Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN RENTANG GERAK SENDI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Biomedik Dasar
Dosen Pengampu Ns. Diana Tri Lestari,M.Kep.,Sp.Kep.MB

Disusun Oleh:
Fiani Aliya Hartanti
20101440119046

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPRAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN 2019/ 2020
LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN RENTANG GERAK SENDI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan membuktikan cara mengukur sudut gerak sendi dan
presendian pada manusia
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian superior dan inferior
3. Mahasiswa dapat mengetahui nama - nama tulang manusia sesuai istilah `dalam anatomi
4. Mahasiswa mengetahui macam macam nama otot manusia

B. DASAR TEORI
1. Pengertian rentang gerak sendi ( ROM )
Rentang gerak atau (Range Of Motion) adalah jumlah pergerakna maksimum yang dapt di
lakukan pada sendi, di salah satu dari tiga badan yaitu sagital, fromal atau transversal.
Range Of Motion (ROM) adlah gerakan yang dilakukan oleh sendi yang bersangkutan Range Of
Motion dibagu menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku
untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk
menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
(Arif, M, 2008).

ROM adalah latihan yang dapat dilakukan oleh perawat, pasien atau anggota kelurga dengan
menggerakkan tiap-tiap sendi secara penuh jika memungkinkan tanpa menyebabkan rasa nyeri. (
Brunner & suddarth ,2002 ),
· Garis Potongan Pada Tubuh
a. Potongan sagital, yaitu garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
b. Potongan transversal, yaitu garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian
atas dan bawah.
c. Potongan frontal, yaitu melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh
menjadi bagian depan dan belakang.
2. Tujuan Mobilisasi ROM
Adapun tujuan dari mobilisasi ROM Menurut Brunner & suddarth ( 2002 ), adalah sebagai berikut
:
a. Mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah kemunduran serta mengembalikan rentang
gerak aktivitas tertentu sehingga penderita dapat kembali normal atau setidak-tidaknya
dapat mencakupi kebutuhan sehari-hari.
b. Memperlancar peredaran darah
c. Membantu pernapasan menjadi lebih kuat.
d. Mempertahankan tonus otot, memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian.
e. Memperlancar eliminasi buang air besar dan air kecil.
f. Melatih atau ambulansi.

3. Manfaat ROM
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mengkaji tulang, sendi,dan otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
e. Memperbaiki tonus otot
f. Meningkatkan mobilisasi sendi
g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

5. Jenis – Jenis rentang gerak sendi / ROM


a. ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan
energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal
(klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
b. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat)
atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang
gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang
gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.

6. Jenis Gerakan
Macam-macam rentang gerak sendi / ROM, yaitu:
a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.

1. Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung
bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku,
tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.

2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon,
fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat
kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)


Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa
kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis.
Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi synovial (diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan
yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial
secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul
fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke
dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada
tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini
normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan
synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini
berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang
sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)
Jenis sendi synovial :
a) Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan
bebas penuh.
b) Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya
adalah siku dan lutut.
c) Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi
pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d) Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi
untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e) Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.

3. Otot Rangka
Pengertian otot ( musculus)
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini
adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk.
Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang – benang halus yang panjang disebut miofibril.
Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot
akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).

Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan
pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel
berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
4. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.

C. METODE PRAKTIKUM
1. Waktu dan Tempat : Senin, 16 September 2019
12.50 – 14.30 WIB dan Laboratorium
2. Alat dan Bahan : Goniometer dan Tengkorak
3. Cara Kerja :
1. Didasarkan netral zero methode atau 0֯
2. Gerakan dari anggota yang akan diukur dibandingkan dengan anggota tubuh
yang normal,
3. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita
4. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus
5. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tersedi
D. HASIL PEMBAHASAN
Ekstermitas Bawah
- Paha
Fleksi : 85º
Ekstensi : 40º
Aduksi : 75º

- Lutut
Fleksi : 100º
Ekstensi :85º

- Pergelangan kaki
Ekstensi :80º
Fleksi : 50º
Infersi : 50º
Erfensi : 45º

Ekstremitas Atas
- Kepala
Fleksi : 80º
Ekstensi : 45º
Fleksi kiri : 50º
Fleksi kanan: 50º

- Lengan
Fleksi : 90º
Eksternsi : 85º
Aduksi : 110º

- Siku
Fleksi : 150º

- Pergelangan tangan
Fleksi : 85º
Ekstensi : 55º
Inversi : 75º
Eversi : 70º

- Jari
Fleksi :110º
Ekstensi : 70º
Inversi : 35º
Eversi : 10º
Anatomi Tulang
1. Frontalis
2. Termporalis
3. Parietalis
4. Oksipitalis
5. Tulang Zigomatikus
6. Mentalis
7. Nasalis
8. Kavikula
9. Badan sterum
10. Rib 12 pair
11. Humerus
12. Radius
13. Ulna
14. Karpus
15. Mantakarpus
16. Falames
17. Skapula
18. Cervical vertebrae
19. Toracic vertebrae
20. Lumbar vertebratae
21. Sacrum
22. Kogsigis
23. Kristal iliaka
24. Femur
25. Tibia
26. Fibula
27. Patela
28. Pubis

1. Anterior view dan posterior view


E. KESIMPULAN
Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls
atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat
mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun
dalam sistem gerak.
untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan
arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak,
tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
F. DAFTAR PUSTAKA
http://guntorosetyonugroho.blogspot.com/2014/11/anatomi-dan-fisiologi-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai