MAKALAH
Disusun Oleh :
Ari Remara Nur`ulum 213219036
Carla Kania Norman 213219031
Dellya Ayu Khrieshna Poetri 213219005
Irene Wanma 213219001
Mafulatul Zanah 213219019
Mohammad Khoirul Anam 213219022
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang
memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan klinik II. Adapun isi makalah
ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca serta mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami selaku penyusun makalah ini sangat
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan sarannya sangat saya harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Anatomi dan Fisiologi Nervus Fasialis.................................................................3
2.2 Pengertian Penyakit Bell’s Palsy...........................................................................5
2.3 Etiologi Penyakit Bell’s Palsy................................................................................5
2.4 Patofisiologi Penyakit Bell’s Palsy........................................................................6
2.5 Manifestasi Klinis Penyakit Bell’s Palsy...............................................................7
2.6 Penatalaksanaan Penyakit Bell’s Palsy.................................................................8
2.7 Komplikasi Penyakit Bell’s Palsy..........................................................................9
BAB III...........................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT BELL’S PALSY......................................10
3.1 Pengkajian Keperawatan.....................................................................................10
3.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................13
3.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................18
4.2 Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelumpuhan (parese) nervus fasialis merupakan kelumpuhan yang
meliputi otot-otot wajah. Kelumpuhan nervus fasialis ini juga disebut Bells palsi.
Bells palsi menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis fasial akut.
Di dunia, insiden tertinggi ditemukan di Seckori, Jepang tahun 1986 dan insiden
terendah ditemukan di Swedia tahun 1997. Di Amerika Serikat, insiden Bells palsi
setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kanan.
Insiden Bells palsi rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi. Sedangkan di
Indonesia, insiden Bells palsi secara pasti sulit ditentukan. Data yang
dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bells
palsi sebesar 19,55 % dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia 21 –
30 tahun.
Bells palsi mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang
sama. Akan tetapi, wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan terkena
daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan
trisemester ketiga dan 2 minggu pasca persalinan kemungkinan timbulnya Bells
palsi lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat .
Tidak didapati juga perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin, tetapi
pada beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara dingin atau
angin berlebihan .
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi nervus fasialis ?
b. Apa yang dimaksud dengan Bell’s Palsy ?
c. Bagaimana etiologi penyakit Bell’s Palsy ?
d. Bagaimana patofisiologi penyakit Bell’s Palsy ?
e. Bagaimana manifestasi klinis penyakit Bell’s Palsy ?
f. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Bell’s Palsy ?
g. Bagaiamana komplikasi penyakit Bell’s Palsy ?
h. Bagaiamana asuhan keperawatan dari masalah Bell’s Palsy ?
1
2
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit Bell’s Palsy.
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi nervus fasialis
Untuk mengetahui pengertian Bell’s Palsy
Untuk mengetahui etiologi Bell’s Palsy
Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Bell’s Palsy
Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Bell’s Palsy
Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit Bell’s Palsy
Untuk mengetahui komplikasi penyakit Bell’s Plasy
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari masalah Bell’s Palsy
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
berakhir pada akar desenden dan inti akar desenden dari saraf trigeminus
(N.V). Hubungan sentralnya identik dengan saraf trigeminus.
Inti motorik nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari nervus
VI, dan keluar di bagian leteral pons. Nervus intermedius keluar di
permukaan lateral pons, di antara nervus V dan nervus VIII. Nervus VII
bersama nervus intermedius dan nervus VIII memasuki meatus akustikus
internus. Di sini nervus fasialis bersatu dengan nervus intermedius dan
menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis dan kemudian
masuk ke dalam os mastoid. Nervus fasialis keluar dari tulang tengkorak
melalui foramen stilomastoid, dan bercabang untuk mersarafi otot- otot
wajah. (Maria S.Ked, 2012)
10
11
4.1 Kesimpulan
Bell’s palsi adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif,
non-neoplasmitik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat
edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau
sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Penyebabnya tidak diketahui, umumnya dianggapnakibat infeksi semacam
virus herpes simpleks. Virus tersebut dapat dormant (tidur) selama beberapa
tahun, dan akan aktif jika yang bersangkutan terkena stress fisik ataupun
psikis, sekalipun demikian Bell’s Palsy tidak menular.
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mencari ilmu yang lebih banyak diluar dari makalah ini terkait tentang
materi dalam pembahasan, dan tidak hanya berpatokan dengan satu sumber
ilmu (materi terkait), sehingga dalam tindakan keperawatan dapat menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Bell’s Palsy.
18
DAFTAR PUSTAKA