Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu pada email, dentin,

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidat yang

diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti

oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta

penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Namun,

mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini

dapat dihentikan.

Tingginya prevalensi karies pada gigi posterior disebabkan pit dan fisur yang dalam

pada permukaan oklusal gigi, sehingga memudahkan tertimbunnya Pedodonsia Terapan 16

sisa-sisa makanan, mikroorganisme dan sukar dibersihkan dengan bulu sikat gigi. Sisa-sisa

makanan akan difermentasi oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan demineraklisasi

jaringan gigi dan dalam waktu lama akan timbul karies. Penelitian (1981) di AS anak usia 5-

17 tahun dijumpai 16 % karies terjadi di interproksimal dan 84 % terjadi di pit dan fisur.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan prevalensi karies pada gigi molar

satu permanen pada anak-anak. Upaya tersebut mengingat bahwa pentingnya fungsi gigi

molar permanen dalam sistem stomatognatik. Gigi molar satu permanen mudah diserang

karies gigi karena bentuk anatomisnya, permukaannya memiliki pit dan fisur yang

memudahkan retensi makanan dan merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri karies.

Selain itu, sulit bagi anak untuk membersihkan secara baik daerah pit dan fisur gigi molarnya

dengan sikat gigi, karena sebagian besar bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dicapai
dengan bulu sikat gigi. Dengan demikian gigi molar satu permanen paling mudah terkena

karies dibandingkan gigi permanen lainnya.

Sampai kemudian pada tahun 1950 Buonocore memperkenalkan metode perlekatan

resin pada permukaan email yang dietsa asam. Metode ini potensial untuk tindakan

pencegahan terhadap karies dan dapat diaplikasikan langsung ke permukaan oklusal.

Kemudian preventive resin restoration diperkenalkan oleh Simonsen (1978), sebagai

pengganti restorasi klas I amalgam, yang secara tradisional mengharuskan adanya extention

for prevention dan menyebabkan hilangnya sejumlah besar struktur gigi yang sehat.

1. 2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan preventive resin restoration?

2. Apa indikasi dan kontraindikasi dari preventive resin restoration?

3. Bagaimana klasifikasi dari preventive resin restoration?

4. Bagaimana prosedur perawatan dari preventive resin restoration?

1. 3 Tujuan Makalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan preventive resin restoration.

2. Untuki mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari preventive resin restoration.

3. Untuk mengetahui klasifikasi dari preventive resin restoration.

4. Untuk mengetahui prosedur perawatan dari preventive resin restoration.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Preventive Resin Restoration

Preventive resin restoration adalah suatu perawatan pencegahan yang merupakan

pengembangan dari pemakaian sealant pada permukaan oklusal, yaitu integrasi dari

pencegahan karies dengan sealant dan penambalan karies dengan resin komposit pada

permukaan yang sama. Lesi awal pada pemukaan gigi dihilangkan dengan preparasi

seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies di masa

mendatang permukaan tambalan diberi sealant.

Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan

untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies pada pit dan

fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh

Simonsen pada tahun 1977, meliputi pelebaran daerah pit dan fisur kemudian

pembuangan email dan dentin yang telah terkena karies sepanjang pit dan fisur.

Tujuan dari restorasi pencegahan adalah untuk menghentikan proses karies awal

yang terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit

dna fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur

yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Manfaat dari Preventive Resin

Restoration adalah untuk mempertahankan struktur jaringan yang sehat dengan cara

menumpat fissure yang karies dengan resin komposit dengan melapisi sealant di atas

komposit dan jaringan sekitarnya.


2.1 Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Preventive Resin Restoration

A. Indikasi :

- Pada anak rendah karies tetapi memiliki pit dan fissure yang dalam

- Tidak terdapat karies pada interproksimal

- Umur gigi erupsi gigi kurang dari 4 tahun

- Memungkinkan isolasi adekuat kontaminasi saliva

- Pit dan fissure dengan deklasifikasi minimal

- Semua gigi permanen muda pada anak yang termasuk resiko karies sedang/tinggi

- Untuk lesi dangkal sebatas enamel, lesi sebatas dentin dan lesi kelas I yang dangkal

dengan ukuran kecil.

Diagnosis untuk karies pit dan fissure sulit sekali untuk dideteksi karena hampir sama

dengan anatomi normal. Namun dapat pula deteksi karies didapatkan dengan

gambaran antara lain :

1. Lunak pada dasar pit & fissure,

2. Enamel lunak yang mengelupas jika dilakukan explorasi, dan

3. Adanya porus enamel ( oleh karena demineralisasi) terlihat chalky, opaque bila

dikeringkan dengan udara.

4. Serta pada gambaran radiografi terlihat radiolusen pada permukaan mahkota gigi

B. Kontraindikasi :

- Self cleansing yang baik pada pit dan fissure yang dangkal

- Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan untuk dilakukan isolasi

- Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun

- Terdapat tanda klinis karies interproksimal


DAFTAR PUSTAKA

Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Dasar-dasar karies: Penyakit dan penanggulangannya. Alih Bahasa
Sumawinata N. Jakarta: EGC, 1992.

Andlaw, RJ and Rock. 1992. “Perawatan Gigi Anak. dari A Manual of Pedodontics”. 2nd ed Alih
bahasa: Agus Djaya. Jakarta: EGC

Mathewson, R.J. and Primosch, R.E. (1995). Fundamentals of Pediatric Dentistry. 3rd ed.,
Quintessence Books, Chicago, p. 89-90

Kuliah pakar drg. Rudy Budiraharjo Sp. KGA tentang PRR (Preventive Resin
Restoration)

Silverstone L.M. 1982. The use of pit and fissure sealant in dentistry, present status and
future developments. Pediatric Dentistry, 4, 16-21

Richard R. Welbury, Monty S. Duggal: Paediatric Dentistry, Oxford Medical


Publication, 2005

Anda mungkin juga menyukai