Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PBL

SKENARIO 1

Disusun oleh: Kelompok 6

1. Gita Dwi Ristari (14700049)


2. I Gusti Ngurah Rico Santosa (14700079)
3. Kumala Sari (14700091)
4. Pradnya Gunadi Pranata (14700093)
5. I Putu Yoga Saptahadi (14700095)
6. Sri Ayu Wahyuni ( 14700097)
7. Pipin SK Putri ( 14700099)
8. Fari Hatun Nisak ( 14700101)

PEMBIMBING TUTOR : dr. Billy., Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
DAFTAR ISI

BAB I Skenario 2 ................................................................................................................3

BAB II Katakunci ................................................................................................................4

BAB III Problem .................................................................................................................5

BAB IV Pembahasan ...........................................................................................................6

Anatomi.......................................................................................................................6

Histologi ....................................................................................................................10

Fisiologi ....................................................................................................................15

Patofisiologi ..............................................................................................................16

Jenis Penyakit Yang Berhubungan ...........................................................................17

Pemeriksaan Fisik .....................................................................................................20

Pemeriksaan Penunjang ...........................................................................................21

BAB V Hipotesis Awal .....................................................................................................22

BAB VI Analisis Dari Diferential Diagnosis.....................................................................23

Gejalaklinis ...............................................................................................................23

PemeriksaanFisik ......................................................................................................24

PemeriksaanPenunjang .............................................................................................25

BAB VII Hipotesis Akhir ..................................................................................................28

BAB VIII Mekanisme Diagnosa .......................................................................................29

BAB IX Strategi Penyelesaian Masalah ...........................................................................31

BAB X Prognosis dan Komplikasi ...................................................................................34

2
BAB I

SKENARIO 1

BENJOLAN DIBELAKANG LEHER

Seorang laki-laki datang dengan keluhan adanya benjolan di belakang leher. Benjolan mulai

dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu, yang makin lama makin membesar. Benjolan tidak terasa

nyeri dan warnanya seperti warna kulit lainnya. Penderita juga mengatakan tidak ada

benjolan di tempat lain.

3
BAB II

KATA KUNCI

1. Benjolan di belakang leher

2. Sudah sejak 5 bulan

3. Benjolan makin lama makin membesar

4. Tidak terasa nyeri

5. Tidak ada perubahan warna

4
BAB III

PROBLEM

1. Apa yang membenyebabkan benjolan pada belakang leher pasien tersebut?

2. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan benjolan pada belakang leher pasien?

3. Apa diagnosis banding pasien tersebut?

4. Bagaimana mekanisme diagnosis pada pasien tersebut?

5. Apa diagnosis pasti pasien tersebut?

6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien tersebut?

7. Apa saja komplikasi yang mungkin timbul pada pasien tersebut?

8. Bagaimana prognosis pada pasien tersebut?

5
BAB IV

PEMBAHASAN

1. BATASAN

Dari gejala yang di alami pasien tersebut yaitu benjolan dibelakang leher maka kami

fokuskan untuk membahas seputar leher.

2. ANATOMI/HISTOLOGI/FISIOLOGI/PATOFISIOLOGI/PATOMEKANISME

A. ANATOMI LEHER

Secara umum anatomi leher dibagi dalam dua bagian yaitu pertama, sebagian

besar dibentuk oleh bagian vertebra servikalis dan otot-ototnya yang disebut

Osseomuskular. Kedua, sebagian kecil terletak didepan osseomuskular, terdapat alat-

alat dalam leher, pembuluh darah, syaraf dan limfe. Bagian-bagian ini berhubungan

oleh berbagai lapisan dari fasia servikal.

6
Batas leher adalah merupakan bidang yang ditarik melalui tepi inferior

mandibula, apex dari prosesus mastoideus dan tonjolan luar oksipital. Sedangkan

batas bawah leher adalah bidang yang ditarik melalui incissura suprasternal,

klavikula serta prosesus spinosus vertebra servikalis VII.

Untuk memudahkan pemahaman mengenai anatomi leher, maka leher dibagi atas dua

segitiga leher yaitu : 2

1. Segitiga anterior : Segitiga ini memiliki batas superior mandibula, di bagian

anterior dibatasi midline dan di bagian posterior terdapat muskulus

Sternokleidomastoideus, didalam segitiga anterior terdapat :

1. Segitiga submaksilar (digastrikus) : Batasnya di bagian superior mandibula, bagian

anterior oleh m. Digastrikus venter anterior sedangkan bagian posterior dibatasi oleh:

m Digastrikus venter posterior.

2. Segitiga carotis : Dibatasi di bagian superior oleh m. Digastrikusventer posterior,

bagian anterior oleh m. Omohyoid bagian superior, di bagian posterior oleh m.

Sternocleidomastoideus

3. Segitiga muskularis : Batasnya di bagian superior oleh m. Omohyoid bagian

superior, bagian anterior oleh midline dan bagian posterior oleh m.

Sternocleidomastoideus.

4.Segitiga submental (suprahyoid) : Di bagian superior dibatasi oleh simfisis

mandibula, di bagian inferior oleh os. Hyoid dan di lateraloleh m. Digastricus venter

anterior.

2. Segitiga posterior: Batasnya di bagian anterior oleh musculus Sterno-

cleidomastoideus, di bagian posterior oleh m. Trapezius dan di bagian inferior

terdapat klavicula. Didalamnya terdapat :


7
1. Segitiga occipital : Dengan batasnya di anterior olehm. Sternocleido-mastoideus, di

posterior oleh m. Trapezius dan di inferior oleh m. Omohyoid.

2. Segitiga subclavia : Dibatasi superior oleh m. Omohyoid,di Inferior oleh klavicula,

dan di anterior oleh m. Sternocleidomastoideus.

B. HISTOLOGI
C. PATOFISIOLOGI

Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut
foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang
memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois (aksis)
yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai
taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.

Tulang-tulang yang terdapat pada leher:


a. Os. Hyoideum adalah sebuah tulang uang berbentuk U dan terletak di atas
cartylago thyroidea setinggi vertebra cervicalis III.
b. Cartygo thyroidea
c. Prominentia laryngea, dibentuk oleh lembaran-lembaran cartylago thyroidea yang
bertemu di bidang median. Prominentia laryngea dapat diraba dan seringkali terlihat.
d. Cornu superius, merupakan tulang rawan yang dapat diraba bilamana tanduk disis
yang lain difiksasi.
e. Cartilagocricoidea, sebuah tulang rawan larynx yang lain, dapat diraba di bawah
prominentia laryngea
f. Cartilagines tracheales, teraba dibagian inferior leher.
g. Cincin-cincin tulang rawan kedua sampai keempat tidak teraba karena tertutup
oleh isthmus yang menghubungkan lobus dexter dan lobus sinister glandulae
thyroideae.
h. Cartilage trachealis I, terletak tepat superior terhadap isthmus.

8
Otot Leher

Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:

a. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke
tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan
melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga
untuk menarik kulit leher ke atas.
b. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral
proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior.
Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan
rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi kedua
sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping.
Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama
bekerja maka reaksinya adalah wajah akan menengadah.
c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.

Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang kepala
ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan
menggelengkan kepala.

D. JENIS JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN

1. Lipoma

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang

terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun),

namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak,

maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini

2. Kista pada leher

9
Penyakit Kista Di Leher. Penyakit kista di leher merupakan suatu tumor jinak

yang berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid. Gangguan seperti ini

disebabkan karena kurangnya yodium dalam makanan, gangguan autoimun yang

menyebabkan peradangan tiroid.

3. Tumor leher

tumor di leher ditandai dengan benjolan di sekitar leher. Benjolan itu bisa saja

berukuran besar hingga jelas terlihat, atau berukuran kecil hingga sering

diabaikan keberadaannya.

E. GEJALA KLINIS

1. Lipoma

Lipoma bisa muncul di bagian tubuh manapun, namun umumnya muncul di

area punggung, paha, leher, lengan, perut, atau bahu. Berikut ini adalah

beberapa gejala atau tanda-tanda kemunculan lipoma:

 Lipoma biasanya memiliki diameter 1-3 cm. Lipoma dapat tumbuh dan

menjadi lebih besar, namun umumnya diameternya tidak lebih dari 5 cm.

 Jika ditekan menggunakan jari, lipoma akan mudah bergerak, serta terasa

lembek seperti karet.

 Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung banyak pembuluh darah

atau menekan saraf di sekitarnya, lipoma akan terasa sakit.

 Jika bertahan selama beberapa tahun, ukuran lipoma tidak akan berubah

dan pertumbuhannya sangat lambat.

10
2. Kista pada leher

-Sakit tenggorokan

-Kesulitan dalam menelan.

-Perubahan suara atau menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa

minggu.

-Rasa sakit pada bagian leher.

-Kelemahan otot

-Gangguan Tidur

-Denyut Jantung Tak Beraturan

-Rasa Gugup

-Benjolan Tenggorokan

-Pembengkakan Leher

-Sesak Nafas

-Berat Badan Berkurang

-Rasa Sakit/Nyeri Leher

3. Tumor leher

11
 Adanya benjolan atau massa pada leher, yang biasanya tidak terasa

sakit namun bertumbuh secara stabil

 Membengkaknya kelenjar getah bening

 Sariawan

 Nyeri leher

 Pembengkakan

 Pendarahan, biasanya terjadi jika penyakit sudah mencapai tahap lebih

lanjut

 Darah pada air liur

 Sulit untuk menelan

 Perubahan kulit

 Nyeri telinga yang persisten

F. PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT

 Identitas pasien :

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Anamnesis:

 Keluhan utama : benjolan di belakang leher

 Riwayat penyakit sekarang:

12
1. Benjolan di belakang leher sejak 5 bulan yang lalu.

2. Semakin lama benjolan semakin

3. Tidak nyeri dan warna seperti warna kulit lain.

4. Tidak ada benjolan di tempat lain

 Riwayat penyakit dahulu :

 Riwayat penyakit keluarga:

 Riwayat Pengobatan

 Riwayat sosial

13
PEMERIKSAAN FISIK PASIEN

1. Keadaan umum :

2. Vital sign :

 Nadi : X/menit.

 Suhu : OC

 RR : X/menit

3. Pemeriksaan fisik

1. Kepala Leher :

Leher terdapat benjolan yang semakin lama semakin membesar.

2. Thorax

3. Abdomen :

4. Ekstremitas

5.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT

 DL:

 FL :

 SE dan GDA :

14
BAB V

HIPOTESIS AWAL ( DIFFERENTIAL DIAGNOGSA)

1. Lipoma

2. Kista pada leher

3. Tumor pada leher

15
BAB VI

ANALISIS DIFFERENTIAL DIAGNOSA

1. GEJALA KLINIS

 Identitas pasien :

Nama :

Umur :

Pekerjaan ortu :

Alamat :

Anamnesis:

 Keluhan utama : benjolan di belakang leher

 Riwayat penyakit sekarang:

1. Benjolan di belakang leher sejak 5 bulan yang lalu.

2. Semakin lama benjolan semakin

3. Tidak nyeri dan warna seperti warna kulit lain.

4. Tidak ada benjolan di tempat lain

 Riwayat penyakit dahulu :

 Riwayat penyakit keluarga:

 Riwayat Pengobatan

2. PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT

 Keadaan umum :

 Vital sign :

 Nadi : /menit.

16
 Suhu :C

 RR : X/menit

6. Pemeriksaan fisik

7. Kepala Leher : Leher terdapat benjolan yang semakin lama semakin

membesar

8. Thorax

Paru :

Jantung :

9. Abdomen :

10. Ekstremitas

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT

DIFFERENTIAL DIAGNOSA

1. Lipoma

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang

terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun),

namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak,

maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini

2. Kista pada leher

Penyakit Kista Di Leher. Penyakit kista di leher merupakan suatu tumor jinak

yang berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid. Gangguan seperti ini

17
disebabkan karena kurangnya yodium dalam makanan, gangguan autoimun yang

menyebabkan peradangan tiroid.

3. Tumor leher

tumor di leher ditandai dengan benjolan di sekitar leher. Benjolan itu bisa saja

berukuran besar hingga jelas terlihat, atau berukuran kecil hingga sering

diabaikan keberadaannya.

18
BAB VII

HIPOTESIS AKHIR

Penyakit yang Mobile nyeri Perubahan Benjolan Massa

Berhubungan warna lain benjolan

Lipoma pada leher + _ - - Padat

Kista pada leher _ +/- - + cair

Tumor pada leher _ + + + padat

Dari Analisis Diferential Diagnosis Dapat kami simpulkan bahwa pasien menderita lipoma pada

leher.

19
BAB VIII

MEKANISME DIAGNOSIS

Identitas Penyakit yang berhubungan :


1. Nama :
2. Umur : 1. Lipoma
3. Pekerjaan orang tua : 2. Kista pada leher
3. Tumor pada leher
Tentang penyakit:
 Riwayat penyakit sekarang:
1. Benjolan di belakang leher sejak 5
bulan yang lalu.
2. Semakin lama benjolan semakin
3. Tidak nyeri dan warna seperti
PEMERIKSAAN FISIK :
warna kulit lain.
4. Tidak ada benjolan di tempat lain Keadaan umum :

 Vital sign
 Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat penyakit keluarga:
 Riwayat Pengobatan  Nadi : X/menit.

 Riwayat sosial  Suhu : OC

 RR : X/menit

1. Kepala Leher : Leher terdapat


.
benjolan yang semakin lama

semakin membesar

2. Thorax :

3. Paru :

4. Jantung :

5. Abdomen :

6. Ekstremitas :

20
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Lipoma
2. Kista pada leher
3. Tumor pada leher

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSA:

LIPOMA PADA LEHER

21
BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

A. PENATALAKSANAAN

a) Teknik eksisi
Tujuan dilakukan eksisi lipoma adalah biasanya untuk kepentingan kosmetik.
Sebelum dilakukan eksisi lipoma, harus dipersiapkan alat dan bahan yang
digunakan. Lipoma dapat dilakukan dalam anestesi lokal maupun umum
tergantung pada lokasi dan ukuran lipoma itu sendiri. Posisinya tergantung posisi
lesi. Prosedur eksisi lipoma yaitu :
1) Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik
2) Lakukan anestesi lokal field block infiltrations dengan lidacaine 2%
3) Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier dengan panjang sejajar dengan
garis Langers
4) Insisi dilakukan di atas lesi sepanjang garis langers sampai subkutis
5) Dengan menggunakan daun gunting, perdalamkan insisi dan buka ruang antara
kapsul dengan jaringan lemak sekitarnya
6) Gunakan satu jari untuk mengorek lipoma
7) Hentikan setiap titik perdarahan dengan diatermi atau benang jahit halus yang
bisa diserap
8) Hilangkan sisa ruang dengan beberapa jahitan terputus yang bisa diserap. Kulit
ditutup juga dengan beberapa jahitan terputus yang bisa diserap
9) Kirim massa untuk pemeriksaan patologi anatomi
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu melakukan eksisi lipoma yakni
untuk meminimalkan panjang insisi, bisa dilakukan sayatan sepanjang 2-3 cm dan
insisi ke dalam kapsul. Untuk mengeluarkan lipoma, teknik pencet dapat
digunakan dengan memijat lipoma antara telunjuk dan ibu jari. Jika terjadi
perdarahan, suction drain kecil dapat dimasukkan.

Indikasi operasi dari lipoma ialah


1. Diagnosis lipoma tidak menentu

22
2. Ukuran lipoma lebih dari 3 inchi, karena semakin besar akan semakin berisiko
untuk menjadi keganasan
3. Lipoma telah mengganggu fungsi organ sekitarnya
4. Lipoma mengganggu fungsi jaringan sekitar dan tidak dapat digerakkan
5. Lipoma mengganggu kosmetik, tidak sedap dipandang
Persiapan pre-operasi
1. Puasa minimal 8 jam sebelum operasi
2. Mandi pagi seperti biasa sebelum dilakukan operasi
b) Teknik non eksisi
Disamping teknik operatif, terdapat teknik non operatif yakni teknik injeksi
steroid dan lipusuction. Injeksi steroid menyebabkan atrofi lemak yang bersifat lokal,
kemudian lipoma mulai mengecil. Injeksi baik dilakukan pada lipoma dengan
diameter kurang dari 1 inch. Perbandingan 1:1 campuran antara llidocaine dan
triamcinolone acetonide, dalam dosis 10 mg per mL, diinjeksikan pada tengah lesi,
prosedur ini dilakukan beberapa kali dengan interval bulan. Volume steroid
tergantung pada ukuran lipoma, rata-rata 1-3 mL dari total yang diinjeksikan. Jumlah
injeksi tergantung dari respon yang dihasilkan, yang diharapkan muncul dalam 3-4
minggu. Komplikasi amat jarang apabila injeksi memenuhi standar prosedur yaitu
jumlah yang sesuai dosis, menempatkan jarum sehingga terletak pada tengah-tengah
lipoma. Perawatan ini menyusutkan lipoma tetapi pada umumnya tidak dengan
sepenuhnya menghapuskan tumor ini. Steroid suntikan secara khas menggunakan
dengan tumor lebih kecil-kecil itu kurang dari 2,5 cm di dalam garis tengah. Suntikan
terbaik dilakukan di atas lipoma, kurang dari 1 inch di dalam garis tengah.
Liposuction dapat dilakukan untuk memindahkan lipoma kecil sampai dengan
lipoma yang besar, apabila lokasi lipoma pada daerah kosmetik harus dihindarkan.
Eliminasi lipoma secara total tidak biasa dilakukan dengan liposuction. Campuran
lidocain biasanya digunakan untuk anestesi pada liposuction. Perawatan ini
menggunakan suatu jarum dan suatu semprotan besar untuk memindahkan tumor
yang besar.

23
BAB X

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

A. PROGNOSIS
Penyebab lipoma tidak sepenuhnya dipahami, tetapi kecenderungan untuk

mengembangkan mereka turun-temurun. Terkadang sebuah cedera ringan dapat

memicu pertumbuhan lipoma. Berat badan tidak mempengaruhi kemungkinan lipoma.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa olahraga dapat mengurangi risiko

pembentukan lipoma dengan meningkatkan sirkulasi dan mengurangi deposit lemak.

B. KOMPLIKASI
Lipoma subkutan jarang menimbulkan komplikasi, tetapi nodul besar dapat

mengganggu fungsi otot atau dapat menyebabkan nyeri saraf. Lipoma terjadi pada

sendi dapat membatasi gerakan.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar V, Cotran RS, Robbin SL. 2012. Buku ajar patologi. Edisi ke-7 (2).Jakarta :

EGC.

2. Staff pengajar bagian ilmu penyakit kulin dan kelamin FKUI Jakarta. 2010.Ilmu

penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai penerbit FKUI

3. World Health Organization. 2006. Patology & Genetic tumours of soft tissue and

bone. Lyon : IARC Press.

4.Nickloes,AT.Sutphin,Lipoma.Availableathttp://emedicine.medscape.com/article/hem

angioma-overview (diakses tanggal 17 januari 20110.

5. Anders KH, Ackerman AB. 2004. Neoplasms of the subcutaneous fat. In :Freedberg

IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, et al, eds. Fitzpatricks

Dermatology in general medicine. 5 th. Ed. New York:McGraw-Hill

25

Anda mungkin juga menyukai