Anda di halaman 1dari 9

Yang membuat antibody: sel B

Sistem Imun ada 3


1) Barrier  paling luar (kulit) mencegah masuknya allergen
2) Innate
3) Adaptive  reaksi alergi

Prinsip Ekstraksi
1. Asepsis (semua harus sterile sebelum Tindakan)
- Sterilisasi alat bahan
- Sterilisasi operator

2. Anastesi
- Agar pasien tidak sakit dan merasa nyaman

3. Atraumatik
- Mencegah trauma yang berlebihan
- Penerapan: cara masukin bein, cara separasi

4. Hemostasis
- Keseimbangan cairan tubuh
- Perdarahan harus dep
- Kena arteri langsung di jepit (ditangani)

Teknik Anastesi Blok


Gow Gates
- Sekali suntik kena n.mandibula dan n.lingualis
- Suntik di sebelum percabangan n mandibula dan n lingualis (posisinya lebih tinggi dari fisher)
- Titik anastesi paling atas
- Foramen ovale
Akinosi (close method)
- Posisinya ketinggiannya diantara gow gates dan fisher
Fisher
- Sebelum masuk foramen mandibula (foramen mandibula)
- Indirect: penelusuran tulang untuk ke titik anastesi

Komplikasi Anastesi
 Trismus
Otot pterygoideus medialis kena

 Parastesi
Nervusnya kena jarum atau kena alcohol

 Shock Anafilaktik
Hipersensitivitas tipe 1

Hipersensitivitas (reaksi tubuh yang berlebihan terhadap suatu antigen)


Alergen masuk  allergen nempel ke antibody (antibody nempel di sel mast dan basophil) 
antibody mengirim sinyal ke sel sel lain  sel mast mengeluarkan histamin dan sitokin
Histamin merupakan mediator inflamasi  vasodilatasi  muncul tanda-tanda inflamasi
(kemerahan dll)

Sitokin  menyebabkan tegang otot pada bronkus (bronchospasm)  menyebabkan sesak


nafas

Pembuluh darah bocor  badan merah dan urtikaria

Vasodilatasi  aliran darah kurang 

Tatalaksana pasien shock


1. Menghentikan perawatan
2. Posisi Tredelenberg (kepala lebih rendah dari kaki)
3. Longgarkan yang mengganggu jalan napas dan cek jalan nafas (CAB)
4. Telfon 119
5. Injeksi intramuscular adrenaline
6. Diamati setiap 5 menit dan diulangi 3 kali
Kalau tidak berhasil intravena 0.3-0.5cc
7. Jika pernapasan masih sengau  Pasang oksigen 6-8 liter/menit
8. Pantau tanda-tanda vital
9. Tambahan jika ada urtikaria: suntuk antihistamin di area alergi
10. Jika sudah stabil pasien dipulangkan

 Burning sensation
Karena deponir terlalu cepat
Karena jaringan tertekan (nosiseptor tertekan sehingga translatenya burning sensation)

Bahan Anastesi
Ada 2
 Ester
Contoh: benzocaine
 Amida (paling sering dipakai)
Note: ada I sebelum caine
Contoh: lidocaine, mepivacaine, bupivacaine

Kenapa kita seringnya pake amida?


1) Onset (dari kena sampai bekerja) cepat
2) Resiko alergi lebih rendah dari ester
Ester sering menimbulkan reaksi alergi karen mengandung PABA (para amino benzoid acid)

Cara Kerja Anastesi


Anastesi adalah larutan yang tidak terionisasi agar dapat masuk ke dalam sel saraf
Anastesi menyumbat chanel agar tidak terjadi pertukaran ion
Anastesi infil: transduksi
Anastesi blok: transmisi
Paracetamol: modulasi
NSAID: transduksi

Alasan Anastesi Blok


- Dosis lebih besar
- Area yang teranastesi lebih banyak

Indikasi:
- luas area kerja besar/luas
- butuh durasi yang lebih lama (durasi lebih lama karena dosis anastesi yg masuk langsung ke
saraf semua, kalau infil dosisnya mungkin nggak semu masuk ke saraf karena meresap ke
tulang)
- kalau anastesi subperiosteal harus melewati tulang (obat meresap ke tulang dulu)
sedangkan tulang mandibula lebih kompak sedangkan blok targetnya di batang saraf

Rontgen
- OPG: karena lebih dari 1 gigi yang mau dilihat
- Periapikal: hanya 1 gigi yang mau dilihat (dosis lebih kecil)

Dosis Anastesi
Lidocaine:
- 300mg tanpa adrenaline (dosis maksimal) - 5mg/kgBB
- 500mg dengan adrenaline (dosis maksimal) – 7mg/kgBB

Dosis Terapi: dari efektif/bekerja – dosis maksimal


Dosis letal: lebih dari dosis maksimal
 Menyebabkan overdosis

Contoh
BB pasien 50kg. berapa ampul pehacaine (lidocaine + epinefrin) yang boleh dipakai?

2%  2/100 = 0.02g/ml  20mg/ml


1 ampul  2 x 20mg/ml = 40 mg/ampul

Dosis maksimal = 7mg/kgBB


50 x 7 = 350mg

Berapa ampulnya?
350mg/40mg = 8.75 ampul  8 ampul
*jika pasien diberi 9 ampul maka termasuk dosis toksik

Pilihan Anastesi
- Bupivacaine durasi paling lama (90 menit)
Lidocaine 60 menit
- Mepivacaine paling aman (kalau gaada pake lidocaine murni)

Fungsi Adrenalin
 Sebagai vasokonstriktor  penyerapan anastesi lebih lama shg durasi lama

Adrenaline  vasokonstriktor pembuluh darah  permeabilitas menurun  penyerapan obat lebih


sedikit  dursi anastesi lebih lama, mengurangi toksisitas, meminimalisir darah yang keluar

Kontraindikasi Vasokonstriktor
 Tekanan darahnya tinggi (hipertensi)
Vasokonstriksi  tekanan darah makin tinggi komplikasinya perdarahan ngucur

 DM
Adrenalis menyebabkan glucagon menjadi glukosa, sehingga glukosa semakin banyak dan terjadi
hiperglikemi.

Tipe 1: sel beta pankreas rusak (karena autoimun – hipersensitivitas tipe II)
Tipe 2: resisten insulin dan sel beta pancreas rusak

Mekanisme Poliuri dan Polidipsi


Banyak gula dalam darah, darah disaring ginjal dan dikeluarkan oleh urin. Gula berikatan dengan
air (darah kental) sehingga tubuh interpretasinya kurang cairan  dehidrasi  minum terus 
pipis terus.

Mekanisme polifagi
Glukosa tidak bisa diubah jadi glikogen  mengambil lemak dan protein untuk jadi energi 
sehingga tubuh interpretasinya laper terus supaya dapet energi

Kalau DM terkontrol
- Jika butuh anastesi: diberikan kurang dari 2 ampul (1.7 ampul) dengan adrenalin 1:200.000
atau 1:100.000

 Gagal ginjal
Biasnya pasien gagal ginjal hipertensi juga  minum obat pengencer darah.
Perawatan: sehari setelah hemodialisis

 Mengkonsumsi obat pengencer darah


Vasokonstrikor  darahnya encer  menyebabkan bleeding berlebihan
EKSTRAKSI

Jenis Tang
 Tang Mahkota
Beaknya ada jarak (untuk membatasi tekanan agar mahkota tidak mudah pecah)

 Tang Radix
Beaknya menempel

 Tang Spesial
- Bayonet: M3 RA
- Frontal: M3 RB

Rahang Atas
-

Rahang Bawah
- Membentuk sudut 90’

Regio 1 Regio 2 Regio 3 Regio 4


Posisi Operator Posterior: 7-8 Posterior: 7-8 Posterior: 7-8 Posterior: 11-12
Anterior: 7-8 Anterior: 7-8 Anterior: 7-8 Anterior: 7-8

Cara Fiksasi Pinch Grasp Pinch Grasp Anterior: Pinch Pinch Grasp
Rahang Grasp
Posterior: Sling
Grasp
Posisi Pasien 45’ dari lantai 45’ dari lantai 10’ dari lantai 10’ dari lantai

Anterior: rotasi
Posterior bukal-lingual infinity

Elevator
Bein
Fungsi: untuk mengungkit
- Cekung dan ujungnya tumpul
- Pengungkitan membentuk sudut 45/90 terhadap akar gigi

Luxator
Fungsi: menginisiasi pelebaran soket/ membuat celah

- Datar dan ujungnya lancip/tajam


- Inisiasi sejajar aksis gigi

Bone File: untuk menghaluskan tulang yang tajam


Kuret: menghilangkan jaringan granulasi
Jaringan granulasi  mengganggu perlekatan jaringan sehingga mengganggu penyembuhan
Granulasi dihilangkan sampai keluar darah segar
Indikasi kuretase: kasus radix (gold standar kasus radix) karena sebelumnya gigi tsb pernah ada
infeksi

Komplikasi Ekstraksi
 Perdarahan
 Syok Sepsis
Bakteri menyebar ke tubuh (bakterimia)

 Syncope
Perbedaan dengan syok: tidak ada penurunan tekanan darah drastis, tidak ada urtikaria, tanda-
tanda vital normal,

Syncope: penurunan kesadaran tanpa karena kurang asupan 02 ke otak

Macam-macam syncope berdasarkan penyebab:


- Hipoglikemi (kurang gula  kurang energi  suplai o2 ke otak berkurang)
- Orthostatic hypotension (perubahan posisi secara tiba-tiba)
- Vasovagal (peningkatan denyut jantung karena takut, cemas)

Fase
 Pre-syncope
Masih sadar, pucat, pusing, mual, ngantuk,
Tatalaksana: tredelenberg, cek kesadaran
 Syncope
Kehilangan kesadaran
Tatalaksana
1) Hentikan perawatan
2) Posisikan pasien Tredelenberg
3) Cek kesadaran
4) Bebaskan jalan napas (Cek CAB)
5) Pantau tanda-tanda vital (evaluasi tiap 5 menit)
6) Siapkan O2, 4-5 liter
7) Kalau sudah sadar dikasih makanan/minuman manis untuk menjaga kesadaran

 Recovery
Sudah sadar

 OAC/OAF
membrane schneider (membrane yang melapisi sinus maksilaris) hilang

Nose blowing test


- Pasien diinstruksikan untuk menutup hidung dan bernapas lewat hidung
- Kaca mulut diletakkan di bawah soket
- Apabila ada embun pada kaca mulut maka positif

 Dry Socker/Alveolitis
Lisisnya fibrin yang disebabkan oleh bakteri, aktivitas plasmin yang berlebih
 Fraktur
 Parastesi
 Dislokasi TMJ

OBAT-OBATAN

ANTIBIOTIK
Amox: spektrum luas
Metro: spektrum luas tapi condong ke anaerob
Sefalosporin: gram positif (ada generasi2nya – makin tinggi generasinya makin condong ke gram
negatif)

Kenapa menggunakan amox?


- Lini pertama infeksi odontogenic
- Spektrum luas
- Satu2nya antibiotic yang mengindikasikan untuk gigi

Mekanisme Amox (Betta Lactam): Mencegah sintesis dinding sel bakteri

Resisten Amox:
Karena minum obat tidak tepat waktu sehingga bakteri belum mati, tapi dia malah mempelajari cara
kerja antibiotic.

Kalau sudah resisten amox, bakteri mengeluarkan zat beta lactamase (mengancurkan zat beta
lactam) sehingga amox tidak bisa bekerja dengan baik  ditambah asam klavulanat karena as.
Klavulanat menghambat beta lactamase

Dosis:
Amox ?

ANALGESIK
NSAID
 Selective (menghambat COX-2)
Cth: Celecoxib, meloxicam

 Non-Selective (menghambat COX-1 dan COX-2)


Cth: Asmef, dixlofenac, piroxicam

Kenapa kalau non selective bikin iritasi lambung?


Karena dia menghambat cox 1 dan 2, padahal cox 1 itu membentuk pelapis lambung. Jadi kalau
cox 1 dihambat, tidak terbentuk pelapis lambung sehingga mudah iritasi.

Cox 1: untuk keseimbangan jaringan (homeostasis)

NON- NSAID
 Ibuprofen
 Paracetamol
Kenapa menggunakan asmef?

Natrium diclofenac  untuk luka yang besar

Penyembuhan Luka
1. Hemostasis
Faktor I: Fibrinogen
Faktor II: Prothrombin
Faktor III: Thromboplastin
Faktor IV: Kalsium
Faktor V: Labile Factor (accelerator globulin)
Faktor VI: tidak diketahui
Faktor VII: stable factor
Factor VIII: anti-hemophilic factor
Factor IX: Christmas Factor
Factor X: Stuart-Prower Factor
Factor XI: Plasmathromboplastin Anti cedent
Factor XII: Hageman Factor
Factor XIII: Fibrin Stabilizing Factor

Penjendalan Darah
 Stage 1
Pembentukan prothrombin activator
Fungsi prothrombin activator: mengubah prothrombin menjadi thrombin

 Stage 2
Perubahan prothrombin menjadi thrombin oleh prothrombin activator

 Stage 3
Perubahan fibrinogen menjadi fibrin oleh thrombin

Benang-benang fibrin yang menutup pembuluh darah yang terluka

2. Inflamasi
5 tanda inflamasi
Fungsi inflamasi
- Melawan bakteri
- Menghilangkan debris-debris (sisa-sisa luka, sel2 yg mati)

3. Proliferasi
Fungsi: mengurangi ukuran luka dengan cara /menutup luka

Sel fibroblast  membentuk kolagen  kolagen akan menutup luka

4. Maturasi/Remodelling
Kolagen-kolagen sudah maturasi
Pertanyaan KOMPRE
1. Klasifikasi impaksi (drg Edwyn)
2. Cara anastesi bucalis longus (drg. Nia)
3. Pergerakan ortho ada berapa macam? Undermining dan Frontal Resorpsion (drg. Tita)

Anda mungkin juga menyukai