PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang mempunyai
prevalensi tertinggi di Indonesia bersama dengan penyakit periodontal.
Perawatan dini pada karies sangat diperlukan untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut. Perawatan tersebut salah satunya adalah
dengan dilakukan restorasi. Restorasi terbagi menjadi 2 golongan,
yaitu restorasi plastis dan restorasi tuang.
Pemeriksaan yang seksama, diagnosis dan rencana perawatan
yang tepat sangat diperlukan. Seorang dokter gigi yang baik harus
dapat menegakkan diagnosis dan rencana perawatan yang benar,
dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang bahan tumpatan, dan
teknik pengerjaannya.
I.2
Batasan Topik
I.2.1 Diagnosa
I.2.2 Rencana Restorasi
I.2.2.1 Amalgam
I.2.2.2 GIC
I.2.2.3 Komposit
I.2.3 Teknik Preparasi dan Design Kavitas
I.2.4 Tahapan Perawatan
I.2.4.1 Amalgam
1. preparasi
2. isolasi
3. basis
4. penumpatan
5. pemulasan
I.2.4.2 GIC
1. preparasi
2. penumpatan
3. pemulasan
I.2.4.3 Komposit
1. preparasi
2. pemilihan matrix
3. isolasi
4. pemberian liner
5. pengulasan etsa asam dan bonding
6. penumpatan
7. pemulasan
I.3
Peta Konsep
Pemeriksaan obyektif
Anamnesa
Diagnosa
Gigi sulung
Gigi permanen
(11)
Rencana perawatan
(restorasi)
Aplikasi
Bentuk preparasi
Amalgam
Bahan restorasi
GIC
Komposit
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Diagnosa
Gigi sulung
85 Hyperemia pulpa (HP), karena:
1. tidak terasa sakit, hanya terasa linu saat minum es.
2. karies media di bagian oklusal.
62 Iritasi pulpa (IP), karena:
karies superfisial di bagian proksimal berupa titik hitam dengan
kedalaman < 0,5 mm.
Gigi permanen
11 Pulpitis reversible, karena:
1. tidak terasa sakit, hanya terasa linu saat minum es.
2. karies media di bagian proksimal dan mengenai sebagian
insisal.
II.2
Rencana Restorasi
Gigi sulung
85 karies klas I tumpatan amalgam, karena:
Merupakan gigi sulung. Jika memakai tumpatan komposit
dibutuhkan teknik etsa yang bersifat asam sehingga mudah
mengiritasi pulpa karena enamel pada gigi sulung lebih tipis,
sedangkan ruang pulpa lebih besar/luas.
62 karies klas III tumpatan GIC, karena:
Karies klas III tidak membutuhkan efek dari estetika.
Gigi permanen
11 karies klas IV tumpatan komposit, karena:
form:
preparasi
yang
sedemikian
rupa
untuk
penenpatan alat.
5. removal of caries: mencegah terjadinya karies sekunder.
6. finishing of the enamel wall: penghalusan dinding preparasi.
7. toilet of cavity: pemberian kavitas sebelum dilakukan tumpatan.
Teknik preparasi gigi 85 kelas I (Buku petunjuk
praktikum laboratorium kedokteran gigi anak, 2009)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
undercut,
alur
(groove),
dan
pin.
Pada
komposit
kemudian
dialiri
bentuk
tepi
kavitas
resin
komposit
dapat
dibevel
untuk
meningkatkan retensi.
II.4
8
Gambar 7. Bentuk dinding preparasi kavitas kelas I
2. isolasi
a. Rahang atas menggunakan cotton roll yang diletakan di
bukal fold.
b. Rahang bawah cotton roll diletakkan pada bukal fold dan
daerah mylohyoide serta dilakukan pemasangan tongue
holder untuk menahan lidah.
c. Anterior RA atau RB penempatan cotton roll sebaiknya tidak
mengenai frenulum labialis.
d. Selanjutnya,
Cara pengadukan:
cairan,
kemudian
diaduk
dengan
gerakan
10
Cara pencampuran:
Menggunakan
mortal
dan
Gambar 9. Amalgamator
ke
dalam
mortal
mengambil
putaran. kelebihan merkuri dengan cara diperas. Setelah
itu kain dipegang erat dari bawah dengan ibu jari dan
telunjuk kemudian amalgam diambil dengan menggunakan
amalgam pistol dengan gerakan mengungkit (dari bawah ke
atas). Dengan menggunakan amalgam pistol dan amalgam
plugger, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas sedikit demi
sedikit.
11
Gambar 12. Amalgam diperas
memakai pinset
12
Preparasi
sesuai
dengan
karies
gigi
13
aslinya.
Pasang
matriks
pada
gigi
dengan
menggunakan wedge.
c. Dilakukan pemberian vaseline pada celluloid strip yang
menghadap bahan tumpatan GIC.
d. Pembersihan kavitas menggunakan cotton pellet yang
dipegang dengan pinset dan diberi alkohol 70%. Keringkan
dengan chip blower atau triway syringe pada dental unit.
e. Ulasi permukaan kavitas yang sudah bersih dengan bahan
conditioner, tunggu selama 15 detik, dicuci dan dikeringkan
kembali untuk persiapan penumpatan.
f. Penumpatan menggunakan bahan Glass Ionomer Cement:
Cara pencampuran:
Cara pengadukan:
14
15
yang
kemudian
dilakukan
pembentukan
16
c. Macam liner:
Berupa pasta (base-catalyst), misalnya: Dycal
Liner yang menggunakan penyinaran.
d. Bila menggukan liner bentuk pasta, aduk dulu base dan
catalyst di atas paper pad kemudian diaplikasikan ke dalam
kavitas.
e. Bila menggunakan liner dengan penyinaran, langsung
diaplikasikan
ke
dalam
kavitas
kemudian
dilakukan
asam
kemudian
dilakukan
pengulasan
pada
asam
dengan
udara
(perhatikan
jangan
sampai
terjadi
17
selanjutnya
dihembuskan
udara
perlahan-lahan
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari penjabaran di atas adalah:
1. Dalam menetukan diagnosa perlu adanya anamnesa, yaitu pemeriksaan
subjektif mencakup keluhan/keadaan umum pasien dan riwayat penyakit
pasien. Selain itu, diperlukan pemeriksaaan objektif (pemeriksaaan klinis
yang mencakup tes vitalitas).
2. Dari kasus pada pemicu, pasien mengeluhkan gigi 85, 11, dan 62. Hasil
pemeriksaan objektif menunjukkan diagnosa bahwa gigi 85 mengalami
karies kelas I, gigi 11 mengalami karies kelas IV, dan gigi 62 mengalami
karies kelas III.
3. Dari kelas karies yang terdiagnosa, selanjutnya kita sebagai dokter gigi
menentukan rencana perawatan, yaitu untuk gigi 85 atau posterior
19
DAFTAR PUSTAKA
Pinkham, 1994. Pediatric Dentistry; Infancy Through Adolescence, 2 nd. WB
Saunders Company.
Pikard, 2000. Manual Konservasi Restorative Menurut Pikard Alih Bahasa
Narlan Sumawinata, Ed ke 6, Widya Medika Jakarta, hal 110-145.
Buku Pedoman Kerja Klinik Laboratorium Ilmu Kedokteran Gigi Anak, FKG
UHT, 2009.
Buku Petunjuk Praktikum Klinik Konser 1 Laboratorium Ilmu Konservasi Gigi,
FKG UHT, 2009.
Hand Out Kuliah Prinsip Dasar Preparasi Kavitas Oleh Linda Rochyani, drg.,
Sp. KG.
20