Anda di halaman 1dari 25

Makalah gangguan sistem sensorik

1
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
(PERSEPSI SENSORI, VERTIGO)

Oleh KELOMPOK IV :
1. RIFDA SAKINAH R MADURA (1420118120)
2. ROSNAWALI (1420118098)
3. SUKMA MAHU (1420118123)
4. NINING PERTIWI SAMAL (1420118O88)
5. NURHANI RUMADAI (1420118078)
6. YULIANTI ISMAIL ( 1420118099)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSAD
AMBON
2020

2
LEMBAGA PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM ( PERSEPSI SENSORI, VERTIGO)

MAKALAH

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
1. RIFDA SAKINAH R MADURA (1420118120)
2. ROSNAWALI (1420118098)
3. SUKMA MAHU (1420118123)
4. NINING PERTIWI SAMAL (1420118O88)
5. NURHANI RUMADAI (1420118078)
6. YULIANTI ISMAIL ( 1420118099)

Makalah ini telah Disetujui


Tanggal, 13 Oktober 2020

Mengetahui
Dosen Mata Kuliah KMB I

Ns. La Rakhmat Wabula,S.Kep.,M.Kep


NIDN. 1203029002

3
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem (Persepsi Sensori,Vertigo)” satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada.
Peneliti menyadari bahwa penulis makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
sebab itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.sahril sellehu,SKM.,M.Kes selaku pembina yayasan STIKes Maluku Husada


2. Rasma Tunny S.Sos selaku ketua yayasan STKes Maluku Husada, yang telah
menyediakan fasilitas-fasilitas kepada penulis selama menempuh pendidikan di
STIKes Maluku Husada
3. Lukman La Basy, S.Farm., M.Sc., Apt, Selaku Ketua Stikes Maluku Husada sekaligus
Pembimbing Iyang telah memberikan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4. Ira Sandi Tunny, S.Si., M.Kes, selaku Ketua Program Studi beserta seluruh staf
pengajar/Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Maluku Husada
5. Ns. La Rakhmat Wabula, S.Kep.,M.Kep, selaku Dosen Mata Kuliah yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
6. Teman-teman sejawat seangkatan dan seperjuangan yang telah memberikan bantuan
dan motivasi.

Ambon, 13Oktober 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………...........1
LEMBARAN PERSETUJUAN……………….……………............. 2
KATA PENGANTAR……….………………………………........... 3
DAFTAR ISI……………………………………………………....... 4
DAFTAR TABEL............................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR...........................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN………………………………………....8..
1.1 LatarBelakang…………………………………............8

1.2 Rumusan Masalah……………………………...............8


1.3 Tujuan Penulisan………………………………............9
1.3.1 Tujuan Umum……………………………...........9
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………..............9
1.4 Manfaat Penulisan……………………………..............9
1.4.1 Manfaat Teoritis…………………………...........
1.4.2 Manfaat Praktis..………………………..............
BAB II TINJAUANTEORI…..………………………………........
2.1 KonsepTeoriPenyakit....................................................10
2.1.1 Definisi…………………………..........................10
2.1.2Etiologi…………………………..........................11
2.1.3ManifestasiKlinis………………..........................11
2.1.4Patofisiologi (WOC)……………..........................14
2.1.5PemeriksaanDiagnostik…...……..........................15
1. Laboratorium…………………………………15
2. Radiologi……………………………………..15
2.1.6Penatalaksanaan…...……………..........................17
1. Medis………………………………………….17
2. Keperawatan………………………………….17
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem (Persepsi Sensori,Vertigo)
………………........................................
2.2.1
Pengkajian…………………………........................19..
1. Keluhan utama………………………………….
2. Riwayatpenyakitsekarang……………………..
3. Riwayatpenyakitdahulu………..........................
4. Pemeriksaan per system (Range Of System)……
a. B1 (Breathing)………………………………..
b. B2 (Blood)……………………………………
c. B3 (Brain)……………………………………
d. B4 (Bladder)…………………………………

5
e. B5 (Bowel)…………………………………..
f. B6 (Bone)…………………………………….
5. PemeriksaanDiagnostik………………………..
a. Laboratorium
b. Radiologi
2.2.2DiagnosaKeperawatan…………….........................20
2.2.3 IntervensiKeperawatan………………………….21
BAB III LITERATURE REVIEW…………………………………22.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………24
LAMPIRAN…………………………………………………………….

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 defenisi vertigo ………………………………………………… 10

gambar 2.1.5 Posturography ………………………………………………15

Gambar 2.1.5 CT scan ……………………………………………………15

7
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.5 Pemeriksaan Diagnostic


……………………………………………………………………15

Tabel 2.2.3 Intervensi Keperawatan


…………………………………………………………………… 21

Tabel Bab III Literature review


…………………………………………………………………… 22

8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Vertigo merupakan kasus yang sering di temui.Secara tidak langsung kita pun pernah
mengalami vertigo ini. Kata vertigo berhasal dari bahasa Yunani ”vertere”  yang artinya
memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai
pusing, pening, sempoyongan, rasa seperti melayang atau dunia seperti mengjungkir
balik.Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita
lebih banyak dari pada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu
di atas 50 tahun.
Vertigo terjadi pada sekitar 32 % kasus, dan sampai dengan 56,4 % pada populasi
orangtua. Sementara itu, angka kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui, tetapi
dari studi yang lebih baru pada populasi anak sekolah di Skotlandia dilaporkan sekitar 15 %
anak paling tidak pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun.
Sebagian besar (hampir 50%) diketahui sebagai “ paroksimal vertigo” yang disertai
dengan gejala- gejala migrain (pucat, mual, fonofobia, dan fotofobia)
Vertigo merupakan salah satu gejala sakit kepala yang sering disertai pusing yang
berputar. Menurut data di Amerika keluhan pusing merupakan alasan 5,6 juta orang
berkunjung ke klinik. Menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa 1/3 orang
mengeluhkan pusing mengalami vertigo. Angka kejadian vertigo sendiri tidak banyak
hanya 4,9% (vertigo terkait migrain sebanyak 0,89% dan benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%). Walaupun vertigo bukan merupakan salah satu penyakit
yang banyak dikenal orang dan dengan angka kejadian yang tinggi, namun seseorang
dengan vertigo dapat berbahaya karena berisiko jatuh saat beraktivitas akibat
gangguan keseimbangan hingga kehilangan kesadaran/pingsan.
Pada tahun 2009 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari
orang tua yang berumur 75 tahun ( Miralza Diza, 2008), pada tahun 2010, 50% dari usia
40-50 tahun dan juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikemukakan oleh
penderita yang datang ke praktek umum.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gangguan sistem persepsi sensorik,
vertigo?

9
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien vertigo
1.3.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep penyakit vertigo
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep asuhan
keperawatan pada pasien vertigo

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat teoritis


Mengebangkan ilmu keperawatan asuhan keperawatan medical bedah khususnya
pada pasien penyakit Vertigo,agar perawat mampu memenuhi kebutuhan dasar
pasien.

1.4.2 Manfaat praktis


1. Bagi klien
menambah pengetahuan bagi klien, sehingga klien memotifasi untuk
meningkatkan derajat kesehatannya,
2. Bagi keluarga
Menambah pengetahuan bagi keluarga, sehingga keluarga dapat membantu
pasien dalam tindakan mandiri yang sederhana dalam perawatanya.
3 Bagi institusi rumah sakit
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan bisa memperhatikan serta dan
memenuhi kebutuhan pasien dengan kasus penyakit vertigo.
4 Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan dasar penilitian,serta dapat memberikan
intervensi yang lebih luas pada pasien penyakit vertigo.

10
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP TEORI PENYAKIT


2.1.1 Definisi
”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari
vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan
pusing.Definisi vertigo adalah gerakan  (sirkuler atau linier), atau gerakan
sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan
gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata
(nistagmus).Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2016),
mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita
atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem
keseimbangan (ekuilibrum).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau


seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.Vertigo bisa berlangsung
hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

//Gambar 2.1 vertigo


( Sumber halodoc.com )

11
2.1.2 Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu
sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll. Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam.Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
(Anonim, 2014)
Menurut Burton tahun 1990penyebab dari vertigo yaitu :
1. Lesi vestibular :
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Menière
d. Obat ; misalnya quinine, salisilat.
e. Otitis media
f. Motion sickness
g. Benign post-traumatic positional vertigo
2. Lesi saraf vestibularis

a. Neuroma akustik
b. Obat ; misalnya streptomycin
c. Neuronitis
d. vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

a. Infark atau perdarahan pons


b. Insufisiensi vertebro-basilar
c. Migraine arteri basilaris
d. Sklerosi diseminata
e. Tumor
f. Siringobulbia
g. Epilepsy lobus temporal

12
2.1.3 Manifestasi klinis
Gejala Vertigo Yang Sering Dijumpai
1. Merasakan pusing yang sangat luar biasa.
2. Perasaan berputar yang disertai dengan timbulnya mual dan muntah.
3. Wajah yang pucat.
4. Mengalami kesulitan berdiri dan bergerak.
5. Telinga terasa berdengung.
6. Gangguan penglihatan sepert pandangan kabur.
7. Berkeringat dingin dan denyut nadi cepat.

2.1.4 WOC

ETIOLOGI

Vestibuler Non – vestisbuler

- Fisiologi : motion - Cerebeller


sicknes hermorhage
- vestibular neuronitis - Brainstem ischemic
- Menier’s disease attacks
- labyrnthitis - Basilar artery migrane
- periiymnhati - posterior fossa tumors
- Arteriosklerosis
- Anemia

Neuroma Sklerosis arteri


Meniere Mation
auditoria interna

Mengenai N. VII Atrofi stria


Suplai darah ke Gerakan berulang dirasakan oleh
vaskularis
labirin menurun otak melaului N. Optikus, N.
Peningkatan Vestibularis, N.
tekanan intra Malabsorbsi dalam Spinovestibulosereb ralis
Iskemik labirin sakus
kranial

Nekrosis di area
/ Keabnormalan Otak tidak bisa
sekitar labirin
volume cairan limfa mengkoordinasikan
ke – 3 input
13
Penurunan fungsi di
kanalis
semisirkularis
Hidrops Konflik dalam
koordinasi ke - 3
(Pembekakan)

Sistem keseimbangan
tubuh (vestibuler)
terganggu

Sensasi seperti bergerak,


berputar

VERTIGO

B1 B3
B2

Dizzines
Ketidak seimbangan
Gg. di SSP
proses peredaran
darah
Merangsang saraf

spasme
Kontraksi jantung
meningkat
Bronkokontriksi
Nyeri sakit
kepala
Takikardi

Hipoventila
MK : Gg. Disorientasi
distrimia rasa

Kesadaran menurun
Kerja nafas MK :
MK : Gg perfusi
meningkat Kerusakan
jaringan
pertukaran
MK : Resti
gas 14
B4 B5 B6

sirkulasi oksigen di
otak menurun ketidak cocokan informasi
Pusing, sakit kepala
yang di sampaikan ke otak
oleh saraf aferon
kompensasi jantung
memompa lebih kuat gelisah, ansietas
proses pengolahan
informasi terganggu

paristaltik
redistribusi aliran
darah ke organ2
transmisi persepsi ke
mual muntah reseptor proprioception

perfusi jaringan
menurun
anoreksia kegagalan
koordinasa otot
hipoperfusi

MK : perubahan nurtisi
ketidak teraturan
kurang dari kebutuhan
penurunan fx kerja otot
tubuh
ginjal

MK : Intoleransi
produksi urine aktifitas
menurun

MK : Gg.
Eliminasi

15
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan laboraturim darah.


dilakukan bila ada gejala spesifik kompleks dan tidak ada pemeriksaan rutin untuk
pasien denga keluhan pusing. Dalam faktanya pemeriksaan kimia, hitung jenis , tes
toleransi glukosa, tes alergi tidak secara rutin diperiksa.

Ukuran Satuan Nilai Rujukan


Eritrosit (sel darah merah) Juta/ul 4,0 – 5,0 (P)
Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit % 40, 50 (P)
45 – 55 (L)

2. Pemeriksaan Radiologi, foto tengkorak, foto vertebrae servikal, CT scan kepala dan
sinus tidak direkomendasikan secara rutin dalam evaluasi vertigo.
 Tes pendengaran
Dalam tes pendengaran, pasien akan diminta untuk mendengarkan
suara yang diputar pada earphone. Volume dan nada suara akan
diatur berbeda-beda. Tes pendengaran berfungsi untuk
mendeteksi adanya gangguan pada telinga, yang dapat
menimbulkan gejala hilang pendengaran atau vertigo.
 Radiologi
 Elektroensefalografi (EEG)
Salah satu penyebab utama vertigo adalah adanya gangguan pada
otak. Tes ini menggunakan alat berupa piringan berukuran kecil
yang diletakkan di sekitar kepala (elektrode), yang berfungsi
untuk mengamati aktivitas listrik di dalam otak.
 Posturography
Tes ini menggunakan alat khusus, di mana pasien akan
berdiri pada alat tersebut, tanpa alas kaki, dan menggunakan
perlengkapan keselamatan. Selanjutnya, alat akan menjalankan
sebuah simulasi untuk mendeteksi bagian tubuh yang bermasalah,
yang memicu timbulnya vertigo.

16
Gambar 2.1.5

(Sumber : sehatq.com)

 Pemindaian
Pada kasus tertentu, dokter akan menyarankan CT scan
atau MRI, guna mendeteksi masalah pada otak.

Gambar 2.1.5
( Sumber : edicine.medscape.com)

17
2.1.6 Penatalaksanaan

1. Penata laksanaan medis


Beberapa yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
1. Anti kolinegrik
 sulfas Antropin : 0,4 mg/im
 Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam

2. Simpatomimetika
 Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit

3. Menghambat aktivitas vestibulum


 Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nucleus vestibulum
adalah :
I. Diphenhidraimin : 1,5 mg/im/oral/bisa diulang setiap 2
jam
II. Dimenhidrinat ; 50-100 mg/6jam
jika terapi diatas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita
dianjurkan untuk terapi bedah. tetapi menueut ( cermin dunia
kedokteran No.144,2004 :48) terdiri dari :
a) Terapi kasual
b) Terapi sistomik
c) Terapi rehabilitative

2. Penatalaksanaan Keperawatan
 Karena gerakan kepala memperhambat vertigo, pasien harus dibiarka
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama
 Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibulum perifer,
misalnya neuronitis vestibularis. pasien dapat merasakan bahwa dengan
memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat,misalnya sebuah
gambar atau jari yang direntangkan kedepan, ternayata lebih enak dari pada
berbaring dengan kedua mata ditutup.

18
 Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi
mental disertai viksasi fisual yang kuat.
 Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
 Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular
perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari
pertama atau kedua. pasien merasa sakit berat dan sangat akut mendapat
serangan berikutnya. sisi penting dari terapi dan pada kondisi ini adalah
pernyataan yang meyankinkan pasien bahwa neuronotis vestibularis dan
sebagain besar gangguan vestibular akut lainya adalah jinak dan dapat
sembuh. dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk
beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
 Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda.
Latihan ini untuk memperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat
untuk gangguan vestibular akut.

19
2.2 Konsep asuhan keperawatan

2.2.1 Pengkajian
1. Keluhan utama
: klien mengeluh pusing
2. Riwayat penyakit sekarang :
3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri
kepala dan pusing berduyut, keluhan tidak disertai mual dan
muntah, keluhan disertai telingan berdingin dan klien
merasakan tumbuhnya lemah sebelah kanan, kemudian
keluarga langsung membawa klien ke poly neurologi RS.
dustira setelah di periksa dokter akhirnya klien di serankan
untuk dirawat di Ruang perawatan VIII RS.Dustari.
3. Riwayat penyakit dahulu :
klien mengatakan belum perna mengalami penyakit yang
dideritanya seperti sekarang ini. klien juga tidak mempunyai
riwayat penyakit jantung,hipertensi dan diabetes militus
klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan kurang
darah.
4. Pemeriksaan per sytem ( Range of sytem )
a. B1 ( Breating ) :
Pada umumnya klien dengan vertigo akan
mengalami sesak nafas karena terjadi penyumbatan
trakeobrakial akibat secret, irama nafas tidak teratur,
frekuensi pernafasan cepat dan dangkal.

b. B2 (Blood) :
Adanya penurunan tekanan darah kecuali klien
dengan peningkatan tekanan intrakarnial (PTIK) maka
tekanan darah meningkat

c. B3 ( Brain) :
Mengkaji tingkat kesadaran klien mengenai orang ,
wktu dan tempat, perubahan tanda tanda vital, dan
kemampuan klien mengingat kejadian sebelum dan
sesudah sadar. sering di temukan pasien dengen vertigo
mengalami gangguan kesadaran seperti linglung dan
tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.

d. B4 ( Bladder) :
Pada klien dengan vertigo dapat mengalami
gangguan eleminasi akibat ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.

20
e. B5 ( Bowel) :
Pada l;ien dengan vertigo akan mengalami gangguan
pola mkan yang di akibatkan rasa nyeri kepla atau
pusing yang dapat meningkatkan peristaltic kerja
lambung.
f. B6 ( Bone) :
Pada klien dengan vertigo ditemukan terjadinya
gangguan fungsi motorik yang dapat berakibat
terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada
motornyiuron yang mengakibatkan perubahan pada
kekuatan oto dan gerak reflek.

2.2.2DiagnosaKeperawatan

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan yang berhubungan dengan


mual, muntah.
2. Gangguan eliminai urine

2.2.3 IntervensiKeperawatan

N Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


O Hasil Keperwatan

1 Gangguan pemenuhan Jangka pendek  anjurkan  Menghindari


kebutuhan nutrisi untuk tidak terjadinya
berhubungan yang -Setelah dilakukan makan – mual, ,muntah
berhubungan dengan mual, tindakan ..x24jam makanan yang  mencegah
muntah. diharapkan keadaan mengandung terjadinya mual,
umum asam muntah
membaik,mual,mun  anjurkan  meningkatkan
tahnya berkurang makan sedikit nafsu makan dan
dan nafsu tapi sering menghindari
makannya lebih  anjurkan terjadinya mual,
meningkat. pasien untuk muntah
makan –  mengetahui
makanan perkembangan
21
 Jangka panjang dalam kondisi pasien
Setelah keadaan  mempercepat
dilakukan hangat proses
asuhan  lakukan peryembuhan
keperawatan … kolaborasi ttv  menentukan diet
x24 jam  lakukan yang tepat
diharapkan kolaborasi
kebutuhan dengan tim
nutrisi dapat medis dengan
terpenuhi,mual, pemberian
muntahnya trapi
hilang, wajah  lakukan
lebih segar,ttv kolaborasi
normal kembali dengan tim
giji
Pasien tidak mual
dan muntah

2 Perubahan eliminasi urine Setelah dilakukan  Monitor  untuk mengetahui


tindakan ..x24jam eliminasi peningkatan
diharapka pasien urine pemasukan cairan
dapat  catat waktu pada pasien
waktu dan  untuk mengtahui
 tidak adanya haluaran pengeluaran urine
infeksi di berkemih
saluran
kencing.
 berkemih lebih
dari 150ccsetiap
kali Bak.

22
BAB III
LITERATURE REVIEW

NO
JUDUL DESAIN SAMPLE VARIABLE INTERVENS ANALISI HASIL
ARTIKEL, I S
TAHUN

Efektifitas Studi 28 orang Diberikan Nilai Terdapat


latihan brandt pendahuluan dengan latihan brandt symptoms perbedaa
daroff terhadap dengan consecutiv daroff severity n yang
kejadian vertigo desain quasi e score (SSS) bermakn
pada subjek eksperimen sampling dianalisis a nilai
penderita dengan SSS
vertigo, 2017 menggunak yang
an uji t. lebih
hasil cepat
pada
kelompo
k yang
tidak
diberi
pelakuan
latihan
terapi.

Evaluasi drug Penelitian ini Intervensi


releted pada merupakan dalam Kejadian
pasien vertigo penelitian 75 pasien penelitian ini Analisis DRPs
instalasi rawat noneksperim vertigo adalah data yang
jalan rumah ental pemberian Colaizzi muncul
sakit Bethesda deskriptif anti vertigo yaitu
yogyakarta, evaluative dianalisis obat
2018 dengan kurang
rancangan evektif
case series (10,66%
dan ) dosis
menggunaka kurang
n data (36%)

23
retrospektif serta
interaksi
dan efek
samping
(48%)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2016, mendefinisikan vertigo adalah setiap

gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang

bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum).Vertigo merupakan suatu

gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga

bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll.

Gejala Vertigo yang sering dijumpai biasanya merasakan pusing yang sangat luar

biasa, perasaan berputar yang disertai dengan timbulnya mual dan muntah, wajah yang

pucat, mengalami kesulitan berdiri dan bergerak, telinga terasa berdengung, gangguan

penglihatan sepert pandangan kabur, dan berkeringat dingin dan denyut nadi cepat.

Komplikasi yang biasa terjadi pada vertigo adalah Penyakit Meniere, Trauma Telinga dan

Labirintitis, Epidemic atau akibat otitis media kronika dan penyakit saraf akustikus

Serebelum

24
A. Saran

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan malakah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat

baik untuk penulis maupun untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Lempert,T, Neuhauser, H 2019.epidemologi of vertigo,migraine and vestibular migraine


in journal Nereology

Mardjono M, sidhanrta P. Neurologi Klinis Dasar, Jakarta 2018

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). koizer & Erb’s Fundamentalas of nursing
(10 ed). USA: person education

Doughtry, L,& Lister, S (2015). Manual of clinical Nursing Proseduresn (9 ed). UK ;


The Royal Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A,G % Potter, P . A ( 2014). Nrsing skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Elsevier

25

Anda mungkin juga menyukai