Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS GIGI TIRUAN

SEBAGIAN LEPASAN

NURUL ASNI FITRIANA 162 2021 1016


TRI ANGGRYANI SALEH 162 2021 1032
AQILA AISAR SHOLIHA 162 2021 1035
VIRGYAN LUKZIO SUNANDAR 162 2021 1038
ELPIANA SAFITRI 162 2021 1041

Pembimbing : drg. Hj. Chusnul Chotimah., Sp.Pros


DEFINISI GTSL
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu
atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan
didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi, mukosa dan yang dapat dilepas pasang
sendiri oleh pasien.

GTSL dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengganti gigi dan jaringan
pendukung yang telah hilang dengan menggunakan piranti tiruan yang di desain
dapat dilepas pasang sendiri oleh penggunanya. GTSL merupakan alternatif
perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau untuk
sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi.
FUNGSI GTSL

a. Pemulihan fungsi estetik


b. Peningkatan fungsi bicara
c. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan
d. Mempertahankan jaringan mulut
e. Pencegahan migrasi gigi
LAPORAN KASUS

Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke RSIGM FKG UMI dengan keluhan terdapat
kehilangan beberapa gigi yang mengakibatkan pasien sulit untuk mengunyah dan ingin
dibuatkan gigi palsu. Sebelumnya pasien tidak pernah datang ke dokter gigi untuk dilakukan
perawatan, seperti penambalan dan pencabutan sisa akar. Pasien sebelumnya belum pernah
menggunakan gigi tiruan dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
DATA PASIEN
Keluhan Utama :
No. RM  :-
Kehilangan banyak gigi
Nama   : Ny. G
Riwayat Penyakit Sekarang:
Umur  : 48 Tahun
Pasien mengeluhkan kehilangan banyak gigi pada rahang
Jenis Kelamin : Perempuan
atas dan bawah sehingga hanya menyisahkan bebearapa
Suku/Ras  : Bugis
gigi yang mengakibatkan pasien sulit untuk mengunyah
Pekerjaan  : IRT
dan ingin dibuatkan gigi palsu. Sebelumnya pasien tidak
Alamat  : Jl. Pengayoman
pernah datang ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan,
No Hp  :-
seperti penambalan dan pencabutan sisa akar. Pasien
sebelumnya belum pernah menggunakan gigi tiruan.
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL

PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Bentuk Wajah : Oval, TAK
Mata : Simetris
Hidung : Simetris
Telinga : Simetris
Bibir : Simetris
Sendi : TAK
Kebiasaan buruk :-
PEMERIKSAAN INTRAORAL
PEMERIKSAAN INTRAORAL
- Kebersihan Mulut: Baik
- Frequensi Karies: Rendah
- Vestibulum : Dalam
- Frenulum : Rendah
- Torus maxilla : -
- Torus mandibula: -
- Kelainan letak gigi: -
- Kelainan gigi : -
- Ridge Alveolar : Bentuk U
- Palatum : Bentuk U
- Retromylohyoid : Sedang
- Lidah : Normal
- Saliva : Encer
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan radiografi dengan radiografi panoramik.


DIAGNOSA, DESAIN & RENCANA PERAWATAN

• Diagnosis Klinis :
Kehilangan gigi: RA 16-27 dan RB: 34 dan 36 DAN 46-
47
• Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan :
RA: Kennedy Klas IV
RB: Kennedy Klas III modifikasi 2
• Indikasi Perawatan :
RA: GTP dukungan mukosa
RA : Klamer 3 Jari pada 17
RB: GTSL freend uni lateral dan dukungan kombinasi RB : Klamer 3 jari pada 37, klamer C di 35,
• Jenis Gigi Tiruan : klamer 3 jari di 45.
Warna : A2
Bentuk : Ovoid
RENCANA PERAWATAN

Rencana perawatan yang akan dilakukan pada daerah edentulous gigi RA


akan dilakukan pemasangan gigi tiruan sebagaian lepasan dengan
menggunakan basis akrilik menggunakan retensi klamer pada gigi 17
menggunakan klamer 3 jari, dan untuk RB akan dilakukan pemasangan gigi
tiruan sebagain lepasan dengan menggunakan basis akrilik menggunakan
retensi klamer pada gigi 35 menggunakan klamer C, dan pada gigi 37 dan 45
menggunakan klamer 3 jari.
MOUTH PREPARATION

Sebelum dilakukan pembuatan gigi


tiruan sebagian lepasan terlebih dahulu
dilakukan scalling RA-RB.
“TAHAPAN PEMBUATAN GTSL’’

Don't
fo rget

...
KUNJUNGAN PERTAMA

Pengisian kartu status prostodonsia :


- Biodata pasien.
- Pemeriksaan subjektif dan objektif.
- Diagnosis.
- Rencana perawatan
Pasien diberitahu tentang rencana perawatan, waktu kunjungan yang akan dilakukan
dan biaya perawatan.
- Informed consent.
KUNJUNGAN PERTAMA

PENCETAKAN ANATOMIS
Pencetakan rahang RA dan RB menggunakan sendok
cetak stock tray dengan bahan cetak alginat.
Prosedur :

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk mencetaK


2. menggunakan masker dan sarung tangan
3. Mempersiapkan posisi pasien untuk pencetakan
4. Melakukan pemilihan sendok cetak dengan mencobakan
pada pasien
5. Mangaduk alginat pada bowl besar ± 30 detik
6. Masukkan air perlahan-lahan, aduk hingga homogen
7. Pasien buka mulut
8. Masukkan sendok cetak kedalam mulut pasien
PEMELIHARAAN HASIL CETAKAN

1) Setelah melakukan pencetakan, hasil cetakan harus dicuci di


bawah air mengalir untuk menghilangkan saliva dan darah.
2) Sisa air yang melekat pada cetakan dikeringkan dengan cara
menggoyang-goyangkan sendok cetak.
3) Cetakan perlu didesinfeksi dengan bahan anti-mikroba yang
dikenal dengan desinfektan menggunakan cairanglutaraldehyde,
sodium hypochlorite, iodophor dan synthetic phenolic
compounds pada cetakan.
4) Cetakan disemprot dengan larutan desinfektan kemudian
dilakukan pengisian dengan material gypsum/dental stone.
PENCETAKAN MODEL STUDY

Hasil cetakan negatif gigi dan jaringan sekitarnya ini kemudian di cor menggunakan gips
untuk mendapatkan model studi.
PEMBUATAN SCP

DESAIN

• Gambar batas SCP pada model


studi
Pada model kerja di gambarkan • Tutup gigi dan undercut dengan
batas antara jaringan bergerak malam + 2mm SCP biasanya dibuat
dan tidak bergerak batas sendok • Lapisi permukaan dengan CMS
menggunakan akrilk self-cured /
cetak individual (garis paling (Cold Mold Seal)
• Siapkan adonan akrilik self-curing
light-cured
bawah). Digambarkan juga batas
dan bentuk sesuai bentuk rahang
penempatan batas pembuatan - Spacer : tebal 2-3 mm
(ketebalan 2mm) dengan jari
sendok cetak perorangan (garis • Sebelum akrilik benar-benar - Pegangan SCP : Panjang 25
kedua dari bawah). Dan batas keras, angkat SCP dan kembalikan mm
paling atas yaitu batas yang pada model lagi
dibuat untuk sebagai batas untuk • Kurangi + 2mm dari batas SCP
spacer (garis ketiga dari bawah). dan frenulum harus bebas
• Buat pegangan SCP
PEMBUATAN SCP

Prosedur Pembuatan SCP


1. Evaluasi model diagnostik terhadap undercut dan desain bentuk dan
dimensi sendok cetak. Gambar dengan pensil batas lilin spacer, batas
dari sendok cetak individu, dan stop oklusal.
2. Panaskan dan atur lapisan base plate wax ke model diagnostik dengan
malam kurang dari 2 mm mengikuti garis panduan yang telah
ditentukan. Stopper oklusal dibuat dengan menggunakan scalpel blade
dan diposisikan untuk memberikan stabilitas seperti tripod.
3. Lapisi permukaan dengan cold mold seal (CMS).
4. Siapkan adonan akrilik self-curing sesuai aturan pabrik dan tunggu
sampai dough stage.
5. Kemudian di atas adonan diberi plastik selofan dan diratakan.
6. Bentuk adoanan sesuai bentuk rahang (ketebalan 2 mm) dengan jari.
KUNJUNGAN KEDUA
a. Mencobakan sendok cetak individual ke pasien :
- RA dan RB mencakup semua kecuali frenulum
- Tidak boleh ada undercut
b. Border Moulding :
Menggunakan greenstick compound yang di panaskan. Dipanaskan kemudian rendam ke air selama beberapa detik lalu tambah sedikit demi sedikit pada tepi luar sendok cetak individual kemudian lakukan gerakan gerakan fisiologis ke rongga mulut
c. Membuat cetakan fisiologis :
Mukosa yang akan di cetak dikeringakan kemudian dicetak dengan menggunakan bahan elastomer
Membuat cetakan fisiologis
Cetak dengan menggunakan bahan silikon yaitu polyvinyl
siloxane (exaflex) atau elastomer. Pasien diinstruksikan untuk
tegak agar bahan cetak tidak mengalir ke belakang. Saat
mencetak rahang atas sendok cetak ditekan ke atas dan ke
belakang. Sedangkan untuk rahang bawah, ditekan ke arah depan
dan bawah.
PEMBUATAN Cara :
CETAKAN 1.
2.
Keringkan keadaan rongga mulut.
Aduk bahan cetak elastomer sesuai petunjuk pabrik dan
FISIOLOGIS cetakkan ke dalam mulut pasien dengan memperhatikan posisi
custom tray (garis median custom tray harus sesuai dengan
garis median wajah) tunggu sampai bahan cetak setting
kemudian keluarkan dari mulut pasien.
3. Lihat hasil cetakan, apakah sudah sesuai dengan yang di
inginkan.
4. Dilakukan penuangan hasil cetakan dengan gips untuk
menghasilkan model kerja.
Selanjutnya pengecoran hasil dari pencetakan dengan
PEMBUATAN elastomer menggunakan gips kemudian selanjutnya model
CETAKAN positif diserahkan ke tekniker untuk pembuatan lempeng
FISIOLOGIS gigi dan galangan gigit, yang sebelumnya telah dilakukan
surveying.
SURVEYING

• Surveying adalah prosedur diagnostik untuk menganalisa


hubungan dimensi antara jaringan keras dan jaringan lunak
rongga mulut.
• Hal ini penting untuk menetapkan gigi yang akan dijadikan
penahan, dimana cengkeram akan ditempatkan dan lain-lain.

Tujuan Survey :
- Untuk menentukan Path of insertion prostesis
sehingga tidak ada gangguan pada insersi di sepanjang
jalur ini.
- Untuk menandai ketinggian kontur area (jaringan keras
atau lunak) di atas undercut.
- Untuk menandai garis survei. (ketinggian kontur gigi).
- Untuk menandai pemotongan yang tidak diinginkan di
mana protesa tidak boleh meluas.
KUNJUNGAN KETIGA

I. Try in basis dan biterim gigi tiruan RA


• Pasien diminta duduk dengan rileks dan posisi
tegak, lalu biterim RA dimasukkan ke dalam
mulut pasien dan dilakukan penetapan gigit.
• Periksa kesetabilan basis.
• Periksa tepi basis apakah ada yang menekan atau
tidak pada bagian vestibulum dan frenulum.
• Permukaan basis rapat dengan jaringan
pendukung.
II. Dukungan bibir dan pipi

• Pasien tampak normal seakan-akan seperti bergigi dinilai dengan sulkus naso-labialis dan philtrum pasien
tampak tidak terlalu dalam atau hilang alurnya.
• Bibir dan pipi pasien tidak tampak cekung atau cembung.
• Pedoman ketebalan bite rim RA anterior adalah “low lip line” yaitu pada saat rahang pasien keadaan
istirahat, garis insisal biterim atas setinggi garis bawah bibir atas dilihat dari depan dan dilihat dari lateral
sejajar dengan garis camper yang ditarik dari ala nasi-tragus kanan dan kiri. Pada saat pasien tersenyum,
garis insisal biterim atas ini terlihat 1-2 mm di bawah sudut bibir, kemudian menentukan kesejajaran.
• Mengukur kesejajaran bidang orientasi dengan menggunakan fox bite.
a) Try in basis dan bite Rim gigi tiruan RB
- Pasien diminta duduk dengan posisi tegak, lalu
bite rim RB dimasukkan ke dalam mulut pasien
dan dilakukan uji coba bite rim RB.
- Periksa kesetabilan basis.
- Periksa tepi basis apakah ada yang menekan atau
tidak pada bagian vestibulum dan frenulum.
- Permukaan basis merapat dengan jaringan
pendukung.

b) Yang perlu diperhatikan pada bite rim RB


- Bidang orientasi bite rim bawah merapat (tidak
ada celah) dengan bidang orientasi bite rim
rahang atas.
- Permukaan labial/bukal bite rim bawah sebidang
dengan bite rim rahang atas.
- Tarik garis median pada bite rim sesuai dengan
garis median pasien
PENGUKURAN DV

Pengukuran Dimensi Vertikal Menggunakan


Teknik Two Dots

Mengukur 2 titik (nation dan gnation) dan


diukur dengan jangka. Untuk mendapatkan
DVI. Dimana pasien diinstruksikan untuk
mengucapkan huruf “M M M E”

DVO = DVI – free way space

Free way space = 2-4 mm


PENGUKURAN DV
Penentuan Relasi Sentrik
o Gerakan Menelan.
o Membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi
paling belakang, dengan mendorong rahang bawah
dalam keadaan otot kendor.
o Menegadahkan posisi kepala pasien semaksimal
mungkin.

Penentuan Midline
• Tarik garis median pada biterim sesuai dengan garis median pasien.
MEMFIKSASI BITE RIM RA & RB

• Fiksasi bite rim rahang atas dan • Pemilihan warna gigi sebaiknya
rahang bawah dengan dilakukan di hari yang cerah, tanpa
menggunakan steples yang telah menggunakan cahaya lampu dental
dipanaskan pada lampu spiritus. unit.
Kalau sulit, bagian anterior
difiksasi terlebih dahulu tanpa • Gunakan shade guide yang disusun
merusak tanda median line dan misalnya A terbagi atas A1, A2, A3
posisi kaninus. dan A4. Hal yang sama juga untuk B,
C, dan D.

• Bite rim yang telah difiksasi dikeluarkan secara bersamaan dari dalam mulut pasien,
kemudian dipasangkan pada model kerja yang selanjutnya akan ditanam pada
artikulator.
PENYUSUNAN GIGI

- Gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge


- Gigi disusun harus kontak dengan gigi disebelahnya, serta gigi
anatagonis. Sehingga diperoleh oklusi gigi yang harmonis antara
gigi asli dengan anasir gigi tiruan.
KUNJUNGAN KEEMPAT

TRY IN ANTERIOR
- Cek garis median
- Lihat tepi sayap dari malam apakah sudah tepat dan sudah melekat ke
mukosa.
- Cek oklusi gigi anterior.
- Cek apakah dimensi vertikal pasien berubah
KUNJUNGAN KELIMA
TRY IN POSTERIOR
- Cek garis median
- Lihat tepi sayap dari malam apakah sudah tepat dan sudah melekat ke
mukosa(peripheral seal).
- Cek oklusi gigi anterior-posterior.
- Pasien diminta untuk mencoba gerakan mulut seperti mengunyah serta bicara.
- Cek apakah dimensi vertikal pasien berubah
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

• Retensi : Jika retensi gigi tiruan adekuat Oklusi : Dilakukan dengan meletakkan artikulating
maka gigi tiruan bagian rahang atas tidak paper di antara RA dan RB, kemudian pasien diminta
lepas dari lingir tanpa perekat selama 15 oklusi normal dan menggesekkan giginya. Permukaan
menit, dan gigi tiruan rahang bawah tidak oklusal yang berwarna biru dikurangi. Tujuan
lepas dari lingir ketika pasien menjilat bibir dilakukannya ini untuk mengetahui adanya prematur
atas. kontak yang dapat menjadi traumatik oklusi.
Estetik : Dilihat dengan memperhatikan profil muka
• Stabilitas: Evaluasi stabilitas ini dapat pasien.
dilakukan dengan tekanan jari pada Fonetik : Fonetik pasien dicek dengan cara pasien
permukaan oklusal dan lateral gigi tiruan. mengucapkan huruf-huruf “s, t, d, n, c, h, j, f dan v”.
PEMBUATAN PROCESSING
KLAMER

Setelah prosedur insersi telah sesuai Yang harus diperhatikan:


dilakukan, maka prosedur lab dilanjutkan • Basis akrilik tidak porus
dengan pembuatan klamer (cengkram) • Tidak ada udara yabg terjebak pada bagian
sesuai dengan desain pada work gigi tiruan yang menghadap mukosa
authorization yang diberikaan pada tekniker.
KUNJUNGAN KEENAM

Sebelum insersi geligi tiruan operator harus memeriksa apakah geligi tiruan benar-benar
telah dibuat dengan baik oleh tekniker, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
• Permukaan dalam tidak memperlihatkan bentuk yang tidak teratur (kasar) yang
tidak terdapat dalam mulut.
• Seluruh bagian perifer harus dibulatkan dan dihaluskan dengan baik.
• Ujung daerah yang di relief harus dibulatkan dan tidak dibiarkan bersudut &
tajam.

Periksa :
• Retensi
• Oklusi
• stabilitas
a. Mengajarkan cara memasang dan melepaskan gigi tiruan kepada pasien
(dimana 24 jam pertama pasien diinstruksikan untuk tidak melepas gigi tiruannya)

b. Intruksi :
• Gigi tiruan hendaknya dipakai terus menerus untuk adaptasi dengan rongga mulut.
• Menjaga kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut.
• Pada malam hari gigi tiruan dilepas untuk memberi kesempatan istirahat yang memadai pada
jaringan mulut pendukungnya. Ketika dilepas gigitiruan direndam dalam wadah tertutup yang
berisi air dingin yang bersih.
• Hindari mengunyah makanan yang keras dan lengket.
• Pasien diminta untuk datang satu minggu setelah insersi gigi tiruan untuk melihat penyesuaian
oklusi yang masih berubah-ubah.
KUNJUNGAN
KETUJUH
Kontrol 1 (24 jam setelah insersi)

Tanyakan keluhan pasien, periksa kondisi intra


oral. Adaptasi jaringan, Periksa keadaan
KUNJUNGAN
jaringan lunak pasien apakah ada kemerahan
atau ulkus (jika ada lakukan medikamentosa
KEDELAPAN
obat kumur/salep).

Kontrol 2 (3 hari setelah insersi) KUNJUNGAN


Tanyakan keluhan pasien, periksa kembali KESEMBILAN
kondisi intra oral. Intruksi kan kalau
malam dilepas agar jaringan mulut Kontrol 3 (7 hari)
istirahat dan GTSL direndam dalam air.
Tanyakan keluhan pasien, dan lakukan
perbaikan jika diperlukan. Instruksikan
untuk kontrol tiap 6 bulan sekali.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai