KA
LA
H
DIAGNOSIS DAN PERAWATAN ORTODONTIK
LANJUT ETIOLOGI DAN PERAWATAN VERTICAL
PROBLEM (DEEP BITE DAN OPENBITE)
\
Oleh :
drg. HJ. Rohani,Sp.Ort
NIP.19580704 199403 2 001
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................1
B. Open Bite..............................................................................................1
C. Etiologi Maloklusi III...........................................................................2
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA.................................................................3
BAB IV : KESIMPULAN................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. OPEN BITE
Open bite merupakan maloklusi yang terjadi dalam
bidang vertikal yang dikarakteristikkan dengan kurangnya overlap
vertikal antara gigi maksila dan mandibula. Open bite dapat terjadi baik
pada segmen anterior maupun posterior yang disebut sebagai open bite
anterior dan open bite posterior. Diagnosis, perawatan dan keberhasilan
retensi dalam merawat open bite menjadi tantangan terhadap teknik
dan ketrampilan klinisi. Beberapa faktor etiologi yang potensial
terhadap terjadinya open bite meliputi faktor herediter, gangguan
pola pertumbuhan, kebiasaan buruk menghisap jari, fungsi otot lidah
dan orofasial yang abnormal, interaksi komponen orofasial
dan skeletal, ketidakseimbangan antara postur rahang, gaya atau
tekanan oklusi dan posisi kepala. Para klinisi perlu memahami
etiologi dan proses perkembangan open bite agar dapat
memberikan managemen perawatan yang tepat (Mandava dan Kumar,
2009). Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan
penyebab terjadinya deep bite dan openbite, serta bagaimana perawatan
yang tepat untuk mengoreksi masalah oklusi vertikal deep bite dan
open bite, sehingga nantinya dapat membantu dalam
penatalaksanaan kasus malrelasi deep overbite dengan tepat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
c. Overerupsi gigi insisivus, infraoklusi segmen
bukal atau kombinasi d. Kelainan morfologi gigi
e. Penyakit periodontal
4. Muskular
- Muskulus yang terletak pada bidang vertikal
posterior (masseter, pterigoideus internus dan
temporal) terlalu kuat dan terikat pada anterior
mandibula dan meregang pada garis vertikal,
menyebabkan gigi geraham secara langsung mendapat
tekanan dari muskulus. Ketika untaian posterior
vertikal dari muskulus terlalu kuat dan terletak di
anterior, aksi depresif yang besar akan ditransmisikan
ke gigi-geligi.
5. Kebiasaan buruk
a. Lateral Tongue
thrust swallow b.
Finger sucking
c. Lip sucking
4
Gambar 2. Dental deep bite akibat dari overerupsi gigi
anterior atau under erupsi gigi molar. True deep
bite disebabkan karena infraoklusi posterior,
sedangkan pseudo deep bite disebabkan
karena supraerupsi gigi posterior (Baratam dan
Sreedhar, 2009).
5
- Gigitan yang dalam akibat gigi posterior drifting
ke mesial selama migrasi patologis
f. Pengurangan jumlah dan ukuran gigi yang
menyebabkan lengkung gigi kurang resisten mealwan
penutupan rahang
6
Pasien dengan deep bite yang menunjukkan bibir
atas yang pendek atau gummy smile harus dirawat
dengan intrusi gigi anterior. Pada pasien yang
menunjukkan bibir atas normal yaitu 2-3 mm incisal
gigi maksila terekspos, idealnya dirawat dengan ekstrusi
gigi molar.
2. Vertical facial relationship
Ekstrusi satu atau lebih gigi posterior dapat
menyebabkan rotasi mandibula ke bawah dan belakang,
sehingga dapat meningkatkan tinggi anterior wajah.
Kondisi tersebut menguntungkan bila perawatan
dilakukan pada kasus deep bite skeletal dengan
pertumbuhan horisontal yang berlebihan dan rotasi ke
atas dari mandibula
3. Interocclusal space
Rata-rata jarak interoklusal pada regio premolar
adalah 2-4 mm. Peningkatan jarak interoklusal
mengindikasikan adanya gigi molar yang belum erupsi
sempurna. Pada kasus tersebut, maka deep bite dapat
dirawat
dengan ekstrusi gigi posterior. Klinisi tidak dianjurkan
mengurangi jarak interoklusal karena dapat menyebabkan
kelelahan otot-otot mastikasi yang mengakibatkan
perenggangan otot dan predisposisi relaps. Pada
pasien dengan jarak interoklusal normal maka indikasi
perawatan dengan intrusi gigi anterior lebih disarankan
daripada ekstrusi molar.
C. Macam Perawatan deep bite meliputi:
a. Removable Appliance
7
Anterior bite plane merupakan alat ortodontik lepasan yang
sering digunakan untuk koreksi deep bite. Plat akrilik diletakkan
di belakang gigi insisivus atas, dan ketika pasien dalam
keadaan oklusi, gigi insisivus mandibula akan berkontak
dengan bite plane sehingga mengijinkan gigi posterior untuk
erupsi. Tinggi bite plane harus cukup untuk memisahkan kontak
oklusi pada segmen posterior yaitu sekitar 1.5-2 mm (Bhalajhi,
b. Myofunctional Appliance
Kasus deep bite yang didiagnosis karena infraoklusi
gigi molar dapat dirawat dengan aktivator dan dilakukan
trimming untuk mengekstrusi gigi molar. Ketebalan
interoklusal akrilik dikurangi secara bertahap agar gigi
8
posterior erupsi. Bionator juga dapat digunakan untuk
koreksi deep bite
(Bhalajhi, 2004).
a
b
Gambar 5. (a) intrusi anterior (b) trimming untuk
ekstrusi gigi posterior
c. Headgear
Ketika deep bite sangat dalam akibat over erupsi gigi
anterior maksila, high pull headgear dapat diletakkan
pada arch wire segmen anterior dengan tujuan untuk
intrusi gigi anterior. Sedangkan cervical headgear
dengan gaya vektor ke bawah dapat meningkatkan
tinggi wajah bawah melalui ekstrusi gigi molar (Baratam
dan Sreedhar, 2009).
d. Fixed Appliance Therapy
Alat ortodontik cekat dapat digunakan untuk
intrusi gigi anterior maupun ekstrusi molar.
Perawatan ini juga dapat memberikan efek skeletal.
Alat ini digunakan untuk koreksi deep bite dengan
instrusi lengkung gigi dan basal.
Anchorage bend
Anchor bend yang dibentuk di mesial molar tube
sehingga arch wire segmen anterior terletak di
gingival terhadap slot braket. Dengan demikian,
9
ketika arch wire ditarik ke oklusal dan dimasukkan
dalam slot braket, akan dihasilkan gaya intrusi ke arah
gingival pada gigi insisvus. Instrusi gigi anterior
dengan teknik ini harus menggunakan kekuatan
ringan. Kekuatan arch wire yang berlebihan
akan menyebabkan kecenderungan ekstrusi gigi
molar lebih besar. Kekuatan yang
10
arah gingiva pada segmen anterior. Arch wire
segmen anterior tersebut kemudian didorong ke
oklusal untuk masuk kedalam slot braket sehingga
mengahasilkan gaya intrusi pada gigi insisivus.
Reverse curve of Spee pada rahang bawah berperan
untuk gerakan tipping gigi molar ke distal dan insisivus
ke labial. Karena gigi insisivus flaring ke labial,
perubahan angular tersebut berkontribusi untuk koreksi
overbite jika kawat dipasang pada periode yang cukup
lama. Selain itu, pertumbuhan vertikal wajah dan
ekstrusi gigi premolar bawah akan terjadi (Baratam dan
Sreedhar, 2009).
Utility arch
Utility arch adalah arch wire yang dibengkokkan
dengan melakukan bypass pada segmen bukal
kemudian dimasukkan pada slot braket anterior.
Teknik ini dapat digunakan untuk menggerakkan
beberapa gigi termasuk intrusi insisivus, protraksi
maupun retraksi insisivus. Arch wire ini diaktifkan
dengan membuat V bend pada segmen bukal agar
dihasilkan gaya intrusi anterior (Baratam dan Sreedhar,
2009).
11
Gambar 8. Utility arch dengan bypass segmen bukal
12
kemudian dipakai semalaman tiap hari sampai akhirnya
selama 24 jam tiap hari kecuali pada saat makan.
13
vertikal di anterior yang diletakkan pada lup di mesial
gigi kaninus atas dan bawah dengan ukuran
3/16 inchi dan gaya 4 oz (Zen, 2014).
Gambar 9. Pemakaian elastik klas II
Implan yang digunakan berupa Temporary Anchoring
Devices (TADs) untuk mengintrusi gigi insisivus maksila.
TADs digunakan bersamaan dengan alat ortodontik cekat
(Baratam dan Sreedhar, 2009).
e. Bedah Ortognatik
Pada pasien dewasa dengan deep overbite yang
berlebihan disertai garis senyum yang tinggi (gummy smile)
dan penurunan tinggi vertikal wajah maka diperlukan koreksi
ortognatik.
Maxillary Surgery
Maksila dapat dipindahkan ke atas dengan bedah Le
Fort I. Reposisi maksila secara bedah pada arah superior
dapat dilakukan dengan complete maxillary osteotomy.
Pada kasus pertumbuhan vertikal maksila yang
berlebihan, teknik ini dapat digunakan untuk koreksi deep
bite.
Mandibular Surgery
Pasien dengan wajah yang pendek (skeletal deep bite)
14
sudut gonion lebih besar. Pada kasus deep bite pada
alveolar anterior mandibula
dapat dikoreksi dengan subapical osteotomy (Baratam dan
Sreedhar, 2009).
15
1. Etiologi
Open bite adalah maloklusi yang terjadi pada bidang vertikal,
yang dikarakteristikkan dengan kurangnya vertikal overlap antara
gigi maksila dan mandibula. Open bite yang terjadi pada regio
anterior disebut open bite anterior, sedangkan open bite yang
terjadi di regio posterior disebut open bite posterior (Mandava dan
Kumar, 2009).
a. Open bite Anterior
lain:
Faktor keturunan seperti peningkatan ukuran lidah, ukuran
skeletal dan pola pertumbuhan yang abnormal dari maksila dan
mandibula menyebabkan terjdinya maloklusi open bite.
2. Kebiasaan buruk
- Tongue thrusting
3. Skeletal
16
wajah anterior (Nasion-Menton) diukur pada sefalogram lateral
dengan gigi pada posisi oklusi habitual untuk memperkirakan
arah pertumbuhan atas rekomendasi Jarabak (1972). Rasio kurang
dari
62% menunjukkan pola pertumbuhan vertikal dengan open bite
anterior lebih dari 65% kecenderungan adanya deep bite.
3.3 Pola pertumbuhan vertikal atau rotasi ke belakang (clock wise
rotation) mandibula
3.4 Anticlockwise rotation maksila
17
gigi insisivus. (b) Over erupsi gigi molar maksila. (c) Overerupsi
gigi molar mandibula.
Gambar 14. Bidang fasial yang divergen pada kasus open bite
skeletal
18
interseptif berupa passive habit breaking appliance. Alat ini
dapat berupa lepasan ataupun cekat (Bhalajhi, 2004).
b. Myofunctional Therapy
Open bite skeletal dapat dirawat pada masa pertumbuhan
menggunakan alat fungsional berupa Frankel Regulator tipe IV atau
dengan aktivator. Alat ini menggunakan bite block yang terletak di
oklusal gigi posterior sehingga memberikan efek intrusi pada gigi
posterior maksila dan mandibula. Pasien yang menunjukkan adanya
rotasi mandibula ke bawah dan belakang dengan peningkatan
pertumbuhan vertikal, dapat dikombinasikan menggunakan
vertical pull headgear dan chin cup (Bhalajhi, 2004). Frankle
Regulator Type IV (FR-IV)
Alat ini terdiri atas akrilik dengan kerangka dari kawat,
didesain untuk mengurangi gerakan gigi yang tidak diinginkan
dan mengatur otot yang terletak dekat dengan gigi dan
menempatkan rahang dalam letak yang dikehendaki. Sayap
akrilik lingual menempatkan mandibula ke depan sedangkan
bantalan akrilik di labial dan sayap akrilik yang lebar di bukal
(buccal shield) menahan tekanan dari bibir dan pipi. Pemakaian
piranti Frankel dimulai bertahap 2-3 jam tiap hari pada minggu-
minggu pertama,
19
Gambar 16. MEAW kombinasi dengan High Pull chincup untuk
koreksi open bite (Ribeiro dkk., 2010)
d. Surgical Correction
Open bite skeletal pada pasien dewasa perawatan
yang terbaik yaitu dengan prosedur bedah yang
melibatkan maksila dan mandibula. Prosedur bedah yang
dilakukan yaitu membawa maksila ke bawah (step
down of maxilla) dan mengangkat mandibula (step up of
mandible) (Mandava dan Kumar, 2009).
Gambar 17. (1) Reposisi posterior maksila. (2) Hasil
pembedahan maksila berotasi ke depan bawah.
(3) Rotasi mandibula ke atas (4) dan ke depan
open bite terkoreksi.
BAB III
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Erbay EE, Ugur T, Ulgen M., 1995, The effects of Frankel’s function
regulator (FR-4) therapy on the treatment of Angle Class I
skeletal anterior open bite malocclusion, Am J Ortho Dentofac
Orthop, Vol. 108: 9-21.