PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiografi jaringan lunak leher berguna sebagai tambahan dalam mendiagnosis dan
mengelola pasien yang datang dengan gejala saluran napas bagian atas namun seringkali tidak
terlalu jelas. Penderita biasanya datang ke gawat darurat dengan gejala mulai dari menelan
benda asing, disfagia sampai kompresi jalan nafas. Hasil Anamnesis dan pemeriksaan tetap
menjadi landasan untuk memberikan tatalaksana yang tepat. Radiografi jaringan lunak leher
merupakan pemeriksaan penunjang yang murah dan mudah ditemukan di klinis pasien dengan
gangguan saluran aerodigestif bagian atas.
Rontgen jaringan lunak leher memiliki manfaat dalam situasi akut maupun kronik. Di
gawat darurat, di Indonesia, rontgen ini efektif sebanyak 80 persen sebagai penunjang pada
kasus kasus benda asing di hipopharynx dan esofagus serviks bagian atas. Sinar-X juga
informatif pada kasus sumbatan jalan napas, trauma dan infeksi seperti croup, epiglotitis atau
infeksi leher dalam seperti abses retropharyngeal. Pada pasien anak-anak, tampilan radiografi
ini dapat digunakan untuk menilai hipertrofi adenoid pada anak yang datang dengan gejala
obstruktif nokturnal. Terlepas dari berbagai perannya, faktor integralnya adalah itu radiografi
jaringan lunak leher harus selalu berkorelasi dengan temuan klinis.
Laring dibentuk oleh tiga pasangan (arytenoid, corniculate, Runcing) dan tiga tidak
berpasangan (tiroid, krikoid, epiglotis) tulang rawan tingkat transisi penting yang perlu
diperhatikan adalah C6, dimana laring dan faring menjadi trakea dan kerongkongan, masing-
masing, dan juga di mana cincin lengkap tulang rawan krikoid terletak. Tingkat vertebra C3
membatasi tulang hyoid dan epiglotis. Jaringan lunak prevertebralis memiliki ketebalan
bervariasi tergantung pada tingkat dan usia pasien. Pada anak-anak yang lebih muda, jaringan
prevertebral bisa selebar badan vertebral, sementara pada anak yang lebih tua, turun ke tingkat
C3 / 4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Leher
Collum terletak antara cranium dan thorax. Batas atas dibentuk oleh tepi bawah
mandibula,angulus mandibulae, processus mastoideus, linea nuchae superior dan
protuberantia occipitalis externa. Sedangkan batas bawah adalah incisura jugularis sterni,
dataran atas clavicula, articualtio acromioclavicularis,margo superior scapula dan
proccesus spinosus vertebra cervicallis VII. Leher merupakan bagian dari tubuh manusia
yang terletak di antara thoraks dan caput. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula
dan suatu garis yang ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus,
linea nuchae suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari
ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, klavicula, acromion dan suatu
garis lurus yang menghubungkan kedua acromia.
Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis membungkus
musculus Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu
dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot-otot pratrakeal dan bertemu
pula dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fascia
coli superficial. Ke dorsal fascia koli media membungkus arteri karotis komunis, vena
jugularis interna dan nervus vagus jadi satu. Fascia koli profunda membungkus musculus
prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fascia koli media. (5)
Bentuk umum leher adalah sebagai conus dengan basis yang menghadap ke arah
kaudal. Ditentukan oleh processus spinosus vertebra cervicalis, otot-otot panniculus
adiposus, os. hyoideum, trachea dan glandula thyroidea. Turut menentukan adalah posisi
kepala dan columna vertebralis, pada posisi antefleksi kepala dan leher maka processus
spinosus dari vertebra prominens sangat menonjol, kulit disebelah ventral melipat-lipat.
Pada posisi retrofleksi kepala dan leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat
sedangkan disebelah ventral akan kelihatan dengan jelas laring, trachea dan glandula
thyroidea ( terutama pada wanita)
2.1.1 Tulang - tulang (Ossa) Leher
Yang perlu dikenal kembali baik bentuk, letak dan bangunan-bangunannya
adalah :
1. Vertebra cervicalis I sampai dengan VII, Sebagian sternum (manubrium
sterni), clavicula, scapula.
2. Tulang-tulang basis crania, mandibula dan os hyodeum
2.1.2 Tulang-tulang Rawan (cartilagiae)
Cartilago yang membentuk laryx, antara lain cartilage thyroidea, cartilage
criodea, cartilage arytenoidea, cartilage corniculata da cartilage cuniofome serta
cartilage yang menbentuk dinding trachea.
2.1.3 Pembagian Regio Leher
Regio colli oleh m.sternocleidomastoideus dibagi menjadi dua region colli
anterior yang terletak di depan (vetral) dan region colli posterior yangterletak di
belakang (dorsal) otot tersebut pada otot dikenal sebagai region
sternocleidomastoideus.
Gambar 2 Daerah
penyebaran kelenjar limfe leher
Keterangan :
I. Kelenjar yang terletak di segitiga submentale dan submandibulae
II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar getah bening jugularis
superior, kelenjar digastrik dan kelenjar servikalis posterior.
III. Kelenjar getah bening jugularis di antara bifurkatio karotis dan persilangan
Musculus omohioid dengan musculus sternokleidomastoideus dan batas posterior
musculus sternokleidomastoideus.
IV. Grup kelenjar getah bening di daerah jugularis inferior dan supraklavikula
V. Kelenjar getah bening yang berada di segitiga posterior servikal.
Kelenjar Limfe Utama pada Leher
1. Kelenjar limfe occipitalis terletak diatas os occipitalis pada apeks trigonum cervicalis
posterior. Menampung aliran limfe dari kulit kepala bagian belakang. Pembuluh limfe
eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
2. Kelenjar limfe retroaurikular terletak di atas permukaan lateral processus mastoideus.
Mereka menampung limfe sebagian kulit kepala di atas auricula dan dari dinding posterior
meatus acusticus externus. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar
limfe cervicalis profundi.
3. Kelenjar limfe parotid terletak pada atau di dalam glandula parotis. Menampung limfe dari
sebagian kulit kepala di atas glandula parotis, dari permukaan lateral auricula dan dinding
anterior meatus acusticus externus, dan dari bagian lateral palpebra. Pembuluh limfe eferen
mencurahkan isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
4. Kelenjar submandibular : terletak sepanjang bagian bawah dari mandibula pada kedua sisi
lateral, pada permukaan atas glandula submandibularis dibawah lamina superfisialis.
Menerima aliran limfe dari struktur lantai dari mulut. Pembuluh limfe eferen mencurahkan
isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
5. Kelenjar submental : terletak dibawah dari mandibula dalam trigonum submentale.
Menerima aliran dari lidah dan cavum oral. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke
dalam kelenjar limfe submandibularis dan cervicalis profundi.
6. Kelenjar supraclavicular : terletak didalam cekungan diatas clavicula, lateral dari
persendian sternum. Menerima aliran dari bagian dari cavum toraks dan abdomen.
- Adequacy : harus mencakup semua 7 vertebra dan C7-T1 junction. Hal ini juga
harus memiliki densitas yang benar dan menunjukkan jaringan lunak dan struktur
tulang dengan baik.
Gambar 2.25 Foto Lateral C-Spine yang baik15
- Bone :
Facets atau pilar artikular adalah massa osseous yang terhubung ke aspek
posterolateral dari tubuh vertebral melalui pedikel. Sendi facet terbentuk antara
masing-masing massa lateral. Pada pandangan lateral, massa lateral yang
muncul berbentuk sebagai rhomboid-struktur memproyeksikan ke bawah dan
posterior. "Garis kortikal ganda" merupakan hasil dari arah yang sedikit oblique
dari proyeksi lateral. Jarak dari ruang sendi harus kurang lebih sama di semua
tingkatan.
Lamina: elemen posterior terlihat buruk pada film lateral. Terlihat lebih baik
pada CT-scan.
Proses spinosus: umumnya bisa semakin besar di badan vertebra yang lebih
rendah. Tulang belakang C7 serviks biasanya yang terbesar.
Gambar 2.27 Bone pada C-spine proyeksi lateral15
- Cartilago space : Ruang Predental (jarak dari sarang ke tubuh C1) tidak lebih
dari 3 mm pada orang dewasa dan 5mm pada anak-anak. Jika ruang meningkat,
kemungkinan fraktur pada prosesus Odontoid atau gangguan dari ligamentum
transversal.
- Disc space: Disc space harus kurang lebih samadi margin anterior dan
posterior. Disc space harus simetris. Disc space juga harus kira-kira sama di
semua tingkatan. Pada pasien yang lebih tua, penyakit degenative dapat
menyebabkan dan memacu kehilangan ketinggian diskus.