Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN SUBCUTAN ABSES OK 38


IMPAKSI DI RUANG PRABU KRISNA RSUD KRMT WONGSONEGORO

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 09 Desember 2019

Praktikan : Wahyu Zaintika Eka Apriliani

Ruang : Prabu Krisna

1. Identitas pasien
a. Identitas pasien
Nama : Ny. S

TTL : Demak, 18 September 1986

No.RM : 27149X

Alamat : Rogojembangan Timur

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Status Perkawinan : Menikah

Diagnosa Masuk : Subcutan abses ok 38 impaksi

Tanggal Masuk : 04 Desember 2019

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. K
Alamat : Rogojembangan Timur
Hubungan : Suami
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan kepalanya terasa pusing dan terasa nyeri pada gigi sebelah kiri
selain itu pasien juga mengatakan sulit tidur akibat nyeri yang dirasakan.
b. Riwayat sekarang

Pada tanggal 4 Desember 2019 pasien datang ke RSUD K.R.M.T Wongsonegoro


diantar oleh suami karena Pasien mengeluh pada suami kalau kepala pasien terasa
pusing dan gigi sebelah kiri pasien terasa nyeri. Setelah dilakukan beberapa
pemeriksaan pasien dinyatakan perlu menjalani perawatan inap dan mengikuti
tindakan medis selanjutnya.

c. Riwayat dahulu
Keluarga Pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah dirawat di RSUD
KRMT Wongsonegoro.
d. Riwayat keluarga
Pasien mengatakan bahwa ia dan ayahnya memilikki riwayat hipertensi.
e. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : sudah meninggal

: perempuan : tinggal serumah

: Pasien

3. Pemeriksaan (head toe toe)


1. Pemeriksaan fisik
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan gigi terasa nyeri.
b. Data Obyektif
1) GCS : E = 4, M = 5 , V =6
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Tanda- Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg RR : 20 x/ menit
Nadi : 86kali/menit Suhu :36 0C
4) Kepala : tidak terdapat lesi
5) Rambut : rambut berwarna hitam, pertumbuhan merata
6) Mata : mata simetris
7) Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret
8) Mulut : tidak ada stomatitis.
9) Telinga : simetris antara telinga kanan dan kiri,
10) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
11) Thorax :
a) Paru : I : gerakan dinding dada simetris
P : tidak ada tonjolan pada dinding dada
P : sonor dextra dan sinistra sama
A : suara vesikuler
b) Jantung : I : iktus kordis tampak
P : iktus kordis denyutan
P : tidak ada pelebaran
A : bunyi S1 S2 reguler
12) Abdomen : I : Simetris, benjolan(-), lesi (-), asites (-)
A : Bising usus ada 14 x/menit
Pal : Massa padat(-),nyeri tekan (-)
Per : Suara pekak
13) Genetalia : tidak terpasang kateter
14) Ekstremitas :
a) Atas: terpasang infus RL 20 tpm, oedema (-), tonus otot baik.
b) Bawah: tonus otot baik, oedema (-).

4. PENGKAJIAN BIOLOGIS
a. Rasa Aman dan Nyaman
Pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa nyeri akibat gigi impaksi.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : pasien beraktivitas seperti biasa seperti memasak untuk keluarga,
bekerja dll.
Selama sakit : Ny.S tidak dapat menjalankan aktivitasnya seperti biasanya.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum v
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Berpindah v

Keterangan :
0: mandiri 3: di bantu orang lain dan alat
1: Alat bantu 4: tergantung total
2: di bantu orang lain Skor ADL = 0 (Mandiri)
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :Ny.S BAB dalam sehari 1 kali dan BAK dalam sehari 5 kali,
warna feses kuning kecoklatan, berbau khas feses, dan padat.
Urine kekuningan dan berbau khas urine.
Selama sakit : Ny.S pada saat dilakukan pengkajian tanggal 9 Desember
2019 belum BAB dan BAK sudah 5 kali.
d. Personal Hygiene
Pasien mengatakan tiap sore mandi.
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : sebelum sakit kualitas tidur Ny. S 7 jam perhari memiliki pola
istirahat yang cukup setiap harinya. Biasanya Ny. S tidur jam
22.00 WIB kemudian Ny. S bangun jam 04.00 dan Ny. S tidak
memiliki ritual sebelum tidur dan tidak pernah terjaga saat tidur.
Setelah sakit : Selama sakit Ny. S mengatakan pola tidurnya sangat terganggu
akibat nyeri yang dirasa. Kadang Ny. S terbangun saat tidur
karena rasa nyerinya.
f. Cairan
Sebelum sakit : Ny. S minum sebanyak 3 liter perhari.
Setelah sakit : Ny. S masih memiliki kebiasaan minum yang sama sebelum
sakit yaitu 3 liter perhari.
g. Nutrisi
Sebelum sakit : Nafsu makan Ny. S baik, biasanya Ny. S makan 3 kali sehari.

Selama sakit : Semenjak sakit Ny. S mengalami kesulitan untuk makan,


karena saat megunya gigi Ny. S terasa nyeri. Namun makanan
yang disediakan RS selalu dihabiskan walaupun memerlukan
waktu yang cukup lama untuk menghabiskan makanan.

h. Kebutuhan Oksigen dan Karbondioksida


Ny. S tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
i. Kardiovaskuler
Klien mengatakan tidak merasakan adanya nyeri dada

5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

1) Status emosi
Keadaan emosi pasien sering naik turun pada saat nyeri datang.
2) Konsep diri
- Gambaran diri : paien mengatakan sedih dengan kondisinya karena dengan
kondisinya saat ini pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
- Identitas diri : pasien mengucapkan namanya dengan benar
- Peran : pasien merupakan istri dan ibu dari kedua anaknya.
- Ideal diri :pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa menjalankan
aktivitasnya seperti biasa (mengurus kedua anak serta suaminya, memasak
dan bekerja).
- Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini.
3) Hubungan sosial
Saat dirumah sakit suami pasien sering mendampingi pasien.
4) Spiritual
Pasien mengatakan selama diRS pasien tidak bisa sholat 5 waktu karena
keadaan lingkungan yang agak ramemembuat pasien kurang fokus saat sholat.
6. Hasil Pemeriksaan diagnostik
Hasil laboratorium tanggal 06 Desember 2019 jam 13.15 WIB

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Hemoglobin
Hemoglobin 11.4 g/ dL 11,7 – 15,5
Hematokrit 35,20 35 - 47
Jumlah Eritrosit 4,94 /uL 4,2 – 5,4
Jumlah Lekosit 6,8 /uL 3,6 – 11,0
Jumlah Trombosit 360 /uL 150 - 400

Penatalaksanaan
a. Infus : RL 20 tpm
b. Injeksi :

1. Cefotaxime 2x1 mg berfungsi sebagai antibiotik.


2. Calnex 3x1 mg merupakan obat yang mengandung bahan aktif asam
traneksamat yang merupakan obat golongan anti-fibrinolitik.
3. Furosemide 1 ampul berfungsi obat golongan diuretik yang digunakan untuk
membuang cairan atau garam berlebih di dalam tubuh melalui urine.
c. Per Oral
1. Candesartan 1x16 mg untuk obat penghambat reseptor angiotensin II (ARB)
yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Amlodipine 1x10 mg untuk menurunkan tekanan darah.
3. Paracetamol untuk mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu
prostaglandin.
B. ANALISA DATA

No Tgl/Jam Data fokus Etiologi Masalah


1 9/12/2019 Pre operasi
15.00
WIB Analisa 1
DS : Menyatakan tidak Gangguan pola
- Pasien mengatakan kurang cukup istirahat tidur (000198)
tidur karna rasa nyeri yang Domain 4 :
mengganggu. aktivitas/istirahat
- Pasien mengatakan selain Kelas 1.
nyeri lingkungan ruangan Tidur/istirahat
juga menyebabkan dirinya
susah tidur

DO :
- Pasien terlihat kurang tidur
karena rasa nyeri pada gigi
yang datang tiba-tiba
- P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti di pukul
benda tumpul
R : gigi 38
S : skala 7
T : hilang timbul
- Keadaan lingkungan yang
sedikit rame

Analisa 2
DS : Krisis Ansietas (00146)
- Pasien mengatakan situasional/maturasi Domain 9 :
merasa takut dan cemas (akan menghadapi koping/toleransi
karena pasien belum operasi) stres
pernah operasi Kelas 2. Respon
sebelumnya. koping
DO :
- Pasien tampak gelisah
- TD : 130/90 mmHg
2 2/12/19 Post operasi
10.00
WIB Analisa 1
DS : Agen cidera fisik Nyeri akut
- Pasien mengatakan mulai (prosedur (00132)
terasa nyeri akibat pembedahan) Domain 12 :
prosedur pembedahan Kenyamanan
DO : kelas 1.
- pasien terlihat menahan kenyamanan fisik
nyeri, gelisah
- P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti di pukul
benda tumpul
R : gigi 38
S : skala 5
T : hilang timbul
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Gangguan pola tidur b.d Menyatakan tidak cukup istirahat
2. Ansietas b.d krisis situasional/maturasi

Post operasi

1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik

D. RENCANA KEPERAWATAN
NO TUJUAN & NOC NIC TTD
Dx
Pre operasi NIC 1 : pemberian obat Wahyu
- Mengikuti prosedur
1 Setelah dilakukan tindakan lima benar dalam
keperawatan 3 x 24 jam pemberian obat
gangguan pola tidur b.d - Memberikan obat
menyatakan tidak cukup sesuai dengn teknik
istirahat dapat teratasi dengan dan cara yang tepat.
kriteria hasil : NIC 2 : manajemen
1. Tidur lingkungan : kenyamanan
- Pola tidur dari skala 2 - Menciptakan
menjadi skala 5 ligkungan yang tenang
- Kualitas tidur dari skala dan mendukung
2 menjadi skala 5 - Sediakan likungan
2. Status kenyamanan : yang aman dan bersih
lingkungan NIC 3 : manajemen nyeri
- Lingkungan yang - Melakukan pengkajian
kondusif untuk tidur nyeri
dari skala 2 menjadi - Anjurkan metode
skala 5 farmakologi untuk
- Pencahayaan ruangan mengurangi nyeri
dari skala 3 menjadi
skala 5
- Privasi dari skala 2
menjadi sekala 4

2 Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : pengurangan


keperawatan 3 x 24 jam kecemasan
ansietas b.d krisis - Mendengarkan klien
situasional/maturasi dapat - Memberikan informasi
teratasi dengan kriteria hasil : faktual terkait
1. Tingkat kecemasan diagnosa, perawatan
- Perasaan gelisah dari dan prognosis
skala 2 menjadi skala 5 - Mengintruksikan klien
- Rasa takut yang untuk menggunakan
disampaikan secara teknik relaksasi
lisan dari skala 2 - Dorong keluarga untuk
menjadi 5 selalu mendampingi
- Gangguan tidur dari klien
skala 1 menjadi skala 5
2. Koping
- Menyatakan perasaan
akan kontrol diri dari
skala 2 menjadi skala 5
- Menyatakan
penerimaan terhadap
situasi dari skala 2
menjadi skala 5
- Melaporkan
pengurangan stres dari
skala 2 menjadi 5
Post operasi Wahyu

1 Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : manajemen nyeri


keperawatan 3 x 24 jam maka - Mengkaji nyeri
masalah Nyeri akut b.d agen - Menggunakan teknik
cidera fisik akan teratasi pengendalian nyeri
dengan kriteria hasil : sebelum menjadi berat
1. Kontrol nyeri - Kolaborasi medis
- Melaporkan nyeri yang untuk pemberian
terkontrol dari skala 1 analgesik,
menjadi skala 4 fisioterapi/akupuntur
2. Kepuasan klien :
manajemen nyeri
- Nyeri terkontrol dari
skala 1 menjadi skala 4
- Mengambil tindakan
untuk mengurangi
nyeri.

E. CATATAN KEPERAWATAN
No Tgl/jam Implementasi Respon Ttd
DX
Pre operasi wahyu

1 9/12/201 - Melakukan DS :
9 pengkajian nyeri - Pasien
15.00 mengatakan
WIB bahwa pasien
merasa nyeri
pada gigi sebelah
kiri pasien.
DO :
- Pasien tampk
mengelus elus
pipi sebelah kiri
pasienyang terasa
nyeri akibat
impaksi gigi.
- P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti
di pukul benda
tumpul
R : gigi 38
S : skala 7
T : hilang timbul

1 16.00 - Memberikan obat DS :


WIB sesuai dengn - Pasien
teknik dan cara mengatakan sulit
yang tepat. tidur karna
giginya terasa
sakit
DO :
Pemberian obat melalui
IV
- Cefotaxime 2x1
mg
- Calnex 3x1 mg
- Furosemide 1
ampul

2 18.00 DS :
WIB - Mendengarkan - Pasien
klien mengatakan
merasa cemas
dan takut untuk
menjanani
operasi karena ini
merupakan
pengalaman
pertama pasien
melakukan
operasi
DO :
- Mendengarkan
keluh kesah
pasien yang
merasa takut
untuk menjalani
operasi

2 18.30 DS :
WIB - Mengintruksikan - Pasien
klien untuk mengatakan akan
menggunakan melakukan teknik
teknik relaksasi relaksasi setiap
pasien merasa
cemas

DO :
- Pasien masih
tampak sedikit
cemas
- Mengajarkan
teknik relaksasi
pada pasien untuk
mengurangi
cemas
2 18.45 DS :
WIB - Memberikan -
informasi faktual DO :
terkait diagnosa, - Memberikan
perawatan dan informasi kepada
prognosis pasien terkait gigi
impaksi dan
mengapa gigi
impaksi harus
dilakukan
tindakan
odontectomy
- Pasien tampak
memahami
informasi yang
disampaikan

1 21.00 DS :
WIB - Menciptakan - mengatakan
ligkungan yang kurang nyaman
tenang dan dengan kondisi
mendukung lingkungn yang
sedikit ramai
karena banyak
pengunjung yang
datang sehingga
pasien sulit
beristirahat
DO :
- Menganjurkan
pengunjung
untuk tidak ramai
agar pasien yang
lain dapat
beristirahat

1 21.05 DS :
WIB - Sediakan likungan -
yang aman dan DO :
bersih - Membersihkan
sampah plastik
dan makanan
yang berserakan
dimeja pasien.

1 10/12/19 - Mengkaji nyeri DS :


07.30 - Pasien
WIB mengatakan nyeri
sudah mulai
berkurang
DO :
- P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti
di pukul benda
tumpul
R : gigi 38
S : skala 5
T : hilang timbul

2 08.00 - Mengintruksikan DS :
WIB klien untuk - Pasien megatakan
menggunakan sudah tidak
teknik relaksasi cemas lagi karena
pasien sudah
memikirkan
semua tindakan
yang akan
diberikan kepada
pasien demi
kebaikan dirinya
sendiri.
DO :
- Pasien tampak
sudah tidak
secemas kemarin.
- Menganjurkan
pasien untuk
melakukan
teknikrelaksasi
apabila tiba-tiba
pasien merasa
cemas.

- Dorong keluarga DS :
untuk selalu - Suami pasien
mendampingi mengatakan
klien selalu
mendampingi
pasien
DO :
- Suami pasien
tampak selalu
mendampingi
pasien
Post operasi

1 10/12/19 - Kolaborasi medis DS :


13.00 untuk pemberian -
WIB analgesik DO :
- Pemberian terapi
analgesik pada
pasien
- Oral :
paracetamol 3x1,
KSR 3x1,
betahistin
3x1,ulsafat 3x1
- Inj : cefotaxime
2x1, calnex 3x1

1 11/12/19 - Mengkaji nyeri DS :


14.05 - Pasien
WIB mengatakan
akibat tindakan
operasi terasa
nyeri
DO :
- P : akibat
tindakan
odontectomy dan
debridement
Q : nyeri seperti
di sayat.
R : digigi impaksi
38 yang
dilakukan
tindakan
pembedahan
S : skala 6
T : hilang timbul

14.30 - Kolaborasi medis DS :


WIB untuk pemberian - Pasien
analgesik mengatakan
selalu minum
obat yang
diberikan oleh
perawat.
DO :
- paracetamol 3x1,
KSR 3x1,
betahistin
3x1,ulsafat 3x1

15.00 - Mengkaji nyeri DS :


WIB - pasien
mengatakan nyeri
sudah sangat
berkurang setelah
minum obat yang
diberikan perawat
DO :
- P : akibat
tindakan
odontectomy dan
debridement
Q : nyeri seperti
di sayat.
R : digigi impaksi
38 yang
dilakukan
tindakan
pembedahan
S : skala 2
T : hilang timbul

F. CATATAN PERKEMBANGAN
NO Hari, Respon Perkembangan Ttd
DX tgl/jam
Pre operasi Wahyu

1 Senin, S :
9/12/19 - Pasien mengatakan bahwa pasien merasa
21.10 WIB nyeri pada gigi sebelah kiri pasien.
- Pasien mengatakan sulit tidur karna
giginya terasa sakit
- mengatakan kurang nyaman dengan
kondisi lingkungn yang sedikit ramai
karena banyak pengunjung yang datang
sehingga pasien sulit beristirahat
O:
- pasien tampak menahan nyeri
P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti di pukul benda tumpul
R : gigi 38
S : skala 7
T : hilang timbul

- Pasien masih tampak susah tidur


A:
- Masalah belum teratasi
P :
- Lanjutkan intervensi : Memberikan obat
sesuai dengn teknik dan cara yang tepat,
menciptakan ligkungan yang tenang dan
mendukung, serta melakukan pengkajian
nyeri

2 S:
- Pasien mengatakan merasa cemas dan
takut untuk menjanani operasi karena ini
merupakan pengalaman pertama pasien
melakukan operasi
O:
- Mengajarkan teknik relaksasi pada pasien
untuk mengurangi
Cemas.
- Memberikan informasi kepada pasien
terkait gigi impaksi dan mengapa gigi
impaksi harus dilakukan tindakan
odontectomy.
- Pasien tampak memahami informasi yang
telah diberikan.
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi : Mengintruksikan
klien untuk menggunakan teknik
relaksasi, dorong keluarga untuk selalu
mendampingi klien

1 Selasa, S :
10/12/19 - Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
12.00 WIB berkurang
O:
- P : gigi impaksi
Q : nyeri seperti di pukul benda tumpul
R : gigi 38
S : skala 5
T : hilang timbul
A:
- Masalah teratasi sebagian
P :
- Lanutkan intervensi : kolaborasi
pemberian analgesik
2 S:
- Pasien megatakan sudah tidak cemas lagi
karena pasien sudah memikirkan semua
tindakan yang akan diberikan kepada
pasien demi kebaikan dirinya sendiri.
- Suami pasien mengatakan selalu
mendampingi pasien
O:
- Pasien tampak sudah tidak cemas lagi
- Menganjurkan pasin untuk melakukan
relaksasi apabila tiba-tiba merasa cemas
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Post operasi wahyu

1 Selasa, S :
10/12/19 -
14.00 WIB
O:
- Oral : paracetamol 3x1, KSR 3x1,
betahistin 3x1,ulsafat 3x1
- Inj : cefotaxime 2x1, calnex 3x1
A:
- Masalah belum teratasi
P :
- Lanjutkan intervensi : Kolaborasi medis
untuk pemberian analgesik

2 Rabu, S:
11/12/19 - Pasien mengatakan akibat tindakan
16.00 WIB operasi terasa nyeri : nyeri skala 6
- Pasien mengatakan selalu minum obat
yang diberika perawat
- Pasien mengatakan setelah minum obat
nyeri berkurang menjadi skala 2
O:
- Pasien tampak sudah terlalu menahan
nyeri
- P : akibat tindakan odontectomy dan
debridement
Q : nyeri seperti di sayat.
R : digigi impaksi 38 yang dilakukan
tindakan pembedahan
S : skala 2
T : hilang timbul
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi : kolaborasi
pemberian analgesik.

Anda mungkin juga menyukai