
Pemakaian Peranti
RetensiTerbatas
Sebagian besar kasus
membutuhkan pemakaian retensi kategori ini
pasca pcrawatan onodonti. baik dalam ani
lamanya maupun pemakaian pcrantinya.
Lamanya waktu pemakaian dapat
dipcrtimbangkan tcrkait untuk waktu
reorganisasi jaringan di sekeliling gigi geligi
tersebut sementara pemakaian perantinya dalam
diatur sedemikian sehingga pasien merasa nyaman
dan tidak terganggu aktifitas hariannya.
Peranti Retensi
Sebagaimana disebutkan di aias, pcranti retensi
yang digunakan pasca perawatan onodonti dapat berupa
peranti lepas ataupun cekat. Jenis peranti rctensi lepas
Gambar 10. Moditikasi dari peranti Hawley discnai
yang paling banyak digunakan adalah Hawley retainer.
posterior bite plane.
karena bentuknya yang sederhana, mudah dibuat dan
aplikasinya juga mudah dikuasai oleh pasien
Jcnis peranti retensi lainnya adalah /11// arch
(gambar 7). '
1,mpa1'011ndyang terdiri dari plat akrilik yang mengelilingi
permukaan labial dan lingual gigi. Disain demikian ini
diyakini dapat menahan secara lebih baik gigi dalam
posisinya khususnya pada kasus dengan gangguan/
masalah jaringan periodontal yang membutuhkan
splinting gigi (garnbar 11 ).
J\./•
Gambar 8. Modifikasi peranti retainer Hawley. Tampak
kaki busur labial disambung kc cengkeram Adams untuk
menjaga ruang bekas pencabutan agar tidak terbuka Gambar 12. Peranti retensi clip-on vanine-to-canine.
kcmbali. Peranti ini kecil dan tidak meluas ke dacrah posterior.