Anda di halaman 1dari 34

Restorasi

Amalgam dan
Komposit Kelas II
Shenny Shefira S
160110170066
2

Tahap
Restorasi
Kelas 2
Amalgam
Tahap Restorasi
1. Desensitizer Placement
2. Matrix Placement
3. Insertion and Carving Of The
Amalgam
4. Carving The Occlusal Portion
5. Removal Of The Matrix Band and
Completion Of Carving
6. Finishing and Polishing of The 3
DESENTIZER PLACEMENT
✢ Menempatkan dentin desentizer
pada gigi yang telah di preparasi.

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V


(2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 393)
4
Matriks Placement
✢ Fungsi utama : Mengembalikan kontur anatomis dan memperbaiki kontak
proksimal

✢ Kualitas matrix yang baik yaitu :


- rigid (kaku) terhadap struktur gigi yang ada
- memungkinkan untuk mengembalikan kontur anatomi yang sesuai
- restorasi dapat mengembalikan hubungan kontak proksimal yang benar
- mencegah perluasan tumpatan ke arah gingival (gingival excess)
- mudah diaplikasikan
- mudah dilepas

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.
sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 394 Paragraf pertama) 5
1. Menyiapkan retainer band dan
matrix band
Universal retainer
Disebut juga Tofflemire retainer.
Berfungsi untuk menjaga supaya band
tetap pada posisinya.
Matrix retainer memiliki empat bagian:
• Head – berbentuk U, memiliki tiga bagian
atau slot untuk menempatkan band
• Locking vise – sliding body yang berfungsi
memegang band
• Long knob – untuk mengubah diameter dari
loop
• Short knob – mengunci band di dalam sliding
body

 Retainer dapat ditempatkan pada sisi a. Straight and contra-angled Universal


retainers (Tofflemire) .
fasial/lingual gigi yang di restorasi
b. Bands/ Matrix bands with varying
sesuai kebutuhan occlusogingival measurements are
 Apabila digunakan pada aspek lingual available
membutuhkan retainer dengan design Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V
(2014) Studervant’s Art and Science of Operative
contra angled (agar dapat sebaik di Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394-395) 6
aspek fasial).
7
Matrix bands
Matrix bands terbuat dari bahan stainless steel yang fleksibel dan
tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan.
✢ Sistem matriks universal (dirancang oleh B.R. Tofflemire)
idealnya diindikasikan ketika melibatkan tiga permukaan (yaitu,
mesial, oklusal, distal) dari gigi posterior yang telah disiapkan.
✢ Bisa juga digunakan untuk restorasi Kelas II yang melibatkan dua
permukaan.

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394)

8
✢ Matrix tofflemire terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
○ Flat/ Straight Tofflemire band,(Uncontoured)
tersedia dalam dua ukuran ketebalan, yaitu 0.002 inci
(0.05mm) dan 0.0015 inci (0.038mm)
○ Precontoured band
○ Curved matrix

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014)


Studervant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (hal 394) 9
2. Coba pasang wedge yang sesuai lalu
lepaskan
3.Matrix di bentuk untuk mendapatkan
kontur yang memberikan adaptasi yang
sesuai pada struktur gigi

A. Tempatkan matrix band di atas resilient paper pad lalu gunakan burnisher
kecil dengan tekanan kuat secara bolak-balik untuk mengubah bentuk dari
band. Source : Heymann, H. O.,
B. Setelah itu gunakan burnisher yang lebih besar untuk menghaluskan band Swift, E. J. and Ritter, A. V
yang sudah di contour. (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative
C. matrix band sudah terbentuk untuk mesio-occluso-distal tooth preparation
Dentistry. sixth edition.
Elsevier Inc. (hal 396) 10
4. Letakkan matrix band kedalam
retainer.

○ Putar long knob untuk


menggerakkan locking vise ke arah
retainer head
○ Putar (short knob untuk
melonggarkan sekrup penahan
(sekrup penahan harus dilepaskan
dari sliding body)
○ Gulung band menjadi loop
○ Kedua ujung band diletakkan pada
slot locking vise (tepi oklusal dari
band menghadap retainer) dan
posisi band dalam slot head
○ Mengunci matriks pada retainer,
11
5. Sesuaikan matrix band pada gigi

✢ Posisikan oklusal band 1,5-2mm  di atas marginal ridge


gigi dan cavosurface margin dari gigi yang berdekatan
✢ Posisi gingiva band melebar 0,5mm di bawah cavosurface
band gingiva
✢ Trim matriks bagian gingiva bila karies melebar ke gingiva
margin cavosurface
12
7. Mengikis bagian yang berpotensi
merusak jaringan gingiva (case : margin
gingiva yang dangkal)
✢ Band dapat di kikis / trim untuk
gingival margin yang dangkal
✢ Agar tidak merusak jaringan
gingiva dan perlekatan pada sisi
yang lebih dangkal
✢ Modifikasi ini dapat dilakukan
pada bagian mesio – oklusal -
distal

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J.


and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art
and Science of Operative Dentistry.
sixth edition. Elsevier Inc. (halaman
396 paragraf 2) 13
8. Menggunakan kaca mulut untuk
mengobservasi kontur proksimal
matrix di interproksimal space

✢ Kontur oklusoginggival harus


cembung
✢ Kontur akan meninggi pada bagian
titik kontak gigi sebelahnya
✢ Matrix juga diamati dari arah oklusal
untuk mengevaluasi dari area kontak
dlm arah fasio-lingual
✢ Ideal nya band harus di posisikan 1
mm di atas gingival margin

Source : Heymann, H. O., Swift,


E. J. and Ritter, A. V (2014)
Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth
14
edition. Elsevier Inc. (halaman
9. Penempatan wedge di gingival
embrasure
✢ Wedge memiliki penampang triangular atau bulat
dan terbuat dari kayu, plastic atau karet. Wedge
diselipkan setelah matriks band dipasang untuk
menjaga posisi matriks di daerah margin servikal
sehingga dapat membentuk embrasure gigi

15
1. Potong wedge sekitar 1,2 cm
2. Jepit dengan menggunakan piler
no. 110
3. Masukan ujung yang runcing dari
facial atau lingual Wedge the band
menempel erat
4. Jika dibutuhkan aspek gingival,
wedge dapat sedikit di basahi
dengan lubricant untuk
memudahkan penempatannya.
“wedge yang lekat tanpa celah =
mencegah adanya overhang pada
amalgam “
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and
Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 398
paragraf 1) 16
Teknik lain yang dapat di gunakan saat
pemasangan wedge
✢ Menumpuk 2 wedge dengan asumsi wedge yang di atas lebih
kecil
✢ Wedging ganda ( penggunaan 2 wedge 1 dari arah lingual dan 1
dari fascial) dapat di gunakan jika proximal box besar

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and


Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 398 paragraf
2) 17
✢ Source : Heymann, H. O.,
Swift, E. J. and Ritter, A. V
(2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry.
sixth edition. Elsevier Inc.
(halaman 401)
18
10. Kencangkan Matriks Pada Gigi
✢ Untuk mengencangkan band matriks sekitar gigi, putar long knob, ini akan
menarik  band matriks keatas bersama dengan sliding body, sehingga
mengurangi diameter matriks band dan mengetatkan matriks di sekitar
gigi. Kencangkan matriks sebanyak mungkin sekitar gigi, hal ini
memungkinkan untuk kondensasi amalgam yang tepat dan
pengembangan kontur.
✢ Setelah wedge terletak erat pada gingival embrasure, kendurkan band
matriks sedikit dengan memutar tombol 1/5 putaran. Ini mencegah band
matriks menjadi terlalu ketat, yang dapat mengakibatkan kontak yang
terbuka dan dapat menghambat kondensasi yang tepat dari bahan
tumpatan ke daerah proksimal cavosurface margin. Terakhir, gunakan
spoon excavator  atau burnisher untuk memoles matriks band pada
bidang kontak dengan gigi yang berdekatan.

19
11. Gunakan kaca mulut untuk mengevaluasi
kontur proximal , matrix, wedge dengan
permukaan gigi sebelahnya

12. Kontur oklusoginggival harus seimbang, jika


dibutuhkan dapat dilakukan kontur tambahan

20
Insertion and Carving Of The
Amalgam

Prinsip :
 Kondensasi utk mengadaptasi amalgam ke dinding preparasi dan matrik,
dan utk menghasilkan restorasi yg bebas dr rongga.
 Mempertahankan kadar merkuri dalam restorasi serendah mungkin utk
meningkatkan kekuatan dan mengurangi korosi

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403)

21
Tahapan:
✢ Insersi amalgam mengisi gingival 1mm (aproximately) proximal box dan
dikondensasikan ke gingival floor. (dikondensasikan dengan arah gingival,
lateral agar teradaptasi))
✢ Additional amalgam dikondensasikan pada margin proximal dan proximal
retention groove.
✢ Kondensasi kuat ke arah facial,lingual,gingival menggunakan bagian
samping condensor agar tidak ada celah
✢ kondensasi distal atau mesial yang baik agar kontur dan kontak proksimal
tepat
✢ Insersi&kondensasi dilakukan hingga pencapai pulpal wall
✢ Insersi hingga ke margin oklusal dan overpack ± 1mm menggunakan
large condenser

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science
of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403-404)
22
✢ Ukuran kondensor dapat diganti-ganti sesuai keadaan
( contoh : smaller untuk dekat prox. margin)
✢ Kondensasi amalgam tepat: di area marginal ridge
mengurangi risiko fraktur ridge marginal selama
penghilangan matriks. campuran amalgam tersebut tidak
boleh basah (mis., Kaya merkuri) atau kering dan rapuh
(mis., Merkuri buruk).

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science
of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 404)

23
Carving The Occlusal Portion
✢ Precarving : menggunakan egg shaped / ball burnisher
✢ Carving dilakukan langsung setelah condensasi dan
burnishing 
✢ Carving the occlusal portion menggunakan sharp discoid
instrument.
✢ Carving marginal ridge sesuai dengan tinggi dan  bentuk
marginal ridge gigi tetangga
✢ Pembentukan oklusal embrasure : explorer / small hollenback
carver
✢ Mengingat oklusal kontak pre-preparasi → observasi tinggi
marginal ridge  gigi tetangga → mengetahui letak margin
preparasi cavosurface ( termasuk MR dan oklusalembrasure).
Jika restorasi memiliki keterlibatan proksimal gigi yang luas,
ukiran oklusal harus dilakukan dengan cepat.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 404) 24
Removal Of The Matrix Band and
Completion Of Carving
✢ Matrix band dan wedges dapat dibuka setelah proximal surface hampir
selesai (dengan kontak yang baik dan proses carving yang dibutuhkan
tinggal sedikit)
✢ Gingival excess dapat dikurangi menggunakan amalgam knife (scaler, No.
34 dan 35 / blade) – untuk menghindari gingival overhang.
✢ Cek kembali kontak proximal dengan kaca mulut
✢ Setelah carving selesai lepas rubberdam, oklusi dinilai dan disesuaikan.
✢ Gunakan thin unwaxed dental floss untuk menghilangkan amalgam yang
tersisa di bagian proximal.
✢ Dilakukan pembilasan akhir dan evacuation rongga mulut
✢ Pasien diinstruksikan untuk menghindari pengunyahan
menggunakan gigi yg direstorasi selama 24 jam.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 405-406)
25
Finishing and Polishing of The
Amalgam
✢ Dilakukan setelah 24 jam insersi
✢ Pada bagian oklusal finishing dan polishing sama dengan kelas I amalgam
✢ Jika amalgam di bagian marginal proximal fasial dan lingual
overcarved, dapat dilihat dengan explorer
✢ Gunakan sandpaper disk sebagai finishing bur untuk menghaluskan
enamel margin dan kontur marginal ridge
✢ Marginal ridge juga dapat di finishing dengan sandpaper disk.
✢ Gunakan find abrasive disk atau the tip of sharpened rubber polishing point
untuk polishing bagian proksimal yang terakses.
✢ Gunakan pisau amalgam untuk trimming, jika proksimal margin tidak
dapat diakses.
✢ Final polishing occlusal & proximal : fine grit rubber polishing point / rubber
cup with flour of pumice followed by a high-luster agent

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and 26
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 406)
2
7

Tahap
Restorasi dan
Polishing
Kelas 2
Komposit
Matrix application
 Aplikasi matriks dapat dilakukan sebelum mau pun setelah aplikasi etsa,
namun secara umum biasanya aplikasi matriks dilakukan sebelum prosedur
pengetsaan dan aplikasi bonding agent.
 Pada restorasi kelas II komposit hampir sepenuhnya bergantung pada
kontur dan posisi dari matrix untuk membangun kontak proksimal yang
tepat.  Agar matriks tidak berpindah posisi maka digunakan wedge.
 Matriks >> cara membuat dinding yang berhadapan dengan dinding
aksial melingkupi area struktur gigi yang hilang selama dilakukan
prosedur preparasi
 Hal dan tujuan yang perlu diperhatikan: 1) kontak yang rapat, 2) kontur
yang baik, 3) anatomi yang tepat
 Matriks paling baik: metal (tetapi tidak bisa digunakan untuk bahan dgn
aktivasi menggunakan sinar)

28
Tahapan
✢ Matriks harus ditempatkan di interdental gigi, matriks sangat tipis dengan
ketebalan sekitar 0,08 mm dan dapat mengakibatkan kerusakan atau trauma
apabila diaplikasikan secara berlebih.
✢ Curved mosquito haemostat digunakan untuk meletakkan wedge agar didapatkan
ruang pada interdental dalam mengadaptasikan matriks untuk membuat kontur
dari gigi yang akan direstorasi.
✢ Peletakan matriks dapat dilakukan melalui buccal-lingual atau keduanya.
✢ Matrix sectional harus diletakkan di tengah interdental dengan kelebihan matriks
memeluk sisi bukal-lingual.
✢ Ring komposit diletakkan untuk membatasi dan membentuk kontur pada bukal-
lingual (mencegah restorasi overhang)

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 272) 29
30
✢ Etching, Priming, and Placing Adhesive
✢ Inserting and curing the composite
 Memakai teknik oblique incremental technique di proximal box, dengan
ketebalan 1-2mm,
lalu di light cure 20-40 detik
Teknik yang digunakan pada University of North Carolina:
1. Inkrementasi pertama diletakan sepanjang gingival floor dan memanjang sedikit ke
fasial atau lingual wall. Ketebalan: 1-2 mm
2. Inkrementasi kedua diletakan pada lingual atau facial wall dan mengisi 2/3 box
3. Inkrementasi terakhir untuk melengkapi proksimal box

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273) 31
Contouring and polishing the composite
• Contouring dapat dilakukan langsung setelah light cure komposit telah dipolimerisasi/ 3 menit
setelah pengerasan pertama
• Contouring di oklusal : round (or oval), 12 bladed carbide finishing bur atau finishing diamonds
atau abrasive disc
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin oklusal : carbid tipped carve
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin proximal dan embrasur: a flame shaped, 12
bladed carbide finishing bur or finishing diamond and abrasive disc
• Untuk mengurangi kelebihan di area gingiva : No. 12 surgical blade mounted in a Bard-Parker
handle with light shaving strokes, untuk menghaluskan memakai Narrow finishing strips.
• Lepas rubber dam (jika diisolasi)
• Cek oklusi
• Jika diperlukan dipoles dengan polishing points, cups, brushes, or discs
• Contouring dan polishing menggunakan discs dan brush

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273-275)
32
33
Kesimpulan
RESTORASI RESTORASI
AMALGAM KELAS II KOMPOSIT KELAS II
1. Menggunakan matrix 1. Menggunakan pre-
tofflemire dengan 2 contoured metal
ketebalan sectional matrix
2. Amalgam 2. Komposit hanya
dikondensasi diletakan secara
3. Finishing dan incremental
polishing dilakukan 3. Menggunakan bahan
setelah 24 jam adhesive
4. Amalgam tidak selalu
memerlukan bonding 34

Anda mungkin juga menyukai