Anda di halaman 1dari 9

FORUM DIKLAT Vol. 02 No.

PENDEKATAN PRINSIP ADULT LEARNING DALAM UPAYA


MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT APARATUR
Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *)

ABSTRAK

Keberhasilan program pelatihan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya :


materi pelatihan yang sesuai dan usable bagi peserta, kemampuan peserta dalam
menyerap materi pelatihan, waktu dan fasilitas yang mendukung kegiatan proses
pelatihan dan kemampuan Widyaiswara dalam penyampaian materi. Widyaiswara
sebagai komunikator dan fasilitator dalam proses pembelajaran merupakan komponen
terpenting diantara berbagai kombinasi yang menentukan keberhasilan pelatihan
tersebut, karena Widyaiswara adalah salah satu faktor (selain partisipan) yang
menjalankan sebuah program pelatihan.
Peningkatan performance Widyaiswara seringkali hanya diarahkan pada pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan Widyaiswara itu sendiri dalam menyerap bahan
pelatihan dan keterampilan mereka dalam mempraktekkannya. Sedangkan kemampuan
dalam lingkup komunikasi serta bagaimana Widyaiswara memahami peserta dan upaya
mereka agar materi diterima dengan sempurna oleh peserta terkadang terlupakan.
Padahal sangatlah penting bagi Widyaiswara untuk ‘mengenali’ klien mereka dalam arti
mengerti karakteristik peserta pelatihan dan untuk mampu memberikan metode
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci : Orang Dewasa, Pelatihan, Widyaiswara

I. LATAR BELAKANG kesempatan bagi peserta untuk


Pelatihan yang merupakan proses menggunakan pengetahuan serta
pembelajaran non formal memungkinkan pengalaman hidupnya dalam proses
pesertanya berasal dari tingkat umur pembelajaran.
yang berbeda-beda. Akan tetapi jika Pemberian pengetahuan kepada
dilihat dari tujuan diklat aparatur itu para Widyaiswara tentang Andragogi
sendiri, selalu diikuti oleh peserta diklat yang berisi serangkaian prinsip serta
yang dapat dikategorikan sebagai orang siklus pembelajaran yang dapat
dewasa. Dimana orang dewasa di sini membantu peserta diklat untuk
memiliki arti bahwa orang tersebut telah menyerap materi dengan optimal
bertanggung jawab atas kehidupan merupakan tujuan dari proses kediklatan
dirinya sendiri (Knowles, 1998). Dengan itu sendiri. Diharapkan kegiatan ini dapat
kondisi demikian, maka berarti proses membantu para Widyaiswara dalam
pembelajarannya tidak dapat disamakan berkomunikasi dengan peserta dan
dengan proses pembelajaran pada membantu peserta mengambil manfaat
pendidikan formal (kanak-kanak) yang dari materi pelatihan dengan metode
cenderung memberikan tanggung jawab yang tepat dan nyaman bagi peserta
pada pengajar (guru). Proses belajar maupun Widyaiswara itu sendiri.
pada kediklatan bertumpu pada prinsip-
prinsip pembelajaran orang dewasa atau II. TUJUAN PENULISAN
Andragogi yang dititik beratkan pada Dari latar belakang uraian di atas
partisipasi peserta dan memberikan dapat dikemukakan tujuan penulisan

65
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

adalah untuk mengenali filosofi memiliki tanggung jawab penuh pada


pendidikan orang dewasa, asumsi dasar semua keputusan yang dibuat tentang
mengenai orang dewasa, ciri-ciri orang isi, metode, waktu dan evaluasi. Pelajar
dewasa, berbagai pendekatan proses hanya menjalankan peran yang pasif
belajar orang dewasa. dalam dinamika proses belajar mengajar
(Knowles 1998).
III. PENGERTIAN ANDRAGOGI DAN Orang dewasa membutuhkan
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN proses belajar dengan menggunakan
ORANG DEWASA proses andragogik yang didasari oleh
prinsip-prinsip pembelajaran orang
a. Pengertian Andragogi
dewasa. Terdapat serangkaian prinsip
Substansi dari pembelajaran dalam membantu orang dewasa dalam
andragogi adalah pembelajaran orang Proses Belajar Mengajar/PBM (Fell
dewasa yang menempatkan peserta 2005), yaitu sebagai berikut: Gunakan
diklat sebagai sumber belajar. Peserta pengalaman mereka untuk dasar PBM;
diklat sebagai orang dewasa saat gunakan pengetahuan yang sudah ada
mengikuti diklat datang dengan dalam kelompok/individu. Orang dewasa
pengetahuan dan pengalaman yang mengikuti aktivitas pelatihan ataupun
beragam. Dapat dikatakan mereka pendidikan dengan berbagai macam
datang tidak dalam keadaan seperti alasan. Mereka juga membawa serta
’gelas kosong’, tetapi gelas yang segudang pengalaman yang dapat
mungkin telah sedikit terisi. Peserta digunakan untuk dasar aktivitas di dalam
diklat juga memiliki kemampuan aktif kelas (Malouf 1993, Knowles 1990 dan
dalam memikirkan cara belajar yang Rogers 1973).
efektif, menganalisis dan menyimpulkan Dari uraian di atas dapat
materi pelatihan. dikatakan bahwa andragogi adalah
Menurut Knowles (1970), merupakan ilmu atau seni dalam
Widyaiswara berperan sebagai membantu orang dewasa untuk belajar.
fasilitator, bukan menggurui, sehingga Pengertian Malcolm Knowles
relasi antara Widyaiswara/fasilitator dalam publikasinya yang berjudul "The
dengan peserta diklat lebih bersifat Adult Learner, A Neglected Species"
multicomunication. Pembelajaran orang mengungkapkan teori belajar yang tepat
dewasa (andragogi) lebih menekankan bagi orang dewasa yang sekarang
pada upaya membimbing dan membantu dikenal dengan istilah "Andragogi".
orang dewasa untuk menemukan Andragogi berasal dari bahasa Yunani
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kuno "aner", dengan akar kata “andr”
dalam rangka memecahkan masalah- yang berarti laki-laki, bukan anak laki-
masalah kehidupan yang dihadapinya. laki atau orang dewasa, dan agogos
Widyaiswara perlu menciptakan iklim yang berarti membimbing atau membina,
belajar yang sesuai dengan keadaan maka andragogi secara harafiah dapat
orang dewasa. Penekanan proses diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar
pelatihan adalah pada aplikasi praktis. orang dewasa. Sedangkan istilah lain
Dengan demikian memberikan materi yang sering dipergunakan sebagai
untuk orang dewasa akan berbeda perbandingan adalah "pedagogi", yang
dengan jika kita melakukannya untuk ditarik dari kata "paid" artinya anak dan
anak-anak. Pemberian materi ajar "agogos" artinya membimbing atau
kepada anak-anak atau biasa disebut memimpin. Maka dengan demikian
dengan model pedagogik didesain untuk secara harafiah "pedagogi" berarti seni
mengajar anak-anak, dimana guru

66
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

atau pengetahuan membimbing atau mata pelajaran tertentu, maka


memimpin atau mengajar anak. Karena mereka akan sangat bergairah dan
pengertian pedagogi adalah seni atau mau belajar.
pengetahuan membimbing atau 4. Praktik
mengajar anak maka apabila Orang dewasa akan belajar dengan
menggunakan istilah pedagogi untuk baik apabila yang dipelajari praktis
kegiatan pelatihan bagi orang dewasa dan mudah untuk diterapkan.
jelas tidak tepat, karena mengandung 5. Sesuai dengan Kebutuhan
makna yang bertentangan. Orang dewasa akan belajar dengan
Pada awalnya, bahkan hingga baik apabila apa yang dipelajari
sekarang, banyak praktek proses belajar sesuai dengan kebutuhan mereka
dalam suatu pendidikan yang ditujukan dan apabila kebutuhan itu dapat
kepada orang dewasa, yang seharusnya dipenuhi dengan belajar, maka
bersifat andragogis, tetapi dilakukan mereka akan sangat bergairah dalam
dengan cara-cara yang pedagogis. belajar.
6. Menarik
Orang dewasa akan belajar dengan
b. Prinsip-Prinsip Belajar Orang
baik apabila apa yang dipelajari
Dewasa
menarik baginya. Misalnya, apa yang
Karena orang dewasa pada
dipelajarinya merupakah hal yang
prinsipnya sudah mempunyai
baru atau mudah baginya untuk
pengalaman dan keterbatasan dalam
dipraktekkan.
mengikuti proses pembelajaran, maka
7. Berpartisipasi Secara Aktif
dalam melaksanakan proses
pembelajaran mempunyai prinsip Orang dewasa akan belajar dengan
sebagai berikut : baik apabila ia mengambil bagian.
1. Nilai Manfaat Kegiatan belajar yang kurang
melibatkan pesertanya akan kurang
Orang dewasa akan belajar dengan
menarik.
baik apabila apa yang ia pelajari
8. Kerja Sama
mempunyai nilai manfaat bagi dirinya.
Apabila sesuatu yang dipelajari tidak Orang dewasa akan belajar dengan
mempunyai nilai manfaat bagi dirinya, baik apabila terdapat situasi antara
maka ia enggan untuk belajar. fasilitator/ Widyaiswara dengan
2. Sesuai dengan Pengalaman peserta diklat saling kerja sama dan
saling menghargai. Situasi semacam
Orang dewasa akan belajar dengan
ini terdapat rasa aman dalam diri
baik apabila yang dipelajari sesuai
peserta diklat untuk belajar.
dengan pengetahuan dan
pengalaman yang ada pada dirinya.
IV. ASUMSI-ASUMSI POKOK
Ini berarti apa yang disampaikan
kepada mereka didasarkan kepada PENGEMBANGAN KONSEP
pengalamannya. ANDRAGOGI
3. Masalah Sehari-hari Malcolm Knowles
Orang dewasa akan belajar dengan mengembangkan empat asumsi pokok
baik apabila bahan yang dipelajari konsep andragogi sebagai berikut :
berpusat pada masalah yang
dihadapi sehari-hari. Apabila mereka a. Konsep Diri
dibantu mengatasi permasalahan Konsep diri orang dewasa adalah
mereka dengan jalan memberikan bahwa kesungguhan dan kematangan

67
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

diri seseorang, bergerak dari transmittal seperti yang dipergunakan


ketergantungan total (realita pada dalam pelatihan konvensional dan
bayi) menuju ke arah pengembangan menjadi lebih mengembangkan teknik
diri sehingga mampu untuk yang bertumpu pada pengalaman.
mengarahkan dirinya sendiri dan Dalam hal ini dikenal dengan
mandiri. Oleh karena itu seorang "Experiential Learning Cycle" (Proses
dewasa memerlukan perlakuan yang Belajar Berdasarkan Pengalaman).
sifatnya menghargai, khususnya Hal ini menimbulkan implikasi
untuk mengambil keputusan. terhadap pemilihan dan penggunaan
Implikasi dari asumsi ini adalah metoda dan teknik pembelajaran.
didalam proses belajar orang dewasa Maka, dalam praktek pelatihan lebih
perlu diciptakan iklim belajar sesuai banyak menggunakan diskusi
dengan keadaan orang dewasa, baik kelompok, curah pendapat, kerja
ruangan maupun peralatan yang laboratori, sekolah lapangan (field
digunakan. Perlu diciptakan school), melakukan praktek dan lain
kerjasama dan saling menghargai sebagainya, yang pada dasarnya
antara para peserta diklat dengan berupaya untuk melibatkan
peserta diklat dan peserta diklat peranserta atau partisipasi peserta
dengan fasilitator/ Widyaiswara. pelatihan.
Peserta diklat dilibatkan dalam
kegiatan belajar, Widyaiswara hanya c. Kesiapan Belajar Untuk Belajar
membimbing atau sebagai nara Orang dewasa akan belajar apabila
sumber. Dengan melibatkan peserta yang dipelajari sesuai dengan
dalam kegiatan belajarnya, maka peranan sosial yang diembannya,
mereka merasa bertanggung jawab karena itu proses belajarnya
terhadap kegiatan yang mereka hendaknya disusun berdasarkan
lakukan. peranan sosial. Hal ini berbeda pada
seorang anak, umumnya seorang
b.Pengalaman anak belajar karena adanya tuntutan
Setiap orang dewasa memiliki akademik atau biologisnya. Tetapi
pengalaman yang berbeda-beda, pada orang dewasa, kesiapan belajar
sehingga peserta diklat orang ditentukan oleh tingkatan
dewasa dapat dijadikan sumber perkembangan mereka yang harus
belajar dan penekanan dalam dihadapi dalam peranannya sebagai
proses belajar yang bersifat kader, pekerja, orang tua atau
aplikasi praktis. Dalam pemimpin organisasi. Hal ini
perjalanannya, seorang individu membawa implikasi terhadap materi
mengalami dan mengumpulkan pembelajaran dalam suatu pendidikan
berbagai pengalaman pahit-getirnya tertentu. Dalam hal ini tentunya materi
kehidupan, dimana hal ini menjadikan pembelajaran perlu disesuaikan
seorang individu sebagai sumber dengan kebutuhan yang sesuai
belajar yang kaya, dan pada saat dengan peran sosialnya.
yang bersamaan individu tersebut
memberikan dasar yang luas untuk d.Orientasi Belajar
belajar dan memperoleh pengalaman Orang dewasa mau belajar apabila
baru. Oleh sebab itu, dalam teknologi dapat meningkatkan kemampuan
pembelajaran orang dewasa, terjadi dalam memecahkan masalah mereka.
penurunan penggunaan teknik Implikasinya dalam proses

68
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

pembelajaran, Widyaiswara berperan berkurang. Orang dewasa yang memiliki


sebagai fasilitator. Hal ini dikarenakan konsep diri matang dapat memikul
belajar bagi orang dewasa merupakan tanggung jawab kehidupan, menyadari
kebutuhan untuk menghadapi dimana posisi dirinya pada saat itu dan
permasalahan yang dihadapi dalam tahu akan kemana tujuan hidupnya.
kehidupan keseharian, terutama Disamping itu pula mereka cakap dalam
dalam kaitannya dengan fungsi dan mengambil keputusan dan mampu
peranan sosial orang dewasa. Selain berpartisipasi di masyarakat dan akan
itu, perbedaan asumsi ini disebabkan mampu mengarahkan dirinya, memilih
juga karena adanya perbedaan dan menetapkan pekerjaan yang
perspektif waktu. Bagi orang dewasa, relevan. Orang dewasa yang betul-betul
belajar lebih bersifat untuk dapat matang secara psikologis tidak akan
dipergunakan atau dimanfaatkan menghindar atau lari dari masalah yang
dalam waktu segera. Hal ini dihadapi (Knowless, 1986:55).
menimbulkan implikasi terhadap sifat
materi pembelajaran atau pelatihan VI. TUJUAN PENDIDIKAN ORANG
bagi orang dewasa, yaitu bahwa DEWASA
materi tersebut hendaknya bersifat Dari beberapa pendapat para ahli
praktis (menjawab kebutuhan) dan di atas dapat disimpulkan bahwa
dapat segera diterapkan di dalam pendidikan orang dewasa mempunyai
kenyataan sehari-hari. tiga tujuan, yaitu :
a. Peningkatan Intelektual
V. KARAKTERISTIK ORANG
Orang dewasa memerlukan alat atau
DEWASA instrumen yang memungkinkan
Secara fundamental, karakteristik mereka untuk mengembangkan diri
kedewasaan atau kematangan seorang menjadi individu yang meningkat,
individu yang paling mendasar terletak dengan menekankan pada
pada tanggung jawabnya. Ketika individu pengembangan segi instrinsik di suatu
sudah mulai memiliki kemampuan masyarakat.
memikul tanggung jawab, dimana ia Pendidikan orang dewasa
sanggup menghadapi kehidupannya mengembangkan rasionalitas
sendiri dan mengarahkan diri sendiri. keberadaan individu, mendidik
Jika mereka menghadapi situasi baru mereka untuk mampu mengambil
tidak memiliki bekal kemampuan keputusan dengan penuh tanggung
maupun keterampilan diri (skills of jawab. Pendidikan orang dewasa
directed inquiry), maka ia akan merasa lebih memperhatikan kepada
sulit dalam mengambil inisiatif terutama kontribusi kegiatan yang dapat
dalam memiliki tanggung jawab mengembangkan pemikiran (mind),
belajarnya. perasaan yang rasional, materi dan
Kematangan dalam kondisi keterampilan yang didasarkan pada
dewasa-matang dapat ditandai oleh pengetahuan dan perilaku
kemampuan memenuhi kebutuhannya, intelegensinya.
memanfaatkan pengalamannya dan b. Aktualisasi Diri
mengidentifikasi kesediaan belajar. Aktualisasi diri merupakan prinsip dari
Ketika kemampuan belajar seputar tujuan pendidikan orang dewasa.
masalah kehidupannya menjadi Asumsi dasarnya adalah kebebasan
meningkat, maka sikap ketergantungan individu dalam belajar dan menjadikan
kepada orang lain akan semakin individu berkembang mengarah

69
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

kepada aktualisasi diri, sehingga pembelajaran orang dewasa, yaitu faktor


pendidikan orang dewasa adalah internal dan faktor eksternal.
mendorong seseorang untuk 1. Faktor internal adalah faktor yang
mengembangkan intelektual, moral, bersumber dari dalam diri peserta
dan estetika (Kellen dan Gray). diklat seperti faktor fisiologis yang
Apabila pengembangan individu
mencakup pendengaran,
diterima sebagai tujuan pendidikan
orang dewasa, maka yang diajarkan penglihatan, berpikir dan ingatan.
harus berpusat pada pengalaman 2. Faktor Eksternal adalah faktor yang
individu, proses belajar melalui bersumber dari luar diri peserta
eksperimen dan penemuan, diklat seperti faktor lingkungan
sedangkan Widyaiswara hanya belajar yang mencakup lingkungan
berfungsi sebagai fasilitator. Jadi alam, fisik dan sosial serta faktor
pendekatan dalam pendidikan orang
sistem penyajian yang mencakup
dewasa lebih bersifat student
centered. kurikulum, bahan ajar dan metode
c. Transformasi Sosial penyajian.
Pendapat dari para ahli mengatakan Adapun hal-hal yang
bahwa pendidikan orang dewasa menghambat jalannya proses
berarti bagaimana seseorang mampu pembelajaran orang dewasa,
mengkreatifkan masyarakat dengan diantaranya adalah motivasi, melupakan
nilai-nilai demokratis, yang artinya kebiasaan (Unlearning), daya ingat yang
bahwa pendidikan orang dewasa buruk, dan penolakan terhadap
harus memberikan pedoman dalam perubahan.
perubahan sosial. Tujuan pendidikan a) Motivasi
orang dewasa tidak dapat dilepaskan Banyak orang dewasa (merasa sudah
dari suatu proses pendidikan yang “tua”) berpikiran dan yakin bahwa
mencakup materi, sikap, mereka lebih sukar untuk dilatih.
keterampilan, metode, pandangan Mereka kurang bisa menyesuaikan
Widyaiswara/fasilitator, tetapi peserta diri dengan perubahan, dan terlalu tua
diklat yang harus dipertimbangkan untuk belajar. Sifat ini akan lebih
dalam proses pendidikan tersebut. menekan kepada mereka apabila
Oleh karena itu dalam buku Adult mereka diperlakukan sama dengan
Edication and Action beberapa pakar anak. Kenyataan ini menimbulkan
pendidikan orang dewasa banyak masalah tentang motivasi
mengemukakan filosofi dan tujuan sehubungan dengan pengalaman
pendidikan orang dewasa harus mereka dan sering mengakibatkan
disesuaikan dengan area pendidikan bakat dan pengalaman mereka tidak
orang dewasa. dapat dimanfaatkan. Untuk
menghadapi mereka diperlukan suatu
VII. MASALAH YANG pendekatan yang lain, yaitu
MEMPENGARUHI PROSES pendekatan yang bersifat andragogi
PEMBELAJARAN ORANG dengan menggunakan teknik-teknik
partisipatif.
DEWASA
b) Melupakan Kebiasaan (Enlearning)
Pada prinsipnya ada dua faktor
Orang dewasa sering mempunyai
yang mempengaruhi proses
kesulitan untuk memperbaiki
kesalahan yang telah menjadi

70
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

kebiasaan mereka. Mereka semacam ini, apapun metode yang


cenderung mengulangi terus menerus diterapkan seharusnya
walaupun mereka sudah tahu bahwa mempertimbangkan faktor sarana dan
mereka berbuat salah. Pada prasarana yang tersedia untuk mencapai
hakekatnya setiap manusia memiliki tujuan akhir pembelajaran, yakni agar
sifat ingin mengetahui dan peserta dapat memiliki suatu
menciptakan sesuatu yang baru. pengalaman belajar yang bermutu.
Manuasia memiliki daya cipta Merupakan suatu kekeliruan besar
sedemikian rupa sehingga mampu bilamana dalam prosesnya seorang
mengembangkan kebudayaan baik Widyaiswara/fasilitator secara kurang
material maupun spiritual. Sebaliknya, wajar menetapkan pemanfaatan metode
manusia juga mempunyai sifat ingin hanya karena faktor pertimbangannya
menyimpan, menahan sesuatu yang sendiri yakni menggunakan metode
diperoleh. Hal ini menyebabkan yang dianggapnya paling mudah, atau
manusia sulit untuk menmgubah nilai hanya disebabkan karena keinginannya
dan perilaku yang mereka miliki. dikagumi oleh peserta di kelas itu
Kebiasaan ini mengarah ke sifat ataupun mungkin ada
“kolot’, sifat yang ingin kecenderungannya hanya menguasai
mempertahankan sesuatu yang lama satu metode tertentu saja.
telah dimiliki. Di dalam pemilihan metode
c) Daya Ingat Yang Buruk seharusnya fasilitator
Orang dewasa cenderung untk mempertimbangkan aspek tujuan yang
menilai rendah kemampuan mereka ingin dicapai, yang dalam hal ini
untuk mempelajari hal-hal baru. mengacu pada garis besar program
Selain itu, orang dewasa terlaklu pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:
banyak memperi penekanan kepada 1. Rancangan proses untuk mendorong
pengalaman sekolahnya dan orang dewasa mampu menata dan
memandang rendah terhadap nilai- mengisi pengalaman baru dengan
nilai pengalaman belajar informasi mempedomani masa lampau yang
mereka pada saat sekarang.
pernah dialami, misalnya dengan
d) Penolakan Terhadap Perubahan
latihan keterampilan, melalui tanya
Orang dewasa mempunyai kesulitan
dalam menerima gagasan, konsep, jawab, wawancara, konsultasi, latihan
metode dan prinsip baru. Seolah-olah kepekaan, dan lain-lain, sehingga
karena sudah yakin apa yang mereka mampu memberi wawasan baru pada
ketahui dan alami sehingga mereka masing-masing individu untuk dapat
sering menolak sesuato yang baru. memanfaatkan apa yang sudah
Penolakan terhadap perubahan ini diketahuinya.
mengakibatkan mereka bertindak
2. Proses pembelajaran yang dirancang
otoriter sebagai cara untuk
mempertahankan diri. untuk tujuan meningkatkan transfer
pengetahuan baru, pengalaman baru,
VIII. METODE PEMBELAJARAN keterampilan baru, untuk mendorong
ORANG DEWASA masing-masing individu orang dewasa
Di dalam proses pembelajaran dapat meraih semaksimal mungkin
orang dewasa, banyak metode yang ilmu pengetahuan yang
diterapkan. Untuk mencapai diinginkannya, apa yang menjadi
keberhasilan proses pembelajaran

71
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

kebutuhannya, keterampilan yang Pembelajaran berbasis andragogi


diperlukannya, misalnya belajar menyarankan pentingnya pengadaan
menggunakan program komputer materi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan untuk tidak
yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.
tergantung, memampuan untuk belajar
Kemampuan orang dewasa sendiri, kemambuan untuk memecahkan
dalam menyerap materi pembelajaran masalah, dan kemampuan untuk
dapat diperkirakan sebagai berikut: (a) bersaing.
1% melalui indera perasa, (b) 2 % Sebagai sistem, keefektifan
melalui indera peraba, (c) 3.% melalui pembelajaran berbasis andragogi
indera penciuman, (d) 11% melalui ditandai dengan berfungsinya semua
indera pendengar, dan (e) 83% melalui elemen, seperti penggunaan
indera penglihat (Lunandi, 1987). pengalaman warga belajar terdahulu,
Sejalan dengan itu, orang dewasa penggunaan motivasi dari dalam,
belajar lebih efektif apabila ia dapat membebaskan orang dewasa agar tidak
mendengarkan dan berbicara. Lebih baik tergantung, penggunaan materi
lagi kalau di samping itu ia dapat melihat pembelajaran yang bermakna,
pula, dan makin efektif lagi kalau dapat partisipasi penuh warga belajar di dalam
juga mengerjakan. Komposisi menentukan arah pembelajaran, dan
kemampuan tersebut dapat dilukiskan ke pelaksanaan evaluasi bersama antara
dalam piramida belajar (pyramida of peserta pelatihan dengan
learning) seperti terlihat dalam gambar Widyaswara/fasilitator.
berikut. Karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi proses pemblajaran
orang dewasa, maka diperlukan
Dengar Ceramah pemilihan metode pembelajaran yang
tepat, sehingga tujuan dari pembelajaran
Bicara Diskusi akan mudah tercapai.

Lihat Demonstrasi

Kerjakan Latihan Praktis


Gambar Piramida Belajar Orang Dewasa

IX. KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis andragogi
adalah satu bentuk pendekatan yang
memandang orang dewasa memiliki
karakteristik tersendiri berbeda dari
anak-anak dan remaja. Karakteristik
mereka adalah sebagai berikut : tidak
tergantung pada Widyaiswara/fasilitator,
mengatur diri sendiri, belajar sesuai
kebutuhan sendiri, belajar dengan
menggunakan pengalamannya sebagai
sumber bejalar, dan cenderung belajar
melalui diskusi dan problem solving.

72
FORUM DIKLAT Vol. 02 No. 2

DAFTAR PUSTAKA

Basleman, Anisah, Prof. DR., 2005, Pendidikan Orang Dewasa, Modul Diklat Calon
Widyaiswara, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Knowles, M 1998, ‘A Theory of adult learning: andragogy, theories of teaching’, The adult
learner: a neglected species, Gulf Publishing Company, Texas.
Malouf, D 1994, How to Teach Adults in a Fun and Exciting Way, Business and
Professional Publishing, Chastwood, Australia, 12-15.
Tamat, Tisnowati. (1984). Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakarta: Pustaka Dian.

*) Penulis adalah Widyaiswara Pusdiklat Migas

73

Anda mungkin juga menyukai