Anda di halaman 1dari 4

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Etiologi karies!

Sebagaimana kita tahu Karies adalah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kerusakan lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme atau aktivitas bakteri di dalam mulut
Banyak faktor penyebab dari karies seperti faktor saliva, plak, diet dan kebersihan
rongga mulut, sehingga karies disebut penyakit multifaktorial. beberapa faktor
penyebab terjadinya karies
 Faktor host atau tuan rumah , Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi
sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk
gigi), struktur enamel, Daerah pits dan fissure, permukaan email antara ginggiva dan
kontak proximal, sepertiga servikal permukaan labial/bukal dan lingual mahkota gigi,
permukaan akar gigi dekat servikal yang merupakan lokasi yang mudah untuk
pembentukan plak

 Faktor plak/bakteri Plak yang terbentuk adalah lapisan polisakarida semi


transparan yang melekat erat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri
patogen. Bakteri S. mutans dan Lactobacillus sebagai penyebab
karies akan mendominasi populasi bakteri dalam plak pada
individu dengan karies aktif, dan dapat menghasilkan
asam dalam jumlah yang sangat banyak.Bila lesi bertambah
luas, populasi bakteri akan meningkat dan menambah
kerusakan gigi.
 Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan- bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan
lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Patogenesis!


 Karies merupakan kelainan gigi yang bersifat progresif atau tanda atau gejalanya
cenderung menjadi jelas dari waktu ke waktu yang diawali dengan proses
deminelarisasi oleh asam yang dihasilkan bakteri yang merupakan penyebab dari
karies.

 Awal terbentuknya caries adalah terbentuknya plak pada gigi yang melekat pada
pelikel gigi ( lapisan tipis yang dihasilkan oleh saliva yang melekat pada permukaan
gigi) yang tidak dibersihkan dengan benar atau dengan baik. Di mana plak ini akan
menjadi dental plak biofilm yang mengandung bakteri dan hasil dari bakteri itu
sendiri seperti bakteri S. mutans dan Lactobacillus yang mematabolisme sukrosa dan
menghasilkan asam yang mengakibatkan suasana ph dalam mulut menjadi turun
atau dibawah 5,5 nah kompenen penyusun gigi hydroxypatite yang menempel pada
stuktur gigi di suasana asam akan menjadi larut dan lepas dari susunan gigi
peristiwa ini disebut demineralisasi
 Demineralisasi dapat memicu perubahan pada permukaan gigi seperti lesi white
spot yang dapat berkembang menjadi lubang besar di gigi atau dental caries

 Dental caries dapat terjadi di jaringan luar dentin atau email gigi dan cementum
caries jga dapat terkena didaerah fit dan fissure yang jarang terkena saat
memberishkan gigi atau seperti daerah-daerah interproximal gigi

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Klasifikasi karies!


 Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR. Hume:
a) Berdasarkan site (lokasi)
- Site 1 : Karies terletak pada pit dan fissure.
- Site 2: Karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun
posterior.
- Site 3 : Karies terletak didaerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar yang
terbuka.

b) Berdasarkan size (ukuran)


- Size 0 : Lesi dini.
- Size 1 : Kavitas minimal, melibatkan dentin namun belum terjadi. Kavitas yang
masih minim dapat dilakukan perawatan remineralisasi.
- Size 2 : Ukuran kavitas sedang, dimana masih terdapat struktur gigi yang cukup
untuk dapat menyangga restorasi yang akan ditempatkan.
- Size 3: Kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas diperluas
agar restorasi dapat digunakan untuk melindungi struktur gigi yang tersisa dari
retak/patah.
- Size 4: Sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti cups/ sudut
incial.

2. Klasifikasi karies menurut menurut G.V Black :


- Klas 1: Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada premolar dan molar.
- Klas 2: Kavitas pada permukaan aproksimal gigi posterior yaitu pada permukaan
halus/lesi mesial dan atau distal. Biasanya berada dibawah titik kontak yang sulit
dibersihkan. Dapat digolongkan MO( mesio-oklusal), DO(distaloklusal), dan
MOD(mesiooklusal-distal).
- Klas 3: Kavitas pada permukaan aproksimal gigi. Gigi depan juga terjadi dibawah
titik kontak, bentuknya bulat dan kecil.
- Klas 4: Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut mesial.
- Klas 5: Kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual, lesi
lebih dominan timbul dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah.
Selain mengenai email juga dapat mengenai sementum.
- Klas 6: Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive. Biasanya
pembentukan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge incisal rentan terhadap
karies

International Caries Detection and Assessment System (ICDAS), membuat Klasifikasi karies
gigi sebagai berikut:
 D0: Tidak terdapat karies, atau gigi masih sehat;
 D1: Pada lapisan email terjadi perubahan, dapat terlihat jika gigi dikeringkan;
 D2: Pada lapisan email terjadi perubahan, dapat terlihat jelas walau kondisi gigi
dalam keadaan basah;
 D3: Terjadi kerusakan email, tanpa melihat dentin (karies email)
 D4: Terlihat bayangan dentin pada kavitas, tetapi karies tersebut belum mencapai
dentin, baru sampai dentino enamel junction
 D5: Karies sudah mencapai lapisan dentin (karies dentin)
 D6: Karies mengenai pulpa

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Klasifikasi Restorasi Direct!


 Ada beberapa jenis restorasi direct yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
pasien seperti
1. Amalgam
Amalgam memiliki bahan dasar berupa merkuri perak timah seng dan tembaga,
merkuri dalam amalgam memiliki fungsi untuk mengubah wujud yang tdi cair
menjadi padat dan amalgam ini cocok untuk restorasi karies klas I dan klas II di
mana dapat menahan tekanan kunyah yang besar. Dengan kompenen amalgam
yang memiliki bahan logam ia memberikan warna yang tidak cocok dengan
estetika gigi di mana ia akan memberikan warna keabu2an dan juga terkadang
ada yang berwarna emas. Maka dari itu amalgam lebih cocok untuk digunakan di
gigi posterior dibanding gigi anterior Untuk segi keamanannya di mana ia
mengandung bahan merkuri pada komposisinya dapat menguap dan dilepaskan
dari restorasi amalgam selama proses pengunyahan walaupun dalam frekuensi
yang kecil. Namun sekarang amalgam telah ditinggalkan karena warna yang
kurang cocok dan tidak estetik serta dapat mencemarkan lingkungan karena
memakai merkuri dan menjadi toksik

2. Komposit resin
Berbeda dengan amalgam resin komposit ini termasuk material yang lebih aman
digunakan sebagai bahan restorasi. Bahan restorasi ini merupakan hasil dari
polimerisasi campuran bahan organik resin dengan bahan pengisi bubuk
anorganik dari glas. Nah bahan restorasi ini cocok untuk gigi anterior karena
warna dan sifat transulen dari resin komposit terus dimodifikasi sehingga
mendekati warna dan sifat transulen gigi sehingga ia menjadi bahan restorasi
dengan estetika yang lebih baik. Saat ini resin komposit bisa digunakan untuk
restorasi gigi anterior dan posterior yang berukuran kecil hingga sedang yang
tidak menerima tekanan kunyah yang besar.

3. Gic
GIC merupakan bahan restorasi yang sewarna dengan gigi, warna yang sama
dengan gigi ini memberikan kesan estetika pada restorasi. GIC adalah bahan
restorasi yang sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi karena dianggap
biokompatibel. GIC dapat digunakan untuk merestorasi kavitas dengan tekanan
kunyah yang rendah GIC bersifat adesif karena material ini mampu berikatan
baik dengan struktur gigi seperti berikatan dengan dentin dan enamel. Bersifat
biokompatibel yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur
jaringan gigi dan pulpa. Namun Kekuatan daya tekan yang kurang sehingga
menyebabkan bahan ini rentan terhadap abrasi dan erosi

5. Mahasiswa mampu memahami dan menentukan Jenis Restorasi Direct yang tepat pada
skenario!
 Restorasi klas III direct
Restorasi klas III ini kalau menurut klasifikasi tadi ia terletak di proksimal gigi anterior
dan perlu mementingkan faktor estetika sehingga dapat menggunakan bahan
material resin komposit untuk perawatannya.
 Restorasi klas IV direct
 Jenis restorasi yang tepat sesuai dengan skenario yang dibahas di mana karies klas III
dan IV dapat menggunakan restorasi resin komposit dan GIC di mana bahan tersebut
memiliki indikasi yang sesuai dengan kasus di sekenario meliputi fraktur gigi
anterior, karies kelas III, IV, diastema Gigi anterior sangat mementingkan estetik,
sehingga pemilihan bahan yang digunakan dan warnanya menjadi faktor penting
untuk dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai