Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DIMENSI RESPON DAN TINDAKAN

Komunikasi terapeutik merupakan media dalam mengembangkan hubungan


perawat klien dan kualitas komunikasi mempengaruhi kualitas hubungan serta
efektifitas dari asuhan keperawat (Cormier, Cormier danWeisser, 1984 : 2).

Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan dengan klien karena
berpengaruh pada interaksi selanjutnya (Stuart,G.W.,1998). Dimen si respon ini
terdiri dari respon perawat yang ikhlas,menghargai,empati,dan konkrit.Dalam
hubungan terapeutik perawat seharusnya berespons dengan tulus ikhlas,tidak berpura-
pura,dan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara spontan.Disamping itu
perawat juga harus mampu menghargai klien dengan menerima klien apa
adanya.Sikap perawat sebaiknya tidak menghakimi,tidak mengkritik,tidak mengejek
atau pun menghina.Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk bersama klien
yang menangis,minta maaf atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima
permintaan klien untuk tidak menanyakan pengalaman tertentu.

1. Empati

Empati adalah kesadaran yang objektif akan pikiran dan perasaan orang lain
(Wiseman,1996). Empati merupakan kemampuan untuk masuk dalam kehidupan
klien agar dapat merasakan pikiran dan perasaannya. Perawat memandang
permasalahan melalui kacamata klien, merasakan melalui perasaan klien dan
kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah
tersebut. Perawat harus mampu bersikap empati bukan simpati.
Seoran perawat memandang melalui pandangan klien, merasakan melalui
perasaan klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien

1|Page
mengatasi masalah tersebut. Melalui penelitian, Mansfield (dikutip oleh Stuart dan
Sundeen, 1987; 129) mengidentifikasi perilaku verbal dan non verbal yang
menunjukkan tingkat empati yang tinggi sebagai berikut:
•Memperkenalkan diri kepada klien.
•Kepala dan badan membungkuk kearah klien.
•Respon verbal terhadap pendapat klien, khususnya pada kekuatan dan sumber daya
klien.
•Kontak mata dan berespon pada tanda non verbal klien misalnya nada suara, gelisah,
ekspresi wajah.
• Tunjukkan perhatian, minat, kehangatan, melalui ekspresi wajah.
• Nada suara konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal.

Simpati adalah kesadaran atau perasaan seseorang untuk mengerti dan


merasakan perasaan, pikiran, dan tingkahlaku orang lain dengan melibatkan emosi.
Perawat harus bersikap empati bukan simpati. Karena ketika perawat bersikap
simpati,emosinya terlibat dalam merespons klien sehingga perawat tidak mampu
menilai permasalahan klien secara objektif.
Sebagai contoh, ketika seorang klien mengungkapkan kebenciannya pada
seseorang sambil marah-marah, perawat yang bersikap simpati akan terpancing emosi
dan mungkin jadi ikut membenci, tetapi perawat yang bersikap empati tidak akan
terpancing emosi,tetapi tenang sambil mendengarkan semua ungkapan-ungkapan
kliennya.
Ada empat karateristik perawat yang mampu bersikap empati
(Wiseman,1996) yaitu : Kemampuan melihat permasalahan dari kaca mata klien,
tidak bersikap menghakimi, menyalahkan atau menghina,kemampuan untuk mengerti
perasaan orang lain, dan kemapuan mengkomunikasikan pengertiannya terhadap
permasalahan klien.
Wheeler danWolberg yang dikutip oleh Stuart Sundeen (1998) membagi
empati dalam 2 tipe :

2|Page
1. Empati Dasar (Basic empaty)
Merupakan respon alamiah dari seseorang untuk mengerti orang lain.
Contoh empati dasar misalnya ketika ada anak kecil menangis,secara spontan
seseorang akan bertanya,”Ada apa nak? Kenapa menangis?” sambil mengusap
kepala anak itu.

2. Empati Terlatih ( Trained Empaty / Clinical Empaty / Profesional Empaty)


Merupakan kemampuan berempati yang diperoleh setelah melalui
training dalam rangka menolong orang lain.Seorang perawat yang telah
belajar komunikasi terapeutik atau yang telah memperoleh pelatihan tentang
empati tentu akan mampu berempati secara tepat pada setiap keadaan
kliennya.Misalnya ketika klien menangis menceritakan tentang kesedihannya
ditinggal oleh suaminya, perwat duduk diam mendengarkan keluhan,
kesedihan atau pengingkaran klien sambil mengusap-usapkan punggung klien
dengan lembut.

2. Konkrit

Konkrit adalah dalam berkomunikasi perawat menggunakan terminologi yang


spesifik bukan abstrak. Hal ini perlu untuk menghindarkan keraguan dan
ketidakjelasan. Stuart G.W.(1998) telah mengidentifikasikan tiga kegunaannya yaitu :

a. Mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien. Dengan berespons


secara ekspresi yang konkrit menunjukkan ekspresi yang konkrit, bukan berpura-pura
disertai pernyataan yang jelas dan sesuai perawarakan mampu menunjukkan dan
mempertahankan responnya terhadap perasaan klien.

b. Memberi penjelasan yang akurat pernyataan-pernyataan yang konkrit dan tidak


abstrak dari perawatakan mendukung setiap penjelasan yang disampaikannya pada

3|Page
klien. Perkataan yang penuh keraguan dan penggunaan istilah yang tidak dimengerti
oleh klien hanya akan membingungkan klien.

c. Mendorongklienmemikirkanmasalah yang
spesifikdenganberesponssecarakonkrit,perawatdapatmendorongklienuntuklebih focus
padamasalah yang dihadapinya.Haliniterjadikarenarespons yang
konkritdariperawatmenumbuhkan rasa
percayakliensehinggaklienmaudanmampumengungkapkanmasalahnya.

3. Keikhlasan

Perawatmenyatakanmelaluiketerbukaan, kejujuran,
ketulusandanberperanaktifdalamberhubungandemganklien.
Perawatberespondengantulus, tidakberpura-pura, mengekspresikanperasaan yang
sebenarnyadanspontan.

4. Menghargai
Perawatmenerimaklienapaadanya. Sikapperawatharustidakmenghakimi,
tidakmengkritik, tidakmengejekdantidakmenghina. Rasa
menghargaidapatdikomunikasikanmelalui: dudukdiambersamaklien yang menangis,
mintamaafatashal yang
tidakdisukaikliendanmenerimapermintaanklienuntuktidakmenanyakanpengalamantert
entu.

4|Page
SedangkanDimensitindakanmeliputibeberapaaspek, diantaranya :

1. Konfrontasi.
Konfrontasimerupakanekspresiperasaanperawattentangperilakuklienynagtidak
sesuai. Carkhoff (dikutipoleh Stuart danSundeen, 1987; 131), mengidentifikasi 3
katagorikonfrontasi, yaitu:
a. Ketidaksesuaianantarakonsepdiriklien (ekspresikliententangdirinya) dan
ideal diriklien (keinginanklien)
b. Ketidaksesuaianantaraekspresinon verbaldanperilakuklien.
c. Ketidaksesuaianantarapengalamankliendanpengalamanperawat.

Konfrontasibergunauntukmeningkatkankesadaranklienterhadapkesesuaianpera
saan, sikap, kepercayaandanperilaku. Konfrontasidilakukansecaraasertif,
bukanmarahatauagresif.
Sebelummelakukankonfrontasiperawatperlumengkajiantara lain:
tingkathubungansalingpercaya, waktu yang tepat,
tingkatkecemasankliendankekuatankopingklien.
Konfrontasisangatdiperlukanpadaklien yang
telahmempunyaikesadarandiritetapiperilakunyabelumberubah.

2. Kesegeraan
Kesegeraanberfokuspadainteraksidanhubunganperawat-kliensaatini.
Perawatsensitifterhadapperasaankliendanberkeinginanmembantudengansegera.

3. Keterbukaan
Perawatharusterbukamemberikaninformasitentangdirinya, ideal diri, perasaan,
sikapdannilai yang dianutnya. Perawatmembukadiritentangpengalaman yang
bergunauntukterapiklien.

5|Page
Tukarpengalamaninimemberikeuntunganpadaklienuntukmendukungkerjasamadanme
mberisokongan.
Melaluipenelitianditemukanbahwapeningkatanketerbukaanantaraperawat-
kliendapatmenurunkantingkatkecemasanperawat-klien (Johnson, dikutipoleh Stuart
danSundeen, 1987; 134).

4. Emotional
Chatarsis Emotional chatarsisterjadijikakliendimintabicaratentanghal yang
sangatmengganggudirinya. Ketakutan,
perasaandanpengalamandibukadanmenjaditopikdiskusiantaraperawat-klien.
Perawatharusdapatmengkajikesiapanklienmendiskusikanmasalahnya.
Jikaklienmengalamikesukaranmengekspresikanperasaannya,
perawatdapatmembantudenganmengekspresikanperasaannyajikaberadapadasituasiklie
n.

5. BermainPeran
Bermainperanadalahmelakukanperanpadasituasitertentu. Hal
inibergunauntukmeningkatkankesadarandalamberhubungandankemampuanmelihatsit
uasidaripandangan orang lain.
Bermainperanmenjembatanianatarapikiransertaperilakudanklienakanmerasabebasme
mpraktekkanperilakubarupadalingkungan yang aman.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai