Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 1

Pj.drg. IMRAN IRSAL

B LO K 13 P EM U LIH A N S IS TEM
S TO M ATO G N ATIK 1
M O D U L 5 G IG I TIR U A N JEM B ATA N

1
K om ponen G igi Tiruan
Jem batan

2
1.Retainer
Merupakan komponen GTJ yang direkatkan
dengan semen pada gigi penyangga yang
telah dipersiapkan, dan berfungsi sebagai
stabilisasi dan retensi
A.Retainer Ekstrakorona
Contohnya complete veneer crown dan partial
veneer crown.

3
B.Retainer Intrakorona:
Contohnya inlay dan onlay

C.Retainer dowel crown

4
2.Konektor
Merupakan komponen GTJ yang
menghubungkan retainer-retainer, pontik-
pontik, dan retainer-pontik. Konektor harus
dapat mencegah distorsi atau fraktur selama
gigi tiruan berfungsi.

5
A.Konektor rigid: konektor yang tidak
memungkinkan terjadinya pergerakan pada
komponen GTJ. Merupakan konektor yang
paling sering digunakan untuk GTJ
Casting (Pengecoran )
Soldering ( Penyolderan)
Welding (Pengelasan)

6
B.Konektor nonrigid: konektor yang
memungkinkan terjadinya pergerakan
terbatas pada komponen GTJ. Konektor
nonrigid bertujuan untuk mempermudah
pemasangan dan perbaikan (repair) GTJ.
Contohnya adalah dovetail dan male and
female.

7
3.Pontik
Merupakan komponen GTJ yang
menggantukan gigi yang hilang1,2
A.Pontik yang berkontak dengan residual ridge
1.Saddle/saddle-ridge-lap pontic
Merupakan pontik yang berkontak bidang
dengan edentulous ridge

8
2.Modified ridge-lap pontic
Merupakan kombinasi anatara pontik tipe
saddle dan hygienic
Memiliki permukaan fasial yang menutupi
residual ridge dan bagian lingual tidak
berkontak dengan ridge, sehingga estetiknya
bagus dan mudah dibersihkan.

9
3.Conical pontic
Merupakan pontik yang hanya memiliki
satu titik kontak pada titik tengah residual
ridge sehingga mudah dibersihkan.
Diindikasikan untuk mengganti gigi hilang
pada ridge yang pipih di daerah posterior.

10
4.Ovate pontic
Merupakan pontik yang sangat estetis,
dasar pontik membulat dan masuk ke dalam
cekungan (concavity) residual ridge, sehingga
mudah dibersihkan
Diindikasikan untuk kebutuhan estetik yang
optimal, misalnya pada kehilangan gigi
insisifus, kaninus, dan premolar rahang atas.

11
B.Pontik yang tidak berkontak dengan residual
ridge:
1.Sanitary/hygienic pontic
Merupakan pontic yang mudah dibersihkan
karena tidak berkontak dengan edentulous
ridge. Mesiodistal dan fasiolingualnya
berbentuk cembung, serta dasar pontik
berbentuk bulat, tidak ratauntuk mencegah
terjadinya retensi makanan.
jarak ke edentulous
ridge minimal 2mm
12
2.Modified sanitary (hygienic) pontic/Perel
pontic
Merupakan modifikasi sanitary pontic.
Permukaan dasar pontik cekung/melengking
pada Desain pontik ini memungkinkan
terjadinya self cleansing sehingga
diindikasikan untuk gigi posterior rahang
bawah dan bila oral hygiene pasien buruk.
arah mesiodistal dan fasiolingual

13
4. Abutment
Merupakan gigi yang mendukung GTJ sebagai
tempat retainer direkatkan dengan semen.
Abutment juga dapat berupa akar gigi yang
telah mendapat perawatan saluran akar
dengan sempurna dan tidak terdapat
kelaninan-kelainan pada ujung akarnya.

14
Faktor-Faktor Yang Perlu
D ipertim bangkan D alam Pem buatan
G igiTiruan Jem batan
1.Keadaan Kesehatan, Kedudukan, Kondisi dan Tempatnya
di Rahang dari Gigi
Gigi penyangga dinyatakan sehat ( tidak ada proses
patologis) jika pulpanya masih vital atau yang sudah
mengalami perawatan saraf (endodontic) yang baik.
2.Jumlah Gigi
Untuk memperkirakan berapa gigi penyangga yang
diperlukan untuk suatu jembatan dapat kita gunakan
Hukum Ante sebagai pedoman.
Hukum Ante :
Luas permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi
penyangga hendaknya sama atau lebih besar dari luas
permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi yang diganti
.
15
3.Umur Penderita
Suatu jembatan sebaiknya tidak dibuat pada
orang-orang muda ( dibawah 17 tahun
Pada penderita yang terlampau tua ( lebih dari
55 tahun) dapat terjadi hal-hal yang
menyukarkan pembuatan jembatanOleh
karena itu, perawatan mahkota jembatan
sebaiknya dilakukan pada penderita berumur
diantara 20-55 tahun
(Martanto,1981).

16
4.Keadaan KesehatanPeriodontal , Tulang
Rahang
Terutama di sekitar gigi- gigi penyangga
keadaan gusi harus sehat.
5.Kebersihan (hygine) mulut
Pada penderita yang kebersihan mulutnya
tidak terpelihara dengan baik, makan
merupakan suatu kontraindikasi, dan
sebaiknya penderita tersebut dibuatkan
protesa lepasan

17
6.Indeks Karies
Indek karies yang tinggi dapat merupakan
kontraindikasi bagi suatu jembatan terutama
jika dipakai retainer-retainer yang tidak
menutup seluruh permukaan mahkota gigi.
Batas-batas antara logam dari retainer dan
jaringan gigi ternyata mudah terserang karies
pada mulut-mulut yang memang sudah rawan
terhadap karies itu (Martanto,1981).

18
7.Oklusi
Oklusi yang abnormal seperti gigitan
silang ( cross-bite), malposisi,
progeninya, dan sebagainya dapat
merupakan kontra-indikasi untuk
jembatan oleh karena daya kunyah
yang pada gigitan normal menekan
8.Keadaan Atau Posisi Gigi Lawan
(Antagonist)
19
Prinsip Preparasi Yang Ideal
Prinsip Preparasi
Untuk memperoleh suatu desain preparasi
yang baik, preparasi harus mengikuti 5 prinsip
dasar yang saling berkaitan oleh karena
kelimanya memiliki kepentingan utama yang
sama. Prinsip dasar tersebut adalah:
1.Pemeliharaan struktur gigi
2.Bentuk retensi dan resistensi
3.Daya tahan dari restorasi
4.Integritas tepi restorasi
5.Pemeliharaan jaringan periodonsium

20
2. Retensi dan resistensi
Retensi antara restorasi dan gigi didapat dari
preparasi dinding aksial yang berbentuk parallel
atau taper (00 - 100). Bentuk taper dengan sudut
60 memungkinkan pemusatan tekanan
terminimalisir sehingga restorasi tidak akan
mudah lepas.
3.Structural durability (ketahanan struktural)
Pengurangan permukaan oklusal harus
mengikuti bentuk groove anatomis permukaan
oklusal gigi asli untuk menjaga fungsi gigi tetap
baik.
21
4.Marginal integrity
Restorasi hanya dapat bertahan
pada lingkungan biologis mulut jika
garis tepinya dapat berada tepat
pada garis akhir preparasi
(cavosurface finish line of
preparation).

22
Restorasi Sementara Dan Keramik

Restorasi Sementara
Merupakan tumpatan yang dipakai untuk
penggunaan jangka pendek, biasanya
beberapa hari sampai minggu, sering
digunakan antar waktu selama perawatan,
misalkan perawatan saluran akar dengan
beberapa kali kunjungan, atau perawatan
prostodonsia cekat sederhana (Banerjee dan
Watson, 2011).

23
Restorasi cekat sementara ada yang sudah jadi
Preformed Crowns atau yang dibuat sendiri dan
Prefabricated Crown yang siap pakai (buatan
pabrik).
Cara pembuatan Prefabricated Crown :
Memilih mahkota dari persediaan yang besarnya
cocok dengan preparasi
Kemudian pinggirannya dipotong dengan gunting
sesuai contour gingiva dan tinggi mahkota.
Mahkota disemen dengan semen ZOE atau
semen fletcher.

24
Restorasi Keramik
Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran
suhu tinggi dari bahan lempung murni yang
tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non
logam yang diproses dengan pemanasan suhu
tinggi. Aplikasinya di kedokteran gigi sebagai
inlay dan komponen protesa.

25
Kelebihan Kekurangan
1. Estetika tinggi karena ada 1. Harganya mahal
pigmen se-hingga warna bisa 2. Porositas tinggi
disesuaikan dengan warna gigi 3. Mudah rapuh
2. Tidak terpengaruh cairan 4. Sukar diasah
rongga mulut
5. Kekerasan terhadap fraktur
3. Kekuatan dan kekerasan baik
rendah
4. Biokompatibel 6. Diskolorisasi pada tepi porselen
5. Tidak iritatif 7. Pada gigi sulung sulit karena
6. Tahan lama ruang pulpa masih tinggi/lebar
7. Insulator panas yang baik 8. Bunyi kliking bila kontak
8. Stabil terhadap pengaruh dengan gigi antagonis
kontraksi dan ekspansi 9. Over/under restorasi pecah saat
9. Permukaan halus sehingga pem-buatan, susah diasah/tidak
mencegah perlekatan plak dan bias di-kurangi sendiri
mengurangi insi-densi karies

26
Aplikasi Porselen di Bidang
kedokteran gigi :
a. Mahkota Logam keramik
b. Gigi tiruan sebagian cekat
c. Mahkota keramik penuh
d. Inlay dan onlay
e. Veneer
f. Dental Implan

27
Porcelain fused to metal( PFM)
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang
paling umum digunakan. Berdasarkan
perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen
gigi yaitu; regular felspathic porcelain
(temperatur tinggi 1200-1400 derajat Celcius),
aluminous porcelain (temperatur sedang
1050-1200 derajat Celcius), dan metal
bonding porcelain (temperatur rendah 800-
1050 derajat Celcius).

28
Prinsip umum restorasi metal keramik
Restorasi metal keramik harus memenuhi
syaratsyarat, sebagai berikut :
Metal dan keramik mempunyai ikatan yang
kuat.
Metal dan keramik mempunyai thermal
expansi yang sesuai.
Keramik yang dipakai relatif mempunyai low
fusing.
Metal harus tahan terhadap deformasi pada
saat keramik mencapai temperatur fusing..
Bahanbahan yang dipakai harus bersifat 29
Indikasi Kontraindikasi
Gigi anterior dengan ruang Resiko kerusakan pulpa
yang tidak cukup untuk tinggi, biasanya pada usia
restorasi all ceramic. muda dibawah 18 tahun.
Kegagalan mahkota jaket Pasien dengan tekanan
porselen.
pengunyahan yang
Restorasi yang
ekstrem.
mengutamakan estetis.
Adanya kebiasaan
Situasi yang memerlukan
kekuatan tinggi. bruksism dan kliking.
Kerusakan gigi menengah Adanya riwayat alergi
sampai tinggi yang terhadap metal pada
memerlukan perbaikan logam tuang.
kuspid.

30
M acam -M acam G igiTiruan Jem batan D an
IndikasiPem buatannya

A.Fixed-fixed bridge
Suatu gigitiruan yang pontiknya didukung
secara kaku pada kedua sisi oleh satu atau
lebih gigi Indikasi dari perawatan dengan
menggunakan fixed-fixed bridge yaitu jika gigi
yang hilang dapat terhubung dengan gigi
penyangga yang mampu mendukung
fungsional dari gigi yang hilang penyangga

31
Sem ifi
xed bridge

Pada GTJ jenis ini distribusi tekanan dibagi ke


masing-masing unit pontik & retainer. Disini
GTJ dibagi menjadi 2 bagian, yaitu satu
retainer dan gabungan pontik & retainer
menggunakan desain dovetail & slot
Indikasi : Salah satu abutment miring >20
atau intermediate abutment; Kehilangan 1
atau 2 gigi dengan salah satu gigi penyangga
vital; Kehilangan 2 gigi dengan gigi
penyangga intermediate

32
Cantilever bridge

Bentuk desainnya adalah pontic secara


langsung terhubung/disangga oleh 1 gigi
abutment. Hal ini menyebabkan tekanan yang
diterima jaringan periodonsium menjadi lebih
besar daripada jenis lainnya sehingga area
akar dari gigi penyangga harus cukup lebar
untuk menyerap tekanan tersebut. Indiaksinya
untuk gigi anterior yang memiliki daya gigi
ringan seperti I2, sedangkan untuk C harus
menggunakan semi rigid atau rigid-fixed.

33
Spring Bridge
Disini pontics teerhubung dengan retainer
melalui palatal bar yang panjang dan
fleksibel, dengan kata lain GTJ ini merupakan
kombinasi antara retainerp oleh dan potesa
Indikasi : Dimana estetika merupakan hal
utama
Kontra-Indikasi : Pasien muda, Pada gigi di
mandibula

34
Compound Bridge
Merupakan kombinasi dari 2 jenis
GTJ atau lebih dengan tujuan untuk
membuat suatu unit yang dapat
saling membagi/mendistribusi
tekanan kunyah diantara pontik ke
retainernya.

35

Anda mungkin juga menyukai