Anda di halaman 1dari 5

Sindroma Kelly

A. Definisi
Sindrom kombinasi disebut juga dengan sindrom Kelly karena pertama
kali diidentifikasi oleh Ellsworth Kelly pada tahun 1972. Sindrom
ini merupakan suatu perubahan kerusakan oral spesifik yang sering terlihat
pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap rahang atas dan gigi
tiruan Sebagian rahang bawah dengan perluasan distal. Glossary of
Prosthodontic Terms juga mendefinisikan sindrom kombinasi ini sebagai
gejala khas yang terjadi ketika maksila edentulous berlawanan dengan gigi
gigi anterior mandibula yang asli (Kumar, 2017).
B. Gejala
Sebagai orang pertama yang menggunakan istilah “sindrom
kombinasi”, Ellsworth Kelly menjelaskan bahwa ada lima gejala dari sindrom
tersebut yaitu (Akhtar dkk., 2019):
1. Kehilangan tulang dari linggir maksila bagian anterior
2. Pertumbuhan tuberositas yang berlebih
3. Hyperplasia papilla pada palatum keras
4. Ekstrusi gigi-gigi anterior mandibula
5. Hilangnya tulang di bawah landasan gigi tiruan sebagian

Sedangkan, Saunders dkk menambahan enam gejala klinis yang


berhubungan dengan sindrom ini yaitu (Akhtar dkk., 2019):
1. Kehilangan dimensi vertical dari oklusi
2. Perubahan dataran oklusal
3. Reposisi mandibula ke anterior
4. Adaptasi gigi tiruan yang buruk
5. Epulis fissuratum
6. Perubahan periodontal

Dafpus:

Akhtar, A., Qadeer, A., Shakir, S., Khan, A., Khalil, A., Rafique, J., 2019,
Frequency of signs of kelly’s syndrome in patients presenting to the
prosthodontic department of khyber college of dentistry, JKCD, vol.9(2):
10-15.

Buzayan, M., Sivakumar, I., Choudhary, S, dkk., 2018, Prosthodontic


Management of Combination Syndrome Case with Metal Reinforced
Maxillary Complete Denture and Mandibular Teeth supported
Overdenture, IMedPub Journals, vol. 4(1): 1-5.

Patofisiologi sindrom kombinasi

Menurut Madan dkk (2006) dalam Damayanti, 2009 menjelaskan bahwa


sindrom kombinasi akan terjadi seiring dengan kebiasaan yang dilakukan setiap
harinya. Ketika seorang pasien dengan kondisi gigi anterior rahang atas
menghilang sedangkan gigi anterior bawah masih terjaga, akan menyebabkan
tekanan berlebih pada lingir anterior rahang atas sehingga terjadi resorpsi tulang
alveolar. Berkurangnya tulang alveolar menyebabkan terbentuknya jaringan
hiperplastik yang flabby pada lingir anterior. Sehingga akan membuat gigi tiruan
tidak mendapat retensi dan stabilitas yang baik, serta berisiko terjadinya epulis
fissuratum pada sulkus labial rahang atas.
Penggunaan gigi tiruan lengkap (GTL) pada rahang atas dapat
menyebabkan terjadinya perbesaran dan penarikan tuberositas kearah bawah yang
akan membuat lingir posterior rahang bawah mengalami tekanan berlebih dan
terjadi resorpsi. Pada gigi anterior rahang bawah akan terjadi ekstrusi yang
disebabkan oleh gerakan tipping pada gigi anterior GTL rahang atas serta bagian
posterior rahang bawah yang lebih menurun akan menyebabkan berkurangnya
kontak.
Ekstrusi pada gigi anterior rahang bawah akan menyebabkan
ketidaksejajaran oklusal yang akan mengurangi dimensi vertikal serta keestetikan
dari gigi tiruan tersebut. Gigi tiruan pasien rahang bawah akan lebih terlihat
daripada rahang atas.

Dafpus:
Feng, SW., Liao, P.B., Chen, M., 2012, Prosthodontic treatment of a patient with
combination syndrome: a clinical case report, Semantic scholar, diakses tanggal
28 Maret 2021.

Pasien dengan sindrom kelly harus mendapatkan pemeriksaan objektif yang teliti
meliputi :
1. Riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi
2. Evaluasi klinis dan radiografis baik jaringan keras maupun lunak yang
berhubungan dengan penggunaan gigi tiruan
3. Gambaran dari beberapa tanda-tanda inflamasi, jika ada
4. Pemeriksaan kemungkinan dari karies pada pasien-pasien pengguna gigi
tiruan, status periodontal, dan kebersihan mulutnya
5. Faktor-faktor yang diperlukan gigi sebagai penyangga (vitalitas gigi,
perubahan morfologi gigi, jumlah akar, dukungan tulang, kegoyangan gigi,
perbandingan mahkota-akar, ada/tidak dan posisi restorasi, posisi gigi di dalam
lengkung, kemampuan retensi dan guide plane)
Perawatan sindrom kelly dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu hanya dengan
perawatan prostodontik saja, atau dengan kombinasi perawatan prostodontik
dan bedah pra-prostetik.
1. Perawatan Prostodontik
Perawatan dasar bagi pasien-pasien sindrom kelly bertujuan untuk mendapatkan
dataran oklusal yang lebih baik yang mana terjadi penekanan oklusal pada regio
anterior rahang atas, baik pada posisi sentrik maupun eksentrik. Perawatan
prostodontik untuk sindrom kelly harus memenuhi persyaratan antara lain (Shen,
2005):
a. Gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah harus memberikan dukungan
oklusal maksimal dengan landasan yang diperluas ke arah distal. Hal ini
sebanding dengan pendapat Kelly, yaitu landasan gigi tiruan sebagian rahang
bawah sebaiknya diperluas seluruhnya dan harus menutupi retromolar pad dan
area buccal shelf
b. Desain gigi tiruan harus kaku dan menghasilkan stabilitas yang maksimal
c. Dataran oklusalnya harus berada tepat saat posisi relasi sentrik dan
sesuai dengan dimensi vertikal
d. Gigi-gigi anterior sebaiknya hanya digunakan untuk kebutuhan fonetik
dan estetik saja
e. Gigi-gigi posterior sebaiknya dalam oklusi yang berimbang
f. Gigi tiruan dibuat dalam 2 tahap
g. Gigi tiruan sebagian rahang bawah dibuat terlebih dahulu
h. Gigi resin akrilik digunakan untuk menggantikan gigi anterior rahang atas
i. Melapisi permukaan oklusal gigi artifisial posterior dengan cast gold
Agar pasien dapat melakukan gerakan mengunyah dengan baik, inklinasi cusp
tidak mungkin sama dengan pasien-pasien lainnya, dan diperlukan teknik
pembuatan khusus untuk bagian oklusal gigi tiruan rahang atas. Lapisan cast gold
pada bagian oklusal dapat digunakan, tetapi membutuhkan biaya besar dan
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembuatannya. Perawatan lain
yang dapat dilakukan, adalah mengubah anatomi oklusal gigi tiruan rahang atas
dengan menggunakan light-cured resin komposit, atau amalgam.

Gambar 1. Gigi tiruan lengkap rahang atas dengan amalgam pada permukaan
oklusal gigi artifisial posterior

2. Kombinasi Bedah Pra Prostetik dan Prostodontik


Sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan, kelainan yang
sudah ada sebaiknya dilakukan perawatan bedah terlebih dahulu. Kondisi ini
termasuk jaringan flabby (hiperplastik), hiperplasia papila, dan tuberositas yang
membesar. Gigi tiruan lengkap pada pasien sindrom kelly yang belum terlalu
parah dan tidak memiliki penyakit periodontal menghasilkan prognosis yang
lebih baik. Namun seringkali pada penderita sindrom kelly disertai dengan
penyakit periodontal, sehingga gigi tiruan dibuat dengan penyangga implant agar
menghasilkan retensi, stabilisasi, fungsi, dan kenyamanan bagi pasien serta lebih
stabil saat oklusi. Untuk melakukan prosedur ini prostodontis harus berkonsultasi
dengan ahli bedah mulut. Tahun 2006, Madan et al melaporkan keberhasilan
jangka panjang penggunaan implant pada rahang bawah sebagai penyangga
protesa pada pasiem dengan sindrom kelly.
Gambar 2. Penggunaan implant sebagai penyangga gigi
Stabilisasi pada rahang yang berlawanan dengan penyangga implant dapat
diperoleh dengan beberapa cara:
1. Retensi dari penyangga
2. Penanaman implant
3. Regenerasi jaringan lunak dengan menggunakan resorbable
hydroxyapatite dan vestibuloplasti

Gambar 3. Post pembedahan graft jaringan lunak dengan menggunakan


resorbable hydroxyapatite
Sindrom kombinasi dapat dicegah dengan cara (Ridall, 2006):
1. Menghindari komplikasi dari kehilangan gigi, baik dari struktur tulang
maupun jaringan periodontalnya
2. Mempertahankan gigi-gigi posterioryang lemah sebagai penyangga
dengan rekomendasi perawatan endodontik dan periodontik
3. Membuat overdenture apabila gigi antagonisnya masih ada
DAFTAR PUSTAKA
Shen, Kay; Gongloff R. K. 2005. Prevalence of the combination syndrome among
denture patients. The Journal of Prosthetic Dentistry 62 (6), 642-644. Mosby, Inc:
USA
Madan, N.; Datta K. 2006. Combination syndrome. The Journal of Indian
Prosthodontic Society 6 (1), 10-13. India
Ridall, Amy L. 2006. Combination Syndrome. DENF advanced Prosthodontics.
Dental Branch at Houston: Texas

Anda mungkin juga menyukai