Anda di halaman 1dari 4

Prostatic Disease

Urethra pars prostatica paling lebar (fossa intrabulbar). Urethra pars membranacea paling sempit karena
ada sphincternya

- Kongenital: bayi lahir tanpa prostat


- Trauma: straddle injury (butterfly hematoma, kalo di DRE prostatnya melayang atau
overflowriding karena harus jauh nusuknya)
- Inflamasi-infeksi: prostatitis (ada urethral discharge warna kuning, bernanah), syphilis
- Neoplasia
- Idiopathic: proses penuaan, penyakit metabolic, immunologic (SLE)

Background

- Laki-laki, fungsi testis baik, usia tua, ada proliferasi stroma dan epithelial  BPH (harus dilihat di
mikroskop), BPE (benign prostatic enlargement), BPO (benign prostatic obstruction*)
- Kalo diraba lunak kyk cuping idung/eminentia thenar/penghapus karet berarti benign
(ukurannya besar). Kalo keras kayak batu kerikil berarti kanker (ukurannya kecil)
- Prostat punya kapsul sehingga kalo membesar akan menekan ke dalam (ke lumen), kalo anjing
prostatnya gapunya kapsul jadi gak menekan kalo membesar
- Pars pendularis = pars spongiosa
- Bentuknya seperti kacang kenari
- Irritative symptom = rangsang terhadap mukosa di vesica (storage)
- Obstructive symptom = rangsang terhadap obstruksi di vesical (voiding)

*Gejalanya prostatisme/prostatismus/lower urinary tract syndrome

Secara anatomi

- Pyramid inverse, bisa terjepit, di sekeliling urethra, bisa terjadi strangulasi


- Volumenya 15-20 mL
- Ada 5 lobus (Lowsley: medius, anterior, posterior, lateral kanan dan kiri)
- Ada 3 zona (central, transitional, perifer). Ca dan BPH bisa di semuanya, Ca lebih di perifer, BPH
lebih ke transisional
- Komposisinya heterogenic
- Bagian depan akan ada jaringan ikat fibromuskuler
Secara fisiologi

- Produksi urine 0.5-1.0 cc/kg/jam


- Keluar dari ginjal tiap 15-20 menit. Urine yang udah nyampe uretero-pelvico-junction itu
merangsang kontraksi ureter (pacemaker)
- VU sebagai pompa mengeluarkan dan storage. Kalo sudah 200-250 cc merangsang untuk pipis.
Dirangsang lewat tractus spinothalamicus, pake parasimpatis

Gangguan berkemih

- Berd waktu: Frequency (pipis tiap 1 jam), Intermittency (sertep, hilang timbul, kelainan
obstruksi), Nokturia (berapa kali terbangun tidur untuk BAK)
- Berd jumlah: Polyuria, Oliguria (<500/24 jam), Anuria (dari awal emang gaada urinnya, <100 cc,
emergency), Retensi urine (urine banyak tapi gabisa dikeluarkan, emergency). Normalnya pipis
1cc/kg/jam
- Berd sensasi: Puas, Belum puas (masi nyisa), nyeri, panas
- Berd warna: jernih-kekuningan, keruh, milky
- Berd isinya: darah segar, jendalan (kyk cacing/worm-like appearance, asal dari perdarahan
ginjal, menjendal di ureter), pus (pyuria), udara (pneumaturia), bakteri (bacteriuria), sel kanker,
badan keton, kristal (+1 masih normal), RBC (pada batu ginjal)
- Berd aliran: gampang, sulit (harus ngeden), inkontinensia

TES DIAGNOSTIK

Laki-laki >50 tahun dengan non BPH related LUTS ATAU laki-laki <50 tahun dengan neurologic
disease/LUT disease surgery, butuh intensive work up

A. RECOMMENDED
1. Riwayat: cari penyebab LUTS lain selain BPH (batu)
2. Gejala: diukur pake IPSS (international prostate symptom score)
3. Pemeriksaan fisik: DRE dan neurologis
4. Prostate specific antigen (PSA): melihat kanker prostat, volume prostat, resiko retensi urin akut,
resiko pembedahan
5. Pengukuran kreatinin: marker fungsi ginjal yang menunjukkan upper urinary tract dilatation, renal
failure, alternativenya pake USG
6. Urinalysis: cari penyebab LUTS lain (kanker, infeksi, batu)
7. Uroflowmetry: tes pancaran kencing (≥2 flow minimal 150 mL, <15 mungkin kelainan, <10 pasti
kelainan, <5 penyakit, ada abnormal voiding ato ngga, ngukur inkontinensia)
8. Post void residual urine (PVR): kalo sumbatan besar, residunya besar, bisa diUSG di VU (kalo
>100cc, udah kelainan, kalo <50cc normal)
B. OPTIONAL (kalo ada indikasi)
1. Pressure flow study/urodynamic: dilakukan kalo
a. Volume urine <150 mL
b. Pancaran kencing Qmax >15 mL/s
c. Usia >80 tahun
d. PVR >300 mL
e. Ada neurogenic bladder dysfunction
f. Setelah radical pelvic surgery
g. Setelah treatment BPH gagal
h. Orang punya riwayat DM
2. Endoscopy: melihat ukuran dan bentuk prostat, dan dilakukan kalo ada patologi lain dari LUTS
3. Urinary tract imaging: transabdominal ultrasaound (TAUS), transrectal ultrasound (TRUS),
pembedahan
4. Voiding charts: diari kencing 24 jam
C. NOT RECOMMENDED: karena tidak ada bukti yang khusus untuk menyokong diagnosis
1. Excretory urography
2. Filling cystometry
3. Retrograde urethrography
4. Computed tomography (CT)
5. Magnetic resonance imaging (MRI)

STAGING BPH

Symptom & quality of life (IPSS), uroflowmetry rate (laju pancaran kencing, Qmax), PVR (volume residu),
tingkat oklusi pake pressure flow study, cek kekuatan otot detrusor (canggih, gak mesti)

QUESTIONNAIRE (IPSS)

1. Incomplete emptying: seberapa sering


2. Frequency
3. Intermittency
4. Urgency
5. Weak stream
6. Straining: ngeden ngga
7. Nocturia
- ≤7 = mild  watchful waiting
- 8-19 = moderate  butuh obat
- 20-35 = severe  butuh obat dan surgery
1. Quality of life: 0-6

TREATMENT

1. Watchful waiting (IPSS 0-7, QOL 0-2)


2. Obat: 5-α reductase inhibitor, α-blocker (menurunkan tensi)
3. Pembedahan: TURP, TUIP, OpenP. Bisa reseksi, insisi

INDIKASI ABSOLUT

1. Retensi urine recurrent


2. Hematuria karena BPH
3. Gagal ginjal karena BPH
4. Batu VU karena BPH
5. Infeksi saluran kemih recurrent karena BPH
6. Diverticulum besar di VU karena BPH

GAMBAR

- Dilatasi urethra pake balon, stent


- TULIP/transurethral delivery system: dipanasi pake laser, pake ultrasound
- TUNA/transurethral needle ablation: diablasi (dilembekkan dan dihisap), tidak perlu anestesi.
Ada antenna memancarkan gelombang suhu tinggi ke prostat
- Millin’s retropubic prostatectomy: insisi median, transversal
- Prostat dikerok, kecuali bagian veromontalum (?) karena itu tempat keluarnya sperma. Kalo
dikerok, jadi kendor, dan bisa terjadi retrograde ejaculation, spermanya balik ke prostat.
- Kapsul chirurgicum: prostat sisa kerokan. Kalo kapsulnya masi banyak sisa, bisa bikin kanker

Anda mungkin juga menyukai