1. Pengertian Tindakan
Pengukuran kekuatan otot adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi
fungsi dan kekuatan otot seseorang. Kekuatan otot dinilai dari perbandingan kemampuan
pemeriksa dengan kemampuan klien untuk melawan tahanan otot voluenter secara penuh
(Pudjiastuti & Budiutomo, 2002; Muttaqin, 2008)
Tindakan ini merupakan tahap pengkajian dalam proses keperawatan untuk menegakkan
diagnosis keperawatan terkait gangguan mobilisasi dan intoleraksi aktivitas (NANDA,
2012).
2. Tujuan Tindakan
a. Memberikan informasi dasar untuk tenaga kesehatan terkait tingkat kekuatan otot klien
sehingga dapat diketahui diagnonis yang tepat dan dibuat rencana terapi terkait diagnosis
yang ada
b. Mengetahui kondisi terkini terkait fungsi sistem muskuloskeletal klien
c. Melihat kemajuan dan efektifitas dari terapi yang diberikan (terapi terkait perbaikan
sistem muskuloskeletal)
8. Prosedur Pelaksanaan
Menurut (Pudjiastutu & Budi Utomo,2002) berikut Prosedur pelaksanaan MMT :
a. Lansia diposisikan sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan
kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot dan gerakan mudah
diobsservasi.
b. Bagian tubuh yang akan diobservasi harus terbebas dari pakaian yang menghambat.
c. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan
d. Lansia mengontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen proksimal
e. Selama terjadi kontraksi, gerakan yang diobservasi, baik palpasi pada tendon atau perut
otot.
f. Memberikan tahanan pada otot yang dapat bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan
dengan melawan gravitasi.
g. Melakukan pencatatan hasil MMT.
d. Depresi dan adduksi dari scapula. Penggerak utamanya ialah otot pectoral dan latisimus
dorsi.
e. Fleksi di sendi pergelanggan. Penggerak utamanya ialah otot-otot fleksor karpi radialis dan
ulnaris.
f. Ekstensor (dorsofleksi) di sendi pergelangan. Penggerak utamanya ialah otot-otot ekstensor
karpi radial longus / brevis, ekstensor karpal ulnar, dan ekstensor digitorum komunis
(Gambar 2-25 kanan).
g. Mengepal dan menggembangkan jari-jari tangan. Penggerak utamanya ialah otot-otot
tangan flekstor digitorum dan ekstensor digitorum dan dibantu oleh otot-otot interosei
dorsal dan volar (Gambar 2-26)
h. Fleksi di sendi panggul. Penggerak utamanya ialah otot iliopsoas (Gambar 2-26 kanan)
i. Ekstensi di sendi panggul. Penggerak utamanya ialah otot gluteus maksimus.
j. Ekstensi di sendi lutut. Penggerak utamanya ialah otot quadriceps femoris.
k. Fleksi di sendi lutut. Penggerak utamanya ialah otot bisepss femoris (Gambar 2-27)
l. Dorsofleksi di sendi pergelangan kaki dan dorsofleksi jari-jari kaki. Penggerak utamanya
ialah otot tibialis anterior dan otot-otot ekstensor jari-jari kaki.
m. Plantar fleksi kaki dan jari-jari kaki. Penggerak utamanya ialah otot gastroknemius, soleus,
peroneus, dan fleksor haluksis longus.
Kriteria Hasil Pemeriksaan MMT
- Normal (5) ; mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan
melawan tahanan maksimal.
- Good (4); mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan
melawan tahanan sedang.
- Fair (3); mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi tanpa
tahanan.
- Poor (2);mampu bergerak dengan luas sendi peuh tanpa melawan gravitasi.
- Trace (1); tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi.
- Zero (0); kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi.
Pemeriksaan kekuatan otot juga dapat menggunakan dynamometer. Pemeriksaan dengan
dynamometer bertujuan mengetahui kekuatan kontraksi isometrik dari otot yang diperiksa.
Prosedur pemeriksaannya antara lain
1. Posisi lansia disesuaikan dengan kebutuhan
2. Dynamometer dihubungkan dengan anggota tubuh yang akan diperiksa
3. Lansia diminta untuk mengontraksikan otot secara isometric dengan usaha maksimal.
4. Kontraksi dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu 1 menit
5. Kekuatan kontraksi rata-rata dari ketiga kontraksi yang telah dilakukan.
5544 5544
4434 4444
Menandakan bahwa pada otot lengan atas kekuatannya menurun, pada
kaki kanan mengalami masalah
Daftar Pustaka
Hislop, H.J., & Montgomery, J. (2007). Daniels & worhingham’s muscle testing: Techniques of
manual examination. 8th ed. St Louis: Elsevier.
Muttaqin, A. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA Internasional. (2012). Nursing diagnoses: Definition and classification (2012 – 2014).
Oxford: Wiley-Blackwell.