Anda di halaman 1dari 39

KOLIK

Dr. Hendra Sutapa SpU

Bag Bedah / SMF Urologi RSUD Ulin


Banjarmasin
PENANGANAN KOLIK TRAKTUS
URINARIUS
Pendahuluan
 Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang menyangkut fisik dan
emosi yang terjadi akibat ada sesuatu yang tidak normal di tubuh
seseorang
 Nyeri timbul akibat adanya rangsangan nosiseptor pada komponen
aparatus biomedik seperti otot, viscera, sendi, tendon, ligamen, dan
lain-lain
 Sesuai dengan konsep nyeri sebagai sistem sensori untuk melindungi
organ terhadap noxious dan kerusakan
 Nosiseptor adalah organ sensori khusus yang mampu memberikan
tanda impuls ke susuan saraf pusat.
 Nyeri akut daerah pinggang (lumbal atau flank) berupa kolik adalah
problem yang sering dijumpai di Instalasi Rawat Darurat atau Instalasi
Rawat Jalan  (15% - 20 %) dari seluruh kasus urologi yang datang
berobat
Definisi
 Kolik adalah nyeri yang bersifat hilang-timbul yang berasal dari organ
berongga (misal : ureter, usus) disebabkan meningkatnya peristaltik
organ yang bersangkutan, sebagian besar oleh karena adanya
obstruksi
 Kolik ureter :
 Nyeri hilang timbul
 Lokasi : daerah lumbal
 Berjalan kearah perut lateral tembus sampai ke depan
 Nyeri dapat menjalar sampai ke testis atau labium mayor
 Penyebab : tersering sumbatan batu
 Lokasi penyempitan ureter dapat ditemukan pada :
 Kaliks renalis
 UPJ (Uretero pelvic junction) – perubahan diameter Ø 10mm  2 –
3 mm
 Pelvic brim  Ureter berjalan di Anterior Vasa Iliaca
 Yang paling sempit : Uretero Vesical Junction
I.Ureter 1/3 proximal

II.Ureter 1/3 tengah


2
\
III.Ureter 1/3 distal

4
Patofisiologi Nyeri :
Aliran Urin
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke
kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan
meningkatkan aktivitas peacemakernya, yang
kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik
yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian
turun ke sepanjang ureter, dengan demikian
mendorong urin dari pelvis renalis ke arah
kadung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot
polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis.
Sistem Saraf
Simpatis
SSO
(Sistem Saraf
Otonom) Sistem Saraf
Parasimpatis
 SSO diaktifkan oleh pusat-pusat yang
terletak di :
 Medula Spinalis
 Batang Otak
 Hipotalamus
 Korteks serebri (khususnya di korteks limbik)
 Serat saraf
simpatis mensekresi
norepinefrin disebut serat
adrenergik.

 Serat saraf parasimpatis


mensekresi asetilkolin disebut serat
kolinergik.
Sistem Saraf Otonom
 Fungsi :
 Mengatur tekanan arteri
 Motilitas dan sekresi gastrointestinal
 Pengosongan kandung kemih
 Berkeringat
 Mengatur suhu tubuh
 dll.
 Obstruksi ureter  keluar neurotransmiter
(Norepinefrin)  Peristaltik ureter meningkat dan spasme otot
polos
 nyeri dari ureter  pleksus splankikus dan radiks dorsalis 
traktus lissauer dan kol.vert. dorsalis abu-abu.
Persilangan pendek lewat traktus spino thalamicus lateralis 

lemnikus medialis  talamus  cortex serebri berhubungan


dengan pusat vagus.
 Nyeri terus-menerus  hipotonus  paralisa otot-otot usus
halus  usus distensi

 Akibat dari obstruksi ureter  tekanan Ureteropelvis renalis


meningkat  kolik ginjal  sekresi prostaglandin meningkat 
meningkatkan aliran darah ginjal  diuresis meningkat  nyeri
bertambah.
 Akibat rangsangan saraf Simpatis :
 Kontraksi pembuluh darah  tensi naik
 Denyut nadi naik
 Keringat bertambah
 Inhibisi traktus digestivus :
- Kontraksi otot spinkter lambung
- Peristaltik usus menurun
Diagnosis
 Anamnesa  - nyeri daerah lumbal, abdomen kwadran
bawah, supra pubik, testis, penis, labium
mayor
- mual, muntah
 Pemeriksaan Fisik
- Nyeri ketok - sudut Kosto Vertebra
- Supra pubik
- Kuadran abdomen bawah
 Laboratorium: - Urine lengkap sedimen: Eritrosit (+)
(66 %)  patoghomonis:
- Darah lengkap
- Tes Fungsi Ginjal

 Radiologi : KUB, USG, IVP


Symptoms GU tracts
 Local & referred pain
 LOCAL : Involved organ:
 kidney (T10-12, L1)
 testicle
 REFERRED :
 From diseased organ:
 ureteral colic ipsilateral testicle (T11-12)
 Urologic organ (common nerve supply)
 GI
 Gynec.

18
                                                                                                  

Copyright © 2003, Elsevier Science (USA). All rights reserved. 19


KUB
USG
IVP
KOLIK URETER / GINJAL

Periksa :
Keadaan Umum

Status
UROLOGI
Darah lengkap
BUN, Kreatinin
Sedimen Urine
Foto Polos abdomen
USG

Kelainan urologi (+) IVP


setelah episode kolik
Terapi :

 Medikamentosa
 Minimal Invasif
 Kolik yang disebabkan oleh sumbatan batu
letaknya:
- sepertiga bawah : 75 %
- sepertiga atas : 15 %
- sepertiga tengah : 10 %

 Ukuran batu yang menyumbat : terbanyak Ø 2 mm

 < Ø 4 mm  90 % dapat keluar spontan


Ø 4 – 5 mm  50 % dapat keluar
Ø 6 mm  20 % dapat keluar
Batu > 10 mm  jarang dapat keluar spontan
Lokasi 2/3 atas ureter  jarang dapat keluar
spontan
 Medikamentosa

Golongan obat :
- Analgesik
* Non opioids
* Gol. Opioids
- Anti Spasmodik
= Parasimpatolitik
Golongan obat-obatan Analgesik
- Non opioid : - Aspirin
- Paracetamol
- NSAID

- Weak opioids : - Codein


- Dihydrocodeine
- Tramadol

- Strong opioids : - Morphine


- Diamorphine
- Pethidine
- Oxycodone
- Fentanyl
Non Opoid Analgesik : NSAID = Non Steroid Anti Inflamazory Drugs

Macam-macam:
- Proprionic ACD : - Ibuprofen
- Naproxen
- Fenoprofen

- Asetic Acid : - Indomethacin


- Tolmentin
- Sulindac
- Diclofenac
- Ketorolac

- Oxicams : - Piroxicam

- Fenemates : - Mefenamic Acid


- Meclofenamic Acid
Dosis :
- Ketorolac : 3 x 30-40 mg/hari - (cth: Toradol)
- Diclofenac : 2 x 75 mg/hari - (cth: Voltaren, Cataflam)
- Ketoprofen : 4 x 50 mg/hari - (cth: Profenid, Pronalges)
- Tramadol : 4 x 50-100 mg/hari - (cth: Tramadol)
Sediaan Obat :

- Kapsul
- Suposutoria
- Injeksi
Obstruksi ureter akut

prostaglandin

Vaso dilatasi ginjal Suspresi hormon anti diuretik

diuresis

Peningkatan tekanan pelvis renalis

Nyeri meningkat
Kerja Obat:
- Menghambat Enzim yang berperan dalam
sintesa prostaglandin yaitu
Cyclooxigenase dan lypoxygenase
- Juga mencegah pelepasan enzim lisosom
yang menjadi mediator kerusakan jaringan
pada reaksi inflamasi
Efek:
 Segera menghilangkan rasa nyeri
 Memperpendek masa terapi,
 Efek samping minimal
 Dapat mencegah kekambuhan rasa
nyeri
Anti Spasmodik : Parasimpatolitik

Macam obat-obatan:
- Hyosine-N-butyl bromide (cth: buscopan) 3 x 10 mg/hari
- Propantheline bromide (cth: probanthin) 3 x 15 mg/hari
- Papaverin HCL 3 x 40 mg/hari
Efek samping : - Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Konstipasi
- Palpitasi
- Retensi urine
- Hipotensi
Obstruksi ureter akut

Peningkatan tekanan pelvis renalis

Dilatasi pelvis renalis

Edema perirenal dan periureter

Kerusakan ginjal :
terjadi oleh karena iskhemia  infark /
nekrosis pada duktus koligentes dan
tubulus proksimalis

Anda mungkin juga menyukai