Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

BEDAH UROLOGI
“KOLIK RENAL DAN KOLIK URETER”
Oleh:
Cantika Tara Sabilla
Iqbal Reza Pahlavi
Nurulia Astri
Shafira Fauzia
Tiffany Putri Alamanda

Perceptor :
dr. Agung Prasetyo Nitisasmito, Sp. U

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
Tujuan Penulisan Referat
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem urinaria
Untuk mengetahui definisi kolik renal
Untuk mengetahui faktor resiko kolik renal
Untuk mengetahui etiologi kolik renal
Untuk mengetahui patofisiologi kolik renal
Untuk mengetahui penegakan diagnosa kolik renal
Untuk mengetahui penatalaksanaan kolik renal
Untuk mengetahui pencegahan kolik renal
Anatomi Sistem Urinarius
Anatomi Sistem Urinarius
Anatomi & Fisiologi Sistem Urinarius
Fungsi Ginjal

Menyaring (filtrasi) sisa Mempertahankan Mengatur metabolisme


hasil metabolisme dan keseimbangan cairan ion kalsium dan vitamin
toksin dari darah. dan elektrolit tubuh. D

Mengontrol sekresi
hormon aldosteron dan Menghasilkan
ADH yang berperan beberapa hormon
dalam mengatur seperti eritropoetin
jumlah cairan tubuh
KOLIK renal
Definisi
Nyeri pinggang hebat yang datangnya mendadak, hilang -
timbul (intermitten) yang terjadi akibat adanya obstruksi

Perasaan nyeri bermula di daerah pinggang dan dapat


menjalar ke seluruh perut, ke daerah inguinal, testis, atau
debris yang berasal dari ginjal dan turun ke ureter.

Kolik renal disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal, pelvis


renal atau ureter oleh batu atau hal lainnya. Nyeri ini timbul
akibat peregangan, hiperperistaltik, dan spasme otot polos
pada sistem pelviokalises ginjal dan ureter sebagai usaha
untuk mengatasi obstruksi.
Etiologi
Batu Ginjal (nephrolithiasis)
Bekuan Darah
◦ Trauma
◦ Neoplasma Dari Ginjal Dan Traktus Urinarius
◦ Perdarahan Setelah Biopsy Renal Perkutan
◦ Kista Renal
◦ Malformasi Vascular Renal
◦ Nekrosis Papilar
◦ TB
◦ Infark Pada Ginjal

Stenosis Ureter
Batu Ginjal
Patofisiologi Kolik Renal
Kolik Renal

Peregangan dari
terminal syaraf yang Kolik Renal Non Kolik Renal
memberikan sensasi
nyeri

Spasme otot polos ureter


Peningkatan peristaltik atau sistem kalises ginjal Peregangan dari kapsul
menyebabkan yang disebabkan renal akibat hidronefrosis
peningkatan tekanan peningkatan peristaltik atau infeksi
intraluminal akibat obstruksi
Peningkatan
tekanan
Terjadi intrarenal
vasodilatasi
dan diuresis GFR (Glomerular
O Menstimulasi sintesis Filtration Rate) dan
dan pelepasan aliran darah ginjal
B prostaglandin menurun
S Peningkatan
T tekanan di
prostaglandin sebagai
pelvik renal
R respon terhadap
Prostaglandin berperan
U langsung pada ureter inflamasi
K untuk spasme otot polos
S ureteral
I
Acute Renal Failure
Serabut saraf nyeri pada
renal umumnya saraf
simpatis preganglion yang T10
mencapai kordaspinal T-11
sampai L-2 melalui dorsal
nerve roots.

L2,3,4
Transmisi sinyal nyeri terjadi
melalui traktus
spinotalamikus asenden.

Pada ureter bagian bawah, S2,3


sinyal nyeri juga
didistribusikan melalui saraf
genitofemoral dan n.
ilioinguinal. N. Erigentes.
Karakteristik Nyeri Kolik Ureter
Ureter proksimal dan pelvis ginjal
batu saluran kemih Nyeri dari atas cenderung untuk memancarkan
ke daerah panggul dan lumbar. Di sebelah kanan, hal ini bisa
membingungkan dengan kolesistitis atau cholelithiasis, di sebelah
kiri, diagnosa diferensial meliputi pankreatitis akut, penyakit ulkus
lambung, dan gastritis

 Middle Ureter
Nyeri pada daerah ini menjalar ke bagian kaudoanterior atau lower
abdomen. Nyeri ini bisa menyerupai apendisitis jika berada di kanan
ataupun divertikulitis akut pada sisi kiri.
Karakteristik Nyeri Kolik Ureter
Ureter distal
Nyeri pada daerah ini menjalar ke area inguinal, skrotum pada pria
maupun labia mayor pada wanita karena nyeri ini dialihkan melalui n.
ilioinguinal atau n.genitofemoral.
Jika batu berada di ureter intramural, gejala yang muncul mirip
dengan sistitis atau uretritis. Gejala ini meliputi nyeri suprapubis,
urgensi, disuria, nyeri pada ujung penis, dan terkadang berbagai
gejala GI seperti diare dan tenesmus. Gejala ini bisa disalahartikan
dengan penyakit inflamasi pelvis, ruptur kista ovarium.
Pada Ureter distal jika terjadi sumbatan akan muncul gejala Storage
(penyimpanan) urine atau gejala iritatif lower urinary tract symptoms
(LUTS)
Bekuan darah atau fragmen jaringan juga dapat menyebabkan
obstruksi. Peningkatan tekanan pelvis renal oleh karena obstruksi
akan menstimulasi sintesis dan pelepasan prostaglandin yang secara
langsung menyebabkan spasma otot ureter.

Kontraksi otot polos ureter ini akan menyebabkan gangguan


peristaltic dan pembentukan laktat lokal. Akumulasi dari laktat ini
akan menyebabkan iritasi serabut saraf tipe A dan C pada dinding
ureter.

Serabut saraf ini akan mengirimkan sinyal kedorsal root ganglia


T11-L2 dari spinal cord dan akan diinterpretasikan sebagai nyeri
pada korteks serebri.
Nyeri kolik, yang terasa di satu sisi pinggang atau perut, dapat
menjalar ke alat kelamin (buah pelir, penis, vulva), muncul
mendadak, hilang timbul, dan intensitasnya kuat.
Nyeri ginjal (renal colic), yang terasa di pinggang, tidak menjalar,
terjadi akibat regangan kapsul ginjal, sering berhubungan dengan
mual dan muntah.
Mual dan muntah sering dikaitkan dengan kolik ginjal akut dan
terjadi di setidaknya 50% dari pasien. Mual disebabkan oleh jalur
persarafan umum dari pelvis ginjal, perut, dan usus melalui sumbu
celiac dan saraf aferen vagal
Nyeri kandung kemih (buli-buli), terasa di bawah pusat.
Membedakan nyeri kolik dari traktus urinarius dan nyeri kolik
abdomen dapat dengan anamnesis, pemeriksaan fisik. Gejala utama
kolik renal adalah nyeri dengan onset akut dan intensitas berat,
unilateral yang berawal dari daerah pinggang atau daerah flank yang
menyebar ke labia pada wanita dan pada paha atau testis pada laki-
laki.
Anamnesis
Permulaan timbulnya nyeri (kapan mulai, mendadak atau berangsur)
Letaknya (menetap, pindah atau beralih)
Keparahannya dan sifatnya (seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan,
bersifat kolik)
Perubahannya (bandingkan dengan permulaan)
Lamanya (apakah berkala)
Faktor apakah yang mempengaruhinya (adakah yang memperingan
atau memberatkan seperti sikap tubuh, makanan, minuman, nafas
dalam, batuk, bersin, defekasi, miksi: urgensi, frekuensi, hesistensi,
disuria, terminal dribbling)
Pemeriksaan Fisik
Rectal Toucher:
untuk mengetahui
Pembesaran, Trauma
status prostat
Inspeksi

Auskultasi di
epigastrium
Palpasi
Nyeri akibat
Perkusi hydronefrosis
peregangan
Pembesaran/Massa
kapsul ginjal
Nyeri Tekan
atau inflamasi
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi pembesaran mungkin disesbabkan oleh
karena hidronefrosis, absens paranefrik, tumor ginjal
atau tumor pada organ retroperitoneum
Pada palpasi pembesaran ginjal karena hidronefrosis
atau tumor ginjal mungkin teraba
Nyeri tekan/ketok pada pinggang.
Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah
nyeri di daerah flank (flank tenderness), ini disebabkan
oleh hidronefrosis akibat obstruksi sementara yaitu saat
batu melewati ureter menuju kandung kemih.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
◦ Darah
◦ Urin
◦ Fungsi ginjal : BUN (Blood Urea Nitrogen), creatinine, ureum, klirens
kreatinin.

Radiologi
◦ Fotopolos abdomen
◦ Ultrasonografi (USG)
◦ Intravenous Pyelogram (IVP)
◦ Computerized Tomography (CT Scan)
◦ Radioisotop
Diagnosis
Tatalaksana
Terapi Medikamentosa
Simptomatik:
Spasmolitik + analgesic untuk mengurangi nyeri
Antibiotik untuk mencegah infeksi
Antiemetik untuk mual dan muntah

Untuk mengeluarkan batu: calsium channel blocker, alpha-adrenergic


blocker, kortikosteroid, glukokortikoid, uricosuric agent.
Analgesik yang digunakan:
◦ Golongan narkotika: meperidine, morfin sulfat
◦ Opioid: oxycodone, acetaminophen
◦ NSAID: ketorolac, diclofenac, celecoxib (kontraindikasi pada pasien pre-
ESWL)
Algortima Batu pada Imaging

Penilaian skala nyeri dan mual/muntah

Mual/Muntah Nyeri ringan


(+) Nyeri sedang-berat
Mual/Muntah (-)

Antiemetik, Ketorolac IV ( NSAID) Obat Oral:


bolus cairan + Opioid, Tamsulosin, NSAID:
Dimenhydramine diclofenac

Evaluasi nyeri 2 jam


Perbaikan >50%, kemudian Perbaikan >50%, Beri
mual/muntah (-) analgesik oral,
Beri analgesik oral anntiemetik

Evaluasi 4 jam Evaluasi 4 jam


Continued
Evaluasi 4 jam Kemudian
Nyeri terkontrol
Analgesik oral Nyeri persisten
ditoleransi baik Nyeri terkontrol, tetapi mual
muntah (+)

Rawat jalan
Follow Up Antiemerik Analgesik IV
Urologist Cairan IV

Evaluasi nyeri 4 jam


Perbaikan >50%, kemudian Perbaikan >50%, Beri
mual/muntah (-) analgesik oral,
Beri analgesik oral anntiemetik

Evaluasi 4 jam Evaluasi 4 jam


Pencegahan
Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah agar penyakit tidak
terjadi, dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit
Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan
dan perlindungan kesehatan
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi keparahan penyakit
dengan melakukan diagnosis dan pengobatan dini
Pemeriksaan urin dan darah dilakukan secara berkala
Untuk pengobatan, pemberian obat-obatan,kemoterapi dan tindakan bedah
(operasi).
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala
ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera
atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan
DAFTAR PUSTAKA
Bultitude M. Rees J. Management of Renal Colic. BMJ. 2012; 345:e5499.
Gilroy, RK. Biliary Colic, in E-Medicine. 2009. http://emedicine.com.
Leslie, SW. Nephrolithiasis, Acute Renal Colic, in E-Medicine. 2010. http://emedicine.com.
Macneil F, Bariol S. Urinary stone disease - assessment and management. Aust Fam Physician
2011;40:772–5
Mutgi A, Williams JW, Nettleman M. Renal colic: utility of the plain abdominal roentgenogram.
Arch Intern Med 1991;151:1589–92.
Pearce Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia. 2009.
Pearle MS. Comment on medical therapy to facilitate urinary stones passage. Lancet.
2006;368:1138–9.
Platt, M. Abdominal Pain in Current Diagnosis & Treatment Emergency Medicine. 6th edition.
Mc Graw Hill. 2008.
Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Malang: Fakultas Kedokteran Univ. Brawijaya.
2012
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai