Anda di halaman 1dari 24

Effort never betrays us!

God bless

RESUME IPM GENITOURINARIA


Kasus SL: Ruptur uretra, BPH, batu ureter, sistitis rekuren, nefrothiliasis, gonoroe

*Pesan dr Yoseph untuk IPM:


alat tensi dikeluarkan dari nampan pink, taruh tempat yg datar yaa
Kasus Ruptur uretra (3B)
Skenario Pasien datang dengan keluhan ada darah di alat genitalnya
Anamnesis RPS
- BAK nyeri, pipis dikit2 ada darah
- Riwayat trauma  jatuh
Ruptur uretra ada 3:
 Ruptur uretra posterior  tidak bisa miksi, kerusakan organ ganda
 Ruptur uretra anterior  hematoma atau bengkak di daerah skrotum,
bisa juga bengkak di perineum dan batang penis (hematoma kupu-
kupu)
 Pata tulang panggul (os pubis/simpisis pubis)  kerusakan oragan
ganda
RPK
RPD
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan, bro!
Fisik Keadaan umum
Vital sign
Px head to toe
Px nyeri ketok sudut costovertebra
Px nyeri suprapubik
Px genital eksterna:
 Inspeksi: bengkak? Merah? Luka? Penis tegang?
 Palpasi: nyeri tekan? Teraba keras? Skrotum normal/tdk (ukuran, bentuk,
konsistensi)? (ada hematoma sekitar penis dan skrotum)
Px Rectal Touche  suruh buang air kecil dulu
Periksa:
 Prostat : Nilailah ketiga lobus prostate, fisura mediana, permukaan
prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis, keras, lembut,
fluktuan), bentuk (bulat, datar), ukuran (normal, hyperplasia, atropi),
sensitivitas dan mobilitas.
 Vesikula seminalis : Normalnya tidak teraba, apabila terdapat kelainan
akan teraba pada superior prostate di sekitar garis tengah. Nilailah
distensi, sensitivitas, ukuran, konsistensi, indurasi dan nodul.
 Uterus dan adneksa : Periksa dan nilai kavum Douglas padaforniks
posterior vagina.
 Setelah selesai, keluarkan jari telunjuk dari rectum, perhatikan apakah
pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.
Colok dubur pada pasien dengan patah tulang panggul dan persangkaan ruptur
uretra, didapatkan massa lunak yang menonjol ke dalam rektum yang
disebabkan kumpulan darah rongga panggul. Selain itu prostat didapatkan
tidak berada di tempatnya semula, prostat pindah ke atas (melayang).
Pemeriksaan Bisa: (Tidak terlalu diperlukan, karena dari klinis sudah bisa terdiagnosis)
Penunjang - pembuatan uretrogram retrogad (pada ruptur uretra terjadi ekstravasasi
cairan kontras)
- Uretrografi
Diagnosis Ruptur uretra anterior/posterior
Klinis
Effort never betrays us! God bless

DDx Ruptur vesica urinari/buli-buli

Tatalaksana  Suruh rawat inap


 Perdarahan diatasi dengan pemasangan infus dan pemberian cairan
elektrolit atau darah, tergantung derajat perdarahan yang ditemui
 Pembedahan darurat
 Pada ruptur uretra selalu dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran
urin (diversion)
 PER (Primary Endoscopy Realignment), selanjutnya dipasang kateter
16Fr selama 2 minggu
 Bila PER tidak berhasil, dilakukan sachse atau end to end anastomose 4-6
bulan sesudah trauma
 Kateter sistostomi diganti tiap 2 minggu, sampai dkerjakan operasi
 definitive (lihat juga tata laksana striktur uretra)
 Rujuk ke spesialis urologi /bedah
Catatan: tidak dibenarkan dilakukan kateterisasi pada prasangka rupture
uretra.
Edukasi -

Skenario ISK bawah: sistitis akut&kronik + uretritis 4a


Riwayat Susah BAK, Sakit saat kencing (disuria terminal), sering kencing malam hari
Penyakit (nocturia), tidak nyaman/ anyang-anyangen (polakisuria), nyeri di bagian
Sekarang pinggang (nyeri suprapubic)
Akut < 2 minggu, kronik> 2 minggu
Dalam 1 jam 3-5 kali BAK
Sakit tidak nyaman
Keluhan Demam
Tambahan
Riwayat Pernah kencing batu (Urilithiasis)
Penyakit Diabetes Melitus
Dahulu Hygiene buruk, Kebiasaan menahan kencing
Hasil 38,50C
Pemeriksaan 100 x/ menit reguler
Fisik 120/80 mmHg
 Suhu 20 x/ menit
 HR Keadaan umum tampak lemah
 TD (Abdomen)  tanda peradangan 9 regio abdomen ? nyeri tekan Suprapubic
 RR ?  DBN
 Inspeksi & (Vaginal)  tanda peradangan Labia mayor & minor ? Vulva ? OUE ? Sekret ?
Palpasi  DBN
Nyeri tekan limfonodi inguinal ??
Nyeri ketok ginjal  Positif
Hasil Darah rutin: leukositosis
Pemeriksaan Px urin: protein +++, bakteri >103 perlapang pandang
Penunjang Kultus urin  indikasi : bila kronik atau kambuh-kambuhan
Tatalaksana R/ trimthoprim tab 160 mg No. VII
S.2dd. tab 1 (dihabiskan)
DAN
R/ sulfamethoxazole tab 800 mg No.VI
S.2dd. tab 1 (habiskan)
Kalo demam 
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XV
Effort never betrays us! God bless

S.prn. tab 1. (Bila demam)


Edukasi Minum air putih minimal 2 liter/ hari  bila fungsi ginjal normal
Menjaga hygienitas genital dan lingkungan
Jangan membiasakan untuk menahan BAK
Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan
Kepatuhan minum antibiotik

Kasus Batu saluran kemih 3A


Skenario Pasien datang dengan keluhan nyeri saat berkemih
Anamnesis - Rasa nyeri saat buang air kecil.
- Darah dalam urine.
- Urine terlihat lebih pekat dan gelap.
- Kesulitan buang air kecil.
- Keinginan buang air kecil semakin sering.
- Buang air kecil tidak lancar atau tersendat-sendat
- Perut bagian bawah terasa nyeri.
- Penis terasa tidak nyaman atau sakit.
Pemeriksaan - Memeriksa bagian perut bawah untuk melihat apakah kandung kemih
Fisik membesar.
- Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan nyeri ketok pada daerah kosto-
vertebra yang menandakan sudah hidronefrosis. Jika terdapat demam
kemungkinan sudah menjadi infeksi.
Pemeriksaan - Spiral CT Scan. Dianggap sebagai tes paling tajam untuk mendeteksi batu
Penunjang kandung kemih. Spiral CT Scan bisa mendeteksi berbagai jenis batu
kandung kemih dengan ukuran kecil sekalipun.
- Pencitraan Sinar-X. Menggunakan bantuan sinar-X untuk memeriksa
kandung kemih memang bisa mendeteksi batu kandung kemih, namun
beberapa tipe batu tidak dapat dideteksi oleh sinar-X. Pencitraan sinar-X
juga bisa dikombinasikan dengan pemeriksaan pyelogram intravena, yang
menggunakan suntikan senyawa kontras ke urat nadi. Zat kontras
akan mengalir ke ginjal, ureter, serta kandung kemih. Zat ini memberi
warna pada saluran urine agar bisa terlihat saat pencitraan sinar-X.
- Analisis urine. memeriksa jumlah kandungan darah, bakteri dan mineral
yang mengkristal. Pemeriksaan urine juga dapat membantu mendeteksi
infeksi saluran kemih yang bia menjadi penyebab batu kandung kemih.
- Ultrasound. Tes dengan memanfaatkan gelombang suara ini juga bisa
membantu dokter mengetahui posisi batu kandung kemih
Diagnosis Tergantung batunya dimana ya
Klinis
DDx - Apendisitis akut
- Karsinoma epidermoid
Tatalaksana 1. Opioid analgesik, berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri. Dapat digunakan
kombinasi obat (seperti oxycodone dan acetaminophen) untuk
menghilangkan rasa nyeri sedang sampai berat. Hanya jika diperlukan (prn=
pro re nata)
 Morphine sulphate 2-5 mg IV setiap 15 menit jika diperlukan (jika RR<16
x/menit dan sistolik < 100 mmHg), atau
 Oxycodone dan acetaminophen 1-2 tablet/kapsul PO setiap 4-6 jam jika
diperlukan, atau
 Hydrocodone dan acetaminophen 1-2 tablet/kapsul PO setiap 4-6 jam jika
diperlukan.
Effort never betrays us! God bless

2. Obat antiinflamasi non-steroid, bekerja dengan menghambat aktivitas COX


yang bertanggung jawab dalam sintesis prostaglandin (PGD) sebagai
mediator nyeri. Bermanfaat dalam mengatasi kolik ginjal.
 Ketorolac 30 mg IV (15 mg jika usia >65 tahun, gangguan fungsi ginjal atau
BB <50 kg) diikuti dosis 15 mg IV setiap 6 jam jika diperlukan. Dianjurkan
untuk tidak digunakan melebihi 5 hari karena kemungkinan tukak
lambung.
 Ibuprofen 600-800 mg PO setiap 8 jam.
3. Kortikosteroid, merupakan agen antiinflamatorik yang dapat menekan
peradangan di ureter. Juga memiliki efek imunosupresif.
 Prednisone 10 mg PO dua kali sehari. Penggunaan prednisone dibatasi
tidak boleh melebihi 5-10 hari.
4. Calcium channel blockers, merupakan obat yang mengganggu konduksi ion
Ca2+ pada kanal kalsium sehingga menghambat kontraksi otot polos.
 Nifedipine 30 mg/hari PO extended release cap
5. Alpha blocker, merupakan antagonis dari reseptor α1-adrenergic. Dalam
keadaan normal reseptor α1-adrenergic merupakan bagian dari protein
berpasangan protein G (G protein-coupled receptor). Protein ini berfungsi
dalam signaling dan aktivasi protein kinase C yang memfosforilasi berbagai
protein lainnya. Salah satu efeknya adalah konstriksi otot polos; dengan
adanya alpha blockers maka konstriksi otot polos (pada saluran kemih)
tersebut dihambat.
 Tamsulosine 0.4 mg tablet PO setiap hari selama 10 hari. Tamsulosin
merupakan alpha-1 blocker yang digunakan untuk memudahkan
keluarnya batu saluran kemih.
 Terazosin 4 mg PO setiap hari selama 10 hari.
6. Obat urikosurik, merupakan obat yang menghambat nefropati dan
pembentukan kalkulus oksalat.
 Allopurinol 100-300 mg PO setiap hari. Allopurinol merupakan obat yang
menghambat enzim xantin oksidase, suatu enzim yang mengubah
hipoxantin menjadi asam urat.
7. Agen alkalis
 Potassium citrate 30-90 mEq/hari PO dibagi menjadi 3-4 kali sehari,
dimakan bersama makanan.
8. Diuretic
Thiazide, hidroklorothiazide 25-50 mg perhari.
Edukasi  Minum air putih minimal 3 liter perhari, sehingga kencingnya 2-3 liter
 Mengurangi konsumsi garam
 Mengurangi konsumsi protein hewani
 Mengurangi makanan yang mengandung banyak asam oksalat dan asam urat
 Banyak minum jus buah segar

Kasus Fimosis (4A)


Skenario Pasien datang dengan keluhan sakit saat BAK
Anamnesis *Preputium tdk dapat diretraksi ke corona glandis*
RPS
- Sakit saat BAK
- Pancaran urin mengecil
- Penis membesar dan menggelembung
- Retensi urin
- Ujung preputium menggelembung saat miksi yg kemudian menghilang saat
berkemih
Effort never betrays us! God bless

- Kulit penis tak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan
- Iritasi pada penis
- Demam
Lifestyle
- Higiene yg kurang bersih
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bos!
fisik KU: kompos mentis
Vital Sign
- TD : dbn
- HR : dbn
- RR : dbn
- T : dbn
Head to toe: perhatikan tanda anemis, sianosis, inflamasi
Px Fisik Genitalia
- Preputium sempit
- Tidak bisa diretraksi
- Tampak kemerahan
- Eritema dan udem pd preputium dan glans penis
- Timbunan smegma pd sakus preputium
Pemeriksaan  Darah lengkap
penunjang  USG penis
 Kadar TSH
Diagnosis Fimosis
Dd Parafimosis, Balantis, Angioedema, Striktur uretra
Tatalaksana Nonfarmako  sirkumsisi
Farmako
- Salep kortikoid (0,05-0,1%) 2x1/hari selama 20-30 hari
- Bila disertai balantis xerotika obliterans
Salep deksametasone 0,1% 3-4x
Edukasi - Menjaga personal hygiene
- Tidak mencuci penis dengan banyak sabun
- Jangan melakukan retraksi yg dipaksakan karena dapat menimbulkan luka
dan terbentuk sikatriks pd ujung preputium shg menimbulkan fimosis
sekunder

Kasus Pielonefritis tanpa komplikasi / 4A


- pielonefritis : reaksi inflamasi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal
- infeksi ini berasal dari saluran kemih bawah yang naik ke ginjal melalui
ureter
Anamnesis - kedinginan
- demam
- mual
- muntah
- sering dan terasa sakit saat buang air kecil
- nyeri pada bagian belakang dan pangkal paha
Pemeriksaan - KU
fisik Inspeksi
- dilihat perbesaran abdomen bagian atas
- ekspresi wajah
- pasien tampak menggigil
- pasien memegang area pinggang atau abdomen
- tidak bisa menahan buang air kecil
Effort never betrays us! God bless

Palpasi
- Palpasi ginjal bimanual dengan memakai dua tangan
- terdapat nyeri pinggang dan perut
- pembengkakan ginjal
- dahi dan kulit tubuh terasa panas
Perkusi
- ketokan pada sudut kosto vertebra : tenderness
Auskultasi
- suara usus melemah : ileus paralitik
- Ginjal
1. pemeriksaan ginjal : mengetahui adanya pembesaran pada pinggang atau
abdomen atas dan ada tidaknya nyeri tekan
2. pemeriksaan buli-buli : benjolan / massa atau jaringan parut bekas operasi
di suprasimfisis
3. genitalia eksterna : kelainan penis atau uretra (mikropenis, makropenis,
hipospadia, korda, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna)
4. neurologi : mencari kelainan neurologik yang mengakibatkan kelainan
sistem urogenitalia seperti lesi saraf perifer

Pemeriksaan - urinalisis : identifikasi proteinuria, leukosituria, bakteri


penunjang - darah
- CT : membedakan tumor dari pielonefritis lesi ginjal
- ultrasound : deteksi perubahan dalam pelvis renalis (ekstensi), perubahan
jaringan ginjal
- kultur urin
Diagnosis Pielonefritis tanpa komplikasi
Dd - apendisitis
- kolesistisis
- nefrolitiasis
Tatalaksana - antibiotik ampisilin 4 x 500 mg selama 5hari setelah 4 minggu – 6 minggu
lakukan pemeriksaan urin ulang
- jika ada penyumbatan rujuk ke RS
Edukasi - minum banyak air putih, jangan alkohol
- jangan menahan air kecil untuk waktu lama
- sebelum dan sesudah seks buang air kecil
- minum obat harus teratur dan sesuai anjuran dokter
- jangan konsumsi obat herbal

Kasus Salpingitis / 4A
- inflamasi tuba falopi
- dibagi menjadi 2 :
1. akut : infeksi tuba falopi yang dapat gonorea / piogenik
2. kronis : stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium sub akut. Terbagi 4 tipe
: piosalping, hidrosalping, salpingitis interstitialis kronis atau salpingitis
ismika nodosa
Anamnesis - kasus ringan bisanya tidak ada gejala dan muncul setelah periode menstruasi
- suhu tubuh tinggi
- nyeri kiri dan kanan diperut bagian bawah jika ditekan
- mual muntah
- nyeri menstruasi dan coitus
- dismenorea
- sering buang air kecil
Effort never betrays us! God bless

- demam
FAKTOR RISIKO
- wanita yang tidak menikah
- hubungan seks usia muda dan punya lebih dari satu pasangan
- prosedur pembedahan melewati serviks : endometrial biopsi curettage,
histeroskopi
- pemberian antibiotik lokal, ovulasi, menstruasi, PMS
- kontraksi uterus
Pemeriksaan - inspeksi : secret purulen di ostium serviks
fisik - Toucher : nyeri jika portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, ada
penebalan dari tuba (tuba yang sehat tidak dapat diraba)
PX UMUM
- suhu meningkat
-TD normal
- denyut nadi cepat
PX ABDOMEN
- nyeri perut bawah
- nyeri lepas
- rigiditas otot
- bising usus menurun
- distensi abdomen
Pemeriksaan Px. Lab
penunjang - hitung darah lengkap dan apusan darah : leukosit meningkat
- urinalisis : normal
-USG : evaluasi kemungkinan TOA
- HSG : diagnosis salpingitis ismika nodosa
Diagnosis salpingitis
Dd - kehamilan ektopik
- adneksa tuba fallopi
- apendisitis akut
Tatalaksana - gejala ringan
Cefoxitin 2 g im single dose + probenecid 1 g oral single dose + doxycycline
100 mg 2x1 selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg oral 2x1
selama 14 hari
- gejala berat
Cefoxitin 2 g iv selama 6 jam + doxycyline 100 mg oral atau iv setiap 12 jam
- tirah baring : pengangkatan AKDR setelah terapi antimikroba diberikan,
lalu evaluasi dalam waktu 48-72 jam
Edukasi - menjaga kebersihan area kelamin
- cara membersihkan kelamin setelah buang air kecil
- kunjungan ulang 2-3 hari
- kurangi penggunaan IUD bila pasien menderita klamidia dan gonorea

Kasus Parafimosis (4A)


Skenario Pasien datang dengan nyeri pada penis
Anamnesis *Preputium tdk dapat diretraksi kembali ke kondisi semula*
RPS
- Pembengkakan pd penis
- Nyeri pd penis
Faktor Resiko
- Penarikan berlebihan kulit preputium yg blm disirkumsisi misalnya pd
pemasangan kateter
Effort never betrays us! God bless

Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bos!


fisik KU: kompos mentis
Vital Sign
- TD : dbn
- HR : dbn
- RR : dbn
- T : dbn
Head to toe: perhatikan tanda anemis, sianosis, inflamasi
Px Fisik Genitalia
- Preputium tidak dapat kembali ke posisi semula
- Tampak kemerahan
- Eritema dan udem pada glands penis
Pemeriksaan  Darah lengkap
penunjang  USG penis
 Kadar TSH
Diagnosis Parafimosis
Dd Fimosis, Balantis, Angioedema, Striktur uretra
Tatalaksana Nonfarmako
- Pemijatan glands 3-5 menit  edema berkurang, preputium kembali ke
tempatnya
- Tidak berhasil? Sirkumsisi
Edukasi - Setelah penanganan kedaruratan disarankan utk dilakukan tindakan
sirkumsisi karena kondisi parafimosis tsb dpt berulang

Kasus Kondiloma Akuminata (4A)


Skenario Pasien datang dengan keluhan adanya massa pd alat kelamin
Anamnesis RPS
- Massa/bintil kecil warna abu-abu, merah muda, agak kemerahan pada
alat kelamin
- Panas disekitar alat kelamin
RPD
- Riwayat IMS: kondiloma akuminata, servisitis, herpes genitalis
- Penderita HIV
- Penyakit non IMS: yg dpt menurunkan sistem kekebalan tubuh/
imunosupresif
Lifesyle
- Merokok
- Konsumsi alkohol
- Seksual aktif
- Hygiene yg tidak bersih
*jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, dispaurenia*
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bos!
fisik KU: kompos mentis
Vital Sign
- TD : dbn
- HR : dbn
- RR : dbn
- T : dbn
Head to toe: perhatikan tanda anemis, sianosis, inflamasi
Px Fisik Genitalia
- Diskrit
- Papiler
Effort never betrays us! God bless

- Eritema
- Tampak lesi
Pemeriksaan  Darah lengkap
penunjang  Acetowhitening (tes asam asetat)
 Dermatopatologi (biopsi)
 Histopatologi: gambaran papilomatorisis, akantosis, rete ridges yg
memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pd sitoplasma
Diagnosis Kondiloma Akuminata
Dd Veruka vulgaris, Karsinoma sel skuamosa, Moluskum kontagiosum
Tatalaksana Nonfarmako
- Tingtur podofilin 15-25%
- Podofilotoksin 0.5 %
- Krim 5-Fuorourasil 1-5 %
- Bedah Skalpel (eksisi)
- Bedah listrik (elektrokauterisasi)
- Bedah beku (N2 N2O dan sebagainya)
Edukasi - Menghindari kontak fisik dg pasangan seksual yg terinfeksi
- Anjurkan penggunaan kondom
- Menghentikan aktivitas seksual selama pengobatan
- Hubungan seksual monogamy dengan individu yang sehat
- Memeriksakan diri secara teratur termasuk pula memeriksakan
pasangan seksualnya
- Pap smear secara teratur pada wanita usia > 18 tahun (Pap smear, utk
deteksi dini perubahan tingkat seluler meliputi papillomatosis, akantosis,
abnormalitas koilosistik, kelainan nukleus)
- Pemeriksaan HIV-AIDS
- Menjaga hygiene (pakaian, handuk, dll)

Kasus Abses folikel rambut / kelenjar sebasea (4A)


Skenario Pasien datang dengan keluhan rambut di pubisnya ada nanahnya.
Anamnesis RPS : Nyeri perut bagian bawah, mual dan muntah, ada demam.
RPD : -
RPK : -
Obgyn :
Lifestyle : kerja sebagai tukang, mandi sekali sehari.
Pemeriksaan Cuci tangan
fisik Vital sign
KU : demam
UKK : folikelitis, furunkel atau karbunkel, akne vulgaris (plis pelajari lagi ya
 jangan lupakan masalalu)
-Folikelitis : gatal, agak nyeri tp ga nyeri2 banget (kayak tergaruk)
UKK : papul atau ustul yang erimatosa yang dan di tengahnya terdapat
rambut dan biasanya multipel serta adanya krusta di sekitar inflamasi
- Furunkel : radang folikel rambut
- karbunkel : kumpulan furunkel
*sisanya cari sendiri, supaya anda belajar*
Pemeriksaan - Pemeriksaan dari apusan cairan secret dari dasar lesi dengan
penunjang pewarnaan gram.
- Pemeriksaan darah rutin  lekositosis (kadang)
Diagnosis Abses folikel rambut, furunkel atau karbunkel (pioderma)
Diagnosis Ektima, mililaria, ....... isi sndiri ya 
Banding
Effort never betrays us! God bless

Terapi R/ Eritromicin tab 500 mg No XXVIII


s.4.dd tab I
R/ Cream mupirocin 2% tube No I
s. 3 dd tab 1
Edukasi - Menjaga higiene tubuh terutama daerah kemaluan
- Jangan lembab, jangan dibedak, jangan digaruk
- Obatnya dipakai teratur.
- Jika tidak membaik kembali ke dokter

Kasus Prostatitis (3A) merupakan radang pada kelenjar prostat.


Anamnesis Prostatitis akut :
 Rasa tidak nyaman pada perineum dan suprapubik, malaise, demam, disuria,
hematuria, spasme oto uretra hingga retensi urine, tenesmus ani dan sulit buang
air besar hingga obstipasi.
 Urin: Terasa tertahan, urgensi, obtruksi, iritasi.
 Sistemik: Demam, malaise, atralgia, mialgia, nyeri suprapubik yang hebat,
nausea, emesis, tanda-tanda sepsis.

Prostatitis kronis :
 Merupakan Persisten bacterial prostatitis lebih dari 3 bulan.
 Gejala ringan, intermiten, kadang kala menetap berupa rasa tidak nyaman pada
perineum bagian bawah.
 Gejala iritatif : Nyeri pada testis, punggung, atau perineum. Infeksi saluran
kemih yang rekuren. Epididimitis, nyeri pada bagian penis distal.

Pemeriksaan Prostatitis akut :


Fisik  Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran prostat dengan konsistensi
kenyal, serta nyeri tekan serta fluktuasi jika ada abses.
Prostatitis kronis
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan perabaan prostat kenyal berupa nodus, serta
terdapat sedikit nyeri tekan.
Pemeriksaan - Darah lengkap
Penunjang - Kultur urin pancar tengah (mid stream)
- Pengecatan gram
- PSA (Prostate Spesific Antigen) Level
Diagnosis prostatitis
Klinis
DDx - Akut Sistitis
- Abses Prostatitis
- BPH

Tatalaksana Pemberian maksimal antibiotic untuk prostatitis bacterial akut, selama 6 minggu.
Prostatitis Akut
Sakit ringan-sedang
R/ Trimethoprim tab mg 160 No. XX
S 2 dd tab I (habiskan)
R/ Zulfamethoxazole tab mg 800 No XX
S 2 dd tab I (habiskan)
R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No XX
S 2 dd tab I (habiskan)
Sakit sedang-berat
R/ Ampicilin 2 g IV (setiap 6 jam) + Gentamicin 5 mg/KgBB/hari atau 1.5
mg/KgBB/8 jam sampai pasien tidak demam lagi.
Effort never betrays us! God bless

Prostatitis Kronis
First line
R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No XX
S 2 dd tab I (habiskan)

R/ Levofloxacine tab mg 500 No XX


S 2 dd tab I (habiskan)

R/ Trimethoprim tab mg 160 No. XX


S 2 dd tab I (habiskan)

R/ Zulfamethoxazole tab mg 800 No XX


S 2 dd tab I (habiskan)

Second line
R/ Doxycycline tab mg 100 No XX
S 2 dd tab I (habiskan)

R/ Azithromycin tab mg 500 No XX


S 2 dd tab I (habiskan)
Edukasi Rujuk ke Sp. Urologi untuk dilakukan monitoring radiologi jika terjadi abses.
Minum obat teratur, harus dihabiskan, apabila tidak ada perbaikan bisa kembali
lagi untuk kontrol.

Kasus Glomerulonefritis akut / 3A


- peradangan glomerulus secara mendadak pada kedua ginjal
- terjadi karena pengendapan kompleks antigen antibodi di kailer
glomerulus yang terbentuk 7-10 hari setelah infeksi faring atau kulit oleh
streptokokus
- lebih sering terjadi pada laki – laki 2 : 1 pada usia 6-10 tahun
Anamnesis - onsetnya akut <7 hari
- edema paling sering di palpebra saat bangun pagi, disusul tungkai,
abdomen, genitalia
- indikasi pertama : perdarahan hidung hebat dan mendadak, stroke,
konvulsi
- kaki bengkak malam hari
- BB turun
- kekuatan peningkatan peka rangsang dan nokturia
- sakit kepala, pening
- gangguan pencernaan
- hematuria
- urin berbusa
- hipertensi
Pemeriksaan - abdomen : nyeri ketuk kostovertebra
Fisik
Pemeriksaan - tes urin : hematuria, proteinuria, kreatinin, urea meningkat
Penunjang - tes darah : kreatinin dan urea nitrogen dalam darah meningkat
- imaging : ginjal terlihat kecil karena jaringan parut
- biopsi ginjal : mengecilnya bagian korteks ginjal
Diagnosis Glomerulonefritis akut
Klinis
Effort never betrays us! God bless

DDx glomerulonefritis kronik


lupus nefritis
Tatalaksana - Istirahat total 3-4 minggu
- eritromisin 30mg/kgBB/hari
- eritromisin 500 mg untuk 10 hari
- untuk TD tinggi beri diuretik furosemid 1x40 mg
Edukasi - beri makanan rendah protein (1-2 gr/kgBB/hari) dan rendah garam (1-2
gr/ hari)
- pemantauan tekanan darah dan pemeriksaan urin dengan iterval 4-6
minggu untuk 6 bulan pertama kemudian 3-6 bulan sampai hematuria dan
proteinuria hilang dan tekanan darah normal selama 1 tahun
- pengobatan hipertensi, pengendalian gula darah
- berhenti merokok
- rajin aktivitas fisik
- pengendalian BB

Kasus Glomerulonefritis kronik / 3A


- peradangan dari sel glomerulus sehingga terjadi kerusakan glomeruli dan
kemunduran fungsi ginjal selama bertahun- tahun
- dapat terjadi karena glomerulonefritis akut yang tidak membaik
- dapat disertai hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria ringan
Anamnesis Kardiovaskuler :
- hipertesi
- pembesaran vena leher
- pitting edema
- edema periorbital
- friction rub pericardial / bising gesek yang terjadi karena kantong berisi
cairan membengkak
Pulmoner
- nafas dangkal
- krekels / ronki basah
- kusmaul / pernapasan dalam dan berat
- sputum kental dan liat
Gastrointestinal
- konstipasi / diare
- anoreksia, mual, muntah
- nafas berbau amonia
- perdarahan saluran GI
- ulserasi dan perdarahan mulut
Muskuloskeletal
- kehilangan kekuatan otot
- kram otot
- fraktur tulang
Integumen
- kulit kering, bersisik
- warna kulit abu mengkilat
- kuku tipis dan rapuh
- rambut tipis dan kasar
- pruritus
- ekimosis
Reproduksi
- atrofi testis
- amenore
Effort never betrays us! God bless

Pemeriksaan Pemeriksaan abdomen : nyeri ketuk kostovertebra


Fisik
Pemeriksaan - tes urin : hematuria, proteinuria, kreatinin urea meningkat
Penunjang - tes darah : kreatinin dan urea nitrogen dalam darah meningkat
- imaging : ginjal mengecil karena jaringan arut
- biopsi ginjal : mengecilnya korteks ginjal
Diagnosis Glomerulonefritis kronik
Klinis
DDx glomerulonefritis akut
lupus nefritis
Tatalaksana - Istirahat total 3-4 minggu
- eritromisin 30mg/kgBB/hari
- eritromisin 500 mg untuk 10 hari
- untuk TD tinggi beri diuretik furosemid 1x40 mg
- dialisis
Edukasi - beri makanan rendah protein (1-2 gr/kgBB/hari) dan rendah garam (1-2 gr/
hari)
- pengobatan hipertensi, pengendalian gula darah
- berhenti merokok
- rajin aktivitas fisik
- pengendalian BB

Kasus Abses Tubo Ovarium 3A


Skenario Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
Anamnesis RPS : Nyeri perut bagian bawah, mual dan muntah, ada demam.
RPD : dulu pernah kena infeksi panggul
RPK : -
Obgyn : dewasa muda, paritas rendah, mens terakhir +- 2 minggu lalu,
Lifestyle : baik
Pemeriksaan Cuci tangan
fisik Vital sign
KU : tampak lemas, kesakitan
Px Abdomen :
Palpasi  nyeri tekan abdomen kuadran kanan bawah
Px bimanual :
Nyeri gerak portio, teraba massa kistik pada arametrium yang ikut bergerak
pada pergerakan serviks, kavum Douglasi menonjol (jika abses pecah), nyeri
tekan uterus dan nyeri pada ovarium.
(pada abses yang pecah) bisa mengakibatkan syok septik dengan tanda :
demam (kadang hipotermi), menggigil, takikardi, disorientasi, hipotensi,
takipneu dan oliguria.

Kriteria mayor :
- Perut bagian bawah tegang
- Massa unilateral/bi dengan adneksa tegang
- Pergerakan serviks tegang
Kriteria minor :
- Suhu >38,3 derajat
- Abnormal serviks atau vaginal discharge
- Eritrosit sedimen dan C reaktif protein
- Hasil lab infeksi serviks oleh N Gonorea dan C trachomatis
Effort never betrays us! God bless

Pemeriksaan USG  gambaran massa di adneksa, terdapat gambaran pembentukan


penunjang kantung-kantung pus.
Foto Abdomen  dilakukan bila ada tanda-tanda ileus dan atau curiga adanya
massa di adneksa
Darah  lekositosis.
Diagnosis Abses Tubo Ovarium
Diagnosis TOA utuh , asimptomatik : KET (Kehamilan Ektopik Terganggu), miomauteri.
Banding TOA utuh, simptomatik : perforasi apendiks, kista atau ovarii
Terapi Pada abses yang asimptomatik dan tak ruptur :
Antibitik :
R/Ampicilin tab 500 mg No. XXVIII
S.0.6.h tab I (habiskan)
Pada abses yang ruptur dan simptomatik, sebaiknya langsung rujuk.
Edukasi - Rujuk SpOG
- Tidak membaik setelah minum obat  pembedahan

Kasus Kista dan abses kelenjar bartolini 3A


Skenario Pasien wanita datang dengan keluhan ada benjolan dan nyeri di kemaluan
Anamnesis RPS : ada benjolan di kemaluan dan tanpak berisi air/nanah (bukan padat
gitu), nyeri, panas, membesar. Nyeri panggul saat berhubungan seksual.
Berawal dari saluran tersumbat  kista  terinfeksi bakteri  abses.
RPD : -
RPK : -
Obgyn : -
Lifestyle : baik.
Pemeriksaan Cuci tangan
fisik Vital sign
KU : tampak lemas, kesakitan, sulit berjalan, demam.
Px bimanual :
Inspeksi : tampak ada benjolan nanah di labia mayora/minora unilateral posisi
jam 4 dan 8, berwarna kemerahan dan fluktuasi dengan kulit mengkilat
Palpasi : nyeri sentuh, terkesn pembentukan abses.
Pemeriksaan - Pemeriksaan kultur nanah (utk tau mikroorganisme penyebabnya)
penunjang - Biopsi  jika dicurigai ada tanda-tanda keganasan
Diagnosis Kista atau abses bartolini
Diagnosis Lesi Vulva : kista sebaseus, lipom, endometriosis.
Banding Lesi Vagina : kista inklusi vagina, adenosis, endometriosis.
Terapi Jika pada pemeriksaan kultur cairan kista ada bakterinya  beri antibiotik
R/ amiksisilin tab 500 mg No XXI
s.0.8.h tab I (habiskan)
Sarankan untuk insisi atau drainase abses
Antipiretik (jika demam)
R/ paracetamol tab 500 mg No XX
s.p.r.n.3dd tab 1 (jika demam)
Edukasi - Menjaga kebersihan area genital
- Jangan berhubungan dulu sampai benar-benar sembuh
- Tambahkan sendiri ya 

Kasus CORPUS ALIENUM VAGINAE 3a


Adanya benda asing yg ketinggalan di vagina -_-
Skenario Pasien datang dengan keluhan nyeri di kemaluan.
Effort never betrays us! God bless

Anamnesis RPS
 Leukorea, nyeri, perasaan tidak nyaman
 Nyeri jika benda asing melebihi diameter introitus (pembukaan vagina)
 Vaginal discharge
 Perdarahan
 Disuria
 Pelvic pressure
 Kemerahan kulit, rash vagina
 Dinding vagina membengkak
RPD
 Tanya dengan halus tp mengarah dia gangguan jiwa gak? Seperti
memasukkan benda asing ke dalam vagina?
 Riwayat pemerkosaan?  sexual abuse  apa yg ketinggalan di vagina?
Cangkul?
Pemeriksaan Cuci tangan shay!
Fisik  KU, Vital sign
 Px ginekologi : Inspeksi, palpasi  ditemukan corpus allienum, bau,
leukorea.
Pemeriksaan Abdominal X-ray
Penunjang
Diagnosis Corpus Alienum Vaginae
Dd Vulvitis, vaginitis
Tatalaksana Jika benda asing kecil  keluarkan saat px fisik, di irigasi saline dengan posisi
supine lalu keluarin deh
Jika benda asing cukup besar & korosif  jangan lupa di anastesi & beri
antibiotic profilaksis
Edukasi Puasa ena-ena
Jangan masukin benda asing lg ke vagina

Kasus KISTA GARTNER 3a


Skenario Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan di dinding vagina.
Anamnesis RPS
• Asimptomatik
• Jika ukuran membesar akan bikin nyeri
• Ganjalan di dinding vagina
• Rasa tidak nyaman saat hub sex
Pemeriksaan Cuci tangan shay!
Fisik • KU, Vital sign
• Px ginekologi
Pemeriksaan Biopsi, USG abdomen
Penunjang
Diagnosis Kista Gartner
Dd Kista Bartholini, Genital Wart
Tatalaksana Jika perlu operasi
Rujuk ke obsgyn
Edukasi Bersifat jinak, setelah di operasi kesembuhannya bersifat optimal.

Kasus KISTA NABOTHIAN 3a


Kista di permukaan serviks yang berisi mucus.
Skenario Pasien datang dengan keluhan .... tak ada keluhan.... *lalu ruangan itu sepi*
Anamnesis RPS
Effort never betrays us! God bless

• Tidak ada tanda apapun, dapat terlihat jika px pake spekulum


Pemeriksaan Cuci tangan shay!
Fisik • KU, Vital sign
• Px ginekologi
 Inspeksi: diameter, permukaan halus, bulat, warna putih-kuning,
tunggal/multipel

 Palpasi
Pemeriksaan • Colposcopy
Penunjang • Pelvic ultrasound
• MRI
• CT
Diagnosis Kista Nabothian
Dd Kista Bartholini, Adenoma Malignum
Tatalaksana Jinak jadi ga perlu terapi, kalo kista membesar dan mengubah bentuk ukuran
serviks baru operasi.
Edukasi Edukasi kalo kista ini bersifat jinak jadi tidak perlu perawatan lebih lanjut,
namun kalo mau rujuk ke obsgyn.

Kasus POLIP SERVIKS 3a


Skenario Pasien datang dengan keluhan perdarahan banyak diluar siklus haid.
Anamnesis RPS
 Perdarahan setelah berhubungan seksual
 Leukorea
 Perdarahan di luar haid, warna lebih terang dari haid, terutama timbul
setelah melakukan senggama.
Pemeriksaan Cuci tangan shay!
Fisik  KU, Vital sign, head to toe
 Px pake speculum ya  nanti muncul begini:

Interpretasi: tunggal/multipel, ukuran, kemerahan & rapuh .

 Px Bimanual  massa kenyal, terdapat darah.


Pemeriksaan Px histopatologi
Penunjang
Diagnosis Polip serviks
Effort never betrays us! God bless

Dd Ca serviks
Tatalaksana Curetase
Edukasi Rujuk ke dr. Theresia Avilla Ririel Sp.Og

Kasus Priapismus – 3B (kegawatdaruratan)


Skenario Pasien datang dengan keluhan ereksi berkepanjangan (penis tegang, bengkak,
nyeri) tanpa ada hasrat seksual
Anamnesis Ax nya singkat aja, yg kira2 sesuai ama keluhan aja ya..
RPS (SOCRATES)
RPD
- Sebelumnya pernah alami hal yg sama?
- Trauma?
RPK
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan, bro!
Fisik Keadaan umum
Vital sign
Px head to toe
Px nyeri ketok sudut costovertebra
Px genital eksterna:
 Inspeksi: bengkak? Merah? Luka? Penis tegang?
 Palpasi: nyeri tekan? Teraba keras? Skrotum normal/tdk?
Pemeriksaa o Ultrasonografi Doppler  mendeteksi adanya pulsasi arteri kavernosa
n (iskemik  tidak ada aliran darah;
Penunjang non iskemik  ada aliran darah dan fistula)
o Darah lengkap
o Analisis gas darah  yang diambil intrakavernosa dapat membedakan
priapismus jenis ischemic dan non iskemik
Darah kavernosus iskemik Non iskemik
Warna Hitam Merah
pO2 <30 mmHg >50 mmHg
pCO2 >80 mmHg <50 mmHg
pH <7,25 >7,5
o Arteriografi
(iskemik  vasa utuh ;
non iskemik  malformasi arteri-vena)
Diagnosis priapismus
Klinis
DDx Trauma genitourinari, disfungsi eeksi karena obat
Tatalaksana - Pemberian kompres air es pada penis atau enema larutan garam fisiologis
dingin  merangsang aktivitas simpatik  perbaiki aliran darah
- Injeksi analgesik
- Aspirasi dara kavernosa
Indikasi: priapismus noniskemik atau priapismus iskemik yg baru terjadi
Cara: pakai jarum scalp vein no. 21  aspirasi sebanyak 10-20 ml darah
intrakavernosa  instilasi 10-20 µg epinefrin atau 100-200µg fenilefrin
yang dilarutkan dalam 1 ml lar. garam fisiologis setiap 5 menit hingga
penis mengalami detumesensi (ukuran mengecil).
Aspirasi sampai mendapat warna darah merah terang.
- Operasi : jika dengan pemberian epinefrin dan aspirasi tidak berhasil
Edukasi -
Effort never betrays us! God bless

Kasus Ruptur vesica urinari (3B) (gawatdarurat)


Anamnesis Nanyanya singkat aja.. gak usah banyak2..
RPS
 Umumnya disebabkan oleh fraktur sehingga tidak jarang penderita datang
dalam keadaan anemik bahkan syok
 Hematom pada regio hypogastric
 Hematuria atau bahkan tidak dapat BAK
 Cek adanya tanda-tanda fraktur (krepitasi, deformitas, perubahan warna
lokall kulit dll.)
 Riwayat trauma  ada fraktur tulang pelvis
RPK
RPD
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan, bro!
Fisik Keadaan umum
Vital sign
Px head to toe
Px nyeri ketok sudut costovertebra
Px nyeri suprapubik ada nyeri tekan
Pemeriksaan - Foto rontgen pelvis
Penunjang - Darah lengkap
- Sistrografi (jika ada)
Diagnosis Ruptur vesica urinari
Klinis Jenis :
- Intraperitoneal : akibat cedera abdomen bawah saat vesica penuh
ekstravasasi urine ke rongga intraperitoneum
- Ekstraperitoneal : akibat fraktur pelvis
DDx Ruptur uretra, ruptur ginjal
Tatalaksana  Rawat inap
 Rujuk ke spesialis urologi /bedah
 Eksplorasi laparotomi
 Pemasangan kateter sistostomi  sering pada ruput VU
ekstraperitoneal, sembuh dalam waktu kurang lebih 3 minggu
Sebelum melepas kateter sistostomi harus dilakukan sistografi untuk
melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urine
 Tangani fraktur (imobilisasi)
 Bisa diberi Ceftriaxon untuk antibiotik dan analgesik
Edukasi - Post operative:
o pasien bisa kembali dalam 7-10 hari untuk lihat luka sudah kering/tdk
serta pelepasan jahitan
o selama 4-6minggu jangan aktivitas berat yg harus angkat2 beban
ataupun jongkok

Kasus Ruptur ginjal (3B) (gawatdarurat)


Anamnesis Nanyanya kalau pasien udah stabil atau ke org lain aja..
RPS
 riwayat trauma 
o deselerasi tiba2 atau trauma langsung di daerah flank (daerah yng
terletak diantara tulang illeum dan tulang rusuk paling bawah)
o trauma tembus perlu tahu ukuran pisau/kaliber/jenis senjata
o perlu tahu kondisi ginjal sebelum trauma  ada
hidronefrosi/kista/batu ginjal?
Effort never betrays us! God bless

 Cek adanya luka pada bagian flank


 Hematuria
RPK
RPD
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan, bro!
Fisik Keadaan umum
Vital sign
Px head to toe
Px nyeri ketok sudut costovertebra
Px nyeri suprapubik
Px lokalis (thorax, abdomen dan flank): (ditemukan)
 Hematuria
 Nyeri flank
 Ekimosis dan abrasi flank
 Distensi abdomen
 Massa abdomen
 Abdominal tenderness
 Cek adanya fraktur costa
Pemeriksaan - Px urine
Penunjang - Darah lengkap
- Px kreatinin
- CT Scan dengan kontras/ IVP/ MR
Diagnosis Ruptur ginjal
Klinis
DDx Ruptur vesica urinari
Tatalaksana  Rawat inap
 Rujuk ke spesialis urologi /bedah
 Jika pasien stabil : bed rest, antibiotik, monitoring VS
 Operasi dilakukan jika hemodinamik tidak stabil, eksplorasi trauma
penyerta, hematom meluas, keadaan ginjal pre-trauma perlu tindakan
bedah
 Pemeriksaan ulang radiografi 24 hari post-op
Edukasi o Pasien harus bed rest sampai hematuri tidak ada lagi
o Perlu pemeriksaan untuk monitoring fung si ginjal (urinalisa,
radiografi, IVP dll)

Kasus Torsiotestis (3B)


Terpuntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan
aliran darah pada testis.
Penyebab :
1. Trauma
2. Kelainan sistem penyangga testis (anomaly bell-clapper)
Anamnesis Tanyakan : Nama, Usia dan Pekerjaan
RPS  tanyakan (SOCRATES)
Gejala klinis :
- Nyeri di daerah skrotum  diikuti dengan pembengkakan pada testis
- Nyeri biasa menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah
Untuk bayi  gejala tidak khas (gelisah, rewel atau tidak mau menyesui)
RPD
Yang perlu ditanyakan
 Pernah seperti ini gak sebelumnya?
Effort never betrays us! God bless

 Apakah ada alergi ?


 Tanyakan riwayat penyakit yang berkaitan dengan keluhan
RPK
 Apakah kelurga pernah mengalami penyakit serupa?
Lifestyle
 Apakah merokok/ alkohol/konsumsi obat tertentu ?
 Bagaimana dengan olahraga?
 Pola makan bagaimana?
 Bagaimana dengan lingkungan sekitar ?
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan !
fisik  Kesadaran
 KU
 Status gizi : Obese/ non-obese (jika perlu saja)
 VS : TD/RR/HR/Temperatur
Px Fisik:
 Inspeksi : testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih
horizontal daripada testis sisi kontralateral
 Palpasi : kadang-kadang pada torsio testis yang baru terjadi dapat
diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
*pemeriksaan sesuai dengan keluhan pasien
Pemeriksaan  Pemeriksaan sedimen urin  tidak menunjukkan adanya leukosiit
penunjang dalam urin.
 Pemeriksaan darah  tidak menunjukkan adanya inflamasi, kecuali
pada torsio testis yang sudah lama dan telah mengalami peradangan
steril.
Diagnosis Torsiotestis
Dd Epiddidimitis Akut, Hernia Skrotalis Inkarserata, Hidrokel terinfeksi.
Tatalaksana Detorsi manual  mengembalikan posisi testis ke asalnya dengan jalan
memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Karena biasanya ke
medial maka dianjurkan memutar kearah lateral dulu dan jika tidak terjadi
perubahan dicoba ke arah medial. Jika detorsi berhasil operasi harus tetap
dilaksanakan.
Edukasi Rujuk Ke SP Urologi  Untuk tindakan pembedahan.
Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis pada
arah yang benar dan setelah itu dinilai apakah testis yang mengalami torsio
masih voable atau sudah nekrosis.Jika testis masih hidup, dikaukan
orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi
pada testis kontralateral.
Orkidopeksi dilakukan denganmempergunakan benang yang tidak diserap
pada tiga tempat, sedangkan pada testis yang sudah nekrosis dilakukan
orkidektomi.

Kasus Chancroid (3A)


Ulkus genital akibat infeksi Haemophilus ducreyi

Anamnesis Tanyakan : Nama, Usia dan Pekerjaan


RPS  tanyakan (SOCRATES)
Gejala klinis :
- Satu Ulkus genital atau lebih yang sangat nyeri dan biasanya disertai
dengan limfadenopati regional yang nyeri
- UKK awal berupa papul dan kemudian menjadi pustul dengan sangat
cepat dan terbentuknya ulkus
Effort never betrays us! God bless

- Lesi umumnya ditemukan di sulcus corona glandis (pria), labia,


clitoris, cervix (wanita)
RPD
Yang perlu ditanyakan
 Pernah seperti ini gak sebelumnya?
 Apakah ada alergi ?
 Tanyakan riwayat penyakit yang berkaitan dengan keluhan
RPK
 Apakah kelurga pernah mengalami penyakit serupa?
Lifestyle
 Apakah merokok/ alkohol/konsumsi obat tertentu ?
 Bagaimana dengan olahraga?
 Pola makan bagaimana?
 Bagaimana dengan lingkungan sekitar ?
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan !
fisik  Kesadaran
 KU
 Status gizi : Obese/ non-obese (jika perlu saja)
 VS : TD/RR/HR/Temperatur
Px Fisik:
 Inspeksi : testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih
horizontal daripada testis sisi kontralateral
 Palpasi : kadang-kadang pada torsio testis yang baru terjadi dapat
diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
*pemeriksaan sesuai dengan keluhan pasien
Pemeriksaan - Kultur  Dengan media kultur khusus yang belum tentu tersedia
penunjang - PCR untuk deteksi cepat H.ducreyi.
Jika memungkinkan periksa PCR HSV atau kultur serta tes serologi sifilis
untuk menyingkirkan DDx
Diagnosis Chancroid
Dd Sifilis, Herpes Simplex
Tatalaksana Pilihan Antibiotic:
 Azithromycin - 1 g orally (PO) (single dose)
 Ceftriaxone - 250 mg intramuscularly (single dose)
 Erythromycin base - 500 mg PO 3 times daily for 7 days atau Ciprofloxacin
- 500 mg PO twice daily for 3 days
Edukasi - Pasangan seksual pasien perlu diperiksa juga jika berhubungan
seksual dalam rentang waktu 10 hari perkembangan gejala pasien
- Gejala berkurang 3-7 hari, ulkus membaik 7-14 hari, jika ulkus luas
>14 hari
- Limfadenopati mungkin membutuhkan aspirasi dan drainase
- Edukasi penggunaan antibiotik secara tepat dan kontrol dalam
seminggu jika tidak membaik.

Kasus Prolaps Uterus, Sistokel, Rektokel (3A


Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus
genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen (penggantung), fasia
(sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus.
KLASIFIKASI PROLAPSUS UTERI
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II : Uterus sebagian keluar dari vagina
Effort never betrays us! God bless

Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan
inversio vagina
(PROSIDENSIA UTERI)
Anamnesis Keluhan-keluhannnya adalah:
 Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema (vagina atau
perasaan berat pada perut bagian bawah).
 Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan
berbaring.
 Timbulnya gejala-gejala dari :
Sitokel : Pipis sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan stress inkontinensia
(tak dapat menahan BAK) karena dinding belakang uretra tertarik, sehingga
fungsi sfincter terganggu.
Rektokel : terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi, karena faeces
berkumpul di rongga rektokel. Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja.
Leukorea, karena bendungan/kongesti daerah serviks. Luka lecet pada
portio karena geseran celana dalam.
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik - Vital sign
- Head to toe
- Pemeriksaan menggunakan speculum
Didapatkan masa yang sangat bedar di vagina
- Pemeriksaan bimanual 
Teraba masa
Organ adnexa tidak teraba
Pemeriksaan -
penunjang
Tatalaksana Segera diirujuk.
dan edukasi
Pengobatan Tanpa Operasi
 Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara pada prolapsus uteri
ringan, ingin punya anak lagi, menolak untuk dioperasi, Keadaan umum
pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
 Caranya : Latihan otot dasar panggul, Stimulasi otot dasar panggul dengan
alat listrik, Pemasangan pesarium, Hanya bersifat paliatif, Pesarium dari
cincin plastik
Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga
uterus tak dapat turun melewati vagina bagian bawah. Biasanya dipakai
pada keadaan: Prolapsus uteri dengan kehamilan, Prolapsus uteri dalam
masa nifas, Prolapsus uteri dengan dekubitus/ulkus, Prolapsus uteri yang
tak mungkin dioperasi: keadaan umum yang jelek
Pengobatan dengan Operasi
1. Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
2. Histeraktomi vaginal
3. Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
4. Operasi-operasi lainnya :Ventrofiksasi/hlsteropeksi, Interposisi

Jika Prolaps uteri terjadi pada wanita muda yang masih ingin
mempertahankan fungsi reproduksinya cara yang terbaik adalah dengan:
1. Pemasangan pesarium
2. Ventrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan pesarium)
Effort never betrays us! God bless

Kasus Torsi dan Ruptur Kista (3A)


Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5
cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum
pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark,
peritonitis dan kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan
kista, karsinoma, TOA, massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada
ovarium normal. Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi.
Robek dinding kista Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada
saat bersetubuh
Anamnesis - Nyeri mendadak dan hebat di kuadran abdomen bawah,
- Mual dan muntah.
- Dapat terjadi demam dan leukositosis.
Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik - Vital sign
- Head to toe
- Pemeriksaan menggunakan speculum
- Pemeriksaan abdomen (karena adanya nyeri perut)
- Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
penunjang
Tatalaksana Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama
dan edukasi 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah
satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker).
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan operasi
harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22 gejala akut, tindakan
operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama. Kista berukuran
besar dan menetap setelah berbulan-bulan biasanya memerlukan operasi
pengangkatan. Selain itu, wanita menopause yang memiliki kista ovarium juga
disarankan operasi pengangkatan untuk meminimalisir resiko terjadinya
kanker ovarium. Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar
terkena kenker jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini
disebut ovarian cystectomy.
Laparoskopi, terapi pilihan, adneksa dilepaskan (detorsi), viabilitasnya
dikaji, adneksa gangren dibuang, setiap kista dibuang dan dievaluasi secara
histologis
Rujuk untuk terapi lebih lanjut ke dokter spesalis obsgyn

Kasus Infertilitas (3A)


Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
Etiologi
- Kurangnya pengetahuan tentang masa subur wanita
- Adanya sumbataan pada jalur pengeluaran sperma atau pada saluran
menuju ovum
- Abnormalitas sperma, ejakulasi, ereksi, cairan semen
Effort never betrays us! God bless

- Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga


terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
- Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.
Anamnesis Syarat-syarat berikut:
1. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum
mendapatkan kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi,
baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.
Pemeriksaan - Vital sign
fisik - Head to toe
- Pemeriksaan menggunakan speculum
- Pemeriksaan abdomen (karena adanya nyeri perut)
- Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan 1) Ultrasonografi (USG) untuk melihat apakah ada sumbatan
penunjang 2) Analisis sperma
Tatalaksana Rujuk ke dokter spesialin andrologi
dan edukasi Edukasi :
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat, seperti Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang
disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin,
pemberian tsh.
3. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan
ketat.
4. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.

Anda mungkin juga menyukai