Anda di halaman 1dari 11

RESUME BIDANG

ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


RESTORASI INDIRECT PADA GIGI ANAK

Kordik Bidang Ilmu:


drg. Amilia Ramadhani, M.Sc

Oleh:
Amalia Arumsari
G4B017059

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2018
RESTORASI INDIRECT PADA GIGI ANAK

A. Stainless Steel Crown (SSC)


1. Gambaran Umum
SSC merupakan bahan restorasi yang digunakan untuk gigi desidui
posterior yang disebabkan oleh karies yang melibatkan beberapa
permukaan dan gigi pascaterapi pulpa. SSC menyelubungi seluruh
permukaan gigi serta tepi restorasi untuk mencegah kebocoran tepi yang
dapat mengakibatkan kegagalan restorasi. Berdasarkan studi yang
dilakukan untuk membandingkan SSC dengan restorasi komposit maupun
GIC, SSC jauh lebih kuat terhadap beban kunyah dan dapat mencakup
karies yang sangat luas, dan jika dibandingkan dengan amalgam, SSC
lebih awet, tidak menimbulkan reaksi alergi, dan tidak membutuhkan
terapi yang berulang (Fuks dan Peretz, 2016).

2. Klasifikasi
Klasifikasi SSC menurut Rao (2012) adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Bentuk
1) Untrimmed
Berbentuk panjang dan butuh dilakukan trimming, contohnya
Sankim dan Unitek.

Gambar 1. Untrimmed SSC


2) Pretrimmed (prefestooned)
Berbentuk pendek namun tidak terkontur, memiliki sisi paralel,
contohnya 3M, Denovo.
Gambar 2. Pretrimmed SSC
3) Precontoured
Terkontur dan bell-shape, contohnya 3M Ni-chromium ioncrowns,
Unitek.

Gambar 3. Precontoured SSC


4) Prevented
Terdapat resin komposit pada bagian bukal dan sebagian
permukaan oklusal, contohnya Nu Smile.
b. Berdasarkan Bahan
1) Stainless steel crowns, contohnya Unitek dan Rocky mountain
2) Nickel-based crowns (ion Ni-Kromium dari 3M). Terbuat dari alloy
nikel-kromium, terdiri dari 70% nikel, 15% kromium, dan 10%
besi. Tersedia dalam bentuk pretrimmed dan precontoured. Mudah
untuk menyesuaikan bentuk gigi serta tidak butuh banyak
trimming, dan contouring.

3. Indikasi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
1) Gigi yang rusak parah
2) Gigi molar yang sudah dilakukan perawatan pulpa
3) Gigi desidui atau permanen yang hipoplasi
4) Anak-anak yang resiko kariesnya tinggi, terutama yang
membutuhkan anestesi general
5) Bruksisme
6) Abutment space maintainer
7) Pasien cacat atau gangguan mental (Cameron dan Widmer, 2013).
b. Kontraindikasi
1) Resorpsi >1/2 akar
2) Restorasi gigi permanen
3) Restorasi gigi anterior
4) Alergi nikel
5) Terdapat kelainan periapikal (Rao, 2012).

4. Prosedur Pemasangan
Prosedur pemasangan SSC menurut Rao (2012) adalah sebagai
berikut.
a. Alat dan Bahan
1) Alat
a) APD
b) Diagnostic set
c) Probe
d) Spuit injeksi anestesi
e) Matrix band
f) Gunting crown
g) Glass plate
h) Spatula GIC
i) Berbagai jenis bur dan plier, dijelaskan pada tabel berikut.

Jenis Nama Alat Fungsi


Bur Round Membuang jaringan karies
Flame Pengurangan oklusal
Long thin tapered Pengurangan proksimal, bukal,
dan lingual
Rubber wheel Finishing dan polishing
Plie Johnson no. 114 Contouring secara umum pada
r (Rocky mountain) oklusal
No. 417 Membentuk kurva cengkram pada
(Unitek)/crimping servikal
plier
No. 112 (Dentarum) Menghasilkan kecembungan dan
contact point
No. 137 (Gordon) Contouring dan shaping secara
umum

2) Bahan
a) Rubber dam atau cotton roll untuk isolasi
b) Bahan anestesi
c) SSC
d) Articulating paper
e) GIC atau semen polikarboksilat untuk sementasi
f) Dental floss
b. Prosedur
1) Penggunaan APD oleh operator
2) Pasien diposisikan semisupine
3) Pemilihan crown
4) Evaluasi oklusal preoperatif
5) Isolasi
6) Anestesi lokal
7) Penempatan matrix band
8) Preparasi gigi
a) Oklusal
Preparasi sedalam 1,5 mm menggunakan round bur dan flame
bur.
b) Proksimal
Preparasi menggunakan bur long thin tapered panjang dan
diletakan sedikit konvergen ke arah sumbu gigi, pengurangan
sampai probe bisa melewati daerah titik kontak.
c) Bukal dan lingual
Preparasi menggunakan bur long thin tapered seminimal
mungkin karena permukaan bukal dan lingual digunakan untuk
retensi. Preparasi tidak dilakukan jika terdapat cusp carabelli.
9) Trial fitting
SSC harus masuk tidak lebih dari 1mm pada subgingiva. Jika
gingiva tampak memucat maka tinggi SSC harus dikurangi.
10) Trimming dan contouring
Tujuan dilakukannya trimming dan contouring adalah
membuat tepi SSC yang tepat dengan morfologi gigi. Retensi SSC
didapatkan dari kontak tepi SSC dengan gigi. SSC pertama
ditempatkan pada sisi lingual kemudian bukal (Rao, 2012).
Margin gingiva ditandai pada SSC untuk membuat tepi SSC
sejajar dengan margin gingiva kemudian ditambahkan 1mm
subgingiva sebagai retensi. Lebihan dari garis tersebut dipotong
dengan gunting crown. Tepi servikal yang berkontak dengan
mukosa dihaluskan dengan stone bur supaya tidak melukai
jaringan. SSC kemudian dilakukan contouring menggunakan plier
no.114 dan crimping plier (Rao, 2012).
11) Finishing dan polishing
Permukaan mahkota SSC dihaluskan dengan rubber wheel dan
servikal SSC dihaluskan dengan dengan stone bur.

12) Cek oklusi


Pasien diinstruksikan untuk oklusi dengan articulating paper untuk
memastikan tidak ada traumatik oklusi.
13) Insersi
Sementasi SSC dengan GIC atau semen polikarboksilat. Lebihan
semen dibersihkan dengan sonde atau dental floss.
14) Edukasi
Pasien dan pendampingnya diberi edukasi secara lisan berupa:
a) Tidak memainkan SSC yang sudah dipasang dengan lidah atau
tangan
b) Tidak menggunakan area tersebut untuk makan yang keras-
keras terlebih dahulu
c) Menjaga OH
d) Lapor ke dokter gigi jika ada keluhan seperti nyeri berlanjut,
perdarahan, atau SSC lepas.

B. Polycarbonate Crown (PCC)


1. Gambaran Umum
PCC merupakan mahkota sementara yang terbuat dari polimer
dengan kekuatan yang tinggi dalam menahan beban kunyah. Disebut
sementara karena keberadaannya di dalam mulut akan berhenti seiring
dengan tanggalnya gigi yang diselubungi PCC. Seperti namanya, PCC
tersusun atas karbonat multipel, yang paling dominan adalah Bis-GMA
(Bonsor dan Pearson, 2013).

Gambar 4. PCC
2. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
1) Karies rampan yang melibatkan 3 permukaan gigi
2) Pascaterapi pulpa
3) Malformasi gigi
4) Abutment space maintainer.
b. Kontraindikasi
1) Jarak mesiodistal yang tidak mencukupi
2) Crowding anterior
3) Deep bite
4) Bruksisme parah
5) Gigi anterior abrasi (Mittal dkk., 2016).

3. Prosedur Pemasangan
Prosedur pemasangan PCC menurut Rao (2012) adalah sebagai
berikut.
a. Alat dan Bahan
1) Alat
a) APD
b) Diagnostic set
c) Spuit injeksi anestesi
d) Round bur
e) Flame bur
f) Long thin tapered bur
g) Wheel bur
h) Inverted bur
i) Glass plate
j) Spatula GIC.
2) Bahan
a) Rubber dam atau cotton roll untuk isolasi
b) Bahan anestesi
c) PCC
d) Articulating paper
e) GIC atau semen polikarboksilat untuk sementasi
f) Dental floss.
b. Prosedur
1) Penggunaan APD oleh operator
2) Pasien diposisikan semisupine
3) Pemilihan crown
4) Evaluasi oklusal preoperatif
5) Isolasi
6) Anestesi lokal
7) Preparasi gigi
a) Preparasi jaringan karies menggunakan round bur dan flame
bur.
b) Proksimal
Preparasi menggunakan long thin tapered bur diletakan sejajar
dengan sumbu gigi hingga ke subgingiva sedalam 1-1,5 mm.
c) Labial dan palatal
Preparasi menggunakan long thin tapered bur sedalam 1-1,5
mm.
d) Insisal
Preparasi menggunakan wheel bur sedalam 1-1,5 mm.
e) Pembuatan retensi berupa artifisial groove sedalam 0,25 mm
pada 1/3 gingiva mengelilingi karies menggunakan inverted
bur. Jika terdapat karies pada sisi mesial dan distal maka tidak
memerlukan artifisial groove.
8) Trial fitting
PCC dicoba pada gigi.
9) Finishing
Tepi retensi dikurangi hingga pas dengan tepi servikal gigi. Bagian
dalam PCC dibuat kasar untuk meningkatkan retensi mekanik.
10) Cek oklusi
Pasien diinstruksikan untuk oklusi dengan articulating paper untuk
memastikan tidak ada traumatik oklusi.
11) Insersi
Sementasi PCC dengan GIC atau semen polikarboksilat. Lebihan
semen dibersihkan dengan sonde atau dental floss.
12) Edukasi
Pasien dan pendampingnya diberi edukasi secara lisan berupa:
e) Tidak memainkan PCC yang sudah dipasang dengan lidah atau
tangan
f) Tidak menggunakan area tersebut untuk makan yang keras-
keras terlebih dahulu
g) Menjaga OH
h) Lapor ke dokter gigi jika ada keluhan seperti nyeri berlanjut,
perdarahan, atau PCC lepas.
DAFTAR PUSTAKA

Bonsor, S.J., Pearson, G., 2013, A Clinical Guide to Applied Dental Materials,
Elsevier, London.

Cameron, A.C., Widmer, B.C., 2013, Handbook of Pediatric Dentistry, Elsevier,


London.

Fuks, A., Peretz, B., 2016, Pediatric Endodontics, Springer International


Publishing, London.

Mittal, G.K., Verma, A., Pahuja, H., Agarwal, S., Tomar, H., 2016, Esthetic
Crowns in Pediatric Dentistry: A Review, International Journal of
Contemporary Medical Research, 3(5): 1280-1281.

Rao, A., 2012, Principles and Practice of Pedodontics, Jaypee Brothers Medical
Publishers, New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai