Anda di halaman 1dari 50

IDK V

FARMAKOLOGI
PENDAHULUAN

ALKHAMUDI
0813 2552 4499

Alkhamudi, S.Si.Apt 1
Referensi
• Farmakologi dasar dan Klinik, Betram G
Katzung
• Farmakologi dan Terapi, UI

Alkhamudi, S.Si.Apt 2
Farmakologi

Asal mula Obat : berasal dari tanaman / jamu.


Dianggap kurang memuaskan  isolasi zat aktif, produksi
sintetik

Dari bebrapa penelitina dihasilkan beberapa zat-zat kimia


sebagai obat :
Efedrin : Ephedra vulgaris
Atropin : Atropa belladona
Morfin : Papaver somniferum
Digoksin : Digitalis lanata
Reserpin : Rauwolfia serpentina
Vinblastin dan vinkristin : Vinca rosea
Alkhamudi, S.Si.Apt 3
Farmakologi
Farmakon + logos

Ilmu yg mempelajari karakter obat, penggunaan, dan pengembangannya

Konsep dasar : interaksi obat dg tubuh

Farmakodinamik
Obat Tubuh
Farmakokinetik

Alkhamudi, S.Si.Apt 4
Farmakologi
• Adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya, baik sifat kimiawi, fisika, kegiatan fisiologi, resorpsi dan
nasibnya dalam organisme hidup
• Farmakognosi : pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal
dari tanaman, mineral dan hewan.
– Misal: Ekstrak Ginko biloba (penguat daya ingat), bawang putih
(antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi), ekstrak fever few (pencegah
migrain)
• Framasi : Ilmu yang mempelajari cara membuat, memformulasikan,
menyimpan dan menyediakan obat
• Biofarmasi : ilmu yang mempelajari pengaruh pembuatan sediaan
farmasi terhadap efek terapeutik obat.
• Farmaceutical availability (ketersediaan farmasi) : ukuran waktu
yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk
sediaannya dan siap untuk proses absorpsi.
Alkhamudi, S.Si.Apt 5
Istilah dalam farmakologi
• Biological availability (ketersediaan hayati) : prosentasi obat yang
diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk
melakukan efek terapetiknya.
 Therapeutical equivalent (kesetaraan terapeutik) : syarat yang
harus dipenuhi oleh suatu obat yang meliputi kecepatan
melarut dan jumlah kadar zat yang berkhasiat yang harus
dicapai dalam darah
 Bioassay : cara menentukan aktivitas obat dengan
menggunakan hewan percobaan seperti kelinci, tikus, dll.

 Farmakokinetik : segala proses yang dilakukan tubuh


terhadap obat berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi (pengaruh tubuh terhadap obat).
Alkhamudi, S.Si.Apt 6
Istilah dalam farmakologi
• Farmakodinamik : mempelajari kegiatan obat terhadap organisme
hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta
efek terafi yang ditimbulkan (Pengaruh Obat terhadap tubuh)
 Toksikologi : pengetahuan tentang efek racun dari obat
terhadap tubuh.
 Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk
mengobati penyakit atau gejalanya. Phytoterapi :
menggunakan zat-zat dari tanaman untuk mengobati
penyakit.
 Farmakologi klinik : cabang farmakologi yang mempelajari
efek obat pada manusia.

Alkhamudi, S.Si.Apt 7
Istilah2 dalam Farmakologi
• Efek samping: efek obat yg tidak diharapkan
• Efek toksik: efek samping yg timbul bila dosis obat
ditingkatkan
• Toleransi: penurunan efek obat pada pemakaian kronis dg
dosis yg sama  dosis obat harus ditingkatkan
• Habituasi: pemberian obat secara kronis yg apabila
pemberian obat tsb dihentikan dapat menyebabkan gangguan
emosional
– Co: kafein pada kopi
• Addiksi: pemberian obat menyebabkan toleransi dan
habituasi serta penghentiannya akan menimbulkan efek hebat
secara fisik dan mental
– Co: morfin
Alkhamudi, S.Si.Apt 8
Istilah2 dalam Farmakologi (lanj..)
• Antagonisme: efek obat 1 dikurangi/dihilangkan oleh efek
obat 2
Co: epinefrin – propanolol
• AKumulasi: penimbunan obat dalam tubuh
Co: digitalis
• Potensiasi: efek obat 1 diperkuat efek obat 2
Co: analgetika – klorpromazin
• Plasebo: bahan kimia yg tidak mempunyai efek obat
Co: laktosa
• Idiosinkrasi: efek abnormal obat pada seseorang
Co: morfin  eksitasi

Alkhamudi, S.Si.Apt 9
Istilah2 dalam Farmakologi (lanj..)
• Hipersensitivitas: reaksi alergi pada pemberian suatu obat
Co: urtikaria, bronkospasme
• Hiporeaktif: pemberian obat harus dg dosis besar untuk
menimbulkan efek
• Hiperreaktif: pemberian dosis kecil sudah menimbulkan efek
• Resistensi: pemberian obat tidak menimbulkan efek lagi

Alkhamudi, S.Si.Apt 10
Obat
Setiap substansi yg dapat mengubah proses biologis tubuh
dalam keadaan sehat atau sakit dan dapat digunakan dalam
upaya penyembuhan, pencegahan, dan mengontrol penyakit.
 Memiliki efek (pokok, samping, toksik)
 Obat dg dosis berlebihan akan menjadi racun
,, ,, kurang tak bermanfaat

Dosis ++++
Semua obat adalah racun yg membedakannya adalah
dosis dan cara pemakaiannya
Alkhamudi, S.Si.Apt 11
Pharmacokinetics
Is what the body does to the drug.
The magnitud of the pharmacological effect of
a drug depends on its concentration at the site
of action.
• Absorption
• Distribution
• Metabolism
• Elimination

Alkhamudi, S.Si.Apt 12
Farmakokinetik
• Farmakokinetika: Ilmu yang mempelajari
perjalanan obat dalam tubuh (pengaruh tubuh
terhadap obat)
• Tujuan terapi adalah untuk mencapai efek
menguntungkan, obat harus dapat mencapai
sel target.
• Tahapan perjalanan obat:
– Absorbsi: penyerapan obat ke dalam sistemik
– Distribusi: penyaluran obat ke sel target/tubuh
– Metabolisme: perubahan kimiawi obat
– Ekskresi: pengeluaran obat dari tubuh.
26/03/2019 21.42.45 13
Macam-macam Bentuk Sediaan

26/03/2019 21.42.45 14
Pharmacokinetic Processes

“LADME” is key

Liberation Metabolism

Absorption Excretion

Distribution
26/03/2019 21.42.45 15
Liberation
• Applies to drugs given orally
• Components
– Release of drug from pill, tablet, capsule
– Dissolving of active drug in GI fluids

Ex: Enteric coated


aspirin slows absorption in
stomach vs non-coated
26/03/2019 21.42.45 16
Factors Affecting Liberation/Absorption

• Formulation factors • Patient factors


– Tablet disintegration – Absorbing surface
– Inert ingredient / solvent – Blood flow
effects – Environmental pH
– Solubility – Disease states
– Drug pH – Interactions with food,
– Concentration other drugs

26/03/2019 21.42.45 17
SKEMA PERJALANAN OBAT

26/03/2019 21.42.45 18
26/03/2019 21.42.45 19
Grafik distribusi obat

26/03/2019 21.42.45 20
ABSORBSI
• Absorbsi: proses penyerapan obat dari tempat pemberian ke
sirkulasi sistemik, dengan melewati sawar( barier) sel
transport lintas membran (tergantung kecepatan dan
kelengkapan) absorbsi.
• Membran sel terdiri dua lapis
– Fase hidrofilik
– Fase hidrofobik
• Cara transport lintas membran/mekanisme absorbsi:
– Difusi pasif dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
– Transpot aktif, proses ini membutuhkan energi, dapat terjadi dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi, biasanya terjadi di hati,sel
saraf, tubuli ginjal.
– Difusi terfasilitasi, proses transport dengan bantuan pembawa/carrier
yang merupakan komponen membran sel tanpa memerlukan energi.
• Bioavailabilitas: menunjukkan prosentase jumlah obat yang
masuk kedalam sirkulasi sistemik.

26/03/2019 21.42.45 21
Membranes and Absorption
Hydrophilic
Lipid Bilayer
Hydrophobic
Heads
Tails
Small, H2O, urea,
uncharged Swoosh!
CO2, O2, N2

Large, Glucose DENIED!


uncharged Sucrose
Small
charged H+, Na+, K+,
ions Ca2+, Cl-, DENIED!

26/03/2019 21.42.45
HCO3- 22
Faktor yg mempengaruhi Absobrsi

• Sifat fisiko kimia obat


• Besarnya partikel
• Sediaan obat, dosis
• Rute dan tempat pemberian
• Waktu kontak dengan permukaan absorbsi
• Besar/luasnya tempat absorbsi
• pH darah, aliran darah dalam organ
• Interaksi dengan bahan lain disaluran cerna, misal
makanan.

26/03/2019 21.42.45 23
Distribusi
• Distribusi:proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh.
• Distribusi dipengaruhi oleh:
– Aliran darah
– Afinitas (kekuatan penggabungan) thd jaringan.
– Efek ikatan dengan protein
• Ketika obat didistribusikan, kebanyakan berikatan dengan protein terutama
albumin. Obat yg berikatan bersifat inaktif, yg bebas besifat aktif.
• Distribusi obat, meliputi dua fase
– Fase pertama, terjadi setelah penyerapan obat ke dalam organ yang perfusinya
baik, misal jantung, hati, ginjal.
– Fase kedua, jauh lebih luas yaitu mencakup organ yang perfusinya kurang baik:
otot, kulit, jaringan lemak.
• Obat dapat terakumulasi di jaringan.

26/03/2019 21.42.45 24
Metabolisme
• Metabolisme/Biotransformasi: perubahan kimiawi obat
dibedakan dua fase:
– Fase I: reaksi hidrolisis, reduksi, oksidasi
– Fase II: reaksi sintetik yaitu konjugasi senyawa obat dengan senyawa
endogen misal
• Glukoronat
• Sulfat
• Asetat
• Asam amino
• Tujuan agar bersifat lebih polar/obat bersifat inaktif atau
mudah diekresi.
• Waktu paruh obat: adalah waktu yg dibutuhkan oleh separuh
konsentrasi obat untuk dieliminasi.
• Metabolisme paling banyak terjadi di hati melibatkan
sitokrom P 450, selain itu juga terjadi di jaringan
26/03/2019 21.42.45 25
Metabolisme obat dalam sistem Biologi

26/03/2019 21.42.45 26
IMPLICATIONS FOR DRUG METABOLISM

1. Termination of drug action


2. Activation of prodrug
3. Bioactivation and toxication
4. Carcinogenesis
5. Tetratogenesis

26/03/2019 21.42.45 27
Pharmacodynamics
Is what the drug does to the body.
Interaction of drugs with cellular proteins, such as
receptors or enzymes, to control changes in
physiological function of particular organs.
• Drug-Receptor Interactions
– Binding
• Dose-Response
– Effect
• Signal Transduction
– Mechanism of action, Pathways
Alkhamudi, S.Si.Apt 28
Farmakodinamik
• Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor
pada sel suatu organisme.
• Interaksi obat dengan reseptor mencetuskan perubahan biokimiawi
dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat.
• Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional
organisme.
– Reseptor menentukan hubungan kuantitatif antara dosis atau konsentrasi
obat dan efek-efek farmakologi.
– Reseptor bertanggung jawab terhadap selektivitas kerja obat.
– Reseptor juga merupakan tempat kerja antagonis farmakologik.
• Agonis: substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen.
• Antagonis: senyawa yg tidak mempunyai aktifitas intrinsik, tetapi
menghambat secara kompetitif efek suatu agionis ditempat ikatan
agonis.
– Antagonis kompetitif
– Antagonis non kompetitif/irefersibel

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 29


I. TEORI RESEPTOR

Perubahan:
• aktivitas biokimia
DRUG • biofisika makromolekul

RECEPTOR

1. menentukan efek farmakologis


2. selektivitas efek obat
3. membantu peran antagonis
farmakologi obat

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 30


Reseptor Obat
• Reseptor merupakan komponen makromolekul
fungsional.
• Konsep reseptor sangat penting untuk
pengembangan obat
• Reseptor menentukan hubungan kuantitatif antara
dosis/konsentrasi obat dengan efek-efek farmakologi.
• Reseptor bertanggung jawab terhadap selektifitas
kerja obat.
• Resepteor juga merupakan tempat kerja antagonis
farmakologik.

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 31


Ikatan elektrostatik

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 32


Ikatan vander waal dan hidrfobik

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 33


Ikatan obat reseptor

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 34


Ikatan obat – reseptor :

Obat Reseptor

Efek Agonis

Reseptor Efek Antagonis


Blokers

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 35


26 Maret 2019 35
Receptor Interactions

Lock and key mechanism

Agonist Receptor

Agonist-Receptor
Interaction
26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 36
Receptor Interactions

Induced Fit

Receptor

Perfect Fit!

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 37


Receptor Interactions

Competitive
Inhibition

Antagonist Receptor

Antagonist-Receptor
DENIED!
Complex
26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 38
Receptor Interactions

Non-competitive Antagonist
Inhibition

Agonist Receptor

26/03/2019 21.42 DENIED!


Alkhamudi, S.Si. Apt 39
‘Inhibited’-Receptor
Antagonisme farmakodinamik
• Antagonisme farmakodinamik dibedakan :
– Antagonisme fisiologik
– Antagonisme pada reseptor:
• Kompetitif
• Non kompetitif
• Antagonisme fisiologik: terjadi pada organ yg sama,
tetapi pada reseptor yg berlainan.
– Misal: efek bronkokonstriksi histamin pd bronkus lewat
reseptor histamin dapat dilawan dengan pemberian
adrenalin yg bekerja pada adrenoseptor.
• Antagonisme pd reseptor: terjadi pada reseptor tg
sama. Artinya antagonis mengikat reseptor di tempat
ikatan agonis.
– Misal efek histamin yg dilepaskan dlm reaksi alergi dapat
dicegah dgn pemberian antihistamin.

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 40


• Antagonis komptetitif: obat antagonis yang terikat
pada reseptor site secara reversibel, sehingga dapat
digeser oleh agonis kadar tinggi.
• Penghambatan efek antagonis dapat diatasi dengan
peningkatan kadar agonis sampai akhirnya dicapai
efek maksimal.
– Contoh: antihistamin dan β-bloker.
• Afinitas terhadap reseptor: adalah besarnya gaya
tarik kimiawi atau fisika antara suatu obat dan
struktur reseptornya.

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 41


Pasangan Zat dengan Antagonisme pada reseptor

Agonis Antagonis Reseptor bersama


Kompetitif
Asetilkolin Atropin m-kolinoreptor

Asetilkolin Biperidin m-kolinoreptor

Asetilkolin Pankuronium N-kolinoseptor

Noradrenalin Dehidroergotamin ά-adreoseptor

Dompamin Metoklopramid D2 reseptor

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 42


• Antagonis non kompetitif: terjadi bila
antagonis terikat pada reseptor secara
irreversibel, sehingga menghalangi ikatan
agonis dengan reseptornya.
• Antagonis mengurangi jumlah reseptor yg
tersedia utk berikatan dg agonis, sehingga
efek maksimal berkurang.
– Contoh: fenoksibensamin mengikat reseptor
adrenergik alfa di reseptor site secara irreversibel.

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 43


Kurva Antagonis kompetitif (kiri) dan Antagonis non kompetitif (kanan)

26/03/2019 21.42 Alkhamudi, S.Si. Apt 44


Penggolongan Obat
• Obat Diagnostik
• Obat Farmakodinamik
• Obat Kemoterapetik

Alkhamudi, S.Si.Apt 45
Obat menurut sifat kerjanya
• Obat Farmakodinamik: obat yang bekerja pada tuan
rumah (hospes) dengan jalan mempercepat atau
memperlambat proses biologis atau biokimiawi
dalam tubuh (contoh: furosemid, kaptopril)
• Obat kemoterapeutik: obat yg dapat membunuh
parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah
(hospes). Contoh: ampisilin, amoksisilin
• Obat diagnostik: obat ini bukan untuk terapi, tetapi
merupakan obat pembantu untuk melakukan
diagnosa pasien. Contoh:
– Barium sulfat: untuk pemotretan lambung
– Natrium iopanoat, asam iod organik: untuk empedu

Alkhamudi, S.Si.Apt 46
Obat berdasar efek terapi
• Obat untuk terapi kausal, yaitu obat dapat
membunuh atau mengurangi atau menghilangkan
penyebab penyakit. Contoh: ampisilin, amoksisilin
• Obat untuk terapi simptomatis, yaitu obat hanya
bekerja untuk meringankan atau menyembuhkan
gejala suatu penyakit. Contoh: antalgin, paracetamol
• Obat untuk terapi substitusi, kerja obat ini digunakan
untuk mengganti/substitusi zat/senyawa yang
normalnya diproduksi oleh tubuh/organ. Contoh
– Insulin: pada penderita diabetus
– Tiroksin: pada penderita gangguan tiroid
– Estrogen: pada hipofungsi ovarium

Alkhamudi, S.Si.Apt 47
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Obat Bebas Obat yang dapat Minyak kayu putih,
dijual bebas kepada OBH, OBP,
umum tanpa resep Paracetamol, Vit. C,
dokter B Komplex, dll.

Obat Bebas Obat bebas yang Antihistamin,


pada penjualannya klorokuin, kalii
Terbatas (W :
disertai tanda kloras, suppositoria,
waarschuwing) peringatan. dll.

Obat Keras Obat berbahaya jika Adrenalin,

K
pemakaiannya tidak antibiotika,
(G : Gevaarlijk) berdasarkan resep antihistamin, dll.
dokter.

OWA Obat keras yang Linestrenol, antasid,

K
dapat diserahkan salbutamol,
oleh apoteker tanpa basitrasin krim,
resep dokter. ranitidin, dll.

Alkhamudi, S.Si.Apt 48
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Narkotika Zat atau obat yang berasal dari Tanm. Papaver
tanaman atau bukan, sintetis atau somniferum,
semisintetis yang dapat kokain, ganja,
menyebabkan penurunan atau heroin, morfin,
perubahan kesadaran, hilangnya opium, kodein, dll.
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri.
Psikotropika Zat atau obat baik alamiah Lisergida,
maupun sintetis bukan narkotika psilosibina,
yang berkhasiat psikoaktif melalui amfetamin,
pengaruh selektif pada SSP yang
menyebabkan perubahan khas
diazepam,
fenobarbital,
K
pada aktifitas mental dan perilaku. klordiazepoksida,
dll.

Alkhamudi, S.Si.Apt 49
Alkhamudi, S.Si.Apt 50

Anda mungkin juga menyukai