1
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran,
Indonesia
*Korespondensi: mutiaarizkir@gmail.com
Submisi: 8 Agustus 2020; Penerimaan: 27 April 2021; Publikasi online: 30 April 2021
DOI: 10.24198/jkg.v32i2.29000
ABSTRAK
Pendahuluan: Perempuan yang sedang hamil merupakan golongan yang rentan terhadap penyakit
gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang tidak dijaga dengan baik dapat menjadi sumber terjadinya
penyakit gigi dan mulut seperti infeksi gigi dan jaringan periodontal. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengalaman karies, penyakit periodontal, dan tingkat risiko karies ibu hamil. Metode:
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei yang melibatkan
50 orang ibu hamil di Puskesmas Pagarsih. Pengumpulan data diperoleh melalui pemeriksaan indeks
DMF-T, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dan Caries Risk Assessment Form
ADA usia >6 tahun. Hasil: Nilai indeks DMF-T ibu hamil 7,84 termasuk kriteria rendah. Hasil CPITN yaitu
periodontal sehat 0%; BOP 4%; kalkulus 64%; poket 4-5 mm 32%; poket 6 mm 0%. Sejumlah 4% ibu
hamil membutuhkan perawatan periodontal instruksi oral hygiene, 96% lainnya membutuhkan perawatan
instruksi oral hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif plak. Persentase risiko karies ibu hamil
dengan kategori sedang sebanyak 34% dan tinggi sebanyak 66%. Simpulan: Pengalaman karies ibu
hamil termasuk ke dalam kriteria rendah, penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah gingivitis,
sedangkan tingkat risiko karies ibu hamil masuk ke dalam kategori tinggi.
Kata kunci: Ibu hamil, indeks DMF-T, indeks CPITN, karies, tingkat risiko karies.
Caries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant women
ABSTRACT
Introduction: Pregnant women are the susceptible group to oral diseases. Negligence of oral health
care can be a source of oral diseases such as dental and periodontal tissue infections. The purpose of
this study was to determine the caries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant
women. Methods: This research was descriptive with data collection techniques through a survey involving
50 pregnant women at Pagarsih Community Health Centre (Puskesmas). Data collection was obtained
by examining the DMF-T index, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN), and the ADA
Caries Risk Assessment Form aged >6 years. Results: The DMF-T index value for pregnant women was
7.84, which included the low criteria. The result of the CPITN was 0% healthy periodontal; BOP 4%; 64%
calculus; pocket 4-5 mm 32%; pocket 6 mm 0%. Some 4% of pregnant women need periodontal treatment
with oral hygiene instructions; the other 96% need oral hygiene instructions, scaling and removing plaque
retentive factors. The percentage of caries risk for pregnant women in the moderate category was 34%,
and 66% were in the high category. Conclusion: The caries experience of pregnant women is included in
the low criteria. The most common periodontal disease is gingivitis, while the caries risk level of pregnant
women is in the high category.
Keywords: Pregnant women, DMF-T index, CPITN index, caries, caries risk level.
1
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)
2
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.
CPITN, Caries Risk Assessment Form, alat mengindikasikan satu atau lebih kolom High Risk
dasar pemeriksaan gigi: sonde half moon, pinset, terdapat pada individu.8
kaca mulut, dan ekskavator, headlamp, masker, Indeks CPITN digunakan untuk menilai
handscoon, probe WHO, alkohol 70%, gelas kesehatan jaringan periodontal dan kebutuhan
kumur, air mineral, dan kertas tisu. perawatannya berdasarkan tiga indikator:
Pengalaman karies pada penelitian ini perdarahan gingiva, kalkulus, dan poket periodontal.
diukur melalui indeks DMF-T. Indeks DMF-T Pengukuran indeks dilakukan menggunakan
adalah indeks untuk menilai status kesehatan sebuah probe WHO yang ringan dan didesain
gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. khusus dengan ball tip 0,5 mm dua garis hitam
Penilaian dilakukan secara visual dan penelusuran antara 3,5 dan 5,5 mm, serta cincin pada 8,5 dan
menggunakan ekskavator jika dibutuhkan. 11,5 mm dari ball tip.9
Penilaian dilakukan pada seluruh gigi permanen Rongga mulut dibagi menjadi beberapa
kecuali gigi molar ketiga. sekstan; 18-14, 13-23, 24-28, 38-34, 33-
Indeks DMF-T merupakan penjumlahan 43. Bagi orang dewasa di atas 20 tahun
dari indikator decay, missing, dan filling dimana gigi yang dijadikan penilaian adalah gigi
D (Decay) menunjukkan gigi yang rusak karena 17,16,11,26,27,47,46,31,36,37.9 Enam permukaan
karies dengan kriteria kerusakan adanya yang dinilai adalah permukaan mesiobuccal, mid-
perubahan warna, sangkutan pada sonde, buccal, distobuccal, mesiolingual, mid-lingual,
permukaan email yang tak tersambung, adanya and distolingual. Skor setiap sekstan diambil dari
rongga, dan permukaan dasar yang lembut. M skor tertinggi permukaan pada sekstan tersebut,
(missing) gigi yang telah dicabut karena karies dan sedangkan skor akhir dari CPITN diambil dari
F (filling) gigi yang sudah ditambal karena karies. sekstan yang memiliki skor paling tinggi.
Indeks DMF-T ditetapkan dengan melakukan Pada skoring CPITN keadaan jaringan
penjumlahan seluruh komponen D, M dan F lalu periodontal yang sehat dan tidak ada poket serta
dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. kalkulus diberi kode 0, jika tidak ada poket dan
Setelah ditetapkan, maka indeks DMF-T dapat kalkulus namun terdapat perdarahan diobservasi
dikategorikan ke dalam kriteria keparahan karies ketika sedang atau setelah dilakukan probing diberi
berdasarkan WHO (World Health Organization). kode 1, adanya poket gingiva yang tidak melebihi
Indeks DMF-T di bawah 5 menunjukkan kategori 3 mm dan terdapat kalkulus supra atau subgingiva
karies sangat rendah; 5,0–8,9 menunjukkan terlihat atau teraba ketika dilakukan probing diberi
kategori karies rendah; 9,00–13,9 menunjukkan kode 2, terdapat poket patologis 4-5 mm, yaitu
kategori karies sedang dan di atas 14 menunjukkan bagian hitam dari probe CPITN pada margin gingiva
kategori karies tinggi. diberi kode 3, terdapat poket patologis 6mm atau
Tingkat risiko karies dapat diukur melalui lebih, yaitu bagian hitam dari probe CPITN tidak
Caries Risk Assessment Form (Age>6) yang terlihat diberi kode 4, sedangkan jika hanya
ditetapkan oleh ADA (American Dental Association). terdapat satu gigi atau tidak ada gigi fungsional
Penilaian tingkat risiko karies dilakukan melalui dalam satu sekstan diberi kode X. Kriteria kode
interview mengenai kondisi pendukung dan kondisi CPITN 0 tidak memerlukan perawatan (TN-0),
kesehatan secara umum dan pemeriksaan klinis kode 1 membutuhkan perawatan instruksi oral
pada rongga mulut. Terdapat tiga sub-faktor yang hygiene (OHI)(TN-1), kode 2 dan 3 membutuhkan
dinilai pada form tersebut yaitu kondisi pendukung, perawatan instruksi oral hygiene (OHI), scaling, dan
kondisi kesehatan secara umum, dan kondisi klinis. menghilangkan faktor retentif plak (TN-2) dan kode
Penilaian tingkat risiko karies dilakukan 4 membutuhkan instruksi oral hygiene(OHI), deep
dengan mengelompokkan individu menjadi low scaling, root planing, dan perawatan periodontal
risk, intermediate risk, dan high risk. Hasil penilaian kompleks (TN-3).9
Low risk mengindikasikan hanya kondisi low risk Data yang diperoleh dikelompokkan
pada kolom formulir yang terdapat pada individu. berdasarkan karakteristiknya. Selanjutnya, data
Moderate risk mengindikasikan hanya kondisi yang didapatkan diinput dan diolah menggunakan
Low Risk dan/atau Moderate Risk pada kolom aplikasi Microsoft Excel kemudian disajikan ke
formulir yang terdapat pada individu. High Risk dalam beberapa tabel frekuensi.
3
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)
4
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.
16 ibu hamil (32%) memiliki poket 4–5 mm saat yaitu 28 ibu hamil (56%). Hasil ini disebabkan
dilakukan probing dan membutuhkan instruksi oral karena dalam program antenatal care Puskesmas
hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif Pagarsih ibu hamil dengan usia kehamilan trimester
plak. Hal tersebut menunjukkan bahwa 34 ibu III diwajibkan untuk memeriksakan kehamilannya
hamil (68%) mengalami gingivitis dan 16 ibu hamil lebih sering dibandingkan usia kehamilan lainnya
(32%) mengalami periodontitis. untuk mendeteksi adanya komplikasi kehamilan
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada penelitian yang mungkin terjadi menjelang proses kelahiran.
ini dua orang ibu hamil (4%) membutuhkan Hasil penelitian yang dilakukan kepada 50
perawatan jaringan periodontal instruksi orang ibu hamil rerata nilai indeks DMF-T adalah 7,84
oral hygiene sedangkan 48 ibu hamil (96%) dengan kriteria rendah. Nilai DMF-T tersebut lebih
membutuhkan perawatan jaringan periodontal tinggi dari nilai DMF-T wanita secara umum yaitu
berupa instruksi oral hygiene, scaling, dan 5,0.3 Hasil DMF-T pada ibu hamil menggambarkan
menghilangkan faktor retentif plak. terdapat 7–8 gigi yang mengalami karies, ditambal,
atau dicabut karena karies di setiap individu. Hasil
Tabel 6. Tingkat risiko karies ibu hamil di Puskesmas ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
Pagarsih (n=50)
oleh Tedjosasongko dkk.12 di delapan Puskesmas
Tingkat resiko karies Jumlah responden (n) %
di Kota Surabaya dengan nilai DMF-T sebesar
Rendah - - 4,34. Adapun perbedaan dari hasil penelitian dapat
Sedang 17 34 disebabkan karena adanya perbedaan kondisi
Tinggi 33 66 geografis, kebudayaan, nutrisi, pengetahuan ibu
Total 50 100 hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta
pelayanan kesehatan pada kedua penelitian.13
Tabel 6 menunjukkan persentase tingkat Proses kehamilan dapat mengakibatkan
risiko karies pada ibu hamil di Puskesmas beberapa perubahan pada laju aliran saliva, pH
Pagarsih. Tabel diatas memperlihatkan sebagian saliva serta komposisi biokimia pada saliva. Saat
besar ibu hamil pada penelitian ini memiliki risiko hamil kadar chronis somatotropin (HCS) dan
karies tinggi. Terdapat 17 orang ibu hamil (34%) progesterone mengalami peningkatan sehingga
memiliki tingkat risiko karies sedang dan 33 orang dapat mengakibatkan menurunnya laju aliran
ibu hamil (66%) memiliki tingkat risiko karies tinggi. saliva. Selain itu adanya peningkatan hormon
progesteron pada ibu hamil juga dapat mengurangi
PEMBAHASAN kadar plasma bikarbonat sehingga mengakibatkan
penurunan pada pH saliva. Adanya penurunan
Hasil penelitian memperlihatkan lebih pH serta penurunan laju aliran pada saliva dapat
banyak dijumpai ibu hamil pada rentang usia 25- mempengaruhi fungsi saliva sebagai larutan
32 dengan jumlah sebanyak 23 orang (46%). buffer terganggu sehingga mengakibatkan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ketidakseimbangan proses demineralisasi
Putri dkk.11 dimana ibu hamil dengan rentang dan remineralisasi dan pada akhirnya dapat
usia tersebut memiliki kepatuhan yang baik menyebabkan ibu hamil lebih rentan terhadap
dalam mengikuti program antenatal care (ANC) karies.6
di Puskesmas Suruh, Kabupaten Semarang. Saat terjadi proses kehamilan, terdapat
Banyaknya responden berumur 25-32 berkaitan perubahan pola pemeliharaan kebersihan gigi
dengan usia ideal wanita untuk hamil yaitu pada dan mulut menjadi lebih buruk. Perubahan ini
rentang usia 20-35 tahun. Usia sangat menentukan dapat disebabkan oleh timbulnya perasaan
kesehatan ibu hamil, ibu hamil dikatakan berisiko mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok
tinggi apabila berusia di bawah 20 tahun dan di gigi karena timbulnya perdarahan gusi atau
atas 35 tahun. Pada penelitian ini terdapat 8 orang terlalu lelahnya ibu hamil dengan kehamilannya
(16%) ibu hamil dengan usia risiko tinggi di bawah sehingga malas menggosok gigi. Keadaan ini
20 tahun dan di atas 35 tahun.10 dengan sendirinya akan menambah penumpukan
Usia kehamilan terbanyak pada penelitian plak pada permukaan gigi akhirnya sehingga
ini terdapat pada usia kehamilan trimester ke-3 memperburuk kondisi gigi dan mulut. Plak sendiri
5
Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamil (Rahmayani dkk.)
6
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. April 2021; 33(1): 1-7.