Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

ANESTESIA UMUM
Ureterolitiasis sinistra
Mustika Rohdiniyanti
2007730088

Kepaniteraan Klinis Bagian Ilmu Anestesia


Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta Pusat
Universitas Muhammadiyah Jakarta
IDENTITAS
• Nama Pasien : Tn . IB
• Umur : 41 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Karyawan Pabrik Motor
• Alamat : Jakarta
• No RM : 70.78. xx
ANAMNESIS

• Keluhan utama:

Nyeri pada pinggang kiri sejak 3 hari


SMRS
• Riwayat penyakit sekarang :

OS mengeluhkan nyeri pada pinggang kiri sejak


3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul
sejak 2 minggu terakhir, nyeri juga menjalar ke
belakang, hingga bawah, tidak menjalar ke
pangkal paha kiri. BAK terasa susah, terasa agak
nyeri dan keluar sedikit-sedikit. Saat BAK,
warna air seni agak kemerahan. Keluhan sudah
pernah dirasakan. Os sebelumnya pernah
melakukan TUL 1 tahun yang lalu. Tidak ada
• Riwayat penyakit dahulu :

 Asma (-), HT (-), DM (-)


• Riwayat penyakit keluarga :

 DM (-), HT (-)
• Riwayat kebiasaan :

 Merokok (-)
 Os mengaku minum sedikit, Os lebih suka minum
kopi.
 Minum alkohol (-)
• Riwayat alergi : (-)
• Riwayat operasi:
KEADAAN PRA BEDAH
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : kompos mentis
• TTV :
- TD : 130/80 mmHg
- N : 86 kali/menit
- S : 36,40 C
- P : 18 kali/menit
• Berat badan (BB) : 50 Kg
• Tinggi badan (TB) : 150 cm
PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala : Normosefal
* Mata : konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-).
* Telinga : tidak ditemukan kelainan
* Hidung : tidak ditemukan kelainan
* Mulut : bibir pucat dan sianosis (-),
Tonsil tidak membesar
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada :
* Jantung : Batas jantung dlm bts normal, murmur
(-), gallop (-)
* Paru : Simetris, retraksi costa (-), sonor dikedua
lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+)
normal, Nyeri tekan epigastrium (-), CVA (-/+)
Ekstremitas :
• Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
udem (-)
PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Hematologi

Hemoglobin 14,3 gr/dL 13.2-17.3

Jumlah leukosit 11,39 (H) ribu/μL 3.80-10.60

Jumlah trombosit 295 ribu/μL 150-440

Hematokrit 43 % 40-52
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Homeostasis PT
Pasien 11,0 detik 9.0-12.0
Kontrol 12.0 detik
APTT
Pasien 34,8 detik 31.0-47.0
Kontrol 34.0 detik
Kimia Klinik
GDS 107 mg/dL 70-200
SGOT 21 U/L 19-34
SGPT 38 U/L 9-43
Kreatinin darah 1.2 mg/dL < 1.4
Ureum darah 21 mg/dL 10-50
HBs Ag (kualitatif) (-)
• Cor dan aorta
normal
• Sinus/diafragma
baik
• Vaskularisasi baik
• Tak tampak spesifik
aktif atau
pneumonia

Kesan : Cor dan


– Preperitoneal fat line kanan & kiri
baik
– Psoas line simetris kanan dan kiri
– Kontur proyeksi ginjalkanan dan kiri
tidak membesar
– Distribusi udara usus sampai rektum
– Tidak tampak penebalan dan
pelebaran dinding usus
– Tampak bayangan konkremen
radioopak setinggi paravertebrae L2
kiri proyeksi ginjal kanan
– Tulang-tulang normal
– Jaringan lunak baik

Kesan : Tampak bayangan radioopak


setinggi
paravertebrae L2 proyeksi ginjal kiri
:

Rontgen IVP : hasil : Fase sekresi


dan ekskresi baik, bendungan ureter
kiri ec suspek batu ureter kiri
RESUME
• Seorang ♂ 41 thn datang dgn keluhan nyeri
pinggang kiri sejak 3 hari SMRS, Nyeri dirasakan
hilang timbul dan menjalar ke belakang, hingga
bawah BAK susah, sedikit-sedikit dan nyeri. 1
tahun yang lalu Os pernah menjalani op TUL.
• Pemeriksaan fisik : TTV normal, CVA (-/+)
• Pemeriksaan Penunjang : leukositosis dan
Rontgen : hasil : bendungan ureter kiri ec batu
KEADAAN PRABEDAH
• BB : 50 kg , TB : 150 cm
• TD : 130/80 mmHg, HR : 86x/mnt, RR: 20xmnt,
T:36.4ºC
• Hb : 14,0 gr/dL, Ht : 36,4%

• Diagnosis Pre operasi


Ureterolithiasis sinistra

• Jenis Operasi
TUL
Status fisik
• American Society of Anesthesiologists (ASA) :

1. Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik & biokimia.


2. Pasien dgn peny. sistemik ringan atau sedang.
3.Pasien dgn peny. sistemik berat, aktivitas rutin terbatas.
4. Pasien dgn peny. Sistemik berat, tdk dapat melakukan aktivitas
rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-
harinya.

5. Pasien sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan


hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
PERSIAPAN OPERASI
• SIOP (+)

• Dipuasakan 6 jam sebelum op.

• Pasien masuk ruang op jam 14.30

• Dilakukan pemasangan ECG, pengukur saturasi 02,

manset utk mengukur TD


CATATAN ANESTESIA
• Jenis Anestesi : Umum

• Teknik Anestesi : LM no 3 ½ Ø tertutup,


Observasi Ventilasi Kendali
PELAKSANAAN
• Pasien diinduksi pd jam 14.50
• Monitoring :

– TTV :

TD : 120/70 mmHg, Nadi : 83x/menit


– SpO2 99%.

• Dg obat :
– Fentanyl 0,1 mg

– Propofol 100 mg
– Tramus 25mg
• Tunggu hingga refleks bulu mata (-), fiksasi bulu mata

• Nyalakan ventilator dg gas N2O : O2 = 2: 1, sambungkan

dg alat rebreathing dan face mask


• Dilakukan ventilasi kendali dengan 02 dan face mask

sambil melakukan manuver tripel jalan nafas ke pasien.


• Dilakukan pemasangan LM
• Sambungkan tube ke alat rebreathing dan lakukan ventilasi
kendali
• Fiksasi tube

• Setting ventilator dan diberikan obat N20:02 2 : 1 dan

sevoflurane 2% dan ventilator di set


ALUR ANESTESI
PREMEDIKASI Pemasangan Infus
Valium 10 mg Asering

PASTIKAN ALAT
PANTAU TTV
Tensimeter, Saturasi
O2, ECG

INDUKSI
Fentanyl 0.125 mg
Pasang LM
P. Lipiro 100mg
Tramus 30mg

MAINTENANCE
N2O:O2  2:1 L/mnt
Sevoflurane  1
L/mnt
• Pukul 15.35 : N2O dan sevofluran, ventilator

dimatikan, jika dapat bernapas spontan kita biarkan


pasien bernapas biasa.
• Dilakukan suction, ekstubasi tube, lalu, gunakan
face mask utk membantu memberikan pernapasan
pasien sambil di manuver tripel jalan nafas, hingga
napas pasien adekuat dg melihat pergerakan
dinding dada dan perut yg bersamaan.
• Stlh nafas pasien adekuat, lalu pasien dipindahkan
SKOR ALDRETE

15 16

2
2
2
10
CATATAN PASCA ANESTESI
Catatan Pasca Anestesi
• TTV :
– TD : 143/90 mmHg
– Nadi : 96 x/menit
– RR : 20 x/menit
– T : tidak diperiksa

Sp O2 : 100%
JUMLAH MEDIKASI
(1)Fentanyl 0,1 mg
(2)Propofol 100 mg
(3)Tramus 25 mg
(4) SA 1 mg
(5) Neostigmin 1 mg
(6) Dynastat 40 mg
(7) Granon 2 mg
Jumlah Cairan/Transfusi
• Ringer Asering 500 ml
Posisi Kepala & Leher
Sungkup laring (laryngeal mask)

• Alat jalan nafas berbentuk


sendok terdiri dari pipa
besar berlubang dengan
ujung menyerupai
sendok, pinggirnya dapat
dikembang-kempiskan
seperti balon pada pipa
trakea
• Macam :
– Sungkup laring standar dengan 1
pipa nafas
– Sungkup laring dengan 2 pipa; 1
pipa nafas standar & lainnya ujung
distalnya berhubungan dengan
esofagus
• Digunakan jika intubasi trakea
diramalkan mendapat kesulitan
• Pemasangan menunggu anestesi
cukup dalam atau menggunakan
pelumpuh otot untuk hindari trauma
rongga mulut, faring-laring
• Untuk hindari pipa tergigit, dipasang
gulungan kain kasa (bite blosck) / OPA

Pada pasien dipasang LM


no. 3 ½
ANALISA KASUS
• Pada pasien ini dilakukan anestesi unum
dengan tujuan mengurangi sakit selama
tindakan operasi.
• Pada saat pre medikasi diberikan valsanbe
(valium 10 mg) ± 1,5 jam sebelum operasi,
dengan tujuan melancarkan induksi, rumatan,
meredakan kecemasan, menciptakan amnesia
PENJELASAN
1. Fentanyl  analgesik
2. Prepofol induksi
3. Tramus  muscle relaxan
4. Sevoflurane dan N2O  anestesi inhalasi
5. Sulfat Atrophin
6. Neostigmin
7. Dynastat  analgesic pasca bedah
8. Granon  mual-muntah
Propofol
• Penggunaan : obat induksi, sedasi sadar, pemeliharaan dari
anestesi, pengobatan mual dan muntah akibat kemoterapi/ pasca
bedah.
• Merupakan suatu obat hipnotik iv diisopropilfenol yang
menimbulkan induksi anestesia yg cepat dengan aktivitas eksitasi
minimal. Obat ini mengalami distribusi yang luas & eliminasi yg
cepat.
• Dosis
– induksi : iv 2-2,5/kgbb (berikan scr lambat slm 30 detik)
– Pemeliharaan : bolus iv 25-50mg Pada pasien diberikan
kasus : 50 x 2 = 100 mg
• Eliminasi : hati, ekstrahepatik (paru)
• Awitan aksi : dalam 40 detik

• Efek puncak : 1 menit


• Lama aksi : 5-10 menit
• Efek samping : hipotensi, aritmia, takikardi, bradikardi,
hipertensi, depresi pernapasan, sakit kepala, kejang.
FENTANYL
 Golongan Opiad (morfin, petidin,sufentanil )  75-125 kali lebih poten
dari morpin
 Sebagai analgesia dan anestesia
 Tidak mengganggu kardiovaskuler  >> digunakan induksi pasien dg
kelainan jantung
 Dosis induksi IV : 1-3 μg/kgBB. Dosis Analgesia IV/IM 25 – 100 μg,
(0,7 – 2 μg/kg BB)
 Kasus : 50 x 2 = 100 ug = 0,1 mg
 Dosis rumatan 0,3-1 μg /kg BB
 Fentanyl + droperidol  neuroleptanalgesia
 Efek samping :
- KV : bradikardi, hipotensi
- Pulmoner : Depresi pernapasan, apnoe
- GI : mual, emesis, pengosongan lambung tertunda,
spasme tr.biliaris
- Mata : miosis
- Muskuloskeletal : kekakuan otot
Tramus
(atracurium besylate 10 mg)
• Penggunaan : relaksan otot non depolarisasi

• Merupakan relaksan otot skelet non depolarisasi. Obat ini berkompetensi untuk
reseptor kolinergik pada lempeng akhir motorik. Obat ini mengalami metabolisme
yang cepat via eliminasi hofmann dan hidrolisis ester enzimatik non spesifik.
• Dosis intubasi : iv 0,3-0,5mg/kg
• Dosis pemeliharaan : iv 0,1-0,2mg/kg
• Eliminasi : plasma, hati, ginjal

• Awitan aksi : < 3 menit Pada pasien diberikan :


• Efek puncak : 3-5 menit 50 x 0,5 = 25 mg
• Lama aksi : 20-30 menit

• Efek samping : hipotensi, vasodilatasi, hipoventilasi, bronkospasme, blok yang


tidak adekuat
N20
(gas gelak, laughing gas, nitrous oxide,
dinitrogen monoksida)
• Diperoleh dengan memanaskan amonium nitrat sampai 240ᵒc
• Dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak
iritasi, tak terbakar, berat 1,5 kali berat udara
• Dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna biru 9000 l
atau 1800l dengan perbedaan tekanan 750 psi atau 50 atm
• Cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pengenceran O2
 hipoksia. Utk preventif digunakan O2
• Bersifat anestetik lemah, analgesia kuat
• Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian,
kombinasi dengan cairan anestetik lain; halotan.
• Pada akhir anestesi setelah pemberian dihentikan, N20 cepat
keluar mengisi alveoli  terjadi pengenceran O2  hipoksia
difusi. Untuk hindarinya beri O2 100 % selama 5 – 10 menit
• Pada nafas spontan rumatan anestesia sekitar 1 – 2 vol %
(sesuaikan dengan respon klinis pasien)
• Pada nafas kendali 0,5 – 1 vol % (sesuaikan dengan respon
klinis pasien)
• Efek teratogenik  dihindari pd ibu hamil
• KI :

– Emboli paru
– Pneumothoraks
– Obstruksi usus akut
– Udara intracranial
– Hipertensi pulmonal
• Efek pd organ :
– Jantung : stimulasi simpatis, depresi miocardium, konstriksi otot
polos vaskuler pulmonal
– Respirasi : tachypnea, menurunkan Vt
– Otak : meningkatkan aliran darah otak dan volume darah otak 
meningkatkan TIK. Meningkatkan konsumsi oksigen otak
– Neuromuskuler : rigiditas otot
– Ginjal : meningkatkan resistensi vaskuler ginjal  menurunkan
aliran darah ke ginjal
– Hati : menurunkan aliran darah hati
– GI : mual muntah post op krn aktivasi CTZ dan pusat muntah di
medula
SEVOFLURAN
 Merupakan halogenasi eter

 Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat


dibanding isoflurane

 Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang


jalan napas.

 Efek terhadap KV cukup stabil, jarang


menyebabkan aritmia.
Neostigmin
• Reversi dari relaksan otot depolarisasi

• Dosis : Reversi : IV lambat. 0,05 mg/kgBB (dengan atropin 0,015


mg/kgBB, atau glikopirolat 0,01 mg/kg)

• Efek samping :
– KV : bradikardia, takikardia, blok AV, ritme nodal, hipotensi
– Pulmoner : Peningkatan sekresi oral, faring, dan bronkus, bronkospasme,
depresi pernafasan
– SSP : kejang, disartria, sakit kepala
– GI : mual, emesis, flatulensi, peningkatan peristaltis
– GU : sering berkemih
– Dermatologik : ruam, urtikaria
– Alergik : reaksi alergi, anafilaksis
ATROPIN SULFAT
 Pengobatan dari bradikardia sinus, premedikasi (vagolisis), reversi dari
blokade neuromuskuler (blokade efek muskarinik antikolinesterase),
terapi tambahan pd pengobatan bronkospasme dan tukak lambung

 Dosis : bradikardia sinus = 0,5 – 1,0 mg; ulangi setiap 3-5 menit sesuai
indikasi. (dosis maks 40 μg/kg)

 Efek samping :
- KV : takikardia (dosis tinggi), bradikardia (dosis lemah), palpitasi
- SSP : kebingungan, halusinasi
- Pulmoner : depresi napas
- GI : refluks esofagus
- Mata : penglihatan kabur, midriasis, peningkatan tek. Intraokuler
- Dermatologik : urtikaria
- Lain : mulut kering, reaksi alergi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai