Anda di halaman 1dari 19

Pemasangan Model ke

Artikulator
Penentuan oklusi :

1. Teknik penentuan lintasan fungsional

Teknik ini bukan kompetensi untuk S1 dan cukup rumit untuk


dilakukan. Akan digunakan alat yang dapat merekam setiap Gerakan
fungsional gigi.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
2. Teknik articulator atau statis
2.1 Penangkupan langsung
digunakan dalam kasus-kasus kehilangan gigi yang sedikit dengan area edentoulus
yang cukup pendek

2.2 Perekaman Antar oklusal


dilakukan dengan bahan wax dan pasta elastomers seperti polyvinyl siloxanes and
polyethers

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
2.3 Bantuan Galengan gigit
Biasanya untuk kasus kasus free end

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
Tahapan Pemasangan :
1. Pastikan model siap dan tidak terpasang pada articulator, baik keduanya
maupun rahang atasnya saja.
2. Catatan relasi sentris dicocokkan pada model RA, pastikan ujung cusp gigi
sesuai dengan catatan
3. Model RB ikut dicocokkan pada lengkung catatan. Harus dipastikan bahwa
ujung cusp pada posisi akurat sesuai dengan catatan. Kemudian posisi ini ditahan
ringan dengan jari.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
4. Model difiksasi dengan menggunakan wire struts dengan modeling plastic/
wax. Wire struts biasanya bisa dibuat dengan memotong kawat sepanjang
75mm.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
5. Menyiapkan articulator. Pin incisal dilonggarkan sekitar 2-3 mm dari
pengaturan netral.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
6. Mempersiapkan articulator dengan baik, skrup dikencangkan, cincin
pemasangan bersih, dan posisi articulator ditempatkan pada permukaan
horizontal.

7. Basis gips dibasahi dengan air jernih, kemudian bagian dasar dipoles dengan
media pemisah gypsum (ex. Super-kep Kerr)

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
8. Dental stone disiapkan, setelah mixing ditempatkan pada bagian dasar model.
Artikulator ditutup, pin incisal dipastikan bersentuhan dengan dasar meja dan
sebelum setting dental stone harus langsung dibentuk dan dihaluskan.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
9. Setelah stone mengeras, fiksasi dilepas dan catatan interoklusal juga dilepas.
Pin incisal pun disesuaikan dengan benar.

Gunadi, Haryanto A, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : EGC. Pg. 282-289

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-180
Penyusunan Gigi
Pemilihan bentuk dan warna gigi  berpedoman pada bentuk wajah, jenis
kelamin, serta gigi yang tersisa.
dgn berpedoman dan
Penyusunan gigi  dilakukan secara bertahap
menyesuaikan dengan gigi
 penyusunan gigi anterior atas dan bawah rahang bawah yang tersisa,
 selanjutnya gigi posterior atas dan bawah midline serta oklusi yang baik,
sampai tercapai estetik, retensi,
dan fonetik yang baik

Boucher, C.O., 1964, Swenson’s Complete Denture, 6th ed., The C.V. Mosby Co. St. Louis.
12
A. Zarb, B. CL, Eckert SE, and E. Al, “Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient: Complete Dentures and Implant Supported Prostheses,” Mosby, 2004
• pd saat penyusunan gigi  posisi garis vertical articulator yg harus menyentuh
piringan dasar.
 jika tidak menyentuh piringan Dasar  gigi disusun terlalu tinggi  dimensi
vertical menjadi tinggi.

• Jika gigi terlalu tinggi  pengasahan


• Dilakukan dr arah servikal ke arah palatal secara miring.
• Batas servikal jangan diasah  kec. Bila sangat diperlukan (gigi pendek)

Boucher, C.O., 1964, Swenson’s Complete Denture, 6th ed., The C.V. Mosby Co. St. Louis.
A. Zarb, B. CL, Eckert SE, and E. Al, “Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient: Complete Dentures and Implant Supported Prostheses,” Mosby, 2004
13
Percobaan Gigi Tiruan Malam
dalam Mulut
Sebelumprotesaselesaidibuatdariresinakrilik,perludicobaterlebihdahuludidalammulutdalambentukgeligitiruanmalam.
Halinidimaksudkansebagaipercobaanterakhiruntukmenghilangkankeragu-raguanoperator,teknikermaupunpasiensendiri.

Pertama-tama gigitiruan malam diperiksa pada model kerja dalam keadaan terpasang pada artikulator untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh tekniker sudah benar. Adaptasi dasar geligi tiruan terhadap model
kerja harus baik.

Bila operator telah puas dengan penampilan, kecekatan,dan konstruksi dari gigitiruan pada model dan artikulator, barulah
gigitiruan dicoba di dalam mulut pasien.Hal-hal yang perlu diperhatikan dari desain dan konstruksigigitiruan adalah:
adaptasi basis dan komponen-komponengigitiruan, oklusi,artikulasi, estetik dan permukaan poles.

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates. Hal 395-401
PEMERIKSAAN KECERMATAN BAGIAN-BAGIAN GIGI TIRUAN

1. Basis Gigi Tiruan


Pada gigi tiruan yang terbuat dari resin akrilik, percobaan protesa dilakukan dalam bentuk malam.

Percobaan dengan bahan ini menimbulkan kesulitan untuk menghindari kemungkinan berubahnya malam yang
digunakan.

Untuk mencegah hal ini, sebaiknya elemen gigi tiruan disusun di atas basis yang sudah terbuat dari resin. Malam
yang digunakan untuk mencekatkan gigi pada basis sebaiknya jenis malam yang keras, untuk menghindarkan
melunaknya malam ini dalam mulut.

Pada saat percobaan ini, gigi tiruan tidak dibenarkan dibiarkan terialu lama berada di dalam mulut. Sering-sering
dilepas dan penyesuaian hanya dilakukan di atas model kerja.

Perlekatan gigi pada malam harus selalu diperiksa dan setiap perubahan yang terjadi harus diperbaiki kembali di
atas model.

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates. Hal 395-401
2. Cengkeram
Pada gigi tiruan yang didesain dengan benar, setiap cengkeram yang dibuat mempunyai maksud
dan tujuan tertentu, seperti untuk retensi, keseimbangan, atau dukungan.

Periksa pula kecermatan kontak dan


Periksalah ketepatan kontak cengkeram dengan permukaan posisilengancengkeramterhadapgerakanlateralpadaundercut.Lenganini
gigipenyangga. Bila bagian retentif cengkeram berkontak rapat dengan tidak boleh masuk kebagian bawah garis survei.Kedudukanlengan
permukaan gigi, hal ini berarti bagian ini terletak pada posisi cengkeram terhadaptulangalveolardan gingivadiperiksa jangan sampai
yangtepatpadaundercut.Gigitiruan akan tertahan dengan baik di menyebabkan rasa sakitataumengganggu jaringan lunak di
tempatnya, bila bagian retensi juga berfungsi baik. bawahnyaAdanya ujung cengkeram yangtajambiasanya dapat diraba
oleh lidah atau pipi dan bibirpasien

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates. Hal 395-401
3. Oklusi
 Pemeriksaan oklusi diawali dengan meminta pasien menutup mulutnya perlahan-lahan, tidak
menggigit kuat-kuat karena gigi tiruan masih terbuat dari malam. Pada tahap ini perlu diperiksa
hubungan gigi-geligi. Bila pada artikulator kontak oklusi sudah dibuat dalam keadaan baik,
biasanya hubungan ini akan terlihat baik pula di dalam mulut.

 Kontak oklusal dapat dicek dengan meletakkan spatula di antara gigi pada salah satu sisi rahang.
Pengecekan ini hendaknya dilakukan dengan tekanan oklusal yang sama dan tetap. Dalam
keadaan ini kontak oklusal dan kedudukan antar tonjolan gigi diperiksa. Bila hubungan ini belum
benar, penentuan oklusi harus diulang. Biasanya perlu diawali lagi dari pembuatan lempeng gigit.
Bila yang hilang hanya kontak unilateral, perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan
malam pada sisi yang bersangkutan.

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates. Hal 395-401
4. Estetika

Segi estetik pada percobaan gigitiruan dalam mulut dilakukan setelah pemeriksaan kecekatan dan oklusi.Dalam mempertimbangkan masalah estetik, perlu diketahui
latarbelakangdan tujuan pembuatan protesa dari pasien yang bersangkutan. Apakahtujuanutamauntukmemenuhi faktor fungsional atau lebih banyakaspekestetiknya?

Pasienperlu diberi tahu, bahwa pada tahap ini kita masih melakukan perubahan-perubahan mengenai posisi, bentuk, ukuran maupun warna giginya.Dalamtahap
pemeriksaan estetik ini,pasienbiasanyamelihatdan menilai gigitiruannya melalui cerminataubertanyapendapatpadakeluarganya.

Sebelum protesa dikirim kembali ke laboratorium untuk proses selanjutnya,sebaiknyasudahmemperolehsuatupernyataanpuasdaripihak pasien tentang aspek estetik ini.

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates. Hal 395-401

Anda mungkin juga menyukai