Kejang demam merupakan gangguan meurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama
pada golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari pada anak yang berumur dibawah 5
tahun pernah menderita kejang (Abduracham dkk, 2005) . (Listiyaningsih, 2010)
ETIOLOGI
KEJANG DEMAM
Kejang demam yang menetap lebih lama dari 15 menit menunjukan penyebab organik seperti
proses infeksi atau toksik dan memerlukan pengamatan menyeluruh. Tanggung jawab dokter yang
paling penting adalah menentuan penyebab atas, dan otitis media akut adalah penyebab kejang
demam yang paling sering (Jessica, 2011). (Harsismanto J, 2018)
Faktor penyebab pada kejang demam adalah demam, umur genetic, riwayat prenatal dan pernatal.
Infeksi saluran nafas atas merupakan penyakit yang paling sering berhubungan dengan kejang
demam. Gastroenteriris, terutaman yang disebabkan oleh shigella atau campylobacter, dan infeksi
saluran kemih merupakan penyebab lain yang lebih jarang. (Moe,et al., 2017 dalam Bandul, 2015)
MANIFESTASI KLINIK
KEJANG DEMAM
Menurut Mubarak (2015)
02 .
Ensevalitas viral
01 Perubahan keseimbangan atau elektrolit
.
• Pemeriksaan cairan
Pada waktu kejang dimiringkan dan dipasang tongue serbrospinal dilakukan untuk
spatel ; menyingkirkan kemungkinan
• Untuk mencegah aspirasi ludah atau muntah meningitis
• Jalan nafas harus bebas, agar oksigesasi terjamin. .
• Diazepam digunakan selau intravena
03 Pengobatan Profilaksis
Pungsi Lumba 02
03 Pencitraan Neurologis
04 Elektroensefalografi
ASUHAN KEPERAWATAN
KEJANG DEMAM
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEJANG DEMAM
Anamnesis Penilaian tingkat kesadaran Pemeriksaan laboratorium
Identitas Pasien, Riwayat Kesehatan pemeriksaaan darah rutin, kadar
(Keluhan Utama, Riwayat Penyakit Compos Mentis, Apatis, Delirium, elektrolit, kalsium, fosfor,
Sekarang, Riwayat Keluarga, Riwayat Somnolen, Stupor, dan Coma. magnesium, atau gula darah.
Kesehatan)
02 04
01 03 05
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Keadaan Umum, TTv, BB, Kepala, EEG, Limbal Pungsi.
Mata, Mulut dan Lidah, Telinga,
Hidung, Leher, Dada, Jantung,
Abdomen, Anus, Ekstermitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KEJANG DEMAM
D.0107
D.0009 Risiko gangguan
D.1030 D.0136
perkembangan b/d gangguan
Risiko cedera b/d gangguan Perfusi perifer tidak efektif
Hipertermia b/d peningkatan kejang
sensasi b/d hipoksemia
laju metabolisme
.
01 02 03 04 05 06 07
D.0005 D.0017
Pola napas tidak efektif b/d D.0003
Risiko perfusi serebral tidak
jalan napas terganggu Gangguan pertukaran gas
efektif b/d peningkatan
b/d ketidakseimbangan
sirkulasi otak
ventilasi perfusi
.
.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
D.0130 – Hipertermia Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam I.15506 – Manajemen Hipertermia
Hipertermia b/d dengan diharapkan pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang Observasi
peningkatan laju normal menjadi membaik, dengan kriteria hasil : (L.14134) • Identifikasi Penyebab Hipertermia
metabolisme • Menggigil (menurun) • Monitor suhu tubuh
• Kulit merah (menurun) • Monitor kadar elektrolit
• Kejang (menurun) • Monitor haluaran urine
• Akrosianosis (menurun) • Monitor komplikasi akibat hipertermia
• Komsumsi oksigen (menurun) Terapeutik
• Piloereksi (menurun) • Longgarkan atau lepaskan pakaian
• Vasokonstrikasi perifer (menurun) • Basahi dan kipasi permukaan tubuh
• Kutis memorata (menurun) • Berikan cairan oral
• Pucat (menurun) • Lakukan pendinginan eksternal
• Takikardi (menurun) (misalkan selimut atau kompres
• Takipanea (menurun) • pada dahi, leher, aksila, dada,
• Bradikrdi (menurun) abdomen)
• Dasar kuku sianolik (menurun) Edukasi
• Hipoksia (menurun) • Anjurkan tirah baring
• Suhu tubuh membaik Kolaborasi
• Suhu kulit membaik • Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
• Kadar glukosa darah (membaik) intravena, jika perlu
• Pengisiaan lapiler (membaik)
• Ventilasi (membaik)
• Tekanan (membaik)
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
D.0005 – Pola Napas Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam I.01012 – Manajemen Jalan Nafas
Tidak Efektif diharapkan inspirasi dan/atau ekspresi yang memberikan ventilasi Observasi
Pola napas tidak efektif adekuat menjadi membaik, dengan kriteria hasil : (L.01004) • Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
b/d jalan napas terganggu • Ventilasii semenit (meningkat) usaha napas)
• Kapasitas vital (meningkat) • Monitor bunyi napas tambahan
• Diameter thoraks anterior-posteiior (meningkat) • Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
• Tekanan ekspirasi (meningkat) Terapeutik
• Tekanan inspirasi (meningkat) • Pertahankan kepatenan jalan napas
• Diapnea (menurun) dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
• Penggunaan otot bantu napas (menurun) jika curiga trauma servikal)
• Pamenjangan fase ekspirasi (menurun) • Berikan minum hangat
• Ortopnea (menurun) • Lakukan penghisapan lender kurang dari
• Pernapasan pursed-tip (menurun) 15 detik
• Pernapasan cuping- hidung (menurun) • Berikan oksigen, jika perlu
• Frekuensi napas (membaik) Edukasi
• Keadalam napas (membaik) • Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
• Eksursi dada (membaik) tidak kontraindikasi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
TINDAKAN/ IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di
mana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung
dan tidak langsung terhadap klien (Potter & Perry, 2010).