Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RAHANG ATAS


DENGAN RETAINER KAITAN PRESISI
EKSTRAKORONA TIPE BALL

Disusun Oleh :
Rudy S
NIM.16/405634/PKG/01107

Dosen Pembimbing
drg. Heriyanti Amalia K., S.U., Sp. Pros (K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018

1
KASUS
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RAHANG ATAS DENGAN
RETAINER KAITAN PRESISI EKSTRAKORONA TIPE BALL
PADA GIGI 22, 23 dan 24

1. Identitas Pasien
Nama : Nn. Roulinta
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Bangsa : Indonesia, Batak
Alamat : Jl. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta

2. Anamnesa
Pemeriksaan Subyektif
a. Motivasi
Pasien datang atas keinginan sendiri untuk dibuatkan gigi tiruan, karena
banyak gigi yang hilang.
b. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSGM ingin dibuatkan gigi tiruan karena banyak gigi yang
hilang pada rahang atas dan rahang bawah sehingga mengganggu fungsi
pengunyahan.
c. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pengunyahan dan estetik terganggu karena gigi rahang atas dan rahang bawah
hilang karena di cabut.
d. Riwayat Gigi-geligi
Pasien pernah dilakukan restorasi gigi dan pencabutan gigi.
e. Pengalaman dengan Gigi Tiruan
Belum pernah memakai gigi tiruan

2
3. Pemeriksaan Klinis / Obyektif :
a. Umum
Keadaan umum baik
b. Ekstra oral
1) Bentuk muka : Bulat dan simetris
2) Profil : Lurus
3) Bibir : Simetris
4) Otot – otot bibir : Tidak ada kelainan
5) Otot – otot pipi : Tidak ada kelainan
6) Limfonodi : Tidak teraba

Foto profilekstraoral pasein :

Tampak depan Tampak samping

c. Intra oral
1) Status umum : OH baik
2) Jaringan lunak : Normal, tidak ada kelainan

3
Foto Intra Oral:

Rahang atas Rahang bawah

Tampak depan

4
Tampak samping kanan Tampak samping kiri

d. Status lokalis
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

RA kehilangan gigi : 25, 26, dan 27

Foto model studi :

5
a. Oklusi statik
1) Hubungan gigi posterior (cusp to fossa)
2) Hubungan gigi anterior
Over jet = 3 mm
Over bite =3 mm
b. Oklusi dinamik : Unilateral balance occlusion
c. Vestibulum : Sedang
d. Bentuk ridge : Oval
e. Bentuk palatum : Oval
f. Torus mandibularis : Tidak ada
g. Exostosis : Tidak ada
h. Frenulum : Sedang
i. Torus palatinus : Datar
j. Tuber maksila : Sedang
k. Retromylohyoid : Sedang

l. Keadaan gigi-geligi :
1) Jumlah gigi : 23
2) Warna gigi : A3
3) Bentuk :-
m. Lidah :
1) Ukuran : normal
2) Aktivitas : normal
n. Oral hygienis : baik

6
4. Diagnosa

Diagnosa RA :
a. Kehilangan gigi 25, 26, dan 27 dengan Klasifikasi Applegate Kennedy
Klas II
b. Kehilangan gigi 25, 26, dan 27 dengan Klasifikasi Kennedy Klas II

5. Perawatan Pendahuluan
a. Penetapan gigit pendahuluan : -
b. Bidang konservasi gigi :-
c. Bidang periodonsia :-
d. Bidang bedah mulut :-
e. Bidang ortodonsia :-
f. Oklusal adjustment :-
g. Penyesuaian guiding plane :-
h. Perawatan lain :-

6. Rencana Perawatan
Rahang atas : Pembuatan GTSL dengan kaitan presisi pada rahang atas.

PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

Kunjungan I

1. Anamnesa dan pemeriksaan obyektif.

2. Membuat studi model :

Alat : Stock tray

7
Bahan cetak : Hydrokoloid irreversibel

Metode mencetak : Mukostatik

3. Tahap desain gigi tiruan

Tahap I : Menentukan kelas dari daerah tak bergigi


Rahang Atas : Kehilangan gigi 25, 26, dan 27
Klasifikasi Applegate Kennedy : Kelas II
Klasifikasi Kennedy : Kelas II
Indikasi protesa : Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik desain satu sisi
dengan retainer kaitan presisi ekstrakoronal tipe ball

Tahap II : Menentukan macam dukungan


Rahang atas : Menggunakan dukungan kombinasi

Tahap III : Menentukan jenis penahan


Rahang atas :
Direct retainer : kaitan presisi gigi 22, 23, dan 24

Tahap IV : Menentukan konektor


Rahang atas : Tidak menggunakan konektor

Desain GTSL RA :

8
Keterangan :

1. Kaitan presisi

2. Gigi penyangga

3. Gigi artifisial

4. Resin akrilik

Kunjungan II
1. Preparasi mahkota gigi 22 untuk penyangga kaitan presisi
a. Pengurangan permukaan incisal
Pengurangan permukaan incisal pada gigi anterior bertujuan untuk
menciptakan ruang terhadap gigi antagonis.
1) Membuat panduan preparasi dengan pembuatan galur patokan
2) Menggunakan round edge wheel bur
3) Pengurangan bagian incisal sebesar 2 mm mengikuti bentuk incisal
4) Periksa jarak dengan gigi antagonisnya.

b. Pengurangan permukaan mesiolabial


1) Pengurangan permukaan mesiolabial menggunakan torpedo diamond
bur

2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan mesiolabial dan dilakukan


pengurangan sebesar 1,4 mm.

c. Pengurangan permukaan distolabial

1) Pengurangan permukaan distolabial mengunakan torpedo diamond bur

9
2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan distolabial dan dilakukan
pengurangan sebesar 0,5 mm.

d. Pengurangan sisi proksimal bagian mesial


Pengambilan jaringan gigi pada area proksimal bertujuan untuk
menghilangkan kecembungan yang dapat menghalangi arah insersi.
Dinding proksimal direduksi agar mendekati kesejajaran yaitu melalui
pembentukan sedikit sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini dijaga
agar tidak terlalu konvergen (overtapered) sekitar 5o kearah incisal agar
mendapatkan retensi yang cukup.
1) Menggunakan short thin tappered untuk menghilangkan kontak point.
2) pengurangan sisi mesial sebanyak 2 mm dan konvergen ke arah
incisal sebesar 5 o.
e. Pengurangan sisi proksimal bagian distal
1) Menggunakan short thin tappered untuk menghilangkan kontak point.
2) Pengurangan sisi distal sebanyak 1,4 mm dan konvergen ke arah
incisal sebesar 5o.
f. Pengurangan bagian mesiopalatal
1) Pengurangan permukaan mesiopalatal menggunakan flame bur pada
2/3 incisal dan menggunakan torpedo diamond bur pada 1/3 cervikal.
2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan mesiopalatal dan dilakukan
pengurangan sebesar 2 mm.

g. Pengurangan bagian distopalatal


1) Pengurangan permukaan distopalatal menggunakan flame bur pada
2/3 incisal dan menggunakan torpedo diamond bur pada 1/3 cervikal.
2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan distopalatal dan dilakukan
pengurangan sebesar 1,4 mm.
h. Pembuatan finishing line
Preparasi yang telah dilakukan akan menghasilkan bentuk gigi yang
bersudut tajam dengan pinggiran servikal yang tidak teratur. Sudut

10
pertemuan bidang (line-angle) harus dibulatkan dan tepi servikal harus
mempunyai bentuk yang jelas.
- Menggunakan chamfer bur

- Bulatkan semua sudut aksial

- Finishing line berbentuk chamfer.

i. Pemolesan
Menggunakan fine finishing bur, hilangkan seluruh bagian yang tajam,
runcing, tidak rata dan undercut.

2. Preparasi mahkota gigi 23 untuk penyangga kaitan presisi


a. Pengurangan permukaan incisal
Pengurangan permukaan incisal pada gigi anterior bertujuan untuk
menciptakan ruang terhadap gigi antagonis.
1) Membuat panduan preparasi dengan pembuatan galur patokan
2) Menggunakan round edge wheel bur
3) Pengurangan bagian incisal sebesar 2 mm mengikuti bentuk incisal
4) Periksa jarak dengan gigi antagonisnya.
b. Pengurangan permukaan labial
1) Pengurangan permukaan labial menggunakan torpedo diamond bur

2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan labial dan dilakukan


pengurangan sebesar 1,4 mm.

c. Pengurangan permukaan palatal

1) Pengurangan permukaan palatal menggunakan flame bur pada 2/3


incisal dan menggunakan torpedo diamond bur pada 1/3 cervikal.

2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan palatal dan dilakukan


pengurangan sebesar 1,4 mm.

d. Pengurangan sisi proksimal


Pengambilan jaringan gigi pada area proksimal bertujuan untuk
menghilangkan kecembungan yang dapat menghalangi arah insersi.

11
Dinding proksimal direduksi agar mendekati kesejajaran yaitu melalui
pembentukan sedikit sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini dijaga
agar tidak terlalu konvergen (overtapered) sekitar 5o ke arah incisal agar
mendapatkan retensi yang cukup.
1) Menggunakan short thin tappered untuk menghilangkan kontak point.
2) Pengurangan dinding mesial dan distal konvergen ke arah
incisal sebesar 5o.
e. Pembuatan finishing line
Preparasi yang telah dilakukan akan menghasilkan bentuk gigi yang
bersudut tajam dengan pinggiran servikal yang tidak teratur. Sudut
pertemuan bidang (line-angle) harus dibulatkan dan tepi servikal harus
mempunyai bentuk yang jelas.
- Menggunakan chamfer bur

- Bulatkan semua sudut aksial

- Finishing line berbentuk chamfer.

f. Pemolesan
Menggunakan fine finishing bur, hilangkan seluruh bagian yang tajam,
runcing, tidak rata dan undercut.

3. Preparasi mahkota gigi 24 untuk penyangga kaitan presisi


a. Pengurangan permukaan oklusal
Pengurangan permukaan oklusal pada gigi posterior bertujuan untuk
menciptakan ruang interoklusal terhadap gigi antagonis.
1) Membuat panduan preparasi dengan pembuatan galur patokan
2) Menggunakan round edge wheel bur
3) Pengurangan bagian oklusal sebesar 2 mm mengikuti bentuk oklusal
4) Periksa jarak dengan gigi antagonisnya.
b. Pengurangan permukaan bukal

12
1) Pengurangan permukaan bukal menggunakan torpedo diamond bur

2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan bukal dan dilakukan


pengurangan sebesar 1,4 mm.

c. Pengurangan permukaan palatal

1) Pengurangan permukaan palatal menggunakan torpedo diamond bur

2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan palatal dan dilakukan


pengurangan sebesar 1,4 mm.

d. Pengurangan sisi proksimal


Pengambilan jaringan gigi pada area proksimal bertujuan untuk
menghilangkan kecembungan yang dapat menghalangi arah insersi.
Dinding proksimal direduksi agar mendekati kesejajaran yaitu melalui
pembentukan sedikit sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini dijaga
agar tidak terlalu konvergen (overtapered) ke arah oklusal sekitar 5 o agar
mendapatkan retensi yang cukup.
1) Menggunakan short thin tappered untuk menghilangkan kontak point
2) Pemotongan dinding dibuat sejajar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
pemotongan dinding mesial dan distal sejajar atau konvergen ke arah
oklusal sebesar 5o.

e. Pembuatan finishing line


Preparasi yang telah dilakukan akan menghasilkan bentuk gigi yang
bersudut tajam dengan pinggiran servikal yang tidak teratur. Sudut
pertemuan bidang (line-angle) harus dibulatkan dan tepi servikal harus
mempunyai bentuk yang jelas.
- Menggunakan chamfer bur ujung bulat

- Bulatkan semua sudut aksial

- Finishing line berbentuk chamfer.

f. Pemolesan

13
Menggunakan fine finishing bur, hilangkan seluruh bagian yang tajam,
runcing, tidak rata dan undercut.
4. Setelah semua gigi penyangga di preparasi, kemudian di cek kesejajaran
antara gigi 22, 23, dan 24
5. Setelah di preparasi dibuat cetakan model kerja rahang atas :
a. Pencocokan warna menggunakan shade guide VITA
b. Retraksi gingiva dengan benang dan adrenalin.
c. Sendok cetak : perforated stock tray
d. Bahan cetak : polyvinyl siloxane / exaflek.
Cara mencetak:
1) Putty (dempul) diaduk dengan perbandingan base:katalis 1:1, kemudian
diletakkan pada sendok cetak yang telah disediakan dan diletakkan spacer
dari plastik diatasnya pada tempat gigi yang telah di preparasi untuk tempat
light body nantinya, lalu dicetakkan ke dalam mulut pasien.
2) Spacer plastik dilepas, kemudian light body (pasta) diaduk dengan
perbandingan base:katalis 1:1, kemudian letakkan light body di atas putty
di bagian yang akan dibuatkan gigi tiruan lalu cetakkan ke pasien.
3) Setelah setting selesai, lepas sendok cetak dengan satu kali sentakan.
4) Cetakan diisi dengan glass stone untuk model kerja kemudian dikirim ke
laboratorium.

6. Pembuatan mahkota sementara


a. Pada model studi, gigi yang digunakan sebagai abutment dicetak dengan
putty menggunakan sendok cetak sebagian.
b. Hasil cetakan putty diisi dengan bahan Protemp (3M, provisonal
temporization material)
c. Sendok cetak yang berisi Protemp tersebut dicetakkan pada
gigi penyangga yang telah dipreparasi.
d. Tunggu beberapa saat kemudian lepas sendok cetak dan lakukan
polimerisasi dengan light cured

14
e. Lepas mahkota sementara yang telah setting, kemudian pasang pada gigi
pasien dengan menggunakan freegenol

Kunjungan III
1. Try in metal coping beserta bagian male gigi 22, 23 dan 24 yang disertai
kaitan bagian female yang sudah dipasang karet pada tempat masuknya
bagian male dari kaitan presisi untuk mengetahui letak tepi coping terhadap
gingiva.
2. Dilihat apakah bentuk, ukuran, dan susunannya sudah baik dan sesuai.
3. Periksa jarak metal coping dengan gigi antagonisnya
4. Pencatatan hubungan rahang atas dan rahang bawah atau gigitan kerja
menggunakan malam merah.
5. Prosesing lab (Metal coping dikirim ke lab untuk processing porcelain)

Kunjungan IV
1. Try in mahkota porcelain fused to metal pada gigi 22, 23, dan 24 dan anasir
gigi 25, 26, dan 27 pada pasien.
Yang ang perlu diperhatikan :
a. Retensi, gigi tiruan tidak terlepas pada saat dipasang.
b. Stabilisasi, gigi tiruan tetap stabil pada saat dilakukan gerakan berfungsi.
c. Oklusi, secara keseluruhan susunan gigi geligi harus harmonis ketika
oklusi.
d. Fonetik, dengan cara menyuruh pasien mengucapkan huruf p, b, t, s, d, f, v
dan lainnya dengan jelas dan tidak ada gangguan.
2. Proses laboratorium

Kunjungan V
1. Insersi gigi penyangga kaitan presisi dengan penyangga ball pada gigi 22, 23,
dan 24 menggunakan GIC tipe 1.
2. Insersi gigi tiruan lepasan gigi 25, 26, dan 27 dengan kaitan presisi pada gigi
22, 23, dan 24.

15
3. Periksa retensi, stabilisasi, oklusi dan kenyamanan pasien memakai gigi
tiruan.
4. Bila ada traumatik oklusi, lakukan grinding pada daerah yang mengalami
traumatik.
5. Instruksi pada pasien
a. Pasien di ajarkan cara memakai dan melepas gigi tiruannya.
b. Pasien beradaptasi dengan gigi tiruannya yaitu dengan cara tidak melepa
gigi tiruannya selama 2 x 24 jam, dilepas pada saat dibersihkan saja.
c. Pasien diajarkan cara pemeliharaan gigi tiruan.
Pemeliharaan gigi tiruan dibagi menjadi 2, yaitu pembersihan dan
perawatan gigi tiruan :
1) Cara pembersihan gigi tiruan ada 2, yaitu cara mekanis dan kimia :
Cara mekanis, yaitu di sikat dengan sikat lembut di bawah air
mengalir, sedangkan cara kimia yaitu dengan denture cleanser, yaitu
dengan di rendam dalam larutan : 1 tablet untuk merendam RA dan
RB.
2) Cara perawatan gigi tiruan yaitu melepas gigi tiruan pada waktu tidur
dan direndam dalam air bersih pada wadah yang tertutup.
d. Apabila ada gangguan fungsi bicara, pengunyahan dan sakit, dianjurkan
untuk segera kontrol
e. Kontrol sesuai waktu yang telah ditentukan guna mengecek kembali lebih
lanjut, jika tidak ada gangguan pasien terus dapat memakai.
f. Kontrol seminggu kemudian

Kunjungan VI
Kontrol
Yang perlu diperhatikan :
1. Pemeriksaan subyektif :
a. Ditanyakan apakah ada keluhan atau rasa sakit.
b. Ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak pada saat berfungsi
2. Pemeriksaan obyektif :

16
a. Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan.
b. Diperiksa keadaan gigi yang masih tinggal apakah ada infeksi.
c. Diperiksa retensi, stabilisasi dan oklusi gigi tiruan.

PEMBAHASAN

Pasien perempuan berusia 26 tahun datang ke klinik residen prosto RSGM


Prof.Soedomo dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan, karena giginya sudah
banyak yang dicabut sehingga mengganggu fungsi dan estetiknya. Pada rahang
atas pasien kehilangan gigi 25, 26, dan 27. Pasien diindikasikan menggunakan
gigi tiruan sebagian lepasan kaitan presisi pada rahang atas.

17
Pada rahang atas pasien kehilangan gigi 25, 26, dan 27 termasuk
klasifikasi Applegate Kennedy kelas II, karena gigi 28n tidak dijadikan
penyangga. Kasus ini diindikasikan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan
kaitan presisi dengan ekstrakorona ball dengan abutment gigi 22, 23, dan 24.
Pemakaian kaitan presisi bertujuan untuk mendapatkan gigi tiruan yang lebih baik
dari segi kenyamanan, retensi, dan stabilisasi. Pembuatan GTS dengan kaitan
presisi dengan ekstrakorona ball dapat dibuat desain unilateral sehingga tekanan
dapat dialihkan kesepanjang aksis gigi penyangga yang didukung oleh ligament
periodontal. Bentuk retainer gigi 22, 23, dan 24 yang dipersiapkan untuk
pembuatan gigi tiruan adalah full crown. Bentuk retainer ini dipilih karena
merupakan bentuk retainer yang baik dan kuat terhadap daya kunyah.

GTS dengan kaitan presisi ekstrakorona ball dipilih karena dapat


menggantikan GTS konvensional yang menggunakan cengkeram kawat. Selain itu
retensi, stabilisasi, dan oklusi gigi tiruan sebagian kaitan presisi dengan
ekstrakoronal ball baik karena distribusi gaya yang dihasilkan gigi tiruan tersebar
merata keseluruh bagian mukosa pendukung gigi tiruan. Penggunaan gigi 22, 23,
dan 24 sebagai abutment dikarenakan gigi tersebut masih baik dan kuat serta
untuk mendapatkan prognosis yang baik bagi gigi abutment untuk jangka panjang.
Direct retainer yang digunakan adalah kaitan presisi ekstrakorona ball. Gigi
pengganti terbuat dari resin akrilik dengan warna, bentuk dan ukuran yang sesuai
dengan gigi asli.

PROGNOSIS

Hasil dari perawatan ini diperkirakan akan berhasil dengan baik karena :
1. Pasien kooperatif dan komunikatif
2. Kesehatan umum baik
3. Oral hygiene baik.
4. Jaringan pendukung sehat

18
KESIMPULAN

GTSL dengan kaitan presisi merupakan suatu alternatif pemecahan yang


memungkinkan dalam pembuatan gigi tiruan lepasan dengan mempertahankan
gigi yang masih ada dan penambahan kaitan sebagai dukungan untuk menambah
retensi, stabilisasi dan estetik gigi tiruan.

DAFTAR PUSTAKA

Basker, R. M. dan Davenport, J.C., 1996., Prostetic treatment of the Edentulous


Patient., ed. 3.,Macmillan Press Ltd.
Boucher, C.O., 1964., Swenson’s Complete Denture, 5 th
ed., C.V. Mosby
Company., St. Louis.
Itjingningsih, W. H., Geligi tiruan lengkap lepas., EGC, Jakarta.

19
Soelarko dan Herman W, 1980. Diktat Prosthodonsia Full Denture. FKG
Universitas Padjajaran: Bandung.

Swenson, M.C., 1964., Complete Denture., 5 th


ed, C.V. Mosby Company, St.
Louis.
Utari, R.I., 1994., Desain dan Teknik mencetak pada Pembuatan Geligi tiruan
lengkap., Cetakan I., Hipokrates, Jakarta.
Panno, F.V., 1985., Crown Preparation for Semi Precision Attachment Removable
Partial Dentures., Den Clin North Am., 29: p.117-132

Preiskel HW, 1981. Precision Attachment in Dentistry. Alih bahasa Ny. Herman
W, Erlangga: Jakarta. P:1-265

Siburian SM, 2000. Penggunaan Kaitan Presisi untuk Mendukung Retensi Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan. Skripsi Sarjana Universitas Sumatera Utara. P:
1-16

20

Anda mungkin juga menyukai