Anda di halaman 1dari 15

DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik
pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens

Disadur dari :
Sidiq M, Yousuf A, Bhat M, Sharma R, Bhargava N, Ganta S. Correction of a
severely rotated maxillary incisor by elastics in mixed dentition complicated by a
mesiodens. Int J Clin Pediatr Dent 2015; 8(3): 234–8.

Penyaji :
Jesslyn Komala (220631124)
Abil Rasyid Posniroha (220631117)

Dosen Pembimbing :
Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort(K)

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik
pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens

Disadur dari :
Sidiq M, Yousuf A, Bhat M, Sharma R, Bhargava N, Ganta S. Correction of a
severely rotated maxillary incisor by elastics in mixed dentition complicated by a
mesiodens. Int J Clin Pediatr Dent 2015; 8(3): 234–8.

Dosen Pembimbing:

Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort(K)


NIP: 198403012009122003

Penyaji :

Jesslyn Komala Abil Rasyid Posniroha


NIM : 220631124 NIM: 220631117

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022

2
ABSTRAK

Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk melaporkan kemungkinan


pendekatan yang lebih nyaman dibandingkan dengan prosedur ortodonti
konvensional untuk mengoreksi rotasi gigi anterior yang parah pada anak laki-laki
India yang berusia 11 tahun, dengan gigi bercampur maloklusi kelas I. Anak
dilaporkan menginginkan pengobatan untuk gigi insisivus kanan atas yang
berotasi parah dengan mesiodens dan crossbite pada satu gigi. Gigi
supernumerary tersebut kemudian diekstraksi dan bondable button dilekatkan
pada gigi yang berotasi, sebuah peranti yang terdiri dari pelat removable dengan
Adam clasp yang memiliki ekstensi distal berupa sebuah loop untuk penempatan
karet elastik kemudian dipasangkan. Circumferential supracrestal fibrotomy
dilakukan pada gigi berotasi yang terkoreksi. Kemudian, dibuat peranti Hawley’s
dengan z-spring dan posterior bite plane lalu dipasangkan untuk mengoreksi
cross bite. Demikian peranti lepasan dapat disederhanakan dan lebih hemat biaya
sebagai alternatif untuk memperbaiki rotasi gigi anterior, terutama pada periode
gigi bercampur.

Keywords: Central incisor, Dental crossbite, Mixed dentition, Severe rotated


tooth

PENDAHULUAN

Rotasi gigi didefinisikan sebagai perpindahan nyata secara mesiolingual


atau distolingual intra-alveolar di sekitar sumbu longitudinal gigi. Prevalensi
gigi rotasi adalah 2,1-5,1% pada populasi yang tidak diobati. 1 Rotasi gigi dapat
disebabkan oleh sejumlah faktor seperti ketersediaan ruang untuk penjajaran gigi,
urutan erupsi gigi, dan pengaruh fungsional oleh lidah dan bibir, sesuai dengan
model multifaktorial yang dapat menyebabkan malposisi gigi. Gigi
supernumerary paling sering dijumpai pada rahang atas, diantaranya mesiodens
merupakan anomali yang paling umum.2 Gigi mesiodens dapat menyebabkan
rotasi gigi, menunda atau mencegah erupsi gigi insisivus sentralis; menyebabkan

3
erupsi ektopik, perpindahan atau rotasi gigi insisivus sentralis dan menggeser gigi
insisivus ke arah labial.3 Masalah lain yang lebih jarang terjadi adalah—resorpsi
akar gigi yang berdekatan, pembentukan kista dentigerous, erupsi hidung gigi
supernumerary, dilaserasi akar gigi yang berkembang, dan kehilangan vitalitas
gigi.4 Rotasi gigi menimbulkan kesulitan yang lebih besar untuk pengoreksian,
jika gigi yang berotasi diperparah dengan malposisi gigi yang berdekatan dan
ruang yang tidak memadai dalam lengkung gigi. 5 Semakin lama mesiodens tidak
diekstraksi, semakin besar kemungkinan gigi permanen tidak akan erupsi secara
spontan, atau mengalami kelainan posisi bila erupsi. 6 Dalam lengkung gigi dengan
crowding, rotasi umum ditemukan; tetapi dalam kasus kelebihan ruang, rotasi juga
mungkin terjadi.7 Tujuan laporan kasus ini adalah memperkenalkan pendekatan
alternatif untuk prosedur ortodonti konvensional dengan menggunakan peranti
lepasan untuk mengatasi kekurangan dari peranti cekat konvensional.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 11 tahun dilaporkan ke departemen


pedodonsia, Jaipur Dental College, dengan keluhan gigi depan kanan yang tidak
teratur posisinya (Gambar 1A-D). Pemerikasaan ekstraoral anak memperlihatkan
gambaran profil cembung ringan, dan tampilan depan mesoproscopic, wajah
simetris dan bibir kompeten saat istirahat(Gambar 1A). Riwayat medis anak tidak
dikontribusikan . Pemerikasaan intraoral menunjukkan gigi bercampur pada kedua
lengkung gigi dengan relasi molar kelas I. Gigi insisivus sentralis rahang atas
berotasi secara mesiolabial dengan kehadiran mesiodens, dan gigi insisivus lateral
kanan atas erupsi di palatal, dan adanya cross bite (Gambar 1B dan C).
Kebersihan mulut sedang dengan gingivitis ringan. Orang tua diinformasikan
tentang maloklusi dan diperoleh persetujuan tertulis untuk melanjutkan
perawatan, yang ditujukan untuk memperbaiki rotasi dan diikuti dengan koreksi
cross bite.

4
Gambar 1A sampai D: Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.

Setelah ekstraksi mesiodens, analisis ruang total mengungkapkan adanya


ruang yang memadai untuk mengembalikan keselarasan mesiodistal dari gigi
insisivus sentralis yang berotasi. Setelah 2 minggu ekstraksi mesiodens, bondable
button dilekatkan pada permukaan labial dan palatal gigi insisivus sentralis kanan
atas (Gambar 2A). Fabrikasi peranti lepasan, yang terbuat dari pelat akrilik dan
Adam clasp yang dimodifikasi dengan ekstensi distal dan dikait dengan gigi
insisivus sentralis kiri atas dan sebuah loop untuk mengikat karet elastik (Gambar
2B) dibuat di dekat gigi kaninus kanan atas sulung. Karet Elastik ditempatkan di
antara bondable button palatal dan ekstensi distal dari Adams clasp, dan juga di
antara bondable button labial dan loop (Gambar 2C dan D). Setelah 4 bulan masa
tindak lanjut, bondable button dilepas (Gambar 2E dan F); dan
pericision/circumferential supracrestal fibrotomy dilakukan (Gambar 3A). Untuk
koreksi berlebih pada gigi yang berotasi, peranti Hawley’s dibuat dengan z-spring
pada gigi insisivus lateral kanan atas dengan posterior bite plane (Gambar 3B-D).
Pada akhir perawatan, retainer palatal tetap ditempatkan untuk mencegah relapse.

5
Gambar 2A sampai F: Penempatan bondable button, Peranti lepasan dengan
Adam clasp modifikasi ekstensi distal dan penempatan
karet elastik.

PEMBAHASAN

Salah satu penyebab paling umum dari rotasi parah pada gigi insisivus atas
adalah adanya gigi supernumerary. Komplikasi terkait termasuk kurangnya erupsi
gigi permanen, deviasi dari jalur erupsi, rotasi dan resorpsi akar. 8 Perawatan dasar
untuk rotasi gigi adalah peranti cekat '2 × 4' pada gigi bercampur (dua band pada
molar pertama dan empat bonded bracket pada gigi insisivus). Peranti cekat
sederhana bila digunakan pada gigi bercampur dapat menjadi sangat rumit untuk
dipakai secara tepat, dan digunakan hanya setelah erupsi lengkap setidaknya gigi
molar pertama dan insisivus.9 Kerugian lain dari peranti cekat adalah kesulitan
dalam pemeliharaan kebersihan mulut yang dapat menyebabkan dekalsifikasi gigi
yang terikat dan direkatkan (banded and bonded).10

6
Perawatan alternatif kedua untuk mengembalikan rrotasi pada beberapa
situasi tertentu adalah alat lepasan dengan labial bow dan palatal spring seperti z-
spring, yang memberikan momen untuk mengembalikan rotasi gigi. Dalam
peranti ini, gaya reaktif lebih kecil; oleh karena itu, tidak ada masalah khusus
dalam penjangkaran. Selain itu, jika permukaan palatal dari gigi yang dirotasi
diposisikan sepanjang lengkung gigi, alat lepasan dengan labial bow dan pelat
basis dapat digunakan, dan kontak gigi dengan pelat basis akrilik pada momen
kedua sudah memadai.11 Salah satu kerugian dari metode ini adalah bahwa metode
ini hanya dapat diindikasikan pada kasus gigi insisivus sentralis rahang atas, dan
mungkin hanya dapat mengoreksi rotasi ringan yang kurang dari 45°. Selanjutnya,
rotasi memiliki risiko relapse yang sangat tinggi dan karena kepatuhan pasien
diperlukan pada penggunaan peranti lepasan, relapse bahkan dalam fase
perawatan sangat mungkin terjadi. Kerugian lain dari alat ini adalah kebutuhan
untuk penyesuaian yang akurat dari labial bow, pegas palatal, dan akrilik dari
pelat basis.
Dengan penggunaan peranti lepasan pada alat whip, unit penjangkaran
yang baik disediakan dari seluruh langit-langit mulut dan gigi rahang atas, dan
dengan demikian dapat disarankan untuk mengoreksi gigi insisivus sentralis yang
berotasi parah pada gigi bercampur. Masalah yang mungkin dihadapi selama
perawatan adalah debonding braket dan distorsi pegas. Namun, masalah ini dapat
diminimalisir melalui kepatuhan yang baik. Efek lain yang tidak diinginkan
adalah ekstrusi dan sedikit miringnya gigi insisivus atas selama perawatan. 12
Selanjutnya, whip spring dapat melukai mukosa jika tidak diatur dengan hati-
hati.13
Karena keterbatasan metode yang dibahas di atas, maka dalam kasus ini
kami memperkenalkan peranti lepasan dengan fixed bondable button pada gigi
yang berotasi; di mana karet elastik digunakan untuk perawatan rotasi insisivus, di
mana gaya untuk memutar gigi dapat diterapkan oleh karet elastik. Kekuatan ini
tidak memiliki efek samping yang berbahaya pada perkembangan gigi.
Disarankan karena pemendekan akar akibat resorpsi apikal merupakan salah satu
efek samping yang paling serius dalam perawatan ortodonti, maka disarankan
untuk memulai koreksi ortodonti pada gigi seri pada usia muda selama masa gigi

7
bercampur, dalam fase perawatan pengenalan (introductory phase).14 Sebelum
pengembalian rotasi dilakukan, penting untuk menyediakan ruang yang cukup
untuk mengakomodasi gigi yang sejajar. Teknik kami memiliki beberapa
keuntungan untuk digunakan pada gigi bercampur. Alat ini mengatasi masalah
gigi bercampur, dalam waktu yang cukup singkat. Manajemen penjangkaran tidak
begitu kritis dan sistem gaya relatif sederhana. Alat ini dapat dilepas dan lebih
mudah untuk menjaga kebersihan mulut yang lebih baik. Tidak ada laserasi
mukosa karena tidak adanya komponen kawat aktif. Masalah utama dari teknik ini
adalah dekalsifikasi sebagai akibat akumulasi plak di sekitar button dan
terlepasnya button, tetapi kepatuhan yang baik dapat meminimalkan masalah ini.
Peranti lepasan juga dapat dikaitkan dengan peradangan gingiva, terutama pada
jaringan palatal, dengan kebersihan mulut yang buruk. Karena gigi yang
mengalami pengembalian rotasi cenderung relapse maka gigi harus dikoreksi
secara berlebihan dan dipertahankan.

8
Gambar 3A sampai F: Circumferential supracrestal fibrotomy dilakukan,
peranti Hawley’s dengan z-spring dan posterior bite
plane dan penempatan retainer palatal tetap.
KESIMPULAN

Peranti lepasan ini menawarkan alternatif perawatan yang disederhanakan


dan hemat biaya yang digunakan untuk keberhasilan mengembalikan rotasi gigi
anterior terutama selama periode gigi bercampur. Tetapi pada pilihan kasus ideal,
kerja sama dan kepatuhan pasien merupakan hal wajib untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shpack N, Geron S, Floris I, Davidovitch M, Borosh T, Vardimon AD.


Bracket placement in lingual vs labial systems and direct vs indirect bonding.
Angle Orthod 2007;77(3):509-517.
2. Graber, Thomas M. Orthodontics: Principles and Practice. 3rd ed.
Philadelphia: WB Saunders; 1972. p. 953.
3. Kumar VS, Gouthaman M, Malik M, Arokiaraj CJS. Surgical derotation: a
case report. Int J Dent Sci 2011;5(3):54-56.
4. Singh RA, Dhar V, Diwanji A. Eruption disturbance of permanent central
incisor caused by mesiodentes: a case report. J Oral Health Res 2011;2(2):51-
54.
5. Suresh KS, Nagarathna J. Interception of severe anterior tooth rotation and
crossbite in the mixed dentition: a case report. Arch Oral Sci Res
2013;3(1):76-83.
6. Reddy GS, Mahajan B, Desai RS. Mesiodens in twins: a case report. Int J
Dent Sci 2013;5(1):88-89.
7. Vermeulen FMJ, Aartman IH, Kuitert R, Zentner A. The reliability of
assessing rotation of teeth on photographed study casts. Angle Orthod
2012;82(6):1033-1039.

9
8. Jahanbin A, Baghaii B, Parisay I. Correction of a severely rotated maxillary
incisor with the Whip device. Saudi Dent J 2010;22:41-44.
9. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics. St Louis:
elsevier science health science division; 2006. p. 768.
10. Hess E, Campbell PM, Honeyman AL, Buschang PH. Determinants of
enamel decalcification during stimulated orthodontic treatment. Angle Orthod
2011;81(5):836-842.
11. Jalaly T, Jahanbin A, Ahrari F. Mashhad: Vajhegane Kherad. Introduction to
removable orthodontic appliances and dentofacial orthopedics; 2007. p. 73-
75.
12. Jahanbin A, Tanbakuchi B. Orthodontic management of a severely rotated
maxillary central incisor in the mixed dentition: a case report. J Dent Mater
Tech 2014;3(2):83-86.
13. Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable Orthodontic Appliances. 2nd
ed. London, UK: Elsevier Health Sciences; 2003. p. 124.
14. Mavragani M, Boe OE, Wisth PJ, Selvig KA. Changes in root length during
orthodontic treatment: advantages for immature teeth. Eur J Orthod
2002;24(1):91-97.

10
11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai