1
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
(PERSEPSI SENSORI, VERTIGO)
Oleh KELOMPOK IV :
1. RIFDA SAKINAH R MADURA (1420118120)
2. ROSNAWALI (1420118098)
3. SUKMA MAHU (1420118123)
4. NINING PERTIWI SAMAL (1420118O88)
5. NURHANI RUMADAI (1420118078)
6. YULIANTI ISMAIL ( 1420118099)
2
LEMBAGA PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM ( PERSEPSI SENSORI, VERTIGO)
MAKALAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
1. RIFDA SAKINAH R MADURA (1420118120)
2. ROSNAWALI (1420118098)
3. SUKMA MAHU (1420118123)
4. NINING PERTIWI SAMAL (1420118O88)
5. NURHANI RUMADAI (1420118078)
6. YULIANTI ISMAIL ( 1420118099)
Mengetahui
Dosen Mata Kuliah KMB I
3
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem (Persepsi Sensori,Vertigo)” satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada.
Peneliti menyadari bahwa penulis makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
sebab itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………...........1
LEMBARAN PERSETUJUAN……………….……………............. 2
KATA PENGANTAR……….………………………………........... 3
DAFTAR ISI……………………………………………………....... 4
DAFTAR TABEL............................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR...........................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN………………………………………....8..
1.1 LatarBelakang…………………………………............8
5
e. B5 (Bowel)…………………………………..
f. B6 (Bone)…………………………………….
5. PemeriksaanDiagnostik………………………..
a. Laboratorium
b. Radiologi
2.2.2DiagnosaKeperawatan…………….........................20
2.2.3 IntervensiKeperawatan………………………….21
BAB III LITERATURE REVIEW…………………………………22.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………24
LAMPIRAN…………………………………………………………….
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering di temui.Secara tidak langsung kita pun pernah
mengalami vertigo ini. Kata vertigo berhasal dari bahasa Yunani ”vertere” yang artinya
memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai
pusing, pening, sempoyongan, rasa seperti melayang atau dunia seperti mengjungkir
balik.Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita
lebih banyak dari pada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu
di atas 50 tahun.
Vertigo terjadi pada sekitar 32 % kasus, dan sampai dengan 56,4 % pada populasi
orangtua. Sementara itu, angka kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui, tetapi
dari studi yang lebih baru pada populasi anak sekolah di Skotlandia dilaporkan sekitar 15 %
anak paling tidak pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun.
Sebagian besar (hampir 50%) diketahui sebagai “ paroksimal vertigo” yang disertai
dengan gejala- gejala migrain (pucat, mual, fonofobia, dan fotofobia)
Vertigo merupakan salah satu gejala sakit kepala yang sering disertai pusing yang
berputar. Menurut data di Amerika keluhan pusing merupakan alasan 5,6 juta orang
berkunjung ke klinik. Menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa 1/3 orang
mengeluhkan pusing mengalami vertigo. Angka kejadian vertigo sendiri tidak banyak
hanya 4,9% (vertigo terkait migrain sebanyak 0,89% dan benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%). Walaupun vertigo bukan merupakan salah satu penyakit
yang banyak dikenal orang dan dengan angka kejadian yang tinggi, namun seseorang
dengan vertigo dapat berbahaya karena berisiko jatuh saat beraktivitas akibat
gangguan keseimbangan hingga kehilangan kesadaran/pingsan.
Pada tahun 2009 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari
orang tua yang berumur 75 tahun ( Miralza Diza, 2008), pada tahun 2010, 50% dari usia
40-50 tahun dan juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikemukakan oleh
penderita yang datang ke praktek umum.
9
1.3 Tujuan
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
11
2.1.2 Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu
sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll. Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam.Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
(Anonim, 2014)
Menurut Burton tahun 1990penyebab dari vertigo yaitu :
1. Lesi vestibular :
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Menière
d. Obat ; misalnya quinine, salisilat.
e. Otitis media
f. Motion sickness
g. Benign post-traumatic positional vertigo
2. Lesi saraf vestibularis
a. Neuroma akustik
b. Obat ; misalnya streptomycin
c. Neuronitis
d. vestibular
12
2.1.3 Manifestasi klinis
Gejala Vertigo Yang Sering Dijumpai
1. Merasakan pusing yang sangat luar biasa.
2. Perasaan berputar yang disertai dengan timbulnya mual dan muntah.
3. Wajah yang pucat.
4. Mengalami kesulitan berdiri dan bergerak.
5. Telinga terasa berdengung.
6. Gangguan penglihatan sepert pandangan kabur.
7. Berkeringat dingin dan denyut nadi cepat.
2.1.4 WOC
ETIOLOGI
Nekrosis di area
/ Keabnormalan Otak tidak bisa
sekitar labirin
volume cairan limfa mengkoordinasikan
ke – 3 input
13
Penurunan fungsi di
kanalis
semisirkularis
Hidrops Konflik dalam
koordinasi ke - 3
(Pembekakan)
Sistem keseimbangan
tubuh (vestibuler)
terganggu
VERTIGO
B1 B3
B2
Dizzines
Ketidak seimbangan
Gg. di SSP
proses peredaran
darah
Merangsang saraf
spasme
Kontraksi jantung
meningkat
Bronkokontriksi
Nyeri sakit
kepala
Takikardi
Hipoventila
MK : Gg. Disorientasi
distrimia rasa
Kesadaran menurun
Kerja nafas MK :
MK : Gg perfusi
meningkat Kerusakan
jaringan
pertukaran
MK : Resti
gas 14
B4 B5 B6
sirkulasi oksigen di
otak menurun ketidak cocokan informasi
Pusing, sakit kepala
yang di sampaikan ke otak
oleh saraf aferon
kompensasi jantung
memompa lebih kuat gelisah, ansietas
proses pengolahan
informasi terganggu
paristaltik
redistribusi aliran
darah ke organ2
transmisi persepsi ke
mual muntah reseptor proprioception
perfusi jaringan
menurun
anoreksia kegagalan
koordinasa otot
hipoperfusi
MK : perubahan nurtisi
ketidak teraturan
kurang dari kebutuhan
penurunan fx kerja otot
tubuh
ginjal
MK : Intoleransi
produksi urine aktifitas
menurun
MK : Gg.
Eliminasi
15
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan Radiologi, foto tengkorak, foto vertebrae servikal, CT scan kepala dan
sinus tidak direkomendasikan secara rutin dalam evaluasi vertigo.
Tes pendengaran
Dalam tes pendengaran, pasien akan diminta untuk mendengarkan
suara yang diputar pada earphone. Volume dan nada suara akan
diatur berbeda-beda. Tes pendengaran berfungsi untuk
mendeteksi adanya gangguan pada telinga, yang dapat
menimbulkan gejala hilang pendengaran atau vertigo.
Radiologi
Elektroensefalografi (EEG)
Salah satu penyebab utama vertigo adalah adanya gangguan pada
otak. Tes ini menggunakan alat berupa piringan berukuran kecil
yang diletakkan di sekitar kepala (elektrode), yang berfungsi
untuk mengamati aktivitas listrik di dalam otak.
Posturography
Tes ini menggunakan alat khusus, di mana pasien akan
berdiri pada alat tersebut, tanpa alas kaki, dan menggunakan
perlengkapan keselamatan. Selanjutnya, alat akan menjalankan
sebuah simulasi untuk mendeteksi bagian tubuh yang bermasalah,
yang memicu timbulnya vertigo.
16
Gambar 2.1.5
(Sumber : sehatq.com)
Pemindaian
Pada kasus tertentu, dokter akan menyarankan CT scan
atau MRI, guna mendeteksi masalah pada otak.
Gambar 2.1.5
( Sumber : edicine.medscape.com)
17
2.1.6 Penatalaksanaan
2. Simpatomimetika
Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Karena gerakan kepala memperhambat vertigo, pasien harus dibiarka
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama
Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibulum perifer,
misalnya neuronitis vestibularis. pasien dapat merasakan bahwa dengan
memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat,misalnya sebuah
gambar atau jari yang direntangkan kedepan, ternayata lebih enak dari pada
berbaring dengan kedua mata ditutup.
18
Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi
mental disertai viksasi fisual yang kuat.
Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular
perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari
pertama atau kedua. pasien merasa sakit berat dan sangat akut mendapat
serangan berikutnya. sisi penting dari terapi dan pada kondisi ini adalah
pernyataan yang meyankinkan pasien bahwa neuronotis vestibularis dan
sebagain besar gangguan vestibular akut lainya adalah jinak dan dapat
sembuh. dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk
beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda.
Latihan ini untuk memperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat
untuk gangguan vestibular akut.
19
2.2 Konsep asuhan keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Keluhan utama
: klien mengeluh pusing
2. Riwayat penyakit sekarang :
3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri
kepala dan pusing berduyut, keluhan tidak disertai mual dan
muntah, keluhan disertai telingan berdingin dan klien
merasakan tumbuhnya lemah sebelah kanan, kemudian
keluarga langsung membawa klien ke poly neurologi RS.
dustira setelah di periksa dokter akhirnya klien di serankan
untuk dirawat di Ruang perawatan VIII RS.Dustari.
3. Riwayat penyakit dahulu :
klien mengatakan belum perna mengalami penyakit yang
dideritanya seperti sekarang ini. klien juga tidak mempunyai
riwayat penyakit jantung,hipertensi dan diabetes militus
klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan kurang
darah.
4. Pemeriksaan per sytem ( Range of sytem )
a. B1 ( Breating ) :
Pada umumnya klien dengan vertigo akan
mengalami sesak nafas karena terjadi penyumbatan
trakeobrakial akibat secret, irama nafas tidak teratur,
frekuensi pernafasan cepat dan dangkal.
b. B2 (Blood) :
Adanya penurunan tekanan darah kecuali klien
dengan peningkatan tekanan intrakarnial (PTIK) maka
tekanan darah meningkat
c. B3 ( Brain) :
Mengkaji tingkat kesadaran klien mengenai orang ,
wktu dan tempat, perubahan tanda tanda vital, dan
kemampuan klien mengingat kejadian sebelum dan
sesudah sadar. sering di temukan pasien dengen vertigo
mengalami gangguan kesadaran seperti linglung dan
tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.
d. B4 ( Bladder) :
Pada klien dengan vertigo dapat mengalami
gangguan eleminasi akibat ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
20
e. B5 ( Bowel) :
Pada l;ien dengan vertigo akan mengalami gangguan
pola mkan yang di akibatkan rasa nyeri kepla atau
pusing yang dapat meningkatkan peristaltic kerja
lambung.
f. B6 ( Bone) :
Pada klien dengan vertigo ditemukan terjadinya
gangguan fungsi motorik yang dapat berakibat
terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada
motornyiuron yang mengakibatkan perubahan pada
kekuatan oto dan gerak reflek.
2.2.2DiagnosaKeperawatan
2.2.3 IntervensiKeperawatan
22
BAB III
LITERATURE REVIEW
NO
JUDUL DESAIN SAMPLE VARIABLE INTERVENS ANALISI HASIL
ARTIKEL, I S
TAHUN
23
retrospektif serta
interaksi
dan efek
samping
(48%)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2016, mendefinisikan vertigo adalah setiap
gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang
gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga
bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll.
Gejala Vertigo yang sering dijumpai biasanya merasakan pusing yang sangat luar
biasa, perasaan berputar yang disertai dengan timbulnya mual dan muntah, wajah yang
pucat, mengalami kesulitan berdiri dan bergerak, telinga terasa berdengung, gangguan
penglihatan sepert pandangan kabur, dan berkeringat dingin dan denyut nadi cepat.
Komplikasi yang biasa terjadi pada vertigo adalah Penyakit Meniere, Trauma Telinga dan
Labirintitis, Epidemic atau akibat otitis media kronika dan penyakit saraf akustikus
Serebelum
24
A. Saran
penyempurnaan malakah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). koizer & Erb’s Fundamentalas of nursing
(10 ed). USA: person education
Perry, A,G % Potter, P . A ( 2014). Nrsing skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Elsevier
25