Anda di halaman 1dari 70

Prosthodontic manajemen and

Treatmen Plan Signs of Combination


Syndrome / Syndrome kelly and
Removable Denture Wearing

oleh: drg Teguh Tri Widodo Sp Pros


 INTRODUCTION

Sistem pengunyahan tersusun dari hubungan harmonis


komponen2 morfologis (wajah, rongga mulut, TMJ),
Fungsional-parafungsional serta perilaku/respon adaptif pasien.
Interaksi 3 komponen tersebut dapat terpengaruh oleh perubahan
dari mekanisme dukungan gigi, terutama ketika fungsi gigi asli
digantikan oleh gigi artifisial

Kondisi edentulous menyebabkan gangguan pada integritas


sistem stomatognatik, salah satunya adalah sindrom Kelly
•Sindrom kombinasi /Sindrom elly

•Sindrom kombinasi / Sindrom Kelly adalah karakteristik yang


muncul ketika edentulous total rahang atas bertemu dengan gigi
anterior rahang bawah. Dengan GTSL RB perluasan distal (kenedy
klas I)

Sindrom Kelly/ sindrom kombinasi, didefinisikan sebagai suatu gejala


khas yang merupakan perubahan kerusakan oral yg spesifik, sering
dikenali dan terlihat pada pasien yang menggunakan gigi tiruan
lengkap rahang atas dan gigi tiruan sebagian rahang bawah dengan
perluasan distal.
Ellsworth Kelly (1972) menemukan bahwa sindrom
kombinasi memiliki 6 karakteristik, yaitu :

1. Kehilangan tulang pada bagian anterior


dari linggir maksila
2. Pertumbuhan Tuberositas maksila yang
menonjol
3. Hiperplasia papila dari mukosa palatum
durum
4. Ekstrusi dari gigi-gigi anterior rahang
bawah
5. Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian
linggir di bawah landasan gigi tiruan
lepasan rahang bawah
6. Penurunan tinggi dimensi vertikal
Menurut Saunders et.al thn 1979, Gambaran klinis yg berhubungan
dengan Sindrome Kelly/Sindrom kombinasi yaitu :

1.Adanya kehilangan dimensi vertikal oklusal y%g jauh dari ideal.


Terdapat pengurangan sekitar 15 mm
2.Perubahan pada bidang oklusal
3.Resorbsi mandibula ke anterior
4.Adaptasi kurang baik pada gigi Tiruan
5.Epulis Fissuratum dan hiperplasi papilla pada palatum durum
 Sindroma Kelly / Sindroma kombinasi

didefinisikan sebagai karaktristik /
Menurut The Glossary of Prosthodontics

kondisi yg disebabkan oleh kehilangan gigi secara


menyeluruh pada maksila dan berantagonis dengan gigi
anterior mandibula


, sindroma kelly / sindroma kombinasi
Menurut The Glossary of implant terms

merupakan suatu kondisi yg di sebabkan adanya gigi anterior


RB yg tersisa dengan kehilangan gigi posterior dan
menyebabkan resorbsi tulang alveolar secara significan pada
anterior ridge RA yang full edontulous.
Diidentifikasi pertama kali oleh Ellsworth Kelly 1972

Menurut Ellsworth Kelly :


Suatu kondisi yg merupakan Kumpulan komplikasi yang mewakili suatu
sindrom yang saling terkait satu sama lain dan terjadi secara berurutan pada
pasien yang mengalami full edentulous maxilla yang berantagonis dengan
rahang bawahnya yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan dengan
perluasan distal bilateral ( kenedy kelas I ), dikenal sebagai sindrom
kombinasi atau Syndrome Kelly.
• Teori Kelly menunjukkan bahwa:
• Tekanan negatif atmosferik pada prothesa maksilar menarik
tuberositas maksila ke bawah krn tarikan athmosferik, ridge
anterior RA didorong ke atas (arah apikal) oleh tekanan oklusi
gigi2 anterior RB. Beban fungsional kemudian akan langsung
menekan ekstensi distal mandibula ( area posterior ridge RB) dan
menyebabkan resorpsi tulang posterior ridge mandibula. Gerakan
tipping ke atas (arah apical ) dari bagian anterior dari denture
maksilar dan gerakan ke bawah (arah oklusal) secara simultan
denture maksila dari bagian posterior, akan menurunkan
kekuatan antagonis pada gigi anterior mandibular dan
menyebabkan supraeruption.
 Faktor predisposisi terjadinya sindrom kombinasi/Sindrom
Kelly:

1. Kebiasaan Parafungsi
2. Hubungan Rahang Klas III Angle
3. Penyakit2 Sistemik (diabetes melitus dan osteoporosis)
4. Pencabutan gigi yg terlalu dini dan dibiarkan terlalu lama tanpa gigi tiruan.
5. Traumatik oklusi, adaptasi GT yg buruk dan perluasan plat yg tdk sempurna
6. Kondisi dimana gigi posterior RB tidak digantikan (apabila hilang)
7. Kondisi dimana gigi posterior RB tidak digantikan secara tepat
Kondisi seperti ini menyebabkan
penatalaksanaan dan perawatan
rehabilitasi selanjutnya di bidang
prosthodontik menjadi lebih sulit
disebabkan antara lain :

1. Kesulitan penentuan Frankfort horizontal plane/ bidang orientasi


2. Kesulitan penyusunan kurva kompensasi karena akibat oclusal plane
discrepansi
3. Kesulitan penentuan Vertical dimensi ( hipertropi tuberositas maksila)
4. Kesulitan penentuan relasi sentrik yg disebabkan oleh mandibula anterior
repositioning
5. Adaptasi Gigi tiruan yang buruk krn Hiperplasi papila,epulis fisuratum
(flabby) dll.
6. Kesulitan mendapatkan retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
7. Epulis fisuratum menyebabkan sulitnya proses Border moulding Dll.
Kondisidiatas, yaitu sulitnya penentuan bidang orientasi, sulitnya penentuan
kurva kompensasi ,relasi sentrik dan VD, menyebabkan sulit dicapainya
pembuatan GTL dengan menerapkan prinsip2 hukum artikulasi, yang
merupakan 5 faktor yg berperan dalam menentukan oklusi dan artikulasi gigi2
yaitu :
1. Condylar Guidance serta sudut bennett
2. Kurva kompensasi yg prominent
3. Inklinasi bidang orientasi ( plane of orientasion )
4. Ketinggian bonjol
5. Incisal guidance ( and lateral guidance )

5 faktor hukum artikulasi tersebut, pada pembuatan GTL untk pasien dengan
sindrome kelly sulit diterapkan .
 Dengan hal2 diatas, treatmen plan harus dilakukan dengan baik
dengan tujuan mencegah kondisi dan keparahan yg mengarah pada
sindrom kombinasi , dengan rencana perawatan yang hati-hati seperti
menggunakan cara preventif, terapeutik dan perawatan fungsional,
kerusakan2 yang muncul dapat dihindari.

 Pencengahan
 Sindrom kombinasi yang disebabkan GTL
Rahang Atas dan GTSL free end bilateral RB,
dapat dicegah dengan kontrol berkala tanda-tanda
CS dan mempertahankan gigi posterior rahang
bawah sebagai dukungan gigi tiruan.
 Perwatan di bidang Prosthodontik yg tidak hati2 diberikan pada
pasien dapat berimplikasi luas pada bnyk kasus, salah satu
diantaranya adalah adanya Perubahan destruktif secara berturut-
turut pada jaringan keras dan lunak rongga mulut terlihat pada
pasien yang memerlukan restorasi tunggal pada lengkung
edentulous RA yang melawan gigi alami anterior RB dengan
perluasan distal yg dikenal sebagai sindrom kombinasi/sindroma
Kelly
There is no “BEST” treatment for “ALL” the patient…
 Patogenesis
 Sindroma kelly/ kombinasi berjalan secara berurutan dimana dapat
terjadi melalui tahapan2 atau perjalanan penyakit sebagai berikut:
 Tahap I
a. Pasien karena adanya respon propioseptive cenderung mengkonsentrasikan
tekanan oklusal terhadap gigi yang masih tersisa (gigi2 anterior RB) .
Oleh karena itu gaya yg diterima pada GT RA anterior lebih besar.
b. Hal Tersebut Menyebabkan peningkatan resorbsi bagian anterior RA dan
akan membentuk jaringan ikat hiperplastik yg flabby.
c. Bidang Oklusal akan miring keatas pada bagian anterior dan kebawah pada
bagian posterior.
 d. Labial phalange akan mengiritasi vestibulum labial dan menyebabkan pada
pembentukan epulis fissuratum ( secara posterior ditandai dengan overgrowth
ikatan fibrosa pada tuberositas maksila).
 e. Pergeseran bidang oklusal posterior ke bawah menyebabkan resorbsi pada
perluasan daerah distal bearing area RB Gigi Tiruan
 f. Pergeseran Mandibula secara anterior selama oklusi menyebabkan
terganggunya hubungan sistema temporomandibular joint
 g. Terdapat penurunan ketinggian dimensi Vertikal saat oklusi, menyebabkan
terganggunya retensi otot sehingga menyebabkan penurunan fungsi retensi dan
stabilisasi Gigi Tiruan
 h. Kemiringan pada bidang oklusal disoclude gigi anterior bawah menyebabkan
supra oklusi. Hal ini menyebabkan penurunan jaringan periodontal pada gigi
anterior
 Tahap II
 a.Resorbsi bertahap pada perluasan daerah distal residual Ridge RB
 b.Terjadi kemiringan bidang oklusal posterior kebawah dan
sebaliknya pada anterior. Sebagian dari keseluruhan siklus
berlanjut seperti tahap I
 c. Stres kronis dan pergerakan GT akan menyebabkan “ ill Fitting
Prosthesis” dan terbentuk hiperplasia papilary daerah palatal.
 Menurut Tolstunov klasifikasi sindrom kombinasi antara lain:

 Kelas I
• maxilla edentulous total
• mandibular modifikasi 1 (M1): sebagian edentulous dengan gigi anterior saja yg dirawat.
• Modifikasi 2 (M2): stabil “tetap” gigi penuh (gigi asli atau mahkota yg didukung dengan
implant/bridge.
• Modifikasi 3 (M3): ridge sebagian edentuluoas dengan gigi anterior dan wilayah 1 posterior
yang di rawat.
 Kelas II
• Maxilla edentulous sebagian , ridge alveolar dengan gigi yang masih ada
pada kedua daerah posterior, edentulous pada daerah anterior yang
atrofi.
• mandibula, modifikasi sama seperti kelas 1 (M1,M2,M3)
 Kelas III
• Maxilla, edentulous sebagian , ridge alveolar dengan gigi ada di 1 wilayah
posterior saja, anterior edentulous dan atrofi di 1 wilayah posterior.
• Mandibula, modifikasi konsisten dengan Kelas I dan II (M1,M2,M3A dan
M3B).
 Tanda-tanda CS banyak ditemukan, kecuali hiperplasi
papila palatal yang hanya ditemukan 16,1% (n=10)
 Tanda-tanda klinis yang paling banyak ditemukan
adalah resorpsi mandibula (93,5%).
 Pada tiap individu paling banyak muncul 3 tanda klnis
(45%) dan 4 tanda klinis (32%)

 Presentasi paling kecil pada palatal hiperplasi (16,1%)


hal ini bisa diakibatkan buruknya perlekatan gigi tiruan
yang juga ditambah dengan adanya OH buruk.
 Pada literatur, pasien dikatakan menderita CS bila
memiliki 5 tanda gejala CS. Pada penelitian ini
ditemukan 77% dengan 3 sampai 4 tanda ditemukan
pada sample.
• Ellsworth Kelly (1972) menemukan bahwa sindrom kombinasi memiliki 6
karakteristik, yaitu :

1. Kehilangan tulang pada bagian anterior dari


linggir maksila
2. Pertumbuhan Tuberositas maksila yang menonjol
3. Hiperplasia papila dari mukosa palatum durum
4. Ekstrusi dari gigi-gigi anterior rahang bawah
5. Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian linggir
Tuberositas hipertropi kontak dngn retromolar pad,intermaksila menyempit

di bawah landasan gigi tiruan lepasan rahang


bawah
6. Penurunan tinggi dimensi vertikal
7. Temporomandibular Joint Disorder
Internal Dearranggement yg muncul akibat Pergeseran Mandibula
ke anterior pada syndrom Kelly bisa With Reduction atau Without
Reduction
Pergeseran bertahan selama gerakan engsel
(10-15 mm)

Discus mengalami reduksi pada saat translasi


(20-30 mm), sehingga menimbulkan “CLICKING”.

Discus dalam posisi reduksi (30-50 mm)

Discus mengalami deformasi dan pada posisi


menutup akan bergeser ke anterior

Jarak antar insisal terbatasi oleh


kegagalan reduksi discus yang
bergeser (20 mm)
Range of Motion Terbatas

Kondisi closed lock (tertutup terkunci) (25 mm)


diperlihatkan dengan distorsi discus yang
ekstrem
 Pertimbangan kesehatan sistemik serta kesehatan gigi
dan mulut

 1. Mereview kembali riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi pasien


 2.Melakukan evaluasi klinis dan radiografis terhadap jaringan keras
maupun lunak yang terkait dengan penggunaan GT
 3.Menyembuhkan jika terdapat kemungkinan inflamasi
 4. Evaluasi pasien terhadap kemungkinan karies, status periodontal dan
kondisi OH
 5. Faktor2 yg perlu dipertimbangkan dalam gigi abutmen ( miss. Vitalitas
gigi, jumlah akar, bony support, mobilitas gigi, perbandingan akar
mahkota, kemampuan retensi dan guide plane )
 Perawatan

 Saunders et.al.: Menyatakan bahwa tujuan dari perawatan dasar dalam


kasus Sindroma Kelly/Sindroma kombinasi yaitu mendapatkan skema
oklusal yang lebih baik supaya tidak terjadi penekanan berlebihan pada
area oklusal regio anterior RA, baik pada posisi sentris maupun eksentris.
Beberapa tujuan spesifik perawatan yang disebutkan antara lain:
1. GTSL RB harus memberikan dukungan oklusal yang positif dari gigi
antrerior yg masih tersisa dan memiliki perlindungan maksimal terhadap
basal seat yang diperluas ke arah distal
2. Desain gigi tiruan harus rigid dan menyediakan stabilitas maksimal dengan
meminimalisir stress berlebihan pada gigi yang tersisa
3. Memberikan edukasi mengenai kondisi pasien sehingga membutuhkan
perawatan GT yg sesuai
4. Menghindari kombinasi gigi tiruan penuh tunggal rahang atas yang
berkontak dengan gigi rahang bawah kelas I kenedy yang tidak memenuhi
syarat.
 5. Skema oklusal berada tepat saat posisi relasi sentrik dan sesuai
dengan dimensi vertikal
 6. Gigi2 anterior sebaiknya hanya digunakan untuk kebutuhan estetik
dan fonetik saja dan dihindarkan menjadi titik pusat tekanan oklusi.
 7. Gigi2 posterior sebaiknya dalam keadaan oklusi berimbang
( bilateral balance oklusion )
 8. Pembedahan meliputi jaringan Flabby, hiperplasia papilla, dan
mengurangi tuberositas maksila yg membesar, serta splinting gigi2
anterior RB agar GT RB memiliki suport, kekakuan dan stabilitas.
 9. Hipertrophy maksila menyebabkan ruang intermaksila menyempit
dan menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis
meliputi sulitnya penentuan dimensi vertikal, Frankfort horisontal
dan kurva kompensasi
 10. Mempertahankan gigi2 posterior yg lemah sebagai penyangga
dengan rekomendasi perawatan endodontik dan periodontik

Berikut ini beberapa pilihan rencana perawatan
yg dpt dipilih sesuai keadaan pasien dan kondisi
oral
 Pertimbangan dan Pilihan2 treatment planning untuk
merawat dan mencegah suatu keadaan Sindrom kelly

 1. Bedah preprostetik ( Tuberositas, hiperplasia papila dan epulis fisuratum ).


 2. Konsep oklusi linier.
3. Desain optimal Perawatan Gigi tiruan dengan konsep tooth & mukosa suported
dan desain all mukosa suported
4. Implant assist to switching Class I kenedy and suport ( from tooth and
mukosa suported design to all tooth suported design) pada Rahang Bawah
5. Overdenture
6. Dengan menggunakan bahan lapisan denture yang lembut dapat
direkomendasikan untuk kondisi seperti mendistribusikan beban fungsional untuk
mengurangi tekanan lokal dan memiliki efek bearing terhadap gigi tiruan.
1.Bedah preprostetik sesuai kebutuhan dan kelainan yg ada

Bedah preprostetik ( Tuberositas maksila, hiperplasia papila dan epulis fisuratum ).


 2. Konsep oklusi linier

 Penyesuaian oklusal dari gigi tiruan yang dibuat berdasarkan


dataran horisontal dan tanpa overlap vertical anterior ( overbite = 0)
yang menggunakan anasir GT posterior RA memiliki permukaan
oklusal monoplane, berkontak dengan permukaan oklusal anasir GT
posterior RB yang memiliki bentuk terlihat lurus

 Tujuan
1 .Meminimalkan kontak Anterior pd posisi sentrik dan eksentrik
 mengurangi terjadinya resorbsi lingir alveolar anterior RA.
2. Mempertahankan lingir dan mencegah kerusakan lebih lanjut
3. Meminimalkan kontak pada linggir anterior rahang atas
Keuntungan konsep oklusi
linier:

1. Prosedurnya sederhana
2. GT lebih stabil di dalam
mulut
3. Efesiensi pengunyahan (+)
4. Beban pengunyahan (-)

Kurva Von spee 0°


3. Perawatan dengan desain Tooth n mukosa suported ( RB )
Pemakaian gigi tiruan memiliki tujuan bukan hanya untuk mengganti fungsi pengunyahan ,
fonetik dan estetik saja, tapi juga harus dapat memprtahankan kesehatan jaringan yg tersisa
dengan jalan :
-Mengatur supaya gaya2 yang terjadi adalah gaya2 yg bersifat fungsional bukan gaya2 yg
merusak

Resiko terganggunya kesehatan gigi dan jaringan akibat desain yg kurang tepat dapat diatasi
dengan treatmen plan yg baik

Perbedaan Kompresibilitas Ungkitan gaya yg merusak


Kenedy klas I & II
Switching class laverage @ Kenedy class I

First class laverage

to

Second class laverage


Third class laverage
Desain treatmen Plan All Mukosa Suported

Mendapatkan Retensi Atmosferik yg optimal = Suction effek


Distribusi tekanan oklusal merata

Atmospheric Pressure…. (Suction)


Rubber suction disc sebabkan perubahan pd mukosa palatum keras
 Tekanan atmosfer. Untuk mendapatkan tekanan atmosfer yang
baik, gigi tiruan harus mempunyai peripheral dan sirkulair
seal yang baik diseluruh tepinya. Batas gigi tiruan diperluas
sampai jaringan bergerak dan tidak bergerak. Retensi GT
timbul akibat adanya perbedaan tekanan udara antara ruangan
di bawah landasan GT (< 1 atm) dengan tekanan udara luar (1
atm)
Retensi atmosferik yg optimal bisa didapatkan melalui beberapa
metode
- Tehnik dan tahapan mencetak yg betul
a. Cetakan Anatomis (mukostatik )
b. Cetakan fisiologis
open mouth: mukokompresi dengan metode two stage
putty wash impresion tehnik,
Mukoselektif pada kasus dengan flaby tissue
close mouth : mukodinamik. pada kasus flat ridge

- Border molding secara tepat

- Penempatan Batas akhir perluasan landasan tepat pada


pertemuan jaringan bergerak dan tidak bergerak

- metode two stage putty wash impresion tehnik, diawali


dengan putty, diikuti dngn light Body, dua tahap untuk
mencegah shrinkage, krn bhn tsb memiliki seting time yg
berbeda
DIAWALI DENGAN PROSES PENCETAKAN SESUAI TAHAPAN
 Cetakan Anatomis (non fungsi) Alginat ( Stok
Tray) study model
 SIFAT :
 Cair  cetak detil permukaan
 Elastis  lewati undercuts
 Stabilitas dimensi << Sineresis
 Kompatibel dengan gips (hidrofilik)
 Dimensi Tidak stabil dlm penyimpanan
 Sterilisasi sulit
 Setting time  suhu , rasio, komposisi
MATERIAL CETAK ELASTOMER

ELASTOMER  POLIMER

CAIR  IKATAN SILANG  PADAT


Tear resistance & Stabilitas dimensi baik
MACAM : Polisulfida, Polieter, Silikon

Polisulfide : Aroma mengganggu pasien, Hidrofobik, Berpotensi terjadi


distorsi, hasil pengisian kedua kurang akurat

Polyeter (impregum): Bau dan rasa tidak menyenangkan pasien , terlalu


keras kurang elastis untk lewati undercut, kestabilan dimensi buruk
pada udara lembab.

Silikon Kondensasi (Coltex) dan Adisi(Reprosil,exaflek):


-Polisiloxan
-PVS(polivinil siloxan) Akurat, paling sedikit pengerutan saat
polimerisasi, distorsi sangat rendah, waktu kerja 3-5mnt dapat dicor
berulang kali, sampai 1 minggu setelah pencetakan, hidrofobik.
CETAKAN FISIOLOGIS: (mukokompresi, mukodinamik, mukoselektif tergantung
case)
(dalam keadaan berfungsi), pencetakan ini memperhatikan tertekannya mukosa.
Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac. Hasil digunakan
sebagai model kerja
ELASTOMER  POLIMER

Tear resistance & Stabilitas dimensi baik


MACAM : Polisulfida, Polieter, Silikon kondensasi dan silikon adisi

Material cetak Polisulfid Material cetak Polieter


MATERIAL CETAK SILIKON

MACAM:
Condensation Silicone (Silikon Kondensasi)
Addition Silicone (Silikon Adisi) Silikon adisi (PVS)
Base:Polydimethyl siloxane
MATERIAL DASAR Catalist:Polyvynil siloxane
Polydimethyl siloxane polymer Hidrofobik,sulfur pd Latex handscoon
menghambat polimerisasi, sangat akurat,bisa dicor
berulang dan 1minggu setelah pencetakan dimensi
stabil .plng bnyk digunakan
Silikon Kondensasi
(Base: Polydimethyl siloxane )
MANIPULASI

MANUAL
AUTO MIXER & DISPENSER Jangan memakai handscone
lateks, krn ganggu seting
HASIL CETAKAN
material cetak Material Cetak
Impression Compound ZOE Pasta
 Viskositas rendah  mukostatik
 Adaptasi  cetak detil
 Kaku  tidak mencetak undercuts
 Stabilitas dimensi baik
 Desain treatmen Plan All Mukosa Suported

Lakukan Reliefe pada area


Retromolar Pad untk mencegah
kebocoran dari sirkulair seal

Untuk mendapatkan retensi atmosferik


yang optimum,

Gigi tiruan harus memiliki seal yang


baik di seluruh tepi landasannya

1. Extend sayap lingual 2-4 mm dibawah mylohioid Ridge segagai


Compensation Closure untk dapatkan efek suction
2. Area diatas Mylohioid Ridge sebagai Lingual line Laverage
Extend sayap lingual
2-4 mm dibawah
mylohioid Ridge
sebagai Compensation
Closure
Relife pada Retromolar Pad dangan
mucoselektive impresion untuk
mendapatkan maksimal sirkulair seal
pada RB denture

Pencetakan harus melibatkan


retromolar pad. Pada saat pencetakan
awal retromolar pad jangan ditekan
(relief)
Reciprocal force Retromolar Pad
Desain yang optimal untk
mendapatkan Suction Effect

Kebocoran sirkulair seal krn tdk melibatkan retromolar pad pada desain plat dan tidak melakukan relief.
Reciprokal force retromolar pad menyebabkan kebocoran seal
BORDER MOULDING TAHAP DEMI TAHAP (muscle trim)

Untuk mendapatkan retensi atmosferik yang optimum,

Gigi tiruan harus memiliki seal yang baik di seluruh tepi landasannya
Menentukan Neutral Zone Area Untk mendapatkan stabilisasi
dan menentukan titik fulkrum

Neutral Zone : adalah area dimana tekanan antara


bibir, pipi dan lidah dalam keadaan seimbang
Prosedur:

1. Model kerja dibuat menggunakan material cetak silikon


2. Buat sendok cetak individual dengan “taji” dari metal untuk
membantu retensi material cetak
3. Relasi maksila dan mandibula
4. Pilar oklusal (oklusal stop) yang dibuat menggunakan
greenstick wax untuk mendapatkan ketinggian oklusal
setinggi vertikal dimensi
5. Buat indeks plaster di sekitar zona netral
6. Pemasangan gigi di zona netral
PLASTER INDEX PEMBUATAN OKLUSAL RIM PENYUSUNAN GIGI
 Saat gerakan mastikasi, lidah dan otot2 mastikasi berperan untuk
menahan bolus makanan tetap berada di antara permukaan oklusal gigi
geligi yang didukung oleh reflek sensoris. Untuk itu gigi2 artifisial harus
disusun pada area “Neutral Zone”

 Pada saat menyusun gigi artifisial harus diperhatikan untuk menempati


“ Neutral Zone” pada rahang edentulous agar gigi2 artifisial tersebut
menempati ruang dimana terjadi keseimbangan fungsional otot orofasial
dan lidah
Gigi2 posterior disusun
dalam keadaan oklusi
berimbang ( bilateral
balance oklusion ) dan
berdasarkan kurva
kompensasi supaya pasien
nyaman dan tidak
menggunakan hanya gigi
annterior untk mengunyah.
- Permukaan polish harus
harmonis dengan muskulatur
lidah, bibir dan pipi. Konveks
secara harmonis dengan otot
buccinator.

- Pipi dapat membantu retensi


Dengan mengisi ruangan ini,
mencegah dead space yang
dapat terisi debris makanan

Made concave from


lateral incisor to
lateral incisor for lip
support
 3. Implant assist to switching Class and suport from
tooth and mukosa suported design to all tooth suported
design
 - Dilakukan untk. Mendapatkan distribusi tekanan oklusal yg lebih
merata pada baian anterior dan posterior
 Mencegah resorbsi pada lingir posterior RB
 Mencegah ungkitan pada gigi2 anterior , gigi2 sandaran dan
mempertahankan kesehatan periodontal
 4.Overdenture
 Overdenture = overlay denture = overlay prosthesis
 adalah bagian dari gigi tiruan lepasan, baik lengkap maupun sebagian yang bertumpu pada
satu atau bbrp gigi asli, akar gigi asli atau dental implant.
 Keuntungan:
 Retensi lebih baik
 Tekanan pada mukosa berkurang, tekanan dan ungkitan
pada gigi sandaran juga berkurang
 Fungsi stabilitas yg besar untuk menjaga keutuhan residual
Ridge / lingir sisa. Mencegah resorbsi
 Mempertahankan respon propioseptik. Shngga Pasien
dapat menyesuaikan kekuatan oklusi pada tingkat yg aman
pada residual Ridge
 Lebih mudah menemukan Relasi sentrik
 Pada Overdenture

 Beban kunyah yg diterima , diteruskan oleh gigi asli ke jaringan


periodontal (Sementum , tulang alveolar, ligamen periodontal dan lamina
propia ginggiva) yang berperan sebagai stress breaker dan memberikan
fungsi sensoris persepsi ( Respon proprioseptive )

 Sedangkan pada rahang tidak bergigi terjadi kehilangan dukungan


periodontal sehingga terjadi perubahan mekanisme distribusi beban
kunyah pada jaringan penyangga. Basal seat ( Denture – bearing area )
akan mengecil seiring terjadinya resorbsi residual ridge yang berakibat
minimnya adaptasi dan toleransi mukosa terhadap gigi tiruan.

 Pd rahang tdk bergigi kemampuan adaptasi dan merespon gaya yg


diterima sangat minim, sehingga menyebabkan resorpsi residual Ridge
Overdenture magnit
Overdenture dengan attachmen Bisa menggunakan
ekstra radicular attachment atau intraradicular attachmen ( meg
Rhein implant overdenture system)

Extra Radikuler Intra


Radikuler
Simple Overdenture
tanpa attachment
Bisa berupa :
Short coping 1-2mm/non vital
Medium coping 4-6 mm vital / non vital
Long Coping 6-8 mm Vital

Pada Overdenture
Kekuatan kunyah yang dihasilkan mencapai 20 Kg atau
5-6 X lebih besar dari GTL

Pada pemakai GTL, kekuatan kunyah yang dihasilkan


berkisar 6-8 kg, oleh karena itu jenis makanan harus
dipilih dan terbatas pada diet nitrisi yg kekuatan
kunyahnya dapat ditoleransi
Stud Attachment
Overdenture
5. Menggunakan Denture soft Liner

Liners denture yang lembut diterapkan ke permukaan


fitting surface gigi palsu untuk mencapai distribusi
kekuatan yang lebih merata, untuk mengurangi
tekanan lokal dan memiliki efek bearing antara
denture dan mendasari bearing jaringan denture .
Sifat-sifat tersebut menyebabkan resilient liners
bermanfaat untuk mengobati pasien dengan atrofi
atau resorbed ridge, undercut tulang, bruksisme,
nyeri, knife-edge ridges
 Dengan menggunakan bahan lapisan denture yang lembut dapat
direkomendasikan untuk kondisi seperti mendistribusikan beban
fungsional untuk mengurangi tekanan local dan memiliki efek bearing
terhadap denture dan lapisan bawah denture.

 Pada pilihan perawatan ini teknik pencetakan menggunakan metoda


mucostatic

 Penggunaan bahan lapisan resilien ini membantu dalam menyerap


beban fungsional pada ridge maksilar oleh antagonis gigi alami.
DISCUSSION
 Sindrom kombinasi akan dapat didiagnosa ketika semua tanda-tanda awal
sindrom kombinasi ditemukan. Pada banyak penelitian yang dilakukan
telah ditemukan adanya resorbsi mandibula posterior, tapi banyak faktor
yang juga dapat menyebabkan resorbsi tulang alveolar salah satunya
adalah ketepatan perencanaaan pembuatan gigi tiruan.
 Tuberositas yang menonjol pada evidence base observation yang
ditemukan bisa diakibatkan oleh buruknya perlekatan gigi tiruan
 Perubahan degeneratif yang berkembang pada daerah edontolous
dari penggunaan gigi tiruan lengkap rahang atas dan gigi tiruan
sebagian rahang bawah dapat diatasi dengan perencanaaan yg baik
 Dokter gigi harus berhati-hati dalam membuat rencana perawatan.
pada pasien di minta untuk menjaga kesehatan jaringan rongga
mulut dan memberikan protesa yang memberikan fungsi optimal
namun tidak menyebabkan terjadinya sindrom kombinasi / sindrom
Kelly
 Sekiandan
Terimakasih
 Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai