Anda di halaman 1dari 5

98 Yany Widyastuti, Yulianti Kemal: Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi


1
Yany Widyastuti, 2Yulianti Kemal
1
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
2
Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Praktisi dari ortodonsia dan periodonsia sering mendapatkan konsekuensi sebagai akibat dari kurangnya
pengetahuan yang komprehensif dari ilmu disiplin lain. Pendidikan gabungan telah menghasilkan kekayaan
pengetahuan mengenai manfaat terapi penyakit periodontal melalui kombinasi terapi dengan intervensi bedah
dan pergerakan gigi.1 Kasus-kasus penyakit periodontal tertentu dapat dirawat dengan mengkombinasikan
perawatan periodontal dan ortodontik, meliputi uprighting, ekstrusi, intrusi, rotasi, dan sejumlah gerakan
gigi lain. Hal ini penting bagi dokter gigi yang terlibat dalam terapi kombinasi untuk memiliki pengetahuan
yang komprehensif tentang terapi penyakit periodontal dan gaya mekanis dari ortodontik. Adanya penyakit
periodontal menyebabkan perlunya mengambil keputusan akhir yang ideal pada terapi ortodontik untuk
mendukung tercapainya tujuan terapi. Tekanan ortodontik yang ringan dan tercapainya oklusi yang fungsional
pada pasien periodontal kompromis merupakan target yang diharapkan untuk menjaga stabilitas jangka
panjang periodontal.
Kata kunci: perawatan ortodonti, penyakit periodontal

PENDAHULUAN kemudian sangat penting untuk menentukan urutan


Praktisi dari ortodonsia dan periodontia sering perawatan definitif yang akan menghasilkan hasil
mendapatkan konsekuensi sebagai akibat kurangnya yang paling dapat diprediksi untuk pasien.1
pengetahuan yang komprehensif dari disiplin lain. Urutan perawatan yang tepat bukan hanya dapat
Pendidikan gabungan telah menghasilkan kekayaan meningkatkan stabilitas periodontal dari daerah yang
pengetahuan mengenai manfaat terapi penyakit terkena, tetapi juga penting untuk pertimbangan
periodontal melalui kombinasi terapi dengan estetik. Intervensi periodontal sebelum terapi
intervensi bedah dan pergerakan gigi.1 ortodontik dapat membantu menghindari kesulitan
Penyakit periodontal seringkali dapat diperbaiki signifikan yang sering terjadi pada pasien dengan
melalui perawatan ortodontik, yang meliputi rotasi, jaringan lunak yang pendek ataupun defek tulang.1
uprighting, ekstrusi, intrusi, dan sejumlah gerakan Pada sari pustaka ini, akan dibahas mengenai
gigi lainnya. Hal ini penting bagi dokter gigi yang kasus-kasus tertentu, yaitu perawatan ortodontik
terlibat dalam terapi kombinasi, untuk memiliki memberikan keuntungan pada kondisi pasien
pengetahuan yang komprehensif tentang terapi periodontal kompromis.
penyakit periodontal dan mekanis dari ortodontik.
Adanya penyakit periodontal menjadi perlu untuk TINJAUAN PUSTAKA
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan Prinsip perawatan ortodontik didasari oleh
akhir yang ideal pada terapi ortodontik yang penekanan atau pemberian gaya dalam jangka
mendukung tercapainya tujuan terapi. Pencapaian panjang kepada gigi. Pergerakan gigi akan terjadi
oklusi fungsional pada pasien periodontal kompromis dan tulang sekitar gigi akan mengalami remodeling.
mungkin akan lebih mudah dan aman penanganannya Tulang akan teresorbsi di satu sisi dan akan terbentuk
daripada mengejar oklusi sempurna dengan tulang baru di sisi yang lain, dengan kata lain
mengorbankan stabilitas jangka panjang pada pergerakan gigi pada tulang mengakibatkan apapun
periodontal.1 yang melekat padanya sebagai soket gigi bermigrasi.
Kesadaran ini harus sejalan dengan pemahaman Karena respon tulang dimediasi oleh ligamen
yang mendalam bahwa pasien dewasa jelas berbeda periodontal, maka pergerakan gigi merupakan
dari pasien remaja atau anak-anak. Salah satu faktor fenomena primer dari ligamen periodontal.3
yang paling penting dalam perawatan ortodontik Gigi yang melekat pada tulang diperantarai
pasien periodontal kompromis adalah meniadakan oleh struktur jaringan kolagen pendukung yang
langsung peradangan aktif sebelum dimulainya kuat yaitu ligamen periodontal (PDL). Pada keadaan
pergerakan gigi. Setelah hal tersebut dicapai, normal PDL menempati ruang sekitar 0,5 mm lebar
Makassar Dent J 2015; 4(3): 98-102 ISSN:2089-8134 99

di seluruh permukaan bagian akar. Komponen utama periodontal ringan hingga penyakit periodontal yang
dari ligamen periodontal adalah serat kolagen lanjut bukan merupakan kontraindikasi perawatan
paralel, yang masuk ke sementum dari permukaan ortodontik. Akan tetapi kondisi dari jaringan
akar di satu sisi dan lempengan tulang yang padat periodontal harus dipikirkan secara seksama pada
yaitu lamina dura pada sisi yang lain. Serat-serat saat merencanakan perawatan ortodontik pada
pendukung ini berjalan dari sudut dan kemudian orang dewasa.3
melekat lebih jauh kearah apikal gigi ke tulang Keadaan periodontal yang sering ditemukan
alveolar yang berlekatan. Tatanan ini tentu saja pada perawatan ortodontik adalah dua jenis utama;
diharapkan untuk dapat menahan gigi selama fungsi (1) masalah pada mukogingiva, biasanya perlekatan
normal.3 gingival yang tidak baik, dan (2) lesi inflamasi pada
Meskipun sebagian besar area dari PDL gingiva atau periodonsium. Sebelum perawatan
ditempati oleh bundel serat-serat kolagen yang ortodontik, hal penting yang harus diperhatikan
mengkonstitusi perlekatan ligamen, 2 komponen adalah apakah attached gingival adekuat untuk
utama lain dari ligamen periodontal juga harus menahan tekanan ortodontik pada pergerakan gigi
dipertimbangkan. Komponen tersebut adalah (1) dan lesi inflamasi harus dalam keadaan terkontrol.
elemen seluler, yang termasuk sel mesenkim dan Pasien dewasa yang menjalani perawatan ortodontik
berbagai jenis elemen vaskuler dan neural, dan (2) harus telah dilakukan scaling yang hati-hati dengan
cairan jaringan. Keduanya memainkan peran yang jadwal yang dipercepat, biasanya frekuensinya dua
sangat penting dalam fungsi normal dan apabila kali lebih cepat dari pasien yang tidak melakukan
kemungkinan terjadi pergerakan gigi pada perawatan perawatan ortodontik. Dengan kata lain, seorang
ortodontik.3 pasien dewasa yang biasanya melakukan scaling dan
Respon untuk menindaklanjuti tekanan yang polishing setiap interval 6 bulan tanpa perawatan
besar; gaya yang berat akan menyebabkan nyeri, ortodontik, maka pada saat dilakukan perawatan
nekrosis pada elemen seluler di dalam PDL, dan ortodontik diharuskan melakukannya setiap 3 bulan,
fenomena dari undermining resorption pada tulang dan pada pasien yang biasanya dilakukan setiap 3
alveolar di dekat gigi yang terkena. Tekanan yang bulan maka pada perawatan ortodontik dilakukan
lebih ringan kompatibel dengan ketahanan sel-sel setiap 6 minggu.3
pada PDL dan remodeling dari soket gigi dengan Pada kasus-kasus tertentu perawatan ortodontik
frontal resorption yang relatif tidak menyebabkan dapat memberi manfaat bagi pasien periodontal
sakit. Pada praktek ortodontik, sebaiknya adalah kompromis, sehingga tindakan bedah dapat dihindari.
membuat gerakan gigi sebisa mungkin dengan Posisi gigi yang rapi lebih memungkinkan perawatan
resorpsi frontal, walau kita tahu bahwa beberapa kebersihan gigi, bila tidak dijaga akan memperparah
area dari PDL nekrosis dan undermining resorption keadaan periodontalnya.2
(resorbsi yang merusak) mungkin akan terjadi Terapi ortodontik memberi beberapa manfaat
meskipun sudah berusaha mencegahnya.3 pada pasien dewasa dengan masalah periodontal.
Oleh karena itu gaya yang digunakan tidak Beberapa hal di bawah ini, antara lain yang dapat
melebihi dari optimalnya gaya yang dapat diterima menjadi pertimbangan akan pentingnya kedua terapi
oleh PDL, kekuatan gaya untuk mendapatkan tersebut.
gerakan tipping sebesar 35-60 g, gerakan translasi
(bodily movement) sebesar 70-120 g, uprighting akar Aligning crowded atau malposisi gigi anterior pada
sebesar 50-100 g, rotasi sebesar 35-60 g, ekstrusi rahang atas dan rahang bawah pada pasien dewasa
sebesar 35-60 g dan intrusi sebesar 10-20 g.3 akan menjadi akses yang adekuat dan lebih baik
Perencanaan perawatan ortodontik pada pasien dalam membersihkan permukaan geliginya, sehingga
dewasa, manajemen terhadap jaringan periodontal bisa menjadi keuntungan luar biasa bagi pasien
pada pasien tersebut menjadi suatu pertimbangan yang rentan terhadap kehilangan tulang periodontal,
yang harus dipikirkan baik sebelum, selama dan terjadinya resesi gingiva atau tidak memiliki
sesudah perawatan ortodontik.4,5 ketangkasan yang cukup dalam menjaga kebersihan
Insiden dari penyakit periodontal timbul dengan mulut mereka.4,5
pesat pada kelompok populasi dewasa. Beberapa
studi telah mengindikasikan bahwa dari usia 30, Reposisi gigi vertikal secara ortodontik dapat
mayoritas pasien memiliki beberapa masalah pada memperbaiki gigi dengan beberapa jenis defek
jaringan periodontalnya, dan pada usia 40-an menjadi tulang pada pasien periodontal. Sering, gerakan gigi
lebih nyata bahwa 75% dari pasien-pasien tersebut dapat menghilangkan perlunya tindakan operasi
mengalami masalah jaringan periodontal. Penyakit resektif tulang.4,5
100 Yany Widyastuti, Yulianti Kemal: Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

gingiva, yang berpotensi terjadi pengurangan tulang


dan eksposur dari akar gigi.4,5

Gambar 1 Evaluasi gingiva cekat. Sebelum


perawatan ortodontik (A), pasien dengan keadaan
berjejal (B), pengukuran tulang alveolar (C), adanya Gambar 3. Adanya ektrusi dari gigi molar pertama
dehisence dengan poket 5 mm. Graft gingiva dan terdapat defek marginal antara premolar ke dua
dilakukan sebelum terapi ortodontik (D), mencegah dan molar pertama (A), foto periapikal sebelum
resesi selama (E), dan sesudah perawatan ortodontik perawatan (B) Terlihat tulang interproksimal
tercipta gigi yang aligning (F) horisontal, untuk mencegah defek hemiseptal,
permukaan oklusal gigi molar harus diseimbangkan
(C dan D) maloklusi gigi dikoreksi secara ortodontik
(E dan F)

Gambar 2 Sebelum perawatan ortodontik, pada


pasien maloklusi klas III (A), Insisivus pertama
rahang atas erupsi berlebih (B) Foto periapikal Gambar 4 Terdapat fraktur gigi insisivus pertama
sebelum perawatan (C), Terlihat adanya kehilangan (A), meluas ke apikal ke level crest alveolar di
tulang, breket ortodontik diletakkan untuk menjaga lingual (B), akar yang fraktur diekstrusi 4 mm (C),
ketinggian tulang agar tidak terjadi vertikal defek gingival margin mengikuti giginya (D), bedah
(D), Insisal edge sudah seimbang (E), dan perawatan gingiva dibutuhkan untuk memperpanjang mahkota
ortodontik selesai tanpa mengintrusi insisivus (F) gigi insisivus sentralis (E), restorasi akhir memiliki
resistensi dan retensi, dan hubungan gingival
margin yang sesuai dengan gigi insisivus sentralis
Terapi ortodontik dapat memperbaiki estetik dari
tetangga (F)
level margin gingiva pada rahang atas sebelum
dilakukan restorasi gigi. Menyelaraskan margin Pasien yang menderita patah tulang parah pada
gingiva secara ortodontik menghindari recounturing maksilaris regio gigi anterior, membutuhkan gaya
Makassar Dent J 2015; 4(3): 98-102 ISSN:2089-8134 101

Gambar 5 Pasien ini awalnya memiliki insisivus sentralis rahang atas yang overlap (A), setelah
pengaturan awal ortodontik, tampak sebuah bukaan pada embrasure gingival antara kedua
insisivus sentralis (B), radiograf menunjukkan bahwa bukaan embrasur disebabkan karena
divergensi akar gigi insisivus (C), untuk memperbaikinya, braket di insisivus sentralis diubah
posisinya (D), akarnya digerakkan bersamaan, yang membutuhkan restorasi edge insisal setelah
perawatan ortodontik (E), karena kedua gigi mengalami keausan sebelum perawatan ortodontik.
ketika akarnya telah sejajar (F), kontak gigi mengarah ke gingival dan papila bergerak kearah
insisal, sehingga menutup bukaan pada embrasur gingiva.
memiliki bentuk resistensi yang cukup dan retensi
untuk akhir restorasi.4

Perawatan ortodontik memungkinkan embrasur


gingiva yang terbuka diperbaiki untuk mendapatkan
kembali papila yang hilang. Pada kebanyakan pasien
area ini dapat dikoreksi dengan kombinasi gerakan
akar gigi ortodontik, membentuk kembali, dan atau
dengan restorasi.4,5

Memperbaiki posisi gigi yang berdekatan,


sebelum penempatan implan atau penggantian gigi.
Hal ini terutama berlaku jika kehilangan gigi dalam
jangka lama dan gigi yang berdekatan tipping.4,5

PEMBAHASAN
Tujuan terapi periodontal adalah untuk
.Figure 6 Pasien kehilangan beberapa gigi kuadran mencegah berkembangnya penyakit dan untuk
posterior kiri rahang bawah (A), molar ketiga kiri menumbuhkan dukungan periodontal yang hilang.
rahang bawah mengalami defek pada furkasi klas III Selama bertahun-tahun, operasi open-flap, bahan
dan akarnya pendek (B), molar ketiga dicabut lalu graft (bone graft dan membrane graf) dan teknik
dipasang 2 implan di kuadran posterior kiri rahang regeneratif telah digunakan untuk mencapai tujuan
bawah (C), Implan digunakan sebagai jangkar untuk ini pada lesi periodontal dengan poket infrabony.
perawatan ortodontik (D) dan memperoleh kembali Penyakit periodontal lanjut dapat mengakibatkan
oklusi posterior kiri (E and F) migrasi patologis (ekstrusi) dan defek intraosseous.
Dalam situasi seperti itu, perawatan ortodontik
untuk erupsi digunakan sebagai persiapan restorasi mungkin menjadi pendekatan terapi yang dapat
pada akar. Dalam situasi seperti ini, erupsi akar diprediksi untuk mengembalikan gigi yang
memungkinkan persiapan mahkota tiruan yang bermigrasi, setelah selesai terapi periodontal.6
102 Yany Widyastuti, Yulianti Kemal: Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

Perawatan periodontal sebelum pergerakan Meskipun telah dibahas bahwa pergerakan


ortodontik sangat penting, karena jika integritas gigi ortodontik bukan merupakan kontraindikasi
jaringan periodontal berkurang dapat menyebabkan dalam terapi pasien dewasa yang terkena penyakit
hasil yang tidak stabil. Kondisi supragingiva yang periodontal yang parah, akan tetapi harus dilakukan
optimal sangat penting dengan ditandai tidak adanya secara hati-hati. Dengan demikian, sistem gaya/
peradangan dan menurunnya mikrobiota subgingiva, kekuatan alat ortodontik yang diterapkan pada pasien
hal ini merupakan keberhasilan jangka panjang dengan keadaan periodontal kompromi harus ringan
dalam terapi subgingival. karena gigi-geligi dapat bergerak dengan mudah,
Banyak pustaka menunjukkan pergerakan gigi dan gaya ortodontik yang besar dapat memberikan
pada perawatan ortodontik tidak mungkin berdiri pengaruh negatif terhadap membran periodontal.
sendiri. Pergerakan mekanik yang digunakan dalam Dari pembahasan sebelumnya, disimpulkan
perawatan ortodontik pada pasien dengan keadaan bahwa perawatan ortodontik merupakan prosedur
periodontal yang kompromis dapat dilakukan dengan yang dapat berlaku sebagai terapi untuk melindungi
berbagai cara, pemakaian alat ortdontik dengan periodonsium, yaitu mulai dari gingiva, tulang dan
gaya/tekanan ringan merupakan pilihan yang paling ligamen periodontal dalam keadaan sehat, tetapi di
baik. Luciane et al, menggunakan gaya atau tekanan sisi lain terapi ortodontik dapat menyebabkan efek
ringan walaupun membutuhkan 9 tahun pada pasien yang kurang baik pada periodonsium seperti
penderita periodontal agresif. Mavreas, misalnya, gingivitis, resesi gingiva dan dehisen tulang. Tekanan
menggunakan gaya gesekan rendah atau low-friction, gaya ortodontik yang ringan dan terpeliharanya
alat ortodontik self-ligating yang pasif dengan masa tingkat kebersihan mulut yang baik harus dilakukan
aktivasi yang panjang dan lama serta gaya/tekanan sebelum, selama dan sesudah perawatan ortodontik
yang sangat rendah. Fukunaga et al menyarankan dapat mencegah efek samping yang bisa terjadi
penggunaan mini-implan untuk mengendalikan gaya/ pada jaringan periodontal.
kekuatan yang dikenakan pada gigi dan jaringan Disarankan perlunya kerjasama dan komunikasi
periodontal.7 yang baik untuk merawat pasien yang memiliki
Menurut Zachrisson, kinerja terapi ortodontik kelainan periodontal pada perawatan ortodontik.
pada pasien dengan penyakit periodontal aktif akan Kunci untuk perawatan ini adalah diagnosis yang
mempercepat kehilangan perlekatan karena makin tepat sebelum terapi ortodontik serta komunikasi
sulit menghilangkan plak. Pemeliharaan kebersihan terus menerus selama perawatan ortodontik karena
mulut sangat penting dalam stabilisasi jangka panjang tidak semua masalah periodontal diperlakukan
baik selama maupun setelah perawatan ortodontik.8 dengan cara yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bednar JR, Wise RJ. Clinical Approaches and evidence of success. Periodontal Therapy 1998:149-63.
2. Dannan A. Basics in periodontic-orthodontic interrelationships; a review. The Orthodontic CYBER
journal 2007:1-16.
3. Proffit WR. The biological basis of orthodontic therapy. contemporary orthodontic 2000:296-304.
4. Kokich VG. The role of orthodontic as an adjunct to periodontal therapy. Clin periodontol 2002:704-18
5. Mathews DP, Kokich VG. Managing treatment for the orthodontic patient with periodontal problems.
Seminars in Orthodontics 1997;3:21-38.
6. Mehta, Puri VK, Shetty S. Combined periodontic-orthodonticendodontic interdisciplinary approach in
the treatment of periodontally compromised tooth. J Indian Soc Periodontol 2010;14(2):139-43.
7. Closs LQ, Gomes SC, Opperman RV, Bertoglio V. Combined periodontal and orthodontic treatment in a
patient with aggressive periodontitis: a 9-year follow-up report. World J Orthodont 2010:291-7
8. Cirelli JA, Cirelli CC, Holzhausen M, Martins LP, Brandão CH. Combined periodontal, orthodontic, and
restorative treatment of pathologic migration of anterior teeth: a case report. The Int J Periodont &
Restor Dent 2006: 501-7

Anda mungkin juga menyukai