Anda di halaman 1dari 28

Tindakan emergency

di Ruang Radiologi
Tindakan emergency
Adalah tindakan cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa
pasien
Persyaratan ruangan Radiologi :
1. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya
mudah dijangkau dari ruangan gawat
darurat, perawatan intensive care, kamar
bedah.
2. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi
dengan alat pemadam kebakaran dan alarm
sesuai dengan kebutuhan.
3. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan
kelembaban 40 - 60 %.
4. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan
alat tersebut.
Jenis tindakan emergensi di R.
radiologi:
1. Bila terjadi edema kulit disertai bercak-bercak lebar dan
kesulitan bernafas karena edema laring berikan suntikan
intravena Piriton (10 mg dalam 1 cc aquabides)
2. Bila pasien mengalami kesulitan bernafas/ sesak nafas/
dyspnoe karena serangan asma berikan suntikan intravena
aminophylin (0.25 gr dalam 10 cc aquabides)
3. Terjadi kollap (pingsan)- kardiak: pasien pucat, denyut
jantung lemah berikan cortison (100 mg), hindari suntikan
adrenalin intravena menyebabkan fibrilasi ventrikuler
4. Bila pernafasan berhenti berikan oksigen dan bila henti
jantung lakukan resusitasi jantung paru.
PERALATAN KELENGKAPAN di Rumah Sakit di ruang
radiologi dilengkapi Emergency kit dengan peralatan
dan obat-obatan untuk RJP sesuai standar

EMERGENCY KIT terdiri beberapa alat medis:


1. Diagnostic instrument: stetoskop,
sphimomanometer, reflex hammer, penligth,
termometer digital, tounge spatel
2. Resusitator set / airway: masker resussitator,
resusitator set dewas & anak
3. Airway instrument: nasal tube, suction catheter,
tounge spatel, oropharing/guedel airway
4. Endotracheal intubation set: ETT, laringoscop
dewasa/anak, spuit 20 cc
5. Surgical set: needle holder, kocher, gunting
operasi, pinset chirurgis & anatomis, benang
silk, handle scaple, nierbeken
6.Intravena catheter, spuit, infusion set, blood
transfusion set, tourniquit, sarung
tangan/hand scoon
7. Bandage & sanitary set:; spalk set, verband,
kasa steril, masker, apron plastik, elastic
perband, plester, tissue alkohol, tourniquet,
mitela
8. Tabung Oksigen portable: lengkap reguletor &
flowmeter
9. Cervical collar
10. Suctoin manual
Alat-alat emergency:
Automatic Eksternal Defibrilator (AED)
Sebuah alat yang biasa digunakan untuk bantuan kejut jantung
pada korban dengan gangguan pada irama jantung dan henti
jantung.
Nasal Kanul Simple Mask (Rebreathing
Merupakan selang bantu Mask)
pernafasan diletakan Merupakan alat bantu
pada lubang hidung. pernafasan berupa masker
Pemberian O2 1-6 L/mnt untuk konsentrasi oksigen
dengan konsentrasi 24% rendah sampai sedang.
– 44%. Dengan aliran 6-8/10 L/mnt
dengan konsentrasi 45% –
60%.
Alat emergency: untuk membantu/
mengendalikan jalan nafas
Ambu bag Ambu bag reservoir
• Mayo/Oro pharing tube
Tracheostomy Tube
utk Membebaskan jalan Alat yang biasa digunakan untuk
nafas agar lidah tidak dapat melakukan tindakan
tracheostomy (dengan membuat
jatuh ke belakang. sayatan pada aspek anterior leher
dan membuka saluran napas secara
langsung melalui sayatan di trakea)
Suction Pump

Alat yang biasa digunakan untuk dapat menghisap lendir atau


cairan berupa darah pada pasien dengan menggunakan listrik
atau baterai
Cervical Collar (Stiffneck Adjustable Collar)
Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi leher pasien
yang dicurigai mengalami cidera tulang leher. Alat
disesuaikan dengan panjang leher pasien.
Ada pula yang sudah sesuai ukuran S, M, L baik yang rigid
(keras) atau Soft (lembut).
Laringoscope
Intubasi endotrakeal adalah proses memasukan pipa endotrakeal
kedalam trakea pasien. indikasi intubasi endotrakeal pada henti
jantung, pasien sadar dengan gangguan pernafasan pemberian
oksigen tidak adekuat dengan alat-alat ventilasi yang tidak invasif,
atau pada keadaan pasien tidak dapat mempertahankan jalan
napas (pasien koma).
Jenis-jenis obat emergensi
di radiologi

Pemberian obat emergency adalah suatu


tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan saat kondisi darurat dengan cara
pemberian obat dengan tujuan
meminimalisirkan keadaan darurat pada
pasien.
Obat-obat emergency:
1. Obat yg dibutuhkan 4. Obat harus selalu siap
utk mengatasi 5. Prinsip enam benar
keadaan gawat dlm pemberian obat:
darurat -Benar pasien
2. Semua petugas -Benar obat
harus tahu tempat
obat -Benar dosis
3. Tempat obat tidak -Benar cara
dirubah-rubah -Benar waktu
4. Disiapkan & -Benar dokumentasi
disediakan tempat
mudah dijangkau
EFEK SAMPING BAHAN KONTRAS
Bahan Kontras: : suatu bahan yang sangat radiopaque atau radiolucent apabila berinteraksi dengan sinar-x,
sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya.
Merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-
struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik medik.

Reaksi ringan Reaksi Berat :


1. Rasa panas 1. Berkeringat
2. Bersin-bersin 2. Nafas Dangkal
3. Mual 3. Nadi Cepat dan amat lemah
4. Merasa gelisah 4. Hilangnya Kesadaran
5. Rasa gatal 5. Edema laryng
Reaksi sedang; 6. Trombosis/penggumpalan
1. Muntah pembuluh darah
2. Nafas pendek , sesak nafas 7. Henti jantung
3. Kulit pucat
4. Keringat dingin
5. Gelisah
6. Denyut nadi cepat
7. urtikaria
Efek samping prosedur CT
(computerized tomography) scan:
1. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap bahan kontras intravena.
• Bahan kontras terbuat dari Iodium cair yang disuntikkan ke dalam
vena untuk membantu meningkatkan kualitas pemindaian terutama
pada ginjal dan pembuluh darah.
. 2. Reaksi pada Kulit dan Pernapasan
- Efek samping pada kulit yaitu gatal dan ruam. Penanganan: reaksi
dpt berlangsung lama dan dapat diobati dengan antihistamin.
- Gejala reaksi alergi lebih serius misalnya kesulitan bernapas: pada
pasien gangguan ginjal, hepar dan diabetes.
3. Anak dan wanita lebih rentan
• Wanita hamil rentan terhadap efek samping radiasi.
• Menurut National Cancer Institute, anak-anak lebih sensitif
terhadap radiasi jika mendapatkan dosis yang lebih dari ketentuan.
JENIS-JENIS OBAT EMERGENCY
RADIOLOGI

1. Epinephrine (adrenalin) tersedia preparat 1 mg dalam 1 ampul)


diperlukan saat henti jantung untuk penyediaan cadangan O2 otot
jantung
Indikasi: asystole, fibrilasi ventrikel)
pada henti jantung dosis : 1 mg i.v dapat diberikan / diulang setiap
3-5 menit, dapat pula pemberian dengan dosis meningkat 1-3-5 mg
setiap menit. tidak ada kontraindikasi untuk adrenalin pada henti
jantung / cardiac arrest
2. Lidocain (lignocain, xylocain)
indikasi:mengurangi gangguan irama jantung misalnya ventrikel
tachycardi (VT), fibrilasi ventrikel
Dosis : 1-1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3-5 menit sampai
dosis total 3 mg/kg BB
3. Sulfat Atropin
digunakan pada bradikardia (denyut nadi < 60x/meni t), tujuan
memperbaiki tonus vagal dan memperbaiki sistem konduksi
atrioventrikuler
Dosis : bolus 0,5-1mg i.v. total dosis : 0,03-0,04 mg/kg BB
4. Ephedrin
Menyebabkan pelepasan nor adrenalin dan menstimulasi alfa dan beta
adenoreseptor.
indikasi : hypotensi selama operasi dengan General Anestesi (GA), spinal,
nocturnal eneuresis
Nor adrenalin :
- merupakan hormon dr neuroransmiter di saraf simpatis ;
- untuk pengontrolan tekanan darah krn berkaitan dg reseptor
spesifik di otot jantung (beta adenoreseptor) maka jantung memberi
respon meningkatkan kontraksi & frekuensi denyut jantung shg
tekanan darah meningkat.
- Sbg reseptor spesifik di otot yg melapisi pembuluh darah terutama
alfa adenoreseptor mybbkn pemblh darah kontraksi &
meningkatkan tekanan darah.
Terapi Spesifik dalam Menangani Reaksi Bahan
Kontras:

1. Reaksi Alergi Akut : Urticaria, edema, sakit kepala, muntah,


diare, asthma, rhinoconjunctivitis .Terapi yang diberikan :
- Epinephrin 0,5 mg (1 mg/ml) subcutan
- Oksigen 2-6 liter/menit
- Diphenhydramine 50 mg i.m
2. Reaksi Anafilaktif dg Reaksi alergi ditambah takhikardia,
hipotensi dan pucat , terapi yang diberikan :
- Epinephrin 0,3 – 0,5 mg (0,1 mg/ml i.v)
- Oksigen 2-6 liter/menit
- Infus NaCl atau Ringer
3. Anafilaksi Syok : Tidak sadar, status asthmatis, henti napas, kolaps sirkulasi, henti
jantung , terapi yang diberikan :
- Epinephrin 0,3 – 1,0 mg (0,1 mg/ml i.v)
- Oksigen 2-6 liter/menit
- Hidrokortison 250 mg i.v
- Intubasi dan ventilasi
- Infus NaCl atau ringer
4. Reaksi Vagal : respon yg berefek pd jantung (memompa lebih lambat shg terjd
Hipotensi dan Brachikardia , otak kekurangan oksigen , pasien pingsan ,terapi yang
diberikan:
- Letak kaki ditinggikan
- Infus NaCl atau Ringer
- Oksigen 2-6 liter/menit
- Atrofin 0,6-0,8 mg i.v, di ulang tiap 3-5 menit

5. Reaksi Bronchospastik Ringan – Sedang, terapi yang diberikan


-Oksigen 3 liter/menit
-Inhalasi bronchodilator, atau
-Epinephrin 1 : 1000 sebanyak 0,1 – 0,2 ml subkutan, atau
-Epinephrin 1 : 10000 sebanyak 1 ml i.v
THANK’S YOU
STUDY KASUS
• Bp XY mengalami kecelakaan dan fraktur pada tulang
humerus. Pasien juga terlihat distensi abdomen. Di ruang IGD
pasien diberi injeksi anti nyeri dan antibiotik. Tindakan
selanjutnya adalah foto rontgen dengan pemberian zat
kontras. Di ruang pemotretan ternyata pasien terlihat
mengalami gejala alergi. Petugas radiografer segera
melakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai