Anda di halaman 1dari 7

Laporan penelitian

Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu


hamil

Mutia Rizki Rahmayani1*, Anne Agustina Suwargiani2, Netty Suryanti3

1
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran,
Indonesia

*Korespondensi: mutiaarizkir@gmail.com
Submisi: 8 Agustus 2020; Penerimaan: 27 April 2021; Publikasi online: 30 April 2021
DOI: 10.24198/jkg.v32i2.29000

ABSTRAK

Pendahuluan: Perempuan yang sedang hamil merupakan golongan yang rentan terhadap penyakit
gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang tidak dijaga dengan baik dapat menjadi sumber terjadinya
penyakit gigi dan mulut seperti infeksi gigi dan jaringan periodontal. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengalaman karies, penyakit periodontal, dan tingkat risiko karies ibu hamil. Metode:
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei yang melibatkan
50 orang ibu hamil di Puskesmas Pagarsih. Pengumpulan data diperoleh melalui pemeriksaan indeks
DMF-T, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dan Caries Risk Assessment Form
ADA usia >6 tahun. Hasil: Nilai indeks DMF-T ibu hamil 7,84 termasuk kriteria rendah. Hasil CPITN yaitu
periodontal sehat 0%; BOP 4%; kalkulus 64%; poket 4-5 mm 32%; poket 6 mm 0%. Sejumlah 4% ibu
hamil membutuhkan perawatan periodontal instruksi oral hygiene, 96% lainnya membutuhkan perawatan
instruksi oral hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif plak. Persentase risiko karies ibu hamil
dengan kategori sedang sebanyak 34% dan tinggi sebanyak 66%. Simpulan: Pengalaman karies ibu
hamil termasuk ke dalam kriteria rendah, penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah gingivitis,
sedangkan tingkat risiko karies ibu hamil masuk ke dalam kategori tinggi.

Kata kunci: Ibu hamil, indeks DMF-T, indeks CPITN, karies, tingkat risiko karies.

Caries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant women

ABSTRACT

Introduction: Pregnant women are the susceptible group to oral diseases. Negligence of oral health
care can be a source of oral diseases such as dental and periodontal tissue infections. The purpose of
this study was to determine the caries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant
women. Methods: This research was descriptive with data collection techniques through a survey involving
50 pregnant women at Pagarsih Community Health Centre (Puskesmas). Data collection was obtained
by examining the DMF-T index, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN), and the ADA
Caries Risk Assessment Form aged >6 years. Results: The DMF-T index value for pregnant women was
7.84, which included the low criteria. The result of the CPITN was 0% healthy periodontal; BOP 4%; 64%
calculus; pocket 4-5 mm 32%; pocket 6 mm 0%. Some 4% of pregnant women need periodontal treatment
with oral hygiene instructions; the other 96% need oral hygiene instructions, scaling and removing plaque
retentive factors. The percentage of caries risk for pregnant women in the moderate category was 34%,
and 66% were in the high category. Conclusion: The caries experience of pregnant women is included in
the low criteria. The most common periodontal disease is gingivitis, while the caries risk level of pregnant
women is in the high category.

Keywords: Pregnant women, DMF-T index, CPITN index, caries, caries risk level.

1
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)

PENDAHULUAN CPITN yaitu periodontal sehat 0%; bleeding on


probing (BOP), 43%; kalkulus, 53%; poket 4-5mm,
Kehamilan adalah proses pertumbuhan 3,3%; poket 6mm, 0% namun penelitian ini belum
dan perkembangan janin intrauterin mulai disertai dengan tingkat risiko karies ibu hamil.
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan Penelitian ini dilakukan dilakukan di
persalinan. Kehamilan merupakan fase penting Puskesmas Pagarsih Kota Bandung. Puskesmas
dalam kehidupan seorang wanita yang melibatkan Pagarsih merupakan puskesmas yang
banyak perubahan fisiologis dan emosional. menyediakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek yang (PONED). Program antenatal care (ANC) di
harus dijaga dalam masa kehamilan. Perempuan bidang kesehatan gigi dan mulut pada Puskesmas
yang sedang hamil merupakan golongan yang Pagarsih belum berjalan dan dengan baik karena
rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Kesehatan belum terintegrasinya poli Kesehatan Ibu dan Anak
gigi dan mulut yang tidak dijaga dengan baik dapat (KIA) dengan poli gigi. Hal ini dapat menyebabkan
menjadi sumber terjadinya penyakit gigi dan mulut kemungkinan tidak terkontrolnya kesehatan
seperti infeksi gigi dan jaringan periodontal.1 gigi dan mulut ibu hamil yang memeriksakan
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar kehamilannya di Puskesmas Pagarsih, selain
(Riskesdas) tahun 2018, proporsi penyakit itu data mengenai kondisi pengalaman karies,
gigi dan mulut adalah sebesar 57,6%, hal ini penyakit periodontal, dan tingkat risiko karies ibu
mengalami kenaikan dari data yang didapatkan hamil pada Puskesmas Pagarsih belum diketahui.
pada Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 25,9%. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik
Data indeks DMF-T nasional tahun 2013 pada untuk melakukan penelitian mengenai pengalaman
wanita menunjukkan data sebesar 4,9%, lebih karies, penyakit periodontal, dan tingkat risiko
tinggi dibanding nilai pada laki-laki 4,1%, hal ini karies ibu hamil.
mengindikasikan wanita lebih rentan terhadap
penyakit gigi dan mulut.2,3 METODE
Kesehatan gigi dan mulut wanita hamil saat
ini mendapat perhatian yang lebih karena adanya Jenis penelitian yang digunakan adalah
dugaan hubungan antara penyakit periodontal deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui
pada wanita hamil dengan hasil kehamilan yang survei. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
merugikan seperti kelahiran prematur, berat Pagarsih Kota Bandung pada bulan Januari sampai
badan lahir rendah (BBLR), dan pre-eclampsia. dengan Februari 2020. Populasi pada penelitian
Selain itu wanita hamil yang memiliki karies gigi ini adalah ibu hamil yang sedang memeriksakan
memiliki risiko untuk mentransmisikan secara kehamilannya di poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
vertikal bakteri penyebab karies, Streptococcus Puskesmas Pagarsih. Jenis pengambilan sampel
mutans, terhadap anak mereka.4 Transmisi vertikal yang digunakan adalah non probability sampling
merupakan transmisi infeksi dari satu generasi ke dengan teknik purposive sampling.
generasi berikutnya melalui saliva, ASI, atau cairan Jumlah subyek penelitian sebanyak 50 ibu
plasenta yang biasanya terjadi antara ibu dengan hamil. Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi
anaknya.5 ibu hamil trimester pertama, kedua, dan ketiga dan
Penelitian yang telah dilakukan Karnik et ibu hamil yang bersedia menandatangani informed
al. menunjukkan pH saliva wanita yang sedang
6
consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini ibu
hamil lebih rendah nilainya jika dibandingkan hamil yang tidak bersedia mengikuti penelitian
dengan wanita yang tidak hamil, kemudian hal ini dan ibu hamil dengan penyakit sistemik diabetes
menunjukkan kecenderungan insidensi karies yang mellitus.
lebih tinggi pada ibu hamil. Suwargiani dkk.1 juga Penelitian ini telah mendapatkan
sebelumnya telah meneliti mengenai pengalaman pembebasan etik dari Komite Etik Penelitian
karies dan kesehatan periodontal serta kebutuhan Kesehatan (KEPK) Universitas Padjadjaran Nomor
perawatan ibu hamil di salah satu klinik di 1462/UN6.KEP/EC/2019. Instrumen penelitian
Kabupaten Bandung dan menunjukkan bahwa yang dibutuhkan adalah alat tulis, lembar informed
DMF-T ibu hamil adalah 4,4% serta hasil skoring consent, lembar pemeriksaan indeks DMF-T,

2
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.

CPITN, Caries Risk Assessment Form, alat mengindikasikan satu atau lebih kolom High Risk
dasar pemeriksaan gigi: sonde half moon, pinset, terdapat pada individu.8
kaca mulut, dan ekskavator, headlamp, masker, Indeks CPITN digunakan untuk menilai
handscoon, probe WHO, alkohol 70%, gelas kesehatan jaringan periodontal dan kebutuhan
kumur, air mineral, dan kertas tisu. perawatannya berdasarkan tiga indikator:
Pengalaman karies pada penelitian ini perdarahan gingiva, kalkulus, dan poket periodontal.
diukur melalui indeks DMF-T. Indeks DMF-T Pengukuran indeks dilakukan menggunakan
adalah indeks untuk menilai status kesehatan sebuah probe WHO yang ringan dan didesain
gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. khusus dengan ball tip 0,5 mm dua garis hitam
Penilaian dilakukan secara visual dan penelusuran antara 3,5 dan 5,5 mm, serta cincin pada 8,5 dan
menggunakan ekskavator jika dibutuhkan. 11,5 mm dari ball tip.9
Penilaian dilakukan pada seluruh gigi permanen Rongga mulut dibagi menjadi beberapa
kecuali gigi molar ketiga. sekstan; 18-14, 13-23, 24-28, 38-34, 33-
Indeks DMF-T merupakan penjumlahan 43. Bagi orang dewasa di atas 20 tahun
dari indikator decay, missing, dan filling dimana gigi yang dijadikan penilaian adalah gigi
D (Decay) menunjukkan gigi yang rusak karena 17,16,11,26,27,47,46,31,36,37.9 Enam permukaan
karies dengan kriteria kerusakan adanya yang dinilai adalah permukaan mesiobuccal, mid-
perubahan warna, sangkutan pada sonde, buccal, distobuccal, mesiolingual, mid-lingual,
permukaan email yang tak tersambung, adanya and distolingual. Skor setiap sekstan diambil dari
rongga, dan permukaan dasar yang lembut. M skor tertinggi permukaan pada sekstan tersebut,
(missing) gigi yang telah dicabut karena karies dan sedangkan skor akhir dari CPITN diambil dari
F (filling) gigi yang sudah ditambal karena karies. sekstan yang memiliki skor paling tinggi.
Indeks DMF-T ditetapkan dengan melakukan Pada skoring CPITN keadaan jaringan
penjumlahan seluruh komponen D, M dan F lalu periodontal yang sehat dan tidak ada poket serta
dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. kalkulus diberi kode 0, jika tidak ada poket dan
Setelah ditetapkan, maka indeks DMF-T dapat kalkulus namun terdapat perdarahan diobservasi
dikategorikan ke dalam kriteria keparahan karies ketika sedang atau setelah dilakukan probing diberi
berdasarkan WHO (World Health Organization). kode 1, adanya poket gingiva yang tidak melebihi
Indeks DMF-T di bawah 5 menunjukkan kategori 3 mm dan terdapat kalkulus supra atau subgingiva
karies sangat rendah; 5,0–8,9 menunjukkan terlihat atau teraba ketika dilakukan probing diberi
kategori karies rendah; 9,00–13,9 menunjukkan kode 2, terdapat poket patologis 4-5 mm, yaitu
kategori karies sedang dan di atas 14 menunjukkan bagian hitam dari probe CPITN pada margin gingiva
kategori karies tinggi. diberi kode 3, terdapat poket patologis 6mm atau
Tingkat risiko karies dapat diukur melalui lebih, yaitu bagian hitam dari probe CPITN tidak
Caries Risk Assessment Form (Age>6) yang terlihat diberi kode 4, sedangkan jika hanya
ditetapkan oleh ADA (American Dental Association). terdapat satu gigi atau tidak ada gigi fungsional
Penilaian tingkat risiko karies dilakukan melalui dalam satu sekstan diberi kode X. Kriteria kode
interview mengenai kondisi pendukung dan kondisi CPITN 0 tidak memerlukan perawatan (TN-0),
kesehatan secara umum dan pemeriksaan klinis kode 1 membutuhkan perawatan instruksi oral
pada rongga mulut. Terdapat tiga sub-faktor yang hygiene (OHI)(TN-1), kode 2 dan 3 membutuhkan
dinilai pada form tersebut yaitu kondisi pendukung, perawatan instruksi oral hygiene (OHI), scaling, dan
kondisi kesehatan secara umum, dan kondisi klinis. menghilangkan faktor retentif plak (TN-2) dan kode
Penilaian tingkat risiko karies dilakukan 4 membutuhkan instruksi oral hygiene(OHI), deep
dengan mengelompokkan individu menjadi low scaling, root planing, dan perawatan periodontal
risk, intermediate risk, dan high risk. Hasil penilaian kompleks (TN-3).9
Low risk mengindikasikan hanya kondisi low risk Data yang diperoleh dikelompokkan
pada kolom formulir yang terdapat pada individu. berdasarkan karakteristiknya. Selanjutnya, data
Moderate risk mengindikasikan hanya kondisi yang didapatkan diinput dan diolah menggunakan
Low Risk dan/atau Moderate Risk pada kolom aplikasi Microsoft Excel kemudian disajikan ke
formulir yang terdapat pada individu. High Risk dalam beberapa tabel frekuensi.

3
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)

HASIL Tabel 3 menunjukkan nilai indeks DMF-T


dan nilai masing–masing komponen D, M, dan F
Hasil penelitian mengenai pengalaman serta kriteria keparahan karies dari 50 ibu hamil.
karies, penyakit periodontal, dan tingkat risiko Tabel di atas menunjukkan bahwa komponen D
karies ibu hamil di Puskesmas Pagarsih Kota merupakan nilai yang paling besar dibandingkan
Bandung diolah kemudian disajikan dalam bentuk dengan komponen M dan komponen F. Komponen
tabel frekuensi pada tabel 1 sampai dengan tabel D merupakan gigi yang mengalami Decay dan
6. belum ditambal yaitu sebanyak 357 gigi, komponen
M merupakan gigi yang mengalami Missing karena
Tabel 1. Karakteristik umum responden karies yaitu sebanyak 19 gigi, dan komponen
Variabel Jumlah % F merupakan gigi yang mengalami Filling yaitu
Usia ibu hamil (tahun) sebanyak 16 gigi. Nilai rata-rata indeks DMF-T ibu
16 – 24 16 32 hamil pada penelitian ini adalah 7,84 dan kriteria
25 – 32 23 46 keparahan indeks DMF-T menurut WHO termasuk
33 – 40 11 22 ke dalam kategori rendah.
Total 50 100
Usia kehamilan Tabel 4. Jumlah dan persentase status periodontal Ibu
Hamil berdasarkan CPITN (n=50)
Trimester I 6 12
Kode Kriteria CPITN Jumlah responden (n) %
Trimester II 16 32
0 Sehat - -
Trimester III 28 56
1 BOP 2 4
Total 50 100
2 Kalkulus 32 64
3 Poket 4–5 mm 16 32
Tabel 1 menunjukkan karakteristik umum
4 Poket ≥ 6 mm - -
responden dilihat dari umur ibu hamil dan usia
Total 50 100
kehamilan. Data yang disajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
berada pada rentang usia 25–32 tahun sebanyak Hasil pada tabel 4 menunjukkan bahwa
23 ibu hamil (46%) dan usia kehamilan terbanyak pada penelitian ini dua orang ibu hamil (4%)
pada trimester ke-3 yaitu 28 ibu hamil (56%). mengalami perdarahan saat dilakukan probing
dan membutuhkan instruksi oral hygiene, pada 32
Tabel 2. Jumlah dan persentase kriteria keparahan karies ibu hamil (64%) terdapat kalkulus saat dilakukan
berdasarkan indeks DMF-T menurut WHO (n=50) probing serta kebutuhan perawatan yang
Kriteria keparahan Jumlah responden (n) % dibutuhkan instruksi oral hygiene, scaling, dan
Sangat rendah 8 16 menghilangkan faktor retentif plak, sedangkan
Rendah 22 44
Tabel 5. Jumlah dan persentase kebutuhan perawatan
Sedang 14 28
periodontal ibu hamil berdasarkan CPITN (n=50)
Tinggi 6 12
Jumlah
Total 50 100 Kode Kebutuhan perawatan %
responden (n)
TN-00 Tidak diberikan perawatan - -
Tabel 2 menunjukkan jumlah persentase
Pemberian instruksi oral
kriteria keparahan karies WHO pada ibu hamil di TN-01 2 4
hygiene (OHI)
Puskesmas Pagarsih. Kriteria keparahan indeks Membutuhkan instruksi
DMF-T yang paling banyak ditemukan yaitu pada TN-02
oral hygiene (OHI), scaling,
48 96
kategori rendah sebanyak 22 ibu hamil (44%). dan menghilangkan faktor
retentif plak
Membutuhkan instruksi oral
Tabel 3. Kriteria keparahan dan indeks DMF-T (n=50)
hygiene(OHI), deep scaling,
Jumlah Komponen Indeks Kriteria TN-03 - -
root planing, dan perawatan
responden (n) DT MT FT DMF-T keparahan periodontal kompleks
50 357 19 16 7,84 Rendah Total 50 100

4
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.

16 ibu hamil (32%) memiliki poket 4–5 mm saat yaitu 28 ibu hamil (56%). Hasil ini disebabkan
dilakukan probing dan membutuhkan instruksi oral karena dalam program antenatal care Puskesmas
hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif Pagarsih ibu hamil dengan usia kehamilan trimester
plak. Hal tersebut menunjukkan bahwa 34 ibu III diwajibkan untuk memeriksakan kehamilannya
hamil (68%) mengalami gingivitis dan 16 ibu hamil lebih sering dibandingkan usia kehamilan lainnya
(32%) mengalami periodontitis. untuk mendeteksi adanya komplikasi kehamilan
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada penelitian yang mungkin terjadi menjelang proses kelahiran.
ini dua orang ibu hamil (4%) membutuhkan Hasil penelitian yang dilakukan kepada 50
perawatan jaringan periodontal instruksi orang ibu hamil rerata nilai indeks DMF-T adalah 7,84
oral hygiene sedangkan 48 ibu hamil (96%) dengan kriteria rendah. Nilai DMF-T tersebut lebih
membutuhkan perawatan jaringan periodontal tinggi dari nilai DMF-T wanita secara umum yaitu
berupa instruksi oral hygiene, scaling, dan 5,0.3 Hasil DMF-T pada ibu hamil menggambarkan
menghilangkan faktor retentif plak. terdapat 7–8 gigi yang mengalami karies, ditambal,
atau dicabut karena karies di setiap individu. Hasil
Tabel 6. Tingkat risiko karies ibu hamil di Puskesmas ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
Pagarsih (n=50)
oleh Tedjosasongko dkk.12 di delapan Puskesmas
Tingkat resiko karies Jumlah responden (n) %
di Kota Surabaya dengan nilai DMF-T sebesar
Rendah - - 4,34. Adapun perbedaan dari hasil penelitian dapat
Sedang 17 34 disebabkan karena adanya perbedaan kondisi
Tinggi 33 66 geografis, kebudayaan, nutrisi, pengetahuan ibu
Total 50 100 hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta
pelayanan kesehatan pada kedua penelitian.13
Tabel 6 menunjukkan persentase tingkat Proses kehamilan dapat mengakibatkan
risiko karies pada ibu hamil di Puskesmas beberapa perubahan pada laju aliran saliva, pH
Pagarsih. Tabel diatas memperlihatkan sebagian saliva serta komposisi biokimia pada saliva. Saat
besar ibu hamil pada penelitian ini memiliki risiko hamil kadar chronis somatotropin (HCS) dan
karies tinggi. Terdapat 17 orang ibu hamil (34%) progesterone mengalami peningkatan sehingga
memiliki tingkat risiko karies sedang dan 33 orang dapat mengakibatkan menurunnya laju aliran
ibu hamil (66%) memiliki tingkat risiko karies tinggi. saliva. Selain itu adanya peningkatan hormon
progesteron pada ibu hamil juga dapat mengurangi
PEMBAHASAN kadar plasma bikarbonat sehingga mengakibatkan
penurunan pada pH saliva. Adanya penurunan
Hasil penelitian memperlihatkan lebih pH serta penurunan laju aliran pada saliva dapat
banyak dijumpai ibu hamil pada rentang usia 25- mempengaruhi fungsi saliva sebagai larutan
32 dengan jumlah sebanyak 23 orang (46%). buffer terganggu sehingga mengakibatkan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ketidakseimbangan proses demineralisasi
Putri dkk.11 dimana ibu hamil dengan rentang dan remineralisasi dan pada akhirnya dapat
usia tersebut memiliki kepatuhan yang baik menyebabkan ibu hamil lebih rentan terhadap
dalam mengikuti program antenatal care (ANC) karies.6
di Puskesmas Suruh, Kabupaten Semarang. Saat terjadi proses kehamilan, terdapat
Banyaknya responden berumur 25-32 berkaitan perubahan pola pemeliharaan kebersihan gigi
dengan usia ideal wanita untuk hamil yaitu pada dan mulut menjadi lebih buruk. Perubahan ini
rentang usia 20-35 tahun. Usia sangat menentukan dapat disebabkan oleh timbulnya perasaan
kesehatan ibu hamil, ibu hamil dikatakan berisiko mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok
tinggi apabila berusia di bawah 20 tahun dan di gigi karena timbulnya perdarahan gusi atau
atas 35 tahun. Pada penelitian ini terdapat 8 orang terlalu lelahnya ibu hamil dengan kehamilannya
(16%) ibu hamil dengan usia risiko tinggi di bawah sehingga malas menggosok gigi. Keadaan ini
20 tahun dan di atas 35 tahun.10 dengan sendirinya akan menambah penumpukan
Usia kehamilan terbanyak pada penelitian plak pada permukaan gigi akhirnya sehingga
ini terdapat pada usia kehamilan trimester ke-3 memperburuk kondisi gigi dan mulut. Plak sendiri

5
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)

merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya Pengukuran tingkat risiko karies


penyakit pada gigi dan mulut seperti karies dan menggunakan instrumen Caries Risk Assessment
penyakit periodontal.14 Risk ADA Age> 6 menunjukkan sebagian besar dari
Perubahan fisiologis yang terjadi selama ibu hamil pada penelitian ini memiliki risiko karies
masa kehamilan memungkinkan perubahan nyata tinggi yaitu 33 orang ibu hamil (66%). Seluruh ibu
yang terjadi pada rongga mulut. Perubahan- hamil penelitian ini terpapar flouride dari pasta gigi
perubahan ini dapat menjadi faktor predisposisi yang digunakan sehari-hari namun sebagian besar
terjadinya masalah pada jaringan periodontal memiliki kebiasaan sering mengonsumsi makanan
seperti gingivitis kehamilan, lesi gingiva jinak, manis, tidak rutin melakukan kunjungan ke dokter
mobilitas gigi, dan periodontitis.15 gigi, dan pada pemeriksaan klinis memiliki lesi
Penelitian ini menggunakan Community karies atau gigi yang dicabut karena karies dalam
Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) tiga tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan hasil
untuk mengukur penyakit periodontal dan penelitian tingkat risiko karies yang dilakukan oleh
kebutuhan perawatan periodontal pada ibu hamil. Dolic et al.17 menggunakan kariogram dimana
Hasil dari pemeriksaan indeks CPITN ibu hamil di sebagian besar ibu hamil memiliki tingkat risiko
Puskesmas Pagarsih menunjukkan saat dilakukan karies tinggi, dimana faktor–faktor yang memiliki
probing paling banyak ditemukan kalkulus (64%). asosiasi yang kuat dengan tingginya risiko
Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang karies pada ibu hamil adalah pengalaman karies
dilakukan oleh Suwargiani dkk. dengan hasil sebelumnya, plak, frekuensi konsumsi makanan
penelitian kalkulus, 53%; poket 4-5 mm, 3,3%; manis, dan bakteri Streptococcus mutans.17,18
poket 6 mm, 0%.1 Hasil ini juga menunjukkan Kateeb19 menyatakan kurang baiknya
sejumlah 4% ibu hamil membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dapat
periodontal instruksi oral hygiene, sedangkan 96% disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
lainnya membutuhkan perawatan instruksi oral hamil bahwa kesehatan gigi dan mulut memiliki
hygiene, scaling, dan menghilangkan faktor retentif keterkaitan dengan kesehatan umum dan dapat
plak. berpengaruh pada hasil kelahiran anak-anak
Tingginya jumlah ibu hamil yang mengalami mereka. Selain itu kebanyakan ibu hamil juga tidak
kalkulus (skor 2) dapat dihubungkan dengan memprioritaskan perawatan gigi dan mulut karena
rendahnya kebersihan rongga mulut (oral hygiene). kendala waktu dan biaya.19
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa paling Hasil penelitian memperlihatkan
banyak ibu hamil mengalami kalkulus sehingga pada ibu hamil banyak ditemukan kondisi
kebutuhan perawatan yang dibutuhkan ialah oral periodontal gingivitis serta tingkat risiko karies
hygiene instruction, scaling, dan menghilangkan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis
faktor retentif plak.9 menyarankan pemerintah dan instansi terkait
Melalui gambaran klinis yang terlihat pada untuk dapat memberikan dukungan yang positif
pemeriksaan CPITN, dapat disimpulkan bahwa bagi pengembangan program-program kesehatan
34 ibu hamil (68%) mengalami gingivitis dan 16 gigi dan mulut bagi ibu hamil untuk meningkatkan
ibu hamil (32%) mengalami periodontitis. Siddiqui kualitas kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
et al. (2018) dalam studinya mengemukakan serta memastikan program antenatal care di bidang
wanita memiliki kemungkinan hingga 70% untuk kesehatan gigi dan mulut pada seluruh puskesmas
mengalami penyakit periodontal selama kehamilan. telah berjalan.
Peningkatan metabolisme hormon estrogen dan
sintesis prostaglandin mengakibatkan terjadinya SIMPULAN
perubahan pada jaringan periodontal. Perubahan
kadar hormon progesteron dan estrogen juga dapat Pengalaman karies ibu hamil termasuk ke
memengaruhi sistem imun dan pola pembentukan dalam kriteria rendah, penyakit periodontal yang
kolagen pada gingiva.16 Kedua kondisi ini dapat paling sering dijumpai adalah gingivitis, sedangkan
mengurangi kemampuan tubuh untuk memperbaiki tingkat risiko karies ibu hamil masuk ke dalam
dan memelihara jaringan gingiva. kategori tinggi.

6
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.

DAFTAR PUSTAKA usia ibu hamil dengan kepatuhan anc di


puskesmas suruh kabupaten semarang. J
1. Suwargiani AA, Pribadi IMS, Hidayat Keperawatan Matern. 2015;3:33–41.
W, Wardani R, Jasrin TA, Zubaedah C. 12. Tedjosasongko U, Anggraeni F, Wen ML,
Pengalaman karies dan kesehatan periodontal Kuntari S, Puteri MM. Prevalence of caries
serta kebutuhan perawatan ibu hamil. J Ked and periodontal disease among Indonesian
Gi Unpad. 2018;30(1):20. DOI: 10.24198/jkg. pregnant women. Pesqui Bras Odontopediatria
v30i1.16282 Clin Integr. 2019;19(1):1-8. DOI: 10.4034/
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. PBOCI.2019.191.90
Hasil Utama Riskesdas. Jakarta: Kementerian 13. Bakhtiar K. DMFT and OHIS indexes in
Kesehatan Republik Indonesia; 2018. h. 195 pregnant mothers. J Commun Heal Res.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018;7(1):1–10.
Hasil Utama Riskesdas. Jakarta: Kementerian 14. Santoso B, Sutomo B. Pengaruh umur
Kesehatan Republik Indonesia; 2013. h. 110– kehamilan, tingkat pengetahuan tentang
19. menyikat gigi, terhadap derajat kebersihan
4. Skouteris CA. Dental Management of the gigi dan mulut pada ibu hamil di Kelurahan
Pregnant Patient. Pondicherry: Wiley; 2018. p. Bintoro Kabupaten Demak. J Kebidanan.
71. 2017;6(13):64. DOI: 10.31983/jkb.v6i13.2870
5. Javed M, Chaundhry S, Butt S, Ijaz S, Asad 15. Marla V, Srii R, Roy DK, Ajmera H. The
R, Awais F. Transmission of streptococcus importance of oral health during pregnancy:
mutans from Mother to Child. Pakistan Or Dent A review. Med Express. 2018;5:1–6. DOI:
J. 2012;32(3):493–6. 10.5935/medicalexpress.2018.mr.002
6. Karnik A, Pagare S, Krishnamurthy V, 16. Siddiqui TM, Akram S, Wali A, Mahmood P,
Vahanwala S, Waghmare M. Determination of Rais S. Dental caries and gingivitis amongst
salivary flow rate, pH, and dental caries during pregnant women: A sample from urban and
pregnancy: A study. J Indian Acad Oral Med rural areas of karachi. Pakistan Oral Dent J.
Radiol. 2015;27(3):372. DOI: 10.4103/0972- 2018;88(1):88–91.
1363.170454 17. Dolic O, Obradovic M, Kojic Z, Sukara S. Caries
7. WHO. Oral Health Surveys: Basic Methods. 5th risk assessment in pregnant women using
ed. Geneva: WHO Library; 2013. p. 26-7. cariogram. Srp Arh Celok Lek. 2017;145(3–
8. American Dental Association (ADA). Caries 4):178–83. DOI: 10.2298/SARH160209044D
risk assessment form completion instructions 18. Behnke Rivera K, González Lopez BS,
general instructions: Caries Risk Assessment Sánchez vargas LO, Alanís Tavira J, Bermeo
Form (Age > 6). 2011. p. 1-2. Escalona JR. Evaluation of caries risk factors
9. Hiremath SS. Textbook of Public Health associated with pregnancy. Cienc ergo sum.
Dentistry. Bangalore: Elsevier; 2016. p. 520. 2019;26(3):1–11. DOI: 10.30878/ces.v26n3a5
10. Kaimmudin L, Pangemanan D, Bidjuni H. 19. Kateeb E. Dental caries experience and
Hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian associated risk indicators among Palestinian
hipertensi di RSU GMIM Pancaran Kasih pregnant women in the Jerusalem area: A
Manado. J Keperawatan. 2018;6(1):4-8. cross- sectional study. 2018;1–8. DOI: 10.1186/
11. Putri SPK, Christiani N, Nirmasari C. Hubungan s12903-018-0628-x

Anda mungkin juga menyukai