Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INDIVIDU

PBL (PROBLEM BASED LEARNING)

BLOK PENYAKIT JARINGAN KERAS 1

MODUL 2

FISSURE YANG DALAM PADA ANAK

IZZUL FAIZ AMMAS

J011201025

KELOMPOK 1

drg. Hendrastuti Handayani, M. Kes.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Solusi Perawatan yang dapat Diberikan Sesuai Kasus pada Skenario

Terdapat beberapa macam solusi perawatan yang dapat diberikan sesuai


dengan kondisi masing-masing gigi pada kasus sesuai skenario. Adapun
macammacam perawatan tersebut adalah:

a. CPP-ACP
Untuk gigi 11 dan 21 yang mengalami white spot (bercak putih) pada
skenario, maka perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian
CPP-ACP. Hal ini dikarenakan CPP ACP mampu memineralisasi lesi karies
awal, yaitu white spot lesion dan mencegah terjadinya kareis, karena
mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP), kalsium dan fosfat
yang tinggi sehingga mampu menghambat demineralisasi. CPP-ACP dapat
melokalisasi ion kalsium dan fosfat pada permukaan gigi untuk membantu
mempertahankan keadaan netral pada enamel gigi sehingga proses buffer
oleh saliva terjaga dan terjadilah proses remineralisasi yang bisa dilihat
melalui beberapa faktor seperti kekerasan enamel gigi, struktur morfologi
enamel gigi dan translusensi enamel.1,2

Adapun indikasi dan kontraindikasi pengunaan CPP-ACP adalah:3


- Indikasi:
1. Memperbaiki keseimbangan mineral pada pasien-pasien yang
mengalami defisiensi saliva seperti xerostomia atau ketika tindakan
membersihkan gigi sulit dilakukan.
2. Memperbaiki keseimbangan setelah tindakan perawatan seperti
scalling, root planing dan kuretase, juga mengurangi akibat apapun
dari hipersensitif dentin.
3. Riset membuktikan Recaldent (CPP - ACP) juga dapat mengubah
warna gigi karena white-spot ke arah gigi yang terlihat translusens
alamiah.
4. Dapat digunakan untuk gigi permanen, aman untuk diaplikasikan
pada bayi terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi
karies awal.
5. Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti yang
dengan gangguan intelektual, gangguan perkembangan dan fisik,
serebral palsi, down sindrom dan pasien dengan masalah medis
seperti terapi radiasi
6. Selain itu CPP-ACP juga dianjurkan pada individu yang rawan kares

- Kontra indikasi:
Pada anak atau pasien yang terdapat riwayat alergi pada jenis
makanan yang mengandung susu.

b. Fissure sealant
Untuk gigi 46 yang mengalami fissure yang dalam, maka perawatan
yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian fissure sealant. Fissure
sealant merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
bahan yang dimasukkan ke pit dan fissure pada permukaan oklusal gigi
yang rentan terkena karies, yaitu gigi yang secara anatomis mempunyai
pit dan fisur yang dalam sehingga lebih mudah terserang karies. 4,5

Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisur adalah sebagai


berikut:5

1) Pit dan fisur dalam


2) Pit dan fisur dengan dekalsifikasi minimal
3) Tidak adanya karies interproximal
4) Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva 5)
Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisur adalah sebagai
berikut:5
1) Self cleansing yang baik pada pit dan fisur
2) Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies
interproximal yang memerlukan perawatan dan restorasi
3) Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva.

c. Preventive Resin Restoration (PRR)/Preventive Adhesive Restoration


(PAR)6

Preventive Resin Restoration (PRR) adalah “teknik pencegahan


sekunder yang memungkinkan untuk mengehntikan perkembangan lesi
karies pada tahap awal dan dengan demikian mencegah pembusukan
lebih lanjut.” Teknik ini mengintegrasikan pencegahan karies dengan
terapi sealant pada pit dan fissure dengan restorasi terapeutik karies
yang terjadi pada permukaan oklusal yang sama menggunakan resin
komposit. Dengan kata lain bahwa Preventive Resin Restoration (PRR)
melibatkan prosedur exkavasi atau penghilangan jaringan karies,
kemudian diikuti dengan merestorasi area tersebut denga resin
komposit, dan tahap terakhir adalah pengaplikasian sealant di atas
permukaan area restorasi, serta di ares pit dan fissure yang sehat.
Preventive Resin Restoration diklasifikasikan menjadi tiga type,
yaitu:
1) Tipe A
Tipe A menunjukkan tipe pit dan fissure yang masih samar
karena karies hanya terbatas pada email. Oleh karena itu dalam PRR,
anestesi lokal tidak diperlukan. Perawatan PRR tipe ini cocok
digunakan pada gigi 36 yang ditemukannya bercak hitam pada pit
(karies hanya mencapai pit pada gigi).

2) Tipe B
Tipe B menunjukkan karies yang meluas ke seluruh email
bahkan hampir mencapai dentin tetapi terbatas pada pit dan fissure
yang kecil. Dalam tindakan PRR menggunkan bur bulat ukuran 1
dan 2 untuk menghilangkan karies, kemudia pemberian resin
komposit yang dapat mengalair, kemudian dilanjuti dengan
penempatan sealant. Perawatan PRR tipe ini cocok digunakan pada
gigi 75 karena telah mencapai seluruh permukaan email namun
belum mencapai dentin (karies superfisial).

3) Tipe C
Tipe C menunjukkan adanya keterlibatan dentin sehingga
diperlukan anestesi lokal. Tindakan PRR diawali dengan
pengangkatan karies dengan bur besar, kemudian pemberian
tumpatan basis lalu diikuti restorasi dengan komposit. Setelah itu pit
dan fissure ditutup dengan sealant. Perawatan PRR tipe ini cocok
digunakan pada gigi 85 karena karies pada gigi tersebut telah
mencapai dentin.

PRR memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:


- Kelebihan:
1) Meminimalkan preparasi gigi dan memberika struktur gigi yang jauh
lebih kuat
2) Menghilangkan kemungkinan kebocoran marginal dan karies sekunder
3) Mencegah karies pada pit dan fissure tanpa menghilangkan fissure itu
sendiri
4) Jarang untuk dilakukan anestesi

- Kekurangan:
1) Teknik ini sensitive karena memerlukan kontrol kelembaban tinggi
2) Retensi jangka panjang
Adapun indikasi dan kontraindikasi dari PRR adalah:

- Indikasi
1) Gigi yang memiliki lesi karies kecil di pit dan fissure
2) Gigi yang memiliki pit dan fissure yang dalam dengan area lubang yang
minimal
- Kontraindikasi
1) Gigi dengan lesi karies permukaan tunggal atau ganda yang besar, atau
lesi pit dan fissure yang melibatkan permukaan proksimal gigi.
Kasus ketika isolasi gigi yang tepat tidak memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ratuela JE, Tahulending AA, Galela MK. JIGIM. 2019; 2(1): 33


2. Efek remineralisasi casein phospopeptide-amorphous calcium phospate (CPP-
ACP) terhadap enamel gigi sulung. E-Prodenta Journal of Dentistry. 2019. 3(2):
259.
3. Mardelita S, Sukendro SJ, Karmawati IA. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut individu. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018; hal.
361.
4. Marwah N. Textbook of pediatric dentistry 3 rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher. 2014; p. 285.
5. Bachtiar ZA, Putri RA. Penatalaksanaan fissure sealent pada gigi anak (laporan
kasus). Talenta Publisher Universitas Sumatera Utara. 2018; 1: 208-9.
6. Jain S, Patil RU, Diwan P, Rajput S, Mashram S, Kak S. Principles and practice
of conservative adhesive restorations: a brief review. International Journal of
Dentistry Research 2020; 5(2): 110-2.

Anda mungkin juga menyukai