Anda di halaman 1dari 40

TUTORIAL

SKENARIO 1
DOSEN TUTOR: DRG. NORLAILA SARIFAH
4
O K
P
M
E LO Rani Lestari Yunita N. I1D115034
K
Raudatul Izzah I1D115035
Rea Rufaidah Qisthi I1D115036
Rizki Khairina I1D115037
Rizki Sri Yuliati I1D115038
Siti Rahmadani I1D115039
Ursula Valentina I1D115041
Yenny Salmah I1D115042
Zuli Purwanti I1D115243
Robiansyah I1D115044
Kenapa 2x cetak dok..?
E3
D
SLI

• Pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke RSGM bagian


prostodonsia dengan keluhan ingin membuat gigi tiruan karena gigi
geraham belakang sudah lama hilang sekitar 1 tahun yang lalu dan
pasien ingin memaksimalkan ungsi pengunyahan. Dari pemeriksaan
klinis didapatkan gigi 36,37, 46 dan 47 hilang tidak ada karies. Gigi
antagonis RA masih lengkap dari 17 sampai 27. Dari pemeriksaan
oto panoramik tidak didapatkan kelainan. Hasi diagnosis
prostodonsia yaitu klasifikasi kennedy kelas I RB. Rencana
peawatan mouth preparation yaitu scalling dan root planning.
Rencana perawatan gigi tiruan yaitu gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik. Dokter gigi merencanakan pencetakan yang sesuai dengan
kasus ini untuk mendapatkan model kerja.
Problem Tree
Mukostatik
Definisi

Teknik Pencetakan
Komponen GTSL Akrilik One
step
Mukokompresif
Indikasi & Two
Kontraindikasi step
Bahan cetak

Prosedur

Syarat Klasifikasi
Sasaran Belajar
E5D
SLI

1. Definisi GTSL akrilik


2. Komponen GTSL akrilik
3. Indikasi dan kontraindikasi GTSL akrilik
4. Prosedur pembuatan GTSL akrilik
5. Macam-macam bahan cetak
6. Syarat-syarat bahan cetak
7. Klasifikasi bahan cetak
8. Teknik pencetakan mukostatik
9. Teknik pencetakan mukokompresif
10.Teknik pencetakan one step
11.Teknik pencetakan two step

int
Po
er
w
Po
of
w er
Po
e
Th
DEFINISI GTSL
Sebuah protesa yang menggantikan satu atau beberapa gigi
yang hilang pada rahang atas maupun rahang bawah dan dapat
dibuka pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi.
KOMPONEN GTSL
• Komponen gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari elemen
gigi, cengkram, dan basis, di mana basis pada gigi tiruan
sebagian lepasan dapat terbuat dari bahan logam atau akrilik.

• Plat dasar
• Retainer : langsung (cenkeram)
tidak langsung (plat anterior setinggi cingulum)
• Gigi anasir (akrilik,porcelain)
INDIKASI GTSL
• Hilangnya satu gigi atau lebih sebagian gigi
• Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuho syarat
sebagi gigi pegangan
• Keadaan processus alveolaris masih baik
• Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
• Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu GTC
• Usia : Usia pasien masih muda ruang pulpa masih besar,panjang
mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan
umum yang buruk karena perawatannya memerlkan waktu yang
lama
• Panjang daerah edentulous tidak memenuhi syarat Hukum Ante
• Kehilangan tulang yang banyak pada daerah edentulous
KONTRAINDIKASI
• Penderita / pasien tidak kooperatif, sifatnya tidak menghargai
perwatan gigi tiruan
• Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita
sebaiknya di buatkan GT Temporer
• Penyakit Sistemik (Epilepsy, DM tak terkontrol)
• OH jelek
Pembuatan Model GTSL
1. Studi model
Pada model studi ini dapat dipelajari apa yang akan dilakukan
antara lain :
- Gigitiruan apa yang akan dibuat.
- Pemilihan gigi penyangga.
- Macam cangkolan yang akan dibuat.
- Untuk melihat apakah masih ada gigi-geligi yang perlu diasah
untuk memperbaiki oklusi.
2. Model kerja
Pada model kerja ini dapat ditentukan desain gigitiruan
berdasarkan hasil survei pada model tersebut, seterusnya dapat
dilakukan pembuatan gigitiruan pada model ini.
PROSEDUR
• Tahap penentuan desain GTSL
1. Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak
bergigi.
2. Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap
sadel.
3. Tahap III: Menentukan macam retainer / penahan.
4. Tahap IV: Menentukan macam konektor.
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik (Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan)
a. Pembuatan model
b. Patahkan salah satu unsur atau gigi dengan cara menandai batas servikal gigi yang
akan dipatahkan ,lalu hilangkan gigi tersebut dengan mengikuti tanda pensil tadi.
Setelah itu ratakan dan kecilkan searah dengan proses resorbsi sesudah
pencabutan.
c. Buat klamer C pada gigi yang telah ditentukan dengan syarat:
Kuat dan elastik
Diameter sesuai indikasi klinis
Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi
Klamer tidak boleh aktif
Berada di bawah lengkung terbesar gigi dan ± 2 mm di atas garis servikal
Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang
Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi
Ujung klamer tidak tajam
d. Setelah mengikuti syarat yang ditentukan, pasang malam sebagai pembentuk
basis gigi tiruan, haluskan basis dari malam. Pasang gigi artifisial dan oklusikan
dengan gigi rahang antagonis. Setelah semuanya selesai, haluskan kembali.
Persyaratan Bahan Cetak
- Bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta
cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang meghantar bahan cetak
kemulut
- Selama dimulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat
menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasn total harus
kurang dari 7 menit,
- Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari
mulut dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang
Klasifikasi Material Cetak
Klasifikasi berdasarkan sifat elastisitasnya :
1. Non elastis :
a. Impression plaster
b. Impression compound
c. Zinc oxide eugenol paste
d. Impression wax
2. Elastis
a. Hydrocolloids
-Reversible : bahan cetak agar
-Irreversible : bahan cetak alginate
b.Elastomer
-Polysulfide
-Silicon
-Polyether
(McCabe, JF & Walls, AWG 2008. Applied Dental Materials, 9th edn, Blackwell
Publishing Ltd, Oxford)
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik (Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan
a. Pembuatan model
b. Patahkan salah satu unsur atau gigi dengan cara menandai batas servikal
gigi yang akan dipatahkan ,lalu hilangkan gigi tersebut dengan mengikuti
tanda pensil tadi. Setelah itu ratakan dan kecilkan searah dengan proses
resorbsi sesudah pencabutan.
c. Buat klamer C pada gigi yang telah ditentukan dengan syarat:
Kuat dan elastik
Diameter sesuai indikasi klinis
Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi
Klamer tidak boleh aktif
Berada di bawah lengkung terbesar gigi dan ± 2 mm di atas garis servikal
Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang
Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi
Ujung klamer tidak tajam
d. Setelah mengikuti syarat yang ditentukan, pasang malam sebagai
pembentuk basis gigi tiruan, haluskan basis dari malam. Pasang gigi
artifisial dan oklusikan dengan gigi rahang antagonis. Setelah
semuanya selesai, haluskan kembali.
e. Tanam model tadi di dalam kuvet dengan gips lunak.
f. Proses boiling out dilakukan dengan memasak kuvet sampai mendidih
± 15 menit, lalu kuvet dibuka dan siram sisa-sisa malam yang masih
ada dengan air panas tersebut.
g. Campur polimer ke dalam monomer dalam gelas yang tidak tembus
cahaya, tutup gelas tadi dan tunggu sampai mencapai tahap dough
stage. Kalau adonan akrilik tidak melengket lagi di tangan, ambil
secukupnya dan diletakkan di plastic selopan dan tutup kuvet lalu
press perlahan-lahan tapi tidak terlalu kuat. Buka kuvet, potong
kerlebihan akrilik. Proses press kedua kalinya sedikit lebih kuat dari
yang pertama, masih dengan plastic selopan. Buka kuvet dan buang
kelebihan akrilik. Kalau permukaannya tidak licin, gores-gores
permukaan akrilik dengan pisau malam dan beri liquid akrilik. Press
lagi, press yang ketiga lebih kuat lagi dan tidak lagi memakai plastic
selopan serta sekrupnya dipasang.
f. Masak kuvet tadi dengan proses: dimasukkan ke dalam air
dengan suhu ± 27oC, selama 15 menit rebus sampai 65oC,
kemudian panaskan terus selama 1 jam dengan api yang besar
selama 15 menit naikkan suhu menjadi 100 oC dan
dipertahankan selama 1 jam. Setelah itu angkat panic dan
biarkan dingin dengan sendirinya, setelah dingin, baru kuvet
dibuka.
g. Lepaskan model dari gips dengan memotong gips tadi, lalu
dilepaskan dari model rahangnya.
h. Buang akrilik yang berlebih dengan stone besar atau freezer,
juga buang bagian yang tajam. Bagian yang nantinya
bersentuhan dengan mukosa sedikit dihaluskan. Bagian-bagian
yang detail dihaluskan dengan fissure bur dan round bur.
Setelah itu licinkan dengan filtcone dan pumis, setalah itu,
kilapkan dengan brush.
Material Cetak Non Elastik
1. Plaster of Paris (Gips Plaster)
Sifat :
a. Viskositas rendah sehingga material cetak ini bersifat
mukostatik
b. Hidrofilik sehingga dapat beradaptasi dengan baik dan dapat
mencetak detail
c. Kaku setelah setting sehingga tidak dapat mencetak undercut
sehingga hanya digunakan mencetak rahang tanpa gigi
d. Menimbulkan sensasi kering pada mulut pasien
2. Impression Compound
Sifat :
a. Material cetak ini sangat kental maka bersifat mukokompresif
sehingga tidak dapat mencetak detail
b. Bila dingin kaku sehingga tidak dapat mencetak undercut
c. Stabilitas dimensi jelek dan konduktivitas panas rendah
3. Pasta Zink Okside Eugenol
Sifat :
a. Viskositas rendah maka bersifat mukostatik
b. Adaptasi baik sehingga dapat mencetak detail
c. Setelah setting bersifat kaku, maka tidak dapat mencetak
undercut dan hanya digunakan untuk mencetak rahang
tanpa gigi
d. Stabilitas dimensi baik
e. Pengkerutan selama setting kecil
f. Dapat menimbulkan sensasi terbakar dan rasa tak enak
Material Cetak Elastik
Hidrokoloid
1. Material Cetak Agar
Sifat :
a. Cukup cair maka dapat mencetak detail permukaan
b. Dapat melewati undercut
c. Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera
diisi gips
d. Kompatibilitas tergantung komposisi
e. Tear resistance jelek
f. Dapat dipakai ulang dan disterilisasi
2. Material Cetak Alginat
Sifat :
a. Cukup cair sehingga dapat mencetak detail permukaan
b. Elastisitas cukup baik maka dapat melewati undercut
c. Stabilitas dimensi kurang baik karena terjadi evaporasi
d. Kompatibilitas dengan gips baik
e. Tidak toksik, tidak iritan, bau dan rasanya dapat diterima
f. Waktu setting tergantung komposisi dan suhu pencampuran
g. Sulit disterilisasi, semprotan desinfektan mempengaruhi
detail permukaan sedangkan perendaman mempengaruhi
ketepatan dimensinya
Material Cetak Elastik
Elastomer
Sifat:
a. Hasil cetakannya lebih akurat, pemulihan deformasinya besar
b. Stabilitas dimensi jangka panjang baik
Klasifikasi Material
Cetak
Material cetak dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan menurut
beberapa cara :
Berdasarkan nama kimiawi generiknya  material cetak silikon dan
material cetak zink oksida eugenol.
Berdasarkan viskositasnya  mukostatik dan mukokompresif.
Berdasarkan elastisitasnya  Elastisitas dan Non elastik.

Anusavice K.J, Philip’s. 2004


KLASIFIKASI
- Reversible Hydrocoloid : Disisi lain, penanganan saat
mengambil hydrocoloid impression kadang-kadang tidak
praktis. Dan penggunaan bahan ini tidak dapat disimpan
bertahun-tahun karena akan menyusut. Hyrocolloid
Impression need to be cast immediately (withen 20 m)

- Irreversible Hydrocolloid Alginat : Material Impresson elastic


yang tidak dpt diubah. Alginat harus di casting dalam waktu
15-30 menit, kalau lebih dari itu alginat akan menyusut
Condensation Silicone
Teknik Pencetakan
1. Teknik mukokompresi
jaringan lunak mulut di bawah penekanan. Pencetakan
dilakukan dengan menggunakan bahan yang mempunyai
viskositas tinggi, sehingga tekanan lebih dibutuhkan ke arah
mukosa di bawahnya.
2. Teknik mukostatis
jaringan lunak mulut berada dalam keadaan istirahat.
Pencetakan yang demikian dilakukan dengan menggunakan
bahan yang mempunyai viskositas yang sangat rendah,
dimana hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan,
sehingga pada keadaan ini sedikit atau tidak ada sama sekali
terjadi pergerakan dari mukosa
TEKNIK ONE STEP DAN TWO
STEP
 Dua macam cara dari teknik mencetak dengan double impression yang digunakan
adalah teknik one step dan two step
 Kelemahan dari teknik one step adalah kurang akurat dibanding dengan teknik two
step.
 Teknik mencetak two step lebih akurat dari pada one step oleh karena ketebalan
bahan cetak light body yang tidak dapat dikontrol.
 Terdapat perubahan dimensi pada waktu pengisian bahan cetak polyvinyl siloxane
dengan teknik one step dan two step. Pada pencetakan dengan teknik one step,
bahan cetak polyvinyl siloxane harus diisi dalam waktu 2 jam, sedangkan dengan
teknik pencetakan two step dapat diisi hingga 30 jam untuk mencegah perubahan
dimensi kurang dari 0.5%.
 Beberapa peneliti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
stabilitas hasil cetakan antara teknik one step dan two step. Pada teknik mencetak
one step terdapat sejumlah besar bahan cetak light body yang tidak terkontrol.
Teknik pencetakan Putty/wash 1 tahap

• Pada pencetakan ini, bahan putty dan wash digunakan secara


bersama-sama. Pada teknik ini, sendok cetak diisi dengan bahan
putty dan material wash diinjeksikan di sekitar gigi yang telah
dipreparasi dan gigi tetangganya. Bahan wash kemudian ditempatkan
di atas sendok cetak yag telah diisi dengan bahan putty, dan setelah
itu pencetakan dapat dilakukan.
Teknik pencetakan Putty/wash 2 tahap

• Pada teknik ini, spacer dibuat terlebih dahulu, kemudian bahan putty
dicetakkan sehingga akan terdapat sedikit ruangan pada cetakan.
Setelah itu, diikuti dengan pencetakan mengunakan bahan wash.
Teknik ini dapat disubkalsifikasikan tergantung dari metode
pembentukan ruang untuk bahan cetak wash diantara putty dengan
gigi dan struktur jaringan lunak yang akan dicetak. Tipe-tipe dari
spacer terdiri dari polyethylene spacer, prefabricated spacer yang
dibuat oleh pabrik atau klinisi, dan spacer yang dibuat dengan cara
membuang sebagian kecil bahan cetak putty setelah pencetakan
dilakukan.
Teknik pencetakan Modifikasi Putty/wash 2
tahap
• Teknik ini hampir sama dengan teknik putty/wash 2 tahap.
Perbedaannya terletak pada metode pembentukan ruang bagi
material wash. Pada teknik ini, bahan putty dicetakkan terlebih
dahulu, kemudian sebelum bahan putty mengeras, cetakan
digerakkan searah dan berlawanan arah jarum jam beberapa kali.
Pergerakan ini akan menghasilkan ruang bagi material wash. Cetaka
putty dikeluarkan dari mulut dan material wash kemudian diapisi
pada cetakan putty tersebut. Setelah itu, sendok cetak dicetakkan
kembali pada rongga mulut
Hendry. 2012
SENDOK CETAK
INDIVIDU/PERORANGAN
Model diagnostik harus tepat untuk persiapan pada pembuatan
sendok cetak individu. Bagaimanapun, jika dipakai sendok cetak
pabrik adalah tidak tepat untuk melakukan pencetakan individu
pada lengkung rahang.Terutama untuk lengkung rahang Klas I
Kennedy atau gigi tiruan dengan perluasan distal biasanya dibuat
sendok cetak individu. Sendok cetak individu dibuat dari bahan
resin akrilik swapolimerisasi dan digunakan untuk pencetakan
akhir, ukuran dan bentuknya dibuat dengan batas yang sesui,
sendok cetak mempunyai oklusal stop.
Cara membuat sendok cetak
individu
1. Gambarkan pada model diagnostik dengan pensil. Sendok cetak harus
mencakup seluruh gigi dan jaringan lunak. Harus tepat untuk
memperoleh perlekatan otot, perlekatan frenulum. Buat daerah
posterior palatal seal pada model dan majukan ± 1mm pada garis yang
telah digambarkan sampai perluasan di bagian posterior.
2. Lapis satu lembar malam di atas permukaan jaringan dan gigi-geligi pada
model sebagai ruang/spacer untuk bahan cetak.
3. Lapiskan kembali satu lembar malam diatas gigi-geligi bila bahan cetak
yang digunakan irreversible hidrokolloid (alginate). Pada tahap ini tidak
dilakukan jika bahan cetak yang diguanakan adalah rubber base atau
bahan cetak tipe silikon.
4. Buka bagian dari insisal edge pada gigi insisivus sentral sebagai
penghentian bagian anterior (stopper) bila sendok cetak dimasukkan ke
mulut.
5. Oleskan permukaan model yang berkontak dengan bahan resin akrilik
sapolimerisasi dengan bahan separasi.
Cara membuat sendok cetak
individu
5. Campur resin akrilik swapolimerisasi dan adaptasikan ke
model dengan jari, menutupi malam spacer dan daerah
palatal seal, bentuk sesuai dengan ukuran dan ketebalannya
merata.
6. Buat tangkai dari resin swapolimerisasi atau kawat untuk
memudahkan dalam melakukan pencetakan.
7. Setelah resin swapolimerisasi mengeras, lepaskan sendok
cetak individu dari model.
8. Sempurnakan tepi sendok cetak.
9. Cobalah dalam mulut pasien, dan periksa apakah sendok
cetak perlu disempurnakan sebelum dilakukan border
molding dan pencetakan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
• A guideline for excellent impressions in theory and practice.2008.ESPE
• Textbook of prosthodontic C.Deepak Nallaswamjv. Jaypee 2017.
• (Pocut Aya Sofya, Liana Rahmayani, Fenny Fatmawati. Tingkat Kebersihan Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan Resin Akrilik ditinjau dari Frekuensi dan Metode Pembersihan. Journal of Syiah Kuala
Dentistry Society. Vol 1 ; No 1 : 2016)
• Haryanto, A.G. 1995. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II Cetakan I. Jakarta:
Hipokrates
• Sumber: Buku Ajar Material Kedokteran Gigi Edisi 1
• McCabe, JF & Walls, AWG 2008. Applied Dental Materials, 9 th edn, Blackwell Publishing Ltd,
Oxford)
• Anusavice K.J, Philip’s Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. Alih bahasa Budiman
J.A, Purwoko S. Jakarta: EGC. 2004. 94-109
• Textbook of Prosthodontic. 2 Ed. New Delhi: Jaypee Brother. 2017
• Kusmawati F.N, Taher Pinka, Dewi Susi R. Puspita. Luas kontak permukaan hasil cetakan
anatomis basis gigi tiruan penuh dengan bahan cetak polyvinyl siloxane (Anatomical contact
surface of full denture base impression with polyvinyl siloxane impression material). Jurnal
PDGI. Vol. 62 (2) Hal. 31-34. 2013
• Hendry. Tesis: Akurasi Dimensi Hasil Cetakan Polyvinyl Siloxane Dengan Teknik Modifikasi
Putty/Wash 2 Tahap. FKG UI. 2012
• Sri w. Jurnal of vacational health studies. 2017
• Pambudi S, dkk. Jurnal kedokteran gigi. Vol 5(3). 2014.
• Mc Crackens. Removable Partial Prosthodontics 11th edition.

Anda mungkin juga menyukai