Urethra pars prostatica paling lebar (fossa intrabulbar). Urethra pars membranacea paling sempit karena
ada sphincternya
Background
- Laki-laki, fungsi testis baik, usia tua, ada proliferasi stroma dan epithelial BPH (harus dilihat di
mikroskop), BPE (benign prostatic enlargement), BPO (benign prostatic obstruction*)
- Kalo diraba lunak kyk cuping idung/eminentia thenar/penghapus karet berarti benign
(ukurannya besar). Kalo keras kayak batu kerikil berarti kanker (ukurannya kecil)
- Prostat punya kapsul sehingga kalo membesar akan menekan ke dalam (ke lumen), kalo anjing
prostatnya gapunya kapsul jadi gak menekan kalo membesar
- Pars pendularis = pars spongiosa
- Bentuknya seperti kacang kenari
- Irritative symptom = rangsang terhadap mukosa di vesica (storage)
- Obstructive symptom = rangsang terhadap obstruksi di vesical (voiding)
Secara anatomi
Gangguan berkemih
- Berd waktu: Frequency (pipis tiap 1 jam), Intermittency (sertep, hilang timbul, kelainan
obstruksi), Nokturia (berapa kali terbangun tidur untuk BAK)
- Berd jumlah: Polyuria, Oliguria (<500/24 jam), Anuria (dari awal emang gaada urinnya, <100 cc,
emergency), Retensi urine (urine banyak tapi gabisa dikeluarkan, emergency). Normalnya pipis
1cc/kg/jam
- Berd sensasi: Puas, Belum puas (masi nyisa), nyeri, panas
- Berd warna: jernih-kekuningan, keruh, milky
- Berd isinya: darah segar, jendalan (kyk cacing/worm-like appearance, asal dari perdarahan
ginjal, menjendal di ureter), pus (pyuria), udara (pneumaturia), bakteri (bacteriuria), sel kanker,
badan keton, kristal (+1 masih normal), RBC (pada batu ginjal)
- Berd aliran: gampang, sulit (harus ngeden), inkontinensia
TES DIAGNOSTIK
Laki-laki >50 tahun dengan non BPH related LUTS ATAU laki-laki <50 tahun dengan neurologic
disease/LUT disease surgery, butuh intensive work up
A. RECOMMENDED
1. Riwayat: cari penyebab LUTS lain selain BPH (batu)
2. Gejala: diukur pake IPSS (international prostate symptom score)
3. Pemeriksaan fisik: DRE dan neurologis
4. Prostate specific antigen (PSA): melihat kanker prostat, volume prostat, resiko retensi urin akut,
resiko pembedahan
5. Pengukuran kreatinin: marker fungsi ginjal yang menunjukkan upper urinary tract dilatation, renal
failure, alternativenya pake USG
6. Urinalysis: cari penyebab LUTS lain (kanker, infeksi, batu)
7. Uroflowmetry: tes pancaran kencing (≥2 flow minimal 150 mL, <15 mungkin kelainan, <10 pasti
kelainan, <5 penyakit, ada abnormal voiding ato ngga, ngukur inkontinensia)
8. Post void residual urine (PVR): kalo sumbatan besar, residunya besar, bisa diUSG di VU (kalo
>100cc, udah kelainan, kalo <50cc normal)
B. OPTIONAL (kalo ada indikasi)
1. Pressure flow study/urodynamic: dilakukan kalo
a. Volume urine <150 mL
b. Pancaran kencing Qmax >15 mL/s
c. Usia >80 tahun
d. PVR >300 mL
e. Ada neurogenic bladder dysfunction
f. Setelah radical pelvic surgery
g. Setelah treatment BPH gagal
h. Orang punya riwayat DM
2. Endoscopy: melihat ukuran dan bentuk prostat, dan dilakukan kalo ada patologi lain dari LUTS
3. Urinary tract imaging: transabdominal ultrasaound (TAUS), transrectal ultrasound (TRUS),
pembedahan
4. Voiding charts: diari kencing 24 jam
C. NOT RECOMMENDED: karena tidak ada bukti yang khusus untuk menyokong diagnosis
1. Excretory urography
2. Filling cystometry
3. Retrograde urethrography
4. Computed tomography (CT)
5. Magnetic resonance imaging (MRI)
STAGING BPH
Symptom & quality of life (IPSS), uroflowmetry rate (laju pancaran kencing, Qmax), PVR (volume residu),
tingkat oklusi pake pressure flow study, cek kekuatan otot detrusor (canggih, gak mesti)
QUESTIONNAIRE (IPSS)
TREATMENT
INDIKASI ABSOLUT
GAMBAR