Kunjungan Pertama
1. Anamnesa Indikasi
2. Membuat Model Studi
a. Alat : Sendok cetak, Rubber bowl, spatula alginat
b. Bahan Cetak : Hydrocoloid Irreversible (alginat)
c. Metode Mencetak : Mucostatik
d. Posisi operator : rahang bawah : di kanan depan pasien
e. Posisi pasien : rahang baawah : pasien duduk tegak dan bidang
oklusal sejajar lantai posisi mulut setinggi siku operator.
Tahapan awal yang dilakukan untuk membuat model studi yaitu
dilakukan pencetakan rahang pasien. Pencetakan rahang adalah bentuk negatif
dari seluruh jaringan pendukung geligi tiruan. Setelah dicor, maka akan
didapatkan bentuk positif dari rahang atau model rahang (Theressa, 2015).
Prosedur pencetakan rahang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mula-mula cobakan sendok cetak yang pas untuk pasien
b. Kemudian dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu
3:1, setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam
sendok cetak dengan merata kemudian dimasukkan ke dalam
mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan
rahang yang dicetak. processus (Watt D., Mc.Gregor, 1993).
B. Kunjungan Kedua
1. Membuat Model Kerja
a. Alat : sendok cetak fisiologis
b. Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)
c. Metode mencetak : mucocompresi
Tahapan awal yang dilakukan untuk membuat model studi yaitu
dilakukan pencetakan rahang pasien. Pencetakan rahang adalah bentuk
negatif dari seluruh jaringan pendukung geligi tiruan. Setelah dicor, maka
akan didapatkan bentuk positif dari rahang atau model rahang (Theressa,
2015).
Prosedur pencetakan yaitu sebagai berikut:
a. Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu
dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping
kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke
dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan
garis median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan
ke atas.
b. Rahang Bawah :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu
dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk
membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan.
Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut,
kemudian sendok ditekan ke processus (Watt D., Mc.Gregor,
1993).
C. Kunjungan Ketiga
1. Desain geligi tiruan, bersihkan model dari sisa-sisa gips dan buat
desain geligi tiruan yang akan dibuat, membuat garis median denture
out line (Theressia, 2015).
2. Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi
5. Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi
posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan
oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis
2. Retensi
stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang
4. Oklusi
E. Kunjungan Kelima
1. Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat
2. Pemeriksaan objektif
b. Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya
(Soelarko, 1980).
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, A.G. 1995. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II Cetakan
I. Jakarta: Hipokrates
Theressa. M., 2015, Proses Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dari Bahan
Kombinasi Logam dan Akrilik. Jurnal Kesehatan Perintis Vol. 1(3).
Soelarko, R.M dan Wachijati, H. 1980. Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran: Bandung.
Watt D., MacGregor A. 1993. Penentuan desain geligi tiruan sebagian lepasan. Alih
bahasa Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates. Hlm. 248-9.