Anda di halaman 1dari 24

STEMI ANTERIOR +

SEPTUM VENTRIKEL
RUPTURE

CARDIOLOGY
Presentan : dr. Permata Ayuning Tyas

Pembimbing :
Dr. Yogi Puji Rachmawan, Sp.JP
Identitas
• Nama : Tn. UR
• Usia : 66 tahun
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Kp. Drajat 02/01 Drajat Kesambi
• Status pendidikan : SD
• Status : Sudah Menikah
Anamnese

Pasien datang ke IGD RS Ciremai atas rujukan


dari klinik dokter umum dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri sejak tadi malam terasa hilang timbul
namun menetap dan memberat sejam 1 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan menusuk dan
menjalar hingga ke lengan dan bahu sebelah kiri.
Keluhan muncul saat pasien beraktifitas dan tidak
membaik walaupun pasien sudah beristirahat. Keluhan
disertai dada berdebar, sesak napas dan keringat
dingin sampai pakaian pasien basah. Keluhan demam,
ulu hati terasa panas, dan batuk disangkal.
3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluh mual disertai muntah sebanyak 2 kali
berisi makanan. Pasien mengaku sebelumnya
sudah sering merasakan nyeri di dada sebelah kiri
semenjak 1 tahun terakhir ini, namun biasanya
keluhan hilang sendiri bila pasien beristirahat.
Pasien mempunyai riwayat Hipertensi namun tidak
terkontrol. Riwayat hiperkolesterolemia dan
diabetes mellitus disangkal. Pasien merupakan
seorang perokok berat, namun sejak 3 bulan yll
pasien mengatakan bahwa ia sudah berhenti
merokok.
Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang


• Kesadaran : Compos Mentis
• BB : 69 kg
• TB : 165 cm
• TTV :
TD : 160/100 mmHg
N : 106 x/m
R : 26 x/m
S : 36,8C
SpO2 : 98%
• VAS : 4
Mata : CA-/- SI -/-
Thoraks :
• Cor :
inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS VI 2 jari ke medial dari
linea aksilaris anterior sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS VI 2 jari ke medial dari
linea aksilaris anterior sinistra, kuat angkat (+)
Perkusi : batas kanan jantung di ICS V linea parasternalis
dextra, batas pinggang jantung di ICS IV linea parasternalis
sinistra, apex jantung di ICS VI 2 jari ke medial dari linea
aksilaris anterior sinistra.
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reguler murni. Murmur (-
) Gallop (-)
• Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri, tidak
ada pelebaran sela iga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil simetris
kanan dan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS +/+ rhonki +/+ di basal paru wheezing -/-
• Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen cembung, tidak ada tanda
inflamasi
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal.
• Ekstremitas : akral dingin. CRT<2”. Edema tungkai (-)
EKG
Rontgen thoraks
Laboratorium
Darah rutin Faal Hati
• Hb : 15,3 • SGOT : 250,2
• Leuko : 18.100 • SGPT : 46,2
• Eritrosit : 5,51jt
• Ht : 44,4 Faal Ginjal
• Tr : 216.000 • Ureum : 32,0
• Creatinin : 1,12
• GDS : 108,7
• CKMB : 398,4
tatalaksana
- IVFD RL 10 tpm
- Aspilet 80 mg 2 tab
- CPG 75 mg 4 tab
- Inj. Arixtra 1 x 2,5 mg SC
- Inj. Cedocard mulai 2 mcg/jam per syringe pump
- Ramipril 2,5mg 0-0-1
- Inj. Pantoprazole 1 x 1 ampul
- Atofar 40 mg 0-0-1
FOLLOW UP
9/8/19
S : nyeri dada
O : TD : 166/110 N: 104x/m R: 28x/m S: 36,9C
10/8/19
SpO2: 98%
Mata : CA-/- SI-/-
S : nyeri dada sedikit
Thoraks : BJ I,II reg murni, VBS +/+ Rh -/- wh -/- berkurang
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat. Edema (-) O : 112/62 N: 94x/m R: 30
A : STEMI Inferior + HHD + Acute HF
P:
x/m S:37,2 SpO2: 97%
- Inj. Cedocard 4 mcg/jam A: Tetap
- Inj. Furosemide 2 x 1 amp
- Aspilet tab 80 mg 0-1-0 P:
- CPG tab 75mg 1-0-0
- Ramipril tab 5mg 0-0-1 - inj. Cedocard 6mcg/jam
- Spironolactone 25mg tab 0-1-0
- Valisanbe tab 5 mg 0-0-1 - Lain-lain lanjut
- Atofar tab 40 mg 0-0-1
- Inj. Arixtra 1 x 2,5mg SC
- Inj. Ranitidine 2 x 1 ampul
- Inj. Petidine ½ ampul IM Extra
FOLLOW UP
11/8/19 12/8/19
S : keluhan sudah mulai berkurang S : sesak nafas semakin memberat
O : TD : 110/82 N: 110x/m R: 32x/m S: disertai batuk
36,9C SpO2: 98% O : 184/126 N: 83x/m R: 43 x/m S:37,0
A : STEMI Inferior + Acute HF SpO2: 90%
P: Thoraks : VBS +/+ Rh +/+ Wh -/-
- Inj. Cedocard 1 mcg/jam BJ 1,2 reguler murmur (+)
- Inj. Furosemide 2 x 1 amp A: STEMI Inferior + Acute HF + Ventricular
- Ramipril tab 5mg 0-0-1 Septal Rupture + Edema Paru
- Spironolactone 25mg tab 0-1-0 P:
- Valisanbe tab 5 mg 0-0-1 - inj. NTG mulai 20 mcg/menit Syringe
pump murni.
- Atofar tab 40 mg 0-0-1
- Inj. Petidin ½ ampul IM ekstra
- Inj. Arixtra 1 x 2,5mg SC
- Inj. Furosemide naik 3 x 2 ampul
- Inj. Ranitidine 2 x 1 ampul
- Spironolactone naik 50 mg 0-1-0
- Inj. Petidine ½ ampul IM Extra
- Laxadin syrup 2 x C1
- Lain-lain lanjut
- Lain-lain lanjut
FOLLOW UP
13/8/19
14/8/19
S : sesak nafas nafas masih ada S : sesak agak berkurang.
O : TD : 135/83 N: 114x/m R: 31x/m S: 36,9C SpO2: Batuk masih ada.
95%
O : 144/98 N: 106x/m R: 30
BJ I,II reg murmur (+),
x/m S:37,2 SpO2: 96%
VBS +/+ Rh +/+ wh -/-
A : STEMI Inferior + Acute HF + Ventricular Septal BJ I,II reg murmur (+),
Rupture VBS +/+ Rh +/+ wh -/-
+ Edema Paru
A: STEMI Inferior + Acute
P:
- Inj. NTG mulai 20 mcg/men SP
HF + Ventricular Septal
- Inj. Cedocard 1 mcg/jam SP
Rupture + Edema Paru
- Inj. Furosemide 3x2 amp P:
- Ramipril tab 7,5mg 0-0-1 - Inj. NTG Stop
- Spironolactone 50mg tab 0-1-0
- Ramipril 10 mg 0-0-1
- Laxadin syrup 2 x 1 cth
- Lain lain lanjut - Nitrokaf retard 2,5 1-1-
1
- Vblock 6,25 ½ - 0 – ½
FOLLOW UP
15/8/19
S : sesak nafas berat disertai penurunan kesadaran Hasil AGD jam
14.26
O : TD : 90/70 mmHg N: 102x/m R: 40x/m S: 38,7C
SpO2: 90%
• pH : 7,379
BJ I,II reg murmur (+) VBS +/+ Rh +/+ wh -/-
• pCO2 : 45,3
A : STEMI Inferior + Acute HF + Ventricular • pO2 : 99,0
Septal Rupture + Edema Paru
• BEecf: 1,0
P: • HCO3: 26,2
- Inj. NTG 20 mcg/men SP • TCO2 : 27,5
- Inj. Furosemide 3x2 amp • satO2: 97,3
- Ramipril tab 10 mg 0-0-1 • Suhu : 38,0
- Spironolactone 50mg tab 0-1-0
- Nitrokaf R 2,5 mg 1-1-1
- Inj. Petidine ½ ampul IM Extra
STEMI EXTENSIVE ANTERIOR + HIGH
LATERAL
• Anamnesis :
Laki-laki 66 tahun yang memiliki riwayat hipertensi
tak terkontrol dan merupakan seorang perokok berat
mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan
kiri dan menetap selama 1 jam. Keluhan disertai mual
muntah, dada berdebar, sesak nafas dan keringat dingin.
• Pemfis :
TD : 160/100 mmHG N: 106 x/m R: 26x/m
• Penunjang :
EKG : ST Elevasi di sadapan V 1-6, lead I dan aVL
CKMB : 398,4
Tatalaksana acs
• PERKI,2015
• Terapi awal “MONA” yang tidak harus diberikan semua/ secara
bersamaan
1. Tirah baring
2. Suplemen O2 harus segera diberikan bila sat O2 <95% atau
yang mengalami distress pernapasan. Atau diberikan kepada
semua penderita tanpa melihat saturasi oksigen
3. Aspirin 160-320mg
4. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
• - tricagrelor 180mg(dosis awal) dilanjut 2x90mg/hari
• - Clopidogrel 300mg (dosis awal) dilanjut 1x75 mg/hari
5. Nitrogliserin (NTG)
6. Morfin Sulfat 1-5mg IV, dapat diulang setiap 10-30 menit
Tatalaksana yang direkomendasikan
(PERKI,2015 dan ESC, 2017)
1. KENDALIKAN FAKTOR RESIKO
2. TERAPI ANTIPLATELET
3. DAPT (aspirin dengan penghambat reseptor ADP)
sampai 12 bulan setelah STEMI
4. β – Blocker
5. STATIN
6. ACE-I / ARB
7. Antagonis Aldosteron
Komplikasi stemi
Gangguan hemodinamik Komplikasi kardiak

a. Gagal jantung a. Regurgitasi katup mitral


- Hipotensi b. Ruptur jantung
- Kongesti paru
c. Ruptur septum ventrikel
- Output rendah
- Syok kardiogenik d. Infark ventrikel kanan
b. Aritmia dan gangguan e. Perikarditis
konduksi dalam fase akut f. Aneurisma ventrikel kiri
- Aritmia supraventikular
g. Trombus ventrikel kiri
- Aritmia ventrikular
- Sinus bradikardia dan blok
jantung
Pembuluh koroner jantung
Ventricular septal rupture
Penyebab paling umum dari VSR adalah infark miokard
transmural pada salah satu dari arteri koroner berikut :

1. Left anterior descending coronary artery; mensuply


sebagian besar bagian anterior septum interventrikel 
Apikal VSR
2. Dominant right coronary artery; mensuply sebagian
besar bagian inferior septum interventikel  Basal VSR
3. Dominant left circumflex artery; mensuply bagian
posterior dari arteri descending posterior yang
merupakan cabang sirkumfleksa
Tatalaksana VSR
• Intra aortic counterpulsation balloon pump (IABP) dapat
dipertimbangkan sebelum operasi sebagai bridging
therapy.
• Operasi merupakan standar baku emas terapi dan
bersama dengan Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
tanpa melihat status hemodinamik.
• Hasil yang optimal dapat dicapai pada 2-6 minggu pasca
serangan akut namun demikian penutupan defek dengan
transcatheter septal occluder dalam keadaan tertentu
dapat dipertimbangkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai