Anda di halaman 1dari 32

KEGAWAT DARURATAN DI

BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Drg. Navy Novansy Vega Iriana


DEFINISI GAWAT DARURAT
Gawat : Suatu keadaan yang mengancam jiwa
Darurat : suatu keadaan yang sifatnya memerlukan
penanganan yang segera
Gawat Darurat : keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera, guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
lanjut (UU No. 44 tahun 2009). Suatu kondisi yang
membutuhkan penanganan segera untuk menghindari
konsekuensi yang dapat membahayakan hidup pasien.
Dalam hal ini, nyawa pasien benar-benar dalam
keadaan yang mengkhawatirkan dan diperlukan
penanganan yang segeraterhadapnya. Contoh untuk
kasus ini adalah seseorang yang telah menderita
penyakit jantungdalam waktu yang lama dan tiba-tiba
saja mendapatkan serangan jantung (heart attack).
TUJUAN PENANGANAN GAWAT DARURAT
1) Mencegah kematian dan kecacatan
permanen
2) Merujuk pasien gawat darurat melalui
sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai
3) Menanggulangi korban bencana
Keadaan – keadaan emergensi yang sering
terjadi di tempat praktek gigiantara lain :
1) Sinkop/ fainting

2) Intoksikasi obat anastesi lokal

3) Intoksikasi vasokontriktor

4) Syok anafilaktik

5) Perdarahan
SINKOP / FAINTING
Ini adalah penyebab paling umum
hilangnya kesadaran pada perawatan gigi.
Sinkop adalah suatu keadaan
menurunnya kesadaran akibat
ketidakseimbangandalam sirkulasi/distribusi
darah ke perifer adanya kekurangan darah
dan oksigen didalam otak dalam waktu
tertentu disebebkan oleh peningkatan aliran
darah ke dalam pembuluh darah yang lebih
besar sehingga otak akan berefek terlebih
dahuluakibat kekurangan volume darah
dalam sirkulasi
ETIOLOGI SINKOP
1. Rasa cemas saat perawatan gigi
2. Nyeri
3. Rasa takut
4. Mual/dehidrasi
5. Dental office smell
6. Melihat instrument / darah
7. Keadaan pasien tegang
8. Kedaan hamil / menjelang menstruasi.
GEJALA SINKOP

1. Weakness
2. Dizziness
3. Pucat
4. Rasa dingin
5. Nadi lemah (mula-mula cepat kemudian
lambat), sehingga akhirnya pasien mulai
kehilangan kesadaran secara penuh.
PENATALAKSANAAN PASIEN SINKOP
1. Posisikan pasien dengan posisi trendelenberg/
baringkan pasien dilantai. Hal ini penting
untuk hiperekstensi kepala dan untuk
menaikkan ektrimitas bawah.
2. Jangan mendorong pasien ke arah depan
karena akan menutup jalan nafas.
3. Lepaskan seluruh pakaian yang dapat
mengganggu pernafasan.
4. Semprotkan air dingin ke wajahpasien
PENATALAKSAAN PASIEN SINKOP
5. Pasien disuruh menghirup bau amonia
6. Jangan tinggalkan pasien yang pingsan
sendirian.
7. Jika pasien tidak pulih secara cepat
sesudah menghirup bau amonia, kita tdk
boleh menganggap sebagai suatu sinkop
yang sederhana tetapi dengan komplikasi
didalam sistem sirkulasi dan pernafasan.
Pada kasus ini seorang dokter gigi harus
segera mulai melakukan prosedur
resusitasi (RJP).
PENCEGAHAN SINKOP

Guna menghindari terjadinya sinkop di


tempat praktek, maka ada beberapa hal yang
harus di perhatikan :
 Jika sinkop biasanya karena faktor
psikologis, maka pasien harus menerima
kesan yang baik pada saat masuk ke
ruangan praktek. Misalnya melihat
resepsionis dan asisten dengan pakaian
yang rapi
 Ruang tunggu yang nyaman dan
menyenangkan
 Pasien tidak boleh menunggu lama
PENCEGAHAN SINKOP

 Kotak yang berisi obat-obatan harus tertutup


rapat karena baunya dapat menyebar ke
seluruh ruangan dan hal ini dapat
meningkatkan kecemasan pasien.
 tingkah laku dokter gigi harus memberi
kenyamanan pada pasien dan tidak boleh ragu
ragu dan tidak percaya diri.
 Pasien jangan melihat alat-alat bedah atau
darah.
 Pakaian dokter gigi tidak boleh ada percikan
darah.
INTOKSIKASI OBAT ANASTESI LOKAL
Obat anastesi dapat menjadi toksik apabila
kadarnya didalam darah cukup tinggi untuk
memberikan efek ke korteks cerebri dan sumsum
tulang. Konsentrasi yang tinggi dalam darah terjadi
sebagai hasil dari beberapa faktor , antara lain :
 dosis obat yang berlebihan

 penyuntikan yang terlalu cepat baik secara intra


vena maupun subkutan
 obat anastesi diabsorbsi terlalu cepat (misalnya
karena tidak mengandung vasokontriktor, atau obat
anastesi masuk ke dalam pembuluh darah atau
disuntikkan ke area yang kaya akan pembuluh
darah).
GEJALA INTOKSIKASI OBAT
ANASTESI LOKAL
Gejala intoksikasi akibat overdosis obat
diawali dengan stimulasi Central Nervous System
(CNS) dan kemudian diikuti oleh depresi CNS.
Gejalanya antara lain :
1. Bicara terfragmentasi
2. Gelisah
3. Frekuensi nadi meningkat
4. Tekanan darah meningkat
5. Mual dan muntah
6. Dalam keadaan serius dapat menimbulkan
kejang.
GEJALA DEPRESI CNS
Gejala depresi CNS dapat berupa frekuensi
nadi cepat tetapi lemah / terjadi bradikardi.
jika pasien mengalami kejang, depresi
CNS dapat terjadi lebih dalam sehingga
menyebabkan perubahan irama pernafasan,
hilang kesadaran, bisa menyebabkan
kematian akibat hipoksia.
PENANGANAN INTOKSIKASI OBAT
ANASTESI
Pada beberapa kasus, gejala toksik dapat
akibat overdosis yang menyebabkan stimulasi CNS
membutuhkan penanganan segera.
Bila pasien mengalami kejang, maka :
1) Baringkan pasien dilantai
2) Masukkan rubber wedge diantara gigi untuk
mencegah tongue bitting
3) Segera beri oksigen
4) Asisten diminta menelfon ambulan/mencari
bantuan
5) Jangan beri obat analgesik
Untuk mengontrol kejang dapat diberikan
diazepam (valium). Valium tidak menyebabkan
depresi kerja jantung dan pernafasan. Valium
dapat diberikan secara intra vena, intra
muskuler, atau menyuntikkan ke dalam atau
dibawah lidah dengan dosis 5 -10mg (1-2 ml).
PENCEGAHAN INTOKSIKASI OBAT
ANASTESI LOKAL
1. Periksa pasien secara cermat sebelum
menyuntikkan obat anastesi lokal
2. Gubakan obat anastesi lokal yang mengandung
vasokontriktor dengan konsentrasi rendah (<
1:100.000)
3. Gunakan volume anastesi lokal sekecil mungkin
4. Gunakan konsentrasi obat anastesi lokal secara
perlahan (2ml dalam 1 menit)
5. Aspirasi dahulu sebelum penyuntikan. Jika
aspirasi terdapat darah, maka ganti spuit dan
suntikkan di tempat yang lain.
INTOKSIKASI VASOKONTRIKTOR
Vasokontriktor juga disebut dengan obat
adrenergik atau simpatomimetik. Obat ini bekerja
di sel efektor dan memberikan efek konstriksi
aretriol-arteriol. Vasokontriktor dalam anastesi
lokal berperan penting untuk memperlambat
absorbsi obat anastesi lokal mengurangi toksisitas,
memperpanjang lama kerja obat, memperkecil
dosis, meningkatkan mula kerja obat, serta
memperkecil perdarahan pada daerah operasi.
INTOKSIKASI VASOKONTRIKTOR

Jika menggunakan epineprin (Adrenaline),


dosis yang tepat tidak boleh lebih dari 0,2 mg (dalam
karpul 1,8 ml dengan adrenalin 1:100.000 maka
mengandung adrenalinsebnayak 0,01 mg per cc).
Jadi dosis maksimum obat anastesi lokal yang
diperkenankan adalah sebanyak 10 ampul
epinephrine tidak boleh digunakan pada
pasien hipertiroidism, arteriosklerosis, hipertensi,
diabetes, cardiac aritmia, angina, infark miokardial.
INTOKSIKASI VASOKONTRIKTOR
Intoksikasi vasokontriktor terjadi jika
obat tersebut sampai didalam darah dengan
kadar yang tinggi. Setiap individu memiliki
kadar kritis dalam darah yang bervariasi.
Sama seperti anastesi lokal, reaksi jika injeksi
mengenai pembuluh darah / karena dosis obat
yang dugunakan berlebihan.
GEJALA INTOKSIKASI
VASOKONTRIKTOR
1. Rasa takut/ cemas
2. Keringat dingin
3. Pucat
4. Takikardi bahkan bisa sampai fibrilasi
5. Hipertensi (sebagai akibat dari vasokontriktor
pembuluh darah perifer)
6. Sakit kepala
7. Dizziness
Jika kerja jantung lebih berat dan kecepatannya
meningkat, maka metabolismenya menjadi cepat
dan menyebabkan hipoksia.
Pada pasien kelainan jantung dapat
menyebabkan sudden cardiac arrest dan
insufisiensi miokard.
PENGANGANAN INTOKSIKASI
VASOKONTRIKTOR
Jika terjadi tanda-tanda toksik :
1. Baringkan pasien secara datar
2. Berikan oksigen agar tidak terjadi hipoksia
jantung. Tidak perlu diberikan obat
cardiocirculatory system
SYOK ANAFILAKTIK
Syok anafilaktik merupakan suatu reaksi
yang berasal dari efek vasodilator dari histamin
yang mengurangi volume heart stroke dan
tekanan darah akibat aliran balik vena ke
jantung berkurang yang dapat menyebabkan
kematian dalam beberapa menit.
Syok Anafilaktik disebabkan oleh
reintroduction protein asing ke dalam tubuh
pasien yang tersensitisasi melalui kontak
sebelumnya.
OBAT-OBAT PENYEBAB TERJADI SYOK
ANAFILAKTIK
 Penisilin / derovat PABA
 Sefalosporin

 Sulfonamid

 Vankomisin

 NSAID

Bahan Kontras Radiologi

 Imunoglobulin

 Vaksin

Procaine

 Tetracaine

 Makanan dan gigitan serangga


GEJALA SYOK ANAFILAKTIK
Gejala yang ditimbulkan akibat pelepasan
sejumlah histamine like substance akan menyebabkan :
a) Dispnea
b) Dizziness
c) Headache
d) Itching atau urtikaria
e) Rasa metal dan rasa panas dalam mulut/lidah
f) Nadi lemah dan cepat atau bahkan tidak teraba sama
sekali
g) Nafas cepat dan dalam
h) Kulit pucat dan dingin
i) Lemah
j) Kehilangan kesadaran
k) Tekanan Sistolik dan diastol menurun
PENCEGAHAN SYOK ANAFILAKTIK
Bila terlihat gejala awal syok
anafilaktik, maka laukan anamnesa
riwayat penyakit pasien secara teliti
terutama jika pasien tersebut berpotensi
mengalami syok anafilaktik. Jika pasien
memiliki riwayat alergi terhadap zat
tertentu maka harus dihindaru permberian
obat secara intra vena, bila memerlukan
maka penyuntikan dilakukan secara
perlahan.
PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
Bila terlihat gejala syok anafilaktik, maka
harus segera bertindak. Langkah-langkahnya
yaitu :
1) Segera hentikan pemberian anastesi /faktor
pencetus
2) Baringkan pasien dilantai dengankepala
miring ke salah satu sisi (recovery potition)
berguna menghindari terjadinya muntah.
3) Angkat leher pasien, kemudian ekstensikan
kepala/dagu dan jaga aliran udara agar bebas
dari obturasi naik anatomis maupun
mekanis.
4) Beri oksigen
PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK

5) Jika arteri carotis tidak teraba maka segera


lakukan resusitasi jantung paru (RJP).
6) Segera cari bantuan/ telfon ambulans dan
dokter spesialis THT (jika perlu
intubasi/tracheostomy).
Berikan obat-obatan sesuai urutan :
1. Adrenalin 1:1000 sebanyak 0,5 ml secara
subkutan (ulangi setiap 10 menit) sampai gejal
menghilang dengan adrenalin sebanyak 0,5mg.
Tujuannya untuk menghilangkan bronkospasme
dan menstabilkan tekanan darah.
2. Chlor-trimeton (vial 10 mg), histamin benadryl
(50mg IV/IM). Tujuannya untuj memblok
reseptor histamine.
3. Solu-cortef (Hidrocortisone) 1 vial 100mg x 2
atau lebih secaraintravena dan suntikkan
secara perlahan.
4. Aminophylline 1 atau 2 vial 10 ml secara intra
vena (jika bronkial spasme masih ada).
5. Bawa pasien segera kerumah sakit. Pada kasus
edema glositis lakukan intubasi / trakheostomi
PERDARAHAN
Untuk mencegah perdarahan maka anamnesa
mengenai riwayat perdarahan yang pernah terjadi,
obat-obat yang digunakan misalnya: obat-obat yang
berinteraksi dengan hemostasis, obat kanker, obat
antikoagulan, obat imunosupressan/kortikosteroid.
Bila terjadi perdarahan selama tindakan,
dapat dikontrol dengan cara mengatasi keadaan
emergency cari sumber perdarahan, hentikan
perdarahan dengan hemostan.
PERDARAHAN
Bila perdarahan lebih dari 1/10 jumlah
cairan tubuh (500cc) perlu replacement berupa
cairan fisiolosis (NaCl 0,9%) plasma, whole
blood, packed cell.
Tindakan transfusi darah dapat dilakukan
dalam keadaan trauma, operasi, kecelakaan
dengan perdarahan > 500cc, penyakit kronsi
dengan Hb sangat menurun, kelainan darah
tertentu misalnya trombositopenia, hemofilia.

Anda mungkin juga menyukai