Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN SGD

BLOK MUSCULOSKELETAL

SKENARIO :
NYERI PUNGGUNG

OLEH :
KELOMPOK 4

Edgar Bezaliel Hartanto (60117008)


Ronaldo bun anggriyany (60117011)
Aurelia Wynonna Xaviera (60117016)
Suhana Nur Masfufah (60117023)
Alicia Thessalonica Nata (60117028)
Nurul Illahi (60117031)
Dwi Nabilla Puspitasri (60117036)
Angela Yi An Loe (60117043)
Jessie Sabrina (60117046)
Jimmy Taruna T.F (60117047)

Nama Tutor :
Dr. Minarnih

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. .ii

PENDAHULUAN………………....…………………………………………………………3

SKENARIO & TABEL……………..……………………....……………………….3

MIND MAP AWAL ………....……………………………………………………...4

PEMBAHASAN………………....…………………………………………………………..5

ANATOMI ………………………………………………………..……………….…5

HISTOLOGI………………....…………………………………………………….…20

FISIOLOGI …………………………………………………………..………………23

BIOKIMIA ………………………………………………....……………………...…27

PENUTUP………………....…………………………………………………………………..36

HIPOTESA AKHIR……....………………………………………………….………36

MIND MAP AKHIR …………....……………………………………………………36

REFERENSI………………....…………………………………………………………...……37
SKENARIO :
Tuti, perempuan berusia 55 tahun telah berhenti haid selama 5 tahun. Sejak 2 tahun terakhir,
Tuti mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah yang timbul mendadak dan diperberat
apabila berjalan, nyeri hilang timbul. Postur tubuh semakin membungkuk.

Keyword Hipotesa awal Learning Issue

Perempuan Menopause Jelaskan anatomi punggung mencakup otot, sendi dan


tulang

Berusia 55 tahun Nyeri Jelaskan histologi tulang, otot dan sendi!


Punggung

Berhenti haid Osteoporosis Bagaimana mekanisme kerja tulang dan mekanisme


kerja otot?

Nyeri punggung bagian Apa pengaruh menstrual (hormonal) pada nyeri


bawah punggung?

Semakin membungkuk Apa penyebab nyeri punggung?

Nyeri hilang timbul Faktor-faktor apa yang mempengaruhi remodeling pada


tulang belakang?

Masalah Utama Apa saja jenis-jenis nyeri punggung?

Nyeri Punggung Apa pengaruh ATP dan Ca2+ pada kontraksi otot
normal?

Peran tulang pada homeostasis kalsium


Mind map awal
Gerakan pada columna vertebralis (anatomi)
Gerakan columna vertebralis berbeda- beda sesuai dengan daerah columna vertebralis dan sifat
individualnya. Pada columna vertebralis dapat dilakukan gerak fleksi ekstensi, rotasi. Luas gerak
normal columna vertebralis dibatasi oleh:
- Tebalnya discus intervertebralis dan dayanya untuk menanggung kompresi
- Bentuk dana rah articulation zygapophysealis
- Tahanan otot dan ligamentum punggung
- Tegangan capsula articularis zygapophysealis

1. Otot - otot penggerak utama pada articulation intervertebralis servikal

Fleksi Ekstensi Rotasi

Kegiatan bilateral Kegiatan bilateral Kegiatan unilateral

M. longus colli M. Splenius capitis Mm. rotatores

M. scalenus M.semispinalis capitis dan M. semispinalis capitis dan


m.semispinalis cervices
M. sternocleiodmastoideus m. semispinalis cervicis
M. multifidus

M.splenius cervicis

2. Otot-otot penggerak utama pada articulation intervertebralis torakal dan lumbal


Fleksi Ekstensi Rotasi
Kegiatan bilateral Kegiatan bilateral Kegiatan unilateral
M. rectus abdominis M. erector spinae Mm. rotatores
M. psoas major M.multifidus M. multifudus
Gaya gravitasi M. semispinalis thoracis M. obliquus externus abdominis dalam
kerja sama dengan m. obliquus
internus abdominis kontralateral
M. semispinalis thoracis
3. Otot-otot penggerak utama pada articulatio atlanto-occipitalis

Fleksi Eksetensi

M. longus capitis M. rectus capitis posterior major dan m.


M. rectus capitis anterior rectus capitis posterior minor
Serabut anterior M. obliquus capitus superior
M. M.semispinalis capitis
sternocleidomasteideus M. splenius capitis
M.longissimmus capitis
M. trapezius

Gerak pada columna vertebralis lebih bebas di daerah servikal dan daerah lumbal. Fleksi paling
baik dilakukan di daerah servikal dan paling tidak mungkin terjadi di daerah torakal. Ekstensi
paling nyata di daerah lumbal dan biasanya lebih leluasa dibanding fleksi.

Otot pada tulang belakang

Gambar 1.1
Schunke, Promotheus 2015
C. otot pada tulang belakang

Pada bagian paling luar otot setelah dibuka bagian kulit meliputi:

1. M. trapezius, Pars descendens


2. M. trapezius, Pars Transversa
3. Spina scapulae
4. M. deltoideus
5. M. Teres major
6. M. trapezius, Pars ascendans
7. M. triceps brachii
8. M. Latissimus dorsi
9. Fascia thoracolumbalis, lapisan superfisial
10. Olecranon
11. Aponeurosis original dari M.latissimus dorsi
12. Trigonum lumbale, M.obliquus internus abdominis
13. Crista iliaca
14. M. gluteus medius

Pada bagian trapezius dan latissimus dorsi apabila di kupas lebih dalam akan terdapat bagian-
bagian:

1. M.sternocleidomastoideus
2. Fascia thoracolumbalis (=fascia nuchae, lapisan dalam)
3. M. rhomboideus minor
4. M.levator scapulae
5. Clavicula
6. Acromion
7. M.supraspinatus
8. M. rhomboideus major
9. M. infraspinatus
10. Margo medialis
11. M. teres major
12. M.serratus anterior
13. M.latissimus dorsi
14. M. serratus posterior inferior
15. M.obliquus externus abdominis
16. M. obliquus internus abdominis
17. M. gluteus maximus

Otot – otot punggung sejati (autochthon): Tractus medialis dan lateralis (M.
erector spinae)

Fascia thoracolumbalis (Fascia nuchae, Lapisan Dalam) terbagi menjadi 2 bagian yaitu
dextra dan sinistra

1. M. serratus posterior superior


2. Mm. intercostales externi
3. M. serratus posterior inferior
4. M. latissimus dorsi
5. M. obliquus externus abdominis
6. M. gluteus maximus

Dari bagian fascia columbalis hingga Musculus gluteus maximus didalamnya terdapat
lapisan pertama yang terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:

1. Mm. rhomboidei major dan minor


2. M. trapezius
3. Fascia thoracolumbalis
4. M. Obliquus internus abdominis
5. M. obliquus externus abdominis
6. Crista Iliaca
7. Fascia thoracolumbalis
Gambar 1.2
Schunke, Promotheus 2015

Jika lapisan pertama tersebut dibuka lagi , maka terdapat lapisan kedua yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya:

1. Fascia thoracolumbalis (Lapisan dalam dari Fascia nuchae)


2. Mm. intercostales externi
3. M. obliquus externus abdominis
4. M. obliquus internus abdominis
5. Fascia thoracolumbalis, lembar superfisial

Jika lapisan kedua tersebut dibuka lagi , maka terdapat lapisan ketiga yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya:

1. M. semispinalis capitis
2. M. splenius capitis
3. M. splenius cervices
4. M. spinalis
5. M. ilicostalis
6. M. iongissimus
7. Crista iliaca
8. M. gluteus maximus
Gambar 1.3
Schunke, Promotheus 2015

Jika lapisan ketiga tersebut dibuka lagi , maka terdapat lapisan keempat yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya:

1. M. semispinalis capitis
2. M. splenius capitis
3. M. splenius cervices
4. Mm. intercostales externi
5. M. iongissimus thoracis
6. M. obliquus internus abdominis
7. Fascia thoracolumbalis, lembar dalam

Jika lapisan keempat tersebut dibuka lagi , maka terdapat lapisan kelima yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya:

1. Tepi potongan M. splenius capitis


2. M. longissimus capitis
3. M. iliocostalis cervices
4. M. iliocostalis thoracis
5. Mm. levatores costarum
6. M. spinalis
7. M. iliocostalis lumborum
8. M. transversus abdominis
9. Crista iliaca
10. M. gluteus maximus
11. M. multifidus

Gambar 1.4
Schunke, Promotheus 2015

Jika lapisan kelima tersebut dibuka lagi , maka terdapat lapisan keenam yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya:

1. M. semispinalis capitis
2. M. splenius capitis
3. M. obliquus capitis superior
4. M. rectus capitis posterior major
5. M. longissimus capitis
6. M. spinalis cervices
7. Mm. levatores costarum longi
8. M. spinalis thoracis
9. Mm. levatores costarum breves
10. Mm. intertransversarii mediales lumborum
11. Mm. interspinales lumborum
12. M. transversus abdominis
13. Crista iliaca
14. Fascia thoracolumbalis, lapisan dalam
15. M. multifidus

Bagian diatas terbagi lagi menjad yang lebih dalam yaitu :

1. Linea nuchalis superior


2. M. rectus capitis posterior minor
3. M. obliquus capitis inferior
4. Mm. interspinales cervices
5. Mm. rotatores thoracis longi
6. Mm. rotatores thoracis breves
7. Mm. intercostale externi
8. Costa 12
9. Mm. intertransversarii laterals lumborum
10. Procc. Costales
11. Mm. gluteus maximus
12. M. quadratus lumborum
Gambar 1.5
Schunke, Promotheus 2015

Pada columna vertebralis dapat digerakkan gerakan fleksi , ekstensi dan rotasi.
Gerakan fleksi di lakukan oleh M.oblique abdominis externus, M. oblique abdominis internus,
M. raktus abdominis, psoas major. Semenntara gerak ekstensi dilakukan oleh fascia
thoracolumbalis, sedangkan rotasi dilakukan oleh latissimus dorsi dan M. serratus posterior
anterior
Gambar 1.6
Schunke, Promotheus 2015

Gambar 1.7
Schunke, Promotheus 2015
Osifikasi adalah proses dimana tulang terbentuk, dari tulang rawan menjadi tulang sejati. Proses
osifikasi dibedakan menjadi dua yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral:

 Osifikasi intramembran, terjadi ketika membran menyerabut digantikan oleh jaringan


tulang. Proses ini, yang hanya terjadi pada tulang pipih tertentu

Gambar 2.1

Mescher, junqueira 2017

Proses osifikasi intramembran:

a) Sekelompok sel mesenkim di suatu membran atau lembaran jaringan embrionik ini
membulat dan berdiferensiasi menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosid
b) Sel-sel yang terperangkap dalam matriks berkapur berdiferensiasi menjadi osteosid
c) Tulang anyaman dihasilkan dengan cara ini, dengan ruang internal bervaskular yang akan
membentuk rongga sumsusm dan dikelilingi pada kedua sisinya oleh periosteum yang
sedang terbentuk
d) Remodeling tulang anyaman menghasilkan dua lapisan tulang lamellar kompak dengan
tulang berongga di antaranya, yang khas untuk tulang pipih ini
 Osifikasi endokondral, terjadi ketika tulang rawan hilain digantikan oleh jaringan
tulang. Proses ini, yang terjadi pada sebagian besar tulang tubuh

Gambar 2.2

Mescher, junqueira 2017

Proses osifikasi endokondral:

a) Model kartilago hialin terbentuk: proses tersebut berlangsung beberapa minggu dan tahap
perkembangan utama meliputi: pembentukan kerah tulang di sekeliling bagian tengah
model kartilago dan degenerasi kartilago di bawahnya
b) Kartilago mengalami klasifikasi, dan kerah tulang periosteal terbentuk di sekitar diafisis
c) Proses osifikasi primer terbentuk di diafisis
d) Pusat osifikasi sekunder terbentuk di epifisis
e) Tulang menggantikan kartilago, kecuali kartilago sendi dalam lempengan epifisis
f) Lempengan epifisis mengalami osifikasi epifiseal

1. Jelaskan anatomi punggung mencakup tulang, otot, saraf pada manusia


a) Struktur tulang punggung manusia dan tipikal ruas-ruas tulang punggung
Tulang punggung orang dewasa terdirir dari cervicalis, thoracalis, lumbalis, sacrum
dan coccyges

Gambar 2.3

Schunke, prometheus 2015


 Verterbra Cervicalis
Terdiri dari 7 tulang memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus
spinosus dan diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7. Dan berikut merupakan
ruas-ruas tulang Cervicalis

Gambar 2.4 Gambar 2.5


Schunke, prometheus 2015 Schunke, prometheus 2015

Gambar 2.6 Gambar 2.7


Schunke, prometheus 2015 Schunke, prometheus 2015
 Verterbra thoracalis
Terdiri dari 12 tulang yang juga dikenal sebagai tulang dorsal. Procesus spinosus pada
tulang ini terhubung dengan tulang rusuk dan diberi nomor sesuai dengan urutannya dari
T1-T12. Dan berikut merupakan ruas-ruas tulang thoracalis

Gambar 2.8 Gambar 2.9


Schunke, prometheus 2015 Schunke, prometheus 2015

Gambar 2.10
Schunke, prometheus 2015
 Verterbra lumbalis
Terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan
menanggung beban terberat dari tulang yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi tubuh dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil dan
diberi nomor sesuai dengan urutannya dari L1-L5. Berikut merupakan ruas-ruas tulang
lumbalis

Gambar 2.11 Gambar 2.12


Schunke, prometheus 2015 Schunke, prometheus 2015

Gambar 2.13
Schunke, prometheus 2015
 Verterbra sacrum dan coccyges
Tulang sacrum erdiri atas 5 tulang dimana tulang-tulangnya tidak memiliki celah dan
bergabung satu sama lainnya. Tulang ini menghubungkan antara bagian punggung
dengan bagian panggul. Tulang coccyges terdiri atas 4 tulang yang juga tergabung tanpa
celah antara satu dengan yang lainnya. Tulang coccyges dan sacrum tergabung menjadi
satu kesatuan dan membentuk tulang yang kuat. Berikut merupakan ruas-ruas tulang
sacrum dan coccyges

Gambar 2.14
Schunke, prometheus 2015
Osteoblas

Osteoblas memiliki fungsi sebagai sintesis komponen organik matriks tulang, memiliki
komponen kolagen tipe 1, proteoglikan , dan glikoprotein termasuk osteonektin. Deposisi
komponen anorganik tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya
terletak di permukaan matriks tulang dan letaknya bersebelahan, yang mirip dengan epitel selapis.
Jika osteoblas aktif menyintesis matriks berbentuk silindris sampai kuboid. Jika aktivitasnya
menurun, maka bentuknya berubah menjadi gepeng. Aktivitasnya dirangsang oleh hormon PTH
(Paratiroid).

Osteosit

setiap osteoblas selalu dikelilingi oleh hasil sekresinya sendiri dn menjadi osteosit yang
terletaksendiri-sendiri di dalama suatu ruangan yang disebut lakuna. Pada transisi dari osteoblas
menjadi osteosit, sel menjulurkan banyak tonjolan sitoplasma panjang, yang diselubingi juga
oleh matriks berkapur. Osteosit dan prosessusnya menempati setiap lakuna dan kanalikuna. Jika
dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang pipih dan berbentuk kenari tersebut memiliki
sedikit RE kasar dan aparatus golgi serta kromatin inti yang lebih padat

Osteoklas

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar dengan inti multipel. Ukuran yang besar
dan inti yang multipel pada osteoklas terjadi karena asalnya dari penggabungan sel yang berasal
dari sum-sum tulang. Di area terjadinya resorpsi tulang. Letak osteoklas terdapat di dalam
lekukan atau kriptus yang terbentuk akibat dari kerja enzim pada matriks,yang dikenal
sebagai resorption bays.

Matriks tulang

Memiliki berat 50% merupakan material anorganik. Hal yang paling banyak dijumpai adalah
hidroksiapatit, tetapi bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium, dan natrium juga ditemukan. Ion
permukaan hidroksiapatit mengalami hidrasi dan selapis airdan ion terbentuk. Memiliki lapisa
hidrasi fungsinya membantu pertukaran ion antar kristal dan cairan tubuh.
Periosteum

Periosteum terdiri atas lapisan luar berkas kolagen dan fibroblas. Berkas serat kolagen
periosteum yang disebut serat perforata, memasuki matriks tulang dan mengikat periosteum pada
tulang.

Osteoprogenitor

Lapisan dalam periosteum yang mengandung sel punca mesenkimal, sel ini
berpotensi membelah melalui mitosis dan berkembang menjadi osteoblas. Sel osteoprogenitor
berperan penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang

Endosteum

Melapisi rongga dalam di tulang. Endosteum merupakan selapis sel jaringan ikat yang sangat
tipis, yang berisi osteoblas dan osteoprogenitor gepeng, yang melapisi trabekula atau spikula
kecil tulang yang berprojeksi ke dalam rongga tersebut. Jadi endo steum ini lebih tipis jika
dibandingkan dengan periosteum

Mekanisme Nyeri

Nyeri merupakan mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan


bahwa penderita sedang atau akan mengalami kerusakan jaringan.Mekanisme nya yaitu ketika
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem
Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan
kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan
diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.

Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang
jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan
menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus
spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus
posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post
sentral dari korteks otak.

Gambar 3.1

Sherwood , 2012

Jenis-jenis nyeri

1. Nyeri Nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu Nyeri yang timbul akibat adanya stimulus

mekanis terhadap nosiseptor

2. Nyeri Neiropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf

(NELIOLA, ET AT, 2000)

3. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan

4. Nyeri spikologik

Berdasarkan faktor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri

OSTEONEUROMUSKULER yaitu :

1. Nociceptor Mechanishim

2. Nerve or Root Compression

3. Trauma (Deafferentation Pain)


4. Innappropiate Function in the control of muscle contrction

5. Psychosomatic Mechanism

Nyeri dibagi menjadi 3, yaitu menurut :

1. Waktu

2. Etiologi

3. Lokasi

Menurut Waktu

1. Nyeri akut : nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat akibat trauma. Nyeri ini
akan menghilang apabila terjadi penurunan intensitas stimulus pada nosiseptor.

2. Nyeri Kronik : nyeri yang berlangsung dalam periode yang lama dan biasanya
merupakan gejala awal dari suatu penyakit.

Menurut Etiologi

1. Nyeri neuropatik : nyeri yang timbul karena kerusakan saraf. Contohnya : terkena luka
bakar, pasca operasi, dll.

2. Nyeri nosiseptik : nyeri yang terjadi karena mediator nyeri.

Menurut Lokasi

1. Pheriperal pain : nyeri yang terjadi pada kulit dan permukaan kulit.

2. Deep pain : nyeri yang terjadi pada permukaan tubuh paling dalam.

3. Reffered pain : nyeri yang terjadi karena pengaruh dari suatu penyakit pada organ.

4. Nyeri Lokal : nyeri yang terjadi karena regangan struktur yang sensitif terhadap nyeri
yang menekan ujung saraf sensoris.
5. Nyeri Abdomen : nyeri yang dibarengi dengan nyeri punggung.

6. Nyeri Sclerotomal : nyeri yang berasal dari tulang belakang lumbal .

7. Nyeri Punggung Radikular : nyeri yang menyebar dari tulang punggung region lumbal
sampai tungkai.

Mekanisme Menopause

Wanita dikatakan menopause setelah dia tidak mengalami menstruasi minimal selama 12 bulan.
Klimakterium meupakan periode peralihan antara masa reproduksi hingga masa senium ( masa
sesudah pasca menopause) .

Fase Klimakterium :

1. Pramenopause

Pada fase ini dimulai wanita pada usia 40 tahun. Mereka mengalami sindrom prahaid
karena dipengaruhi kadar FSH yang meningkat menyebabkan stimulasi ovarium berlebihan
sehingga kadar estrogen ikut naik. Biasanya terjadi siklus haid yang tidak teratur, jangka waktu
haid lama dengan jumlah darah haid yang banyak, dan disertai rasa nyeri.

2. Menopause

Fase ini didahului oleh suatu periode kegagalan ovarium progresif yang ditandai dengan
peningkatan daur ireguler dan rendahnya kadar estrogen. Hilangnya estrogen ovarium setelah
menopause mengakibatkan perubahan fisik dan emosional. Selain itu juga berdampak pada
kontrol aliran darah yang menjadi tidak teratur. Peningkatan aliran darah hangat melalui
pembuluh superfisial merupakan penyebab “hot flashes” yang menyertai menopause.

3. Pasca Menopause
Fase ini dialami wanita 3-5 tahun setelah menopause. Kadar FSH dan LH sangat tinggi
serta kadar estrodiol rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga wanita tidak
mengalami haid lagi.

4. Senium

Di fase ini wanita sudah mengalami keseimbangan baru sehingga tidak ada lagi gangguan
psikis.

Gambar 4.1 Perubahan hormon pada fase klimakterium (Sastrawinata, 2004).

VITAMIN

 Fungsi vitamin A

meningkatkan pertumbuhan tulang dan gigi

Akibat kekurangan vitamin A

pertumbuhan tulang dan gigi menjadi terhambat dan abnormal, kekuatan gigi menjadi lemah dan
rentan berlubang.

 Fungsi vitamin B12

menjaga kesehatan syaraf, penjaga kesehatan saat metabolisme tubuh berlangsung dan juga saat
proses perkembangan dan pertumbuhan struktur tubuh.

Akibat kekurangan vitamin B12


sering mengalami terjadi mati rasa, gatal-gatal pada jari, mudah lelah, gangguan pertumbuhan
tubuh dan terhambatnya regenerasi sel peripheral pada otak dan urat syaraf tulang belakang.

 Fungsi vitamin C

zat dalam pembentukan kolagen dalam penyatuan sel-sel tubuh, memperkuat struktur tulang dan
gigi

Akibat kekurangan vitamin C

mengalami mudah kelelahan

 Fungsi vitamin D

meningkatkan daya serap tubuh akan zat kalsium dan posfor serta dalam porses metabolism
kedua zat tersebut, membantu pertumbuhan tulang dan gigi

Akibat kekurangan vitamin D

menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangantulang, gigi dan otot tubuh, pada
tingkat parah dapat menyebabkan otot mudah lemah, resiko patah tulang, nyeri pada panggul dan
punggung serta kaki.

 Fungsi vitamin K

-membantu dalam proses pengaturan jumlah kalsium dalam tubuh manusia

-pertumbuhan Tulang dan Mencegah Osteoporosis


vitamin K dapat meningkatkan kepadatan tulang sehingga terbentuk struktur rangka tubuh yang
kuat. Khususnya pada wanita, vitamin K juga dapat menurunkan risiko terkena osteoporosis. Di
dalam tulang, vitamin K ini akan membantu senyawa osteokalsin yang berperan dalam
penyerapan mineral untuk membentuk stuktur tulang yang kuat. Osteoklasin sendiri diproduksi
oleh osteoblas, kumpulan sel pembentuk tulang.
Membangun tulang sehat

Vitamin K penting untuk membangun tulang sehat. Meskipun tulang sebagian besar terdiri dari
mineral, terutama kalsium, tulang juga merupakan jaringan hidup dengan beberapa komponen
dan membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya.

Tulang adalah susunan protein yang di atasnya tersimpan mineral. Di sinilah pentingnya peranan
vitamin K. Hal ini diyakini bahwa vitamin K dibutuhkan untuk mengubah protein tulang tertentu
sehingga mineral, seperti kalsium, dapat disimpan dengan benar. Tanpa peran serta vitamin K,
semua kalsium tidak memungkinkan untuk membangun tulang yang sehat.

Penelitian tentang efek suplementasi vitamin K pada tulang telah membuat beberapa temuan
penting. Misalnya Vitamin K2 dan Vitamin D3, yang digunakan secara bersama-sama, dapat
mengurangi kehilangan tulang. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa, saat kita menua, jumlah
vitamin K kita peroleh melalui asupan makanan mungkin tidak cukup untuk menjaga kalsium
dalam tulang kita. Studi lain menemukan bahwa dosis tinggi suplemen Vitamin K2 atau K1
dikaitkan dengan penurunan risiko patah tulang pada wanita postmenopause.

Beberapa penelitian mengenai dampak vitamin K pada pembentukan tulang telah menemukan
bahwa hal itu juga dapat membantu untuk mengontrol pengendapan kalsium di arteri, di mana ia
dapat berkontribusi terhadap aterosklerosis, atau pengerasan arteri. Hal ini mungkin sangat
penting bagi perempuan.

Kalsium paradoks

Para peneliti telah lama meneliti tentang apa yang disebut "kalsium paradoks". Hal ini terlihat
pada wanita postmenopause yang, di satu sisi berisiko osteoporosis. Di satu sisi mereka juga
beresiko kalsifikasi arteri, yang menandakan kelebihan simpanan kalsium. Vitamin K mungkin
merupakan bagian penting dalam memecahkan masalah ini, dengan membantu menjaga kalsium
di tulang dan mengeluarkan kalsium dari saluran arteri.
Potensi untuk vitamin K untuk mengurangi kalsifikasi arteri adalah salah satu cara yang bisa
membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Dalam satu penelitian, suplemen vitamin
K dikaitkan dengan memperlambat tingkat kalsifikasi arteri koroner yang mengalirkan darah ke
jantung pada pria dan wanita yang sudah memiliki kalsifikasi pada temapt-tempat ini.

Sumber Vitamin K

Anda tidak perlu menggunakan suplementasi untuk mendapatkan lebih banyak vitamin K dalam
diet anda. Cobalah untuk mendapatkan asupan vitamin K yang berasal dari sayuran hijau, brokoli
dan kacang-kacangan.

Kebanyakan vitamin K berasal dari sumber tanaman, khususnya sayuran berdaun hijau seperti
lobak, kale, dan sawi, serta sayuran dalam keluarga sawi-sawian, termasuk brokoli, kubis, dan
bok choy. Kedelai, susu, keju dan yoghurt juga merupakan sumber vitamin K.

Setiap orang memiliki asupan harian Vitamin K yang berbeda-beda, kebanyakan dibedakan
berdasarkan umurnya, seperti yang dikutip dari Health Canada di bawah ini.

 Anak usia sampai 6 bulan: 2,0 mcg


 Usia 7 sampai 12 bulan: 2,5 mcg
 Usia 1 sampai 3 tahun: 30 mcg
 Usia 4 sampai 8 tahun: 55 mcg
 Usia 9 sampai 13 tahun: 60 mcg
 Usia 14 sampai 18 tahun: 75 mcg
 Pria usia 19 tahun dan lebih: 120 mcg
 Wanita usia 19 tahun dan lebih: 90 mcg
 Wanita hamil dan menyusui usia 18 sampai 50 tahun: 90 mcg
MINERAL

Kalsium ( Ca )
Sumber Kalsium : Susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging
Fungsi Kalsium :
– Pembentukan tulang dan gigi yang dipengaruhi oleh vitamin D
– Pembekuan darah
– Aktivitas saraf dan otak
– Aktivator enzim
– Aktivitas otot jantung
– Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat radioaktif
Akibat Kekurangan Kalsium :
– Riketsia
– Osteoporosis
– Darah sukar membeku
– Rakitis
– Hipokalsemia
– Pertumbuhan terhambat
Tambahan Mengenai Kalsium :
– Kalsium akan ditimbun di dalam tulang khususnya tulang spon
– Jumlah kebutuhan tubuh/hari = 0,8 gram
– Penggunaan dalam tubuh diatur oleh kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon
kalsitonin berfungsi menurunkan kadar Ca darah, dan kelenjar paratiroid yang
menghasilkan hormon paratiroid berfungsi meningkatkan kadar Ca darah
– Adanya vitamin D meningkatkan absorbsi Ca
Akibat kelebihan Kalsium :
– Hiperkalsemia
– Kalsifiksi jaringan dan tulang rawan

Fosfor ( P )
Sumber Fosfor : Susu, kacang-kacangan, daging, dan sayuran
Fungsi Fosfor :
– Pembentukan tulang dan gigi
– Metabolisme
– Kontraksi otot
– Aktivitas saraf
– Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP
– Membentuk fosfatid, bagian dari plasma
– Menjaga keseimbangan asam basa
– Pengaturan aktivitas hormon
– Efektivitas beberapa vitamin
Akibat Kekurangan Fosfor :
– Kerapuhan tulang dan gigi
– Sakit pada tulang
– Pada anak anak : Rakhitis
– Pada orang Dewasa : Osteomalasia

Fluorin ( F )
Sumber Fluorin : Kuning telur, susu, otak, dan air minum
Fungsi Fluorin :
– Memelihara gigi
– Mencegah kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyakit periodental
Akibat Kekurangan Fluorin :
– Kerusakan karang gigi (caries dentis)

HORMON

PTH

Hormon paratiroid (PTH) memiliki pengaruh yang sangat kuat pada sel-sel tulang yang
menyebabkan mereka untuk melepaskan kalsium ke dalam aliran darah mereka. Kalsium
merupakan komponen struktural utama dari tulang yang memberi mereka kekakuan. Di bawah
kehadiran hormon paratiroid, tulang akan memberikan kalsium mereka dalam upaya untuk
meningkatkan tingkat kalsium darah. Dalam kondisi normal, proses ini sangat sangat penting
untuk menjaga jumlah kalsium dalam tulang kita tetap pada tingkat tinggi yang normal. Di
bawah kehadiran terlalu banyak hormon paratiroid, tulang akan terus melepaskan kalsium
mereka ke dalam darah pada tingkat yang terlalu tinggi mengakibatkan tulang akan memiliki
terlalu sedikit kalsium. Kondisi ini disebut osteopenia dan osteoporosis. Ketika tulang yang
terkena tingkat tinggi hormon paratiroid selama beberapa tahun mereka menjadi rapuh dan jauh
lebih rentan terhadap patah tulang.

Estrogen
Estrogen berperan dalam masa pubertas, memainkan peran dalam pengembangan ciri-ciri.
Estrogen memainkan peran penting dalam metabolisme tulang, seperti menurunkan pergantian
sel-sel tulang, dan dengan demikian mendorong mempunyai kepadatan mineral tulang yang kuat.
Peran ini menjadi jelas setelah wanita memasuki masa menopause dan mengalami penurunan
kadar estrogen dalam tubuh mereka karena penurunan kepadatan mineral tulang mereka,
menempatkan mereka pada risiko untuk mengembangkan osteoporosis. Mendorong produksi
protein tertentu dalam tubuh adalah fungsi lain dari estrogen. Ini peran estrogen penting pada
pria dan wanita sama, karena pria memiliki tingkat rendah estrogen beredar dalam darah mereka.
Estrogen meningkatkan produksi protein tertentu yang penting dalam menyebabkan darah
menggumpal. Hal ini juga landai sampai terciptanya protein yang membawa hormon lainnya.

Testosterone
Testosteron memainkan peran dalam perkembangan organ seks laki-laki. Dari segi kesehatan,
androgen mendukung sintesis protein dan mengembangkannya dengan penerima atau receptor
androgen perkembangan massa otot dan kekuatan, perkembangan kepadatan tulang dan kekuatan,
dan stimulasi pertumbuhan dan pendewasaan tulang. Pada pria dewasa, kadar testosteron yang
rendah dapat menyebabkan penurunan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penampilan keriput
pada kulit, dan kinerja seksual yang buruk, osteoporosis, kadar testosteron pada pria menurun
secara alami dengan bertambahnya usia mereka.
Progesteron

Kalsitonin menempatkan kalsium ke dalam tulang tapi itu sel-sel khusus, yang disebut osteoblas,
yang menggunakan mineral untuk membangun jaringan tulang baru. Jika Anda tidak memiliki
cukup osteoblas, atau jika osteoblas tidak cukup aktif, Anda tidak akan menghasilkan cukup
jaringan tulang – penyebab lain untuk osteopenia dan osteoporosis.

Peran tulang pada homeostasis kalsium


Terjadi pertukaran antara kalsium di tulang dan cairan ekstrasel secara seimbang dan terus
menerus. Osteoblas menghasilkan 2 hal.
- Monomer kolagen
- substansi dasar (ground substance)

Monomer kolagen ini berpolimerisasi berterus-terusan sampai membentuk serat kolagen,


yang nantinya kumpulan serat itu jadi osteoid (zat terbuat dari kolagen, fibrous protein).
Osteoblas tadi, akhirnya terperangkap dalam osteoid ini. Setelah itu, kalsium mulai menempel di
permukaan serat kolagen dalam bentuk presipitat garam kalsium, yang kita kenal sebagai kristal
hidroksiapatit.

Kalsium dalam tulang ini bisa dilepaskan ke darah melalui pengaruh hormon paratiroid, kalau
orang mengalami hipokalsemia (kadar kalsium dara rendah), supaya tidak terjadi tetani otot.
Orang yang mengalami osteoporosis, aktivitas osteoblastik menurun, sehingga timbunan garam
berkurang, sedangkan aktivitas osteoklastik tetap, tulang yang semakin sedikit tulang baru yang
bisa terbentuk, akan tetapi terjadi absorbsi tulang terus menerus oleh osteoklas.
Hipotesa akhir
Tuti, perempuan berusia 55 tahun menderita Osteoporosis.

Mind Map Akhir


REFERENSI

1. Schunke, dkk. 2016.Promotheus Atlas Anatomi Manusia Anatomi Umum dan Sistem
gerak. Jakarta : EGC
2. Drake, dkk. 2014. Gray Dasar – Dasar Anatomi. Singapura : ElSevier
3. Amalia, Irma. 2014. Karya Tulis Ilmiah BAB 2. Semarang : Universitas Diponegoro
http://eprints.undip.ac.id/44795/3/Irma_Amalia_22010110120005_BAB2KTI.pdf
4. Orepo. 2016. Tinjauan Pustaka BAB 2. Denpasar : Universitas Udayana
http://erepo.unud.ac.id/10087/3/ec989f17bf7dfc6083ea64b84c5f43b1.pdf
5. Said, Irhas M. 2012. Hubungan Ketidaknyaman : Nyeri. Depok : Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303498-
T30672%20-%20Hubungan%20ketidaknyamanan.pdf
6. Mescher, L Anthony.2011.Histologi Dasar Junqueira.Jakarta.EGC
7. Schunke, dkk. 2016.Promotheus Atlas Anatomi Manusia Anatomi Umum dan Sistem
gerak. Jakarta : EGC

8. Drake, dkk. 2014. Gray Dasar – Dasar Anatomi. Singapura : ElSevier


9. Moore,keith dan Anne Agur. 2017. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : HipokratesC. otot
pada tulang belakang
10. Amalia, Irma. 2014. Karya Tulis Ilmiah BAB 2. Semarang : Universitas Diponegoro
http://eprints.undip.ac.id/44795/3/Irma_Amalia_22010110120005_BAB2KTI.pdf
11. Orepo. 2016. Tinjauan Pustaka BAB 2. Denpasar : Universitas Udayana
http://erepo.unud.ac.id/10087/3/ec989f17bf7dfc6083ea64b84c5f43b1.pdf

12. Said, Irhas M. 2012. Hubungan Ketidaknyaman : Nyeri. Depok : Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303498-
T30672%20-%20Hubungan%20ketidaknyamanan.pdf

Anda mungkin juga menyukai