2. Etiologi
a) Kausa Lokal
1. Posisi gigi yang abnormal
2. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga
3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
4. Kurangnya tempat untuk gigi tersebut
5. Gigi desisui persistensi (tidak mau tanggal)
6. Pencabutan gigi yang prematur
7. Inflamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling gigi
8. Adanya penyakit-penyakit yang menyebabkan nekrose tulang karena inflamasi
atau abses yang ditimbulkannya
9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak.
b) kausa Umur
Gigi terpendam dapat terjadi juga bila tidak ada kausa lokal dan dapat disebabkan
karena :
1. Kausa Prenatal
a. Keturunan
b. Miscegenation
2. Kausa Postnatal
a. Ricketsia
b. Anemia
c. Siphilis kongenital
d. TBC
e. Gangguan kelenjar endokrin
f. Malnutrisi
3. Kelainan Pertumbuhan
a. Cleido cranial dysostosis
b. Oxycephali
c. Progeria
d. Achondroplasia
3. Manifestasi klinis
1) sakit kepala
2) demam
3) sakit gigi
4) rasa sakit atau perih di sekitar gusi
5) pembengkakan di sekitar rahang
6) pembengkakan dan berwarna kemerahan pada gusi
7) rasa tidak nyaman ketika mengunyah dan bau pada mulut
4. Pemerikaan penunjang
1) Rontgen foto panoramik (foto jaringan gigi)
5. Klasifikasi
Klasifikasi gigi impaksi sangat penting untuk setiap operator yang akan melakukan
operasi pengambilan gigi impaksi (odontektomi). Dengan demikian dapat ditentukan
rencana teknik operasi, kesulitan-kesulitan apa yang akan dihadapi dan alat yang
dipergunakan. Fragiskos, 2007)
Kelas I : Ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal molar dua untuk
lebar mesio distal molar tiga.
Kelas II : Ruangan antara distal molar dua dan ramus lebih kecil dari pada lebar
mesio distal molar tiga.
Kelas III : Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam ramus.
Gambar 1. Relasi M3 rahang bawah terhadap ramus mandibula dan rahang bawah
Posisi A: Bagian tertinggi dari pada gigi terpendam terletak setinggi atau lebih
Posisi B: Bagian tertinggi dari pada gigi berada di bawah dataran oklusal tapi
Posisi C: Bagian tertinggi dari pada gigi terpendam, berada di bawah garis
Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan dengan poros
panjang M2 rahang bawah
Kelas 1 : Mesioangular
Kelas 2 : Distoangular
Kelas 3 : Vertikal
Kelas 4 : Horizontal
Kelas 5 : Bukoangular
Kelas 6 : Linguoangular
Kelas 7 : Inverted
Gambar 3. Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan
dengan poros panjang M2 rahang bawah
6. Pathway
Gigi impaksi
Menembus permukaan
gigiva
abses