Anda di halaman 1dari 33

TORSIO TESTIS

TESTIS

• Testis normal di bungkus oleh tunika albugenia. Pada permukaan


anterior dan lateral, testis dan epididymis dikelilingi oleh tunika
vaginalis yang terdiri dari lapisan viseralis dan lapisan parietalis.

• Pada masa janin dan neonatus, lapisan parietal yang menempel pada
muskulus dartos masih belum banyak jaringan penyanggahnya
sehingga testis, epididymis dan tunika vaginalis mudah sekali bergerak
dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu funiculus
spermatikus
Torsio testis adalah terpluntirnya funiculus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah
pada testis. Adanya kelainan system penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika
bergerak secara berlebihan.

Beberapa keadaan yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu antara lain :

1. Peruubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang)

2. Latihan yang berlebihan

3. Batuk

4. Celana yang terlalu ketat

5. Defekasi

6. Trauma yang mengenai skrotum

Terpluntirnya funiculus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis mengalami
hipoksia, edema testis, dan iskemia. Pada akhirnya testis akan mengalami nekrosis.
KLINIS

• Nyeri hebat di daerah skrotum yang sifatnya mendadak

• Pembengkakan pada testis dimana letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal
daripada testis sisi kontralateral

• Dinding skrotum merah

• Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah

• Tidak adanya reflek kremaster pada pasien 


Pemeriksaan penunjang
• USG Doppler
• Sintigrafi testis

Kedua testis menunjukan pembesaran, sedikit


menurun  ekogenitas, tidak ada aliran pada sisi torsio
testis.
TERAPI

Detorsi Manual

• Mengembalikan posisi testis ke asalnya yaitu dengan jalan memutar testis ke arah
berlawanan dengan arah torsio. Karena arah torsio biasanya ke arah medial maka
dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral dahulu, kemudia jika tidak terjadi
perubahan dicoba detorsi ke arah medial. Hilangnya nyeri setelah detorsi
menandakan bahwa detorsi telah berhasil.
Operasi

• Tindakan operasi bertujuan untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang
benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian viabilitas testis yang
mengalami torsio, mungkin masih viable (hidup) atau sudah mengalami nekrosis.

• Jika testis masih viable, dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos
kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral.

• Jika testis sudah nekrosis, dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi) dan


kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral.
PRIAPISMUS
• Priapismus adalah ereksi penis yang
berkepanjangan tanpa diikuti dengan
hasrat seksual dan sering disertai
dengan rasa nyeri.
ETIOLOGI
• Priapismus primer atau idiopatik

• Priapismus sekunder :

1. Kelainan pembekuan darah

2. Trauma pada perineum atau genitalia

3. Gangguan neurogen (pada penderita paraplegia)

4. Pemakaian obat-obatan tertentu (alcohol, psikotropik dan antihipertensi)

5. Pasca injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif.


KLASIFIKASI

• Ereksi penis yang berkepanjangan pada priapismus dapat terjadi karena :

1. Gangguan mekanisme outflow sehingga darah tidak dapat keluar dari jaringan
erektil atau

2. Adanya peningkatan inflow aliran darah arteriel yang masuk ke jaringan erektil
Tabel Perbedaan Priapismus Iskemik dan Non Iskemik

Low Flow (iskemik )– Veno Oklusif High Flow ( non iskemik ) - Arteriel
Onset Pada saat tidur Setelah trauma
Nyeri Mula-mula ringan menjadi sangat nyeri Ringan sampai sedang
Ketegangan penis Sangat tegang Tidak terlalu tegang
Darah kavernosa
Warna Hitam Merah
pO2 <30 mmHg >50 mmHg
pCO2 >80 mmHg <50 mmHg
pH <7,25 >7,5
USG Doppler Tidak ada aliran Ada aliran dan fistula
Arteriografi Pembuluh darah utuh Malformasi arterio-vena
• Priapismus jenis iskemik ditandai dengan adanya iskemia atau anoksia pada otot
polos kavernosa. Nekrosis otot polos kavernosa terjadi setelah 24-48 jam. Lebih
dari 48 jam terjadi pembekuan darah dalam kavernosa dan terjadi destruksi
endotel sehingga jaringan trabekel kehilangan daya elastisitasnya. Jika tidak
diterapi, detumensi terjadi setelah 2-4 minggu dan otot polos yg mengalami
nekrosis diganti oleh jaringan fibrosa sehingga kehilangan kemampuan untuk
mempertahankan ereksi maksimal
• Priapismus non iskemik banyak terjadi setelah mengalami suatu trauma pada
daerah perineum atau setelah operasi rekonstruksi arteri pada disfungsi ereksi.
Prognosisnya lebih baik daripada jenis iskemik dan ereksi dapat kembali seperti
sediakala.
Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan yang teliti diharapkan dapat
mengungkapkan etiologi priapismus.

• Pemeriksaan local didapatkan batang penis yang tegang


tanpa diikuti oleh ketegangan pada glans penis.

• USG Doppler yang dapat mendeteksi adanya pulsasi arteri


kavernosa.

• Analisa gas darah yang diambil intrakavernosa dapat


membedakan priapismus jenis iskemik atau non iskemik.
TERAPI

• Pemberian kompres air es pada penis atau enema larutan garam fisiologis dingin
dapat merangsang aktivitas simpatik sehingga memperbaiki aliran darah
kavernosa

• Aspirasi darah kavernosa diindikasikan pada priapismus non iskemik atau


priapismuk iskemik yang baru saja terjadi. Aspirasi sebanyak 10-20 ml darah
intrakavernosa, kemudian dilakukan instilasi 10-20 microgram epinefrin yang
dilarutkan dalam 1 ml larutan garam fisiologis setiap 5 menit hingga penis
mengalami detumesensi.
• Jalan pintas (shunting) keluar dari korpora kavernosa.
Tindakan ini ditujukan terutama pada priapismus veno
oklusi atau yang gagal setelah terapi medikamentosa.
Beberapa tindakan pintas itu adalah :

1. Pintas korporo glanular ( sesuai yg dianjurkan oleh


Winter 1978 )

2. Pintas korporo spongiosum ( membuat jendela yang


menghubungkan korpus spongiosum dengan korpus
kavernosum penis )

3. Pintas safeno-kavernosum ( membuat anastomosis


antara korpus kavernosum dengan vena safena )
BALANITIS
PENGERTIAN
BALANITIS ADALAH INFLAMASI
PADA SUPERFISIAL GLANS PENIS
SERINGKALI TERJADI PADA ANAK
USIA 2-5 TAHUN DAN BIASANYA
TERJADI KARENA HIGIENE YANG
KURANG BAIK
ETIOLOGI
-INFEKSI
a) Gonore
b) Triloomonasis
c) Candida ablicans
d) Tinea
-FAKTOR KEBERSIHAN
PATOFISIOLOGI
• Secara umum mengenai pria yang tidak di sunat dan hygiane kurang
• Kurangnya aerasiterjadinya iritasi karena smegma dan discharge
cairan mengelilingi glans penis menyebabkan inflamasi
• Perlekatan pada preputium
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS:
- Nyeri pada penis
- Rasa panas dan terbakar pada penis
- Tidak dapat menarik prepputium
- Sulit berkemih / sulit mengntrol pancaran kencing
- Keluar sekret berbau tidak sedap
PEMERIKSAAN FISIK
- EDEMA PADA GLANS PENIS
- ADANYA EKSUDAT PADA GLANS PENIS
- ADA RUAM DAN LUKA PADA GLANS PENIS
- EKSUDET TIPIS PURULEN

PEMERIKSAAN PENUJANG
- TEST RAPID
- KULTUR SEKRET: IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI
PENATALAKSANAAN
• Pembersihan lokal sederhana jika disebabkan karena higine kurang
baik
• Krim Hidrokortison 0,5% dan salep antibiotik 2 kali sehari
• Jika terbukti penyebabnya streptokus diberikan ampicilin sistemik
• Jika keadaan berulang sebaiknya setelah infeksi dianjurkan untuk
sirkumsisi
Fimosis dan Parafimosis
Fimosis
gangguan yang timbul pada organ kelamin bayi laki-laki dimana kulit
kepala penis (preputium) melekat pada bagian kepala (glans) dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang di bagian air seni, sehingga bayi
dan anak kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Etiologi
• Genetik
• Dapatan, misalnya karena infeksi atau benturan.
Gejala klinis
• Bayi atau anak sukar berkemih
• Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit preputium
menggelembung seperti balon
• Preputium tidak bisa ditarik kearah pangkal
• Bayi atau anak sering menangis sebelum urin keluar/Air seni keluar
tidak lancar
Patofisiologi
• Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir, karena terdapat
adesi alamiah antara preputium dengan glans penis. Sampai usia 3-4
tahun, penis tumbuh dan berkembang. Debris yang dihasilkan oleh
epitel preputium (smegma) mengumpul di dalam preputium dan
perlahan-lahan memisahkan preputium dengan glans penis. Smegma
terjadi dari sel-sel mukosa preputium dan glans penis yang mengalami
deskuamasi oleh bakteri yang ada di dalamnya
Komplikasi
• infeksi pada uretra kanan dan kiri
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
• Dilakukan tindakan sirkumsisi
• Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty
• Diberikan salep kortikoid (0,05-0,1%) 2 kali per hari selama 20-30 hari

2. Konservatif
• Jaga hygiene daerah pantat dan penis

Anda mungkin juga menyukai