Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi ECC

ECC terjadi pada anak dengan usia dibawah 71 bulan. Duangthip D pada tahun 2017 melalui
suatu literature review dari tiga database elektronik dari tahun 2006-2015 mendapatkan hasil
prevalensi ECC pada anak usia 5-6 tahun di kawasan Asia Tenggara berkisar antara 25%
sampai 95%. Sedangkan prevalensi ECC di Indonesia menurut Sujitpto pada tahun 2014
sebesar 90,05%. Angka prevalensi ECC di kawasan Asia Tenggara lebih tinggi dibandingkan
prevalensi ECC pada anak usia 2-5 tahun di Amerika Serikat pada kurun waktu 1999 sampai
2004 sebesar 28%. dan sebesar 72% ECC tidak ditangani.1
Early childhood caries (ECC) adalah karies gigi yang menyerang gigi primer pada anak usia
prasekolah sangat sering terjadi, terutama pada anak-anak dalam kelompok sosial ekonomi
rendah di negara-negara berkembang. Prevalensi karies pada anak-anak usia prasekolah di
Negara maju secara historis menunjukkan rendah, sebaliknya di negara-negara berkembang
menunjukkan angka yang cukup tinggi. Sejumlah penelitian tentang prevalensi ECC, di
Thailand pada anak usia 11-14 bulan adalah 57,5% dan pada anak usia 15-19 bulan adalah
82,8%. Di India prevalensi ECC pada anak usia 8-48 bulan adalah 44%. Di Indonesia,
khususnya di beberapa daerah seperti Bandung menunjukan bahwa prevalensi ECC pada anak
usia 15-60 bulan sebesar 56,78%. Di Jakarta Utara prevalensi ECC anak usia 6-24 bulan adalah
63,1%, dengan tingkat deft 3,3.7 Puskesmas Padangsari mencakup 22 TK, dan dari hasil
penjaringan yang dilakukan Puskesmas Padangsari, di TK Islam Pangeran Diponegoro terdapat
111 anak dengan karies gigi dengan prevalensi 60,32%. Hal ini menunjukkan tingginya angka
kejadian karies gigi di Puskesmas Padangsari, khususnya pada anak dengan risiko Early
Childhood Caries (ECC).2
Tinjauan epidemiologi menunjukkan bahwa menyusui lebih dari satu tahun dan dilakukan pada
malam hari erat terkait dengan peningkatan prevalensi karies. Penelitian yang dilakukan oleh
Chaffee, Felines dan Vitolo, bahwa menyusui selama 24 bulan atau lebih dapat meningkatkan
prevalensi gigi yang parah pada anak usia dini di keluarga berpenghasilan rendah di Porto
Alegre, Brazil. Penelitian Dian (2015) menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara pola konsumsi susu formula dengan karies gigi di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo. Pada penelitian Ani (2016) didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh
penambahan gula pada konsumsi susu formula dengan karies pada anak prasekolah.2
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, di negaranegara berkembang,
prevalensi ECC mencapai 70%. Prevalensi ECC di Thailand mencapai 82,8% pada anak usia
15-18 bulan. Beberapa studi di India menunjukkan prevalensi ECC adalah antara 27% - 56%.
Prevalensi ECC di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian di Jakarta tahun 2010,
menunjukkan bahwa prevalensi ECC mencapai 63,1% pada anak usia 6-24 bulan. Penelitian
lain oleh Heriandi, menemukan prevalensi karies gigi sulung mencapai 61% - 85% di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah
kesehatan yang penting di berbagai negara di dunia, terutama di negara berkembang. Prevalensi
ECC juga sangat bervariasi dengan beberapa faktor seperti ras, budaya, dan etnis; status sosial
ekonomi, gaya hidup, pola makan, dan praktik kebersihan mulut dan juga sesuai dengan
berbagai faktor dari satu negara ke negara lain dan dari satu daerah ke daerah lain.3,4 Kebiasaan
menyusui lebih dari 1 tahun secara signifikan akan meningkatkan risiko karies pada anak.
Pemberian ASI yang berkepanjangan akan menurunkan pH plak didalam mulut, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya ECC.3 Tercatat bahwa anak-anak dan remaja yang hidup dalam
kemiskinan menderita dua kali lipat kerusakan gigi daripada teman sebaya mereka yang lebih
kaya dan bahwa penyakit mereka lebih cenderung tidak diobati. Data yang tersedia
menegaskan bahwa dari perspektif demografis, anak-anak miskin secara ekonomi berada pada
risiko tinggi untuk karies gigi.5
Dapus:
1. Hamid A dkk. Kualitas Hidup Anak Usia 3-5 Tahun dengan Early Chilhood Caries yang
Tidak Ditangani. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019: 1415.
2. Jingga E, Henry S, Sri Y. Hubungan Pola Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Early
Childhood Caries pada Anak Prasekolah di TK Islami Diponegoro Kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 2019; 7(1): 131-132.
3. Sebastian WA, Mayasari Y, Ruslan MRR. Pro dan kontra antara hubungan menyusui dan
early childhood caries (ecc) (Kajian Pustaka). Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi
FKG UPDM (B). 2017; 13(1): 23-4.
4. Anil S and Anand PS. Early Childhood Caries: Prevalence, risk factors, and prevention.
Frontiers in Pediatrics. 2017; 5: 1-5.
5. Sumber: Masthan KMK. Textbook of pediatric oral pathology. 1st Ed. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2011. p.67-8, 70.

Anda mungkin juga menyukai