Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN

PENANGGULANGAN
SYOK , SYNCOPE
SETELAH ANASTESI
Oleh : Titik Tri Budiyati, SST
SYOK
 Syok adalah suatu keadaan gawat darurat dimana terjadi penurunan perfusi ke seluruh organ tubuh.
 penurunan perfusi keseluruh organ tubuh menyebabkan jaringan dan sel sel tubuh tidak mendapat
cukup oksigen hingga organ tersebut tidak dapat berfungsi dengan semestinya

 Syok adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis, sehingga terjadi gangguan aliran
darah dalam tubuh.
 Aliran darah yang terganggu membuat pasokan nutrisi dan oksigen yang berperan pada sel dan organ
tubuh agar berfungsi secara normal, menjadi terhambat.
PENYEBAB SYOK
Penyebab syok berdasarkan tipenya:
 Syok kardiogenik : Disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti serangan jantung atau
gagal jantung.
 Syok neurogenic : Disebabkan oleh cidera saraf tulang belakang, akibat kecelakan atau
cedera saat beraktivitas.
 Syok anafilaktik : Disebabkan oleh alergi akibat gigitan serangga, penggunaan obat-obatan,
atau makanan maupun minuman.
 Syok sepsis : Disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah, sehingga tubuh mengalami
peradangan atau inflamasi.
 Syok hipovolemik : Disebabkan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah banyak,
misalnya akibat diare, perdarahan pada kecelakaan, atau muntah darah.
GEJALA SYOK
Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun (hipoksemia) akibat syok dapat mengakibatkan gejala, antara lain:
 Sesak napas.

 Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah.

 Pusing.

 Kelelahan.

 Bicara kacau, pingsan hingga hilang kesadaran.

 Tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menjadi penyebab gagal ginjal dan
berbagai komplikasi lainnya
 Bibir dan kuku jari membiru.

 Kulit berkeringat, dingin, dan pucat.


PENGOBATAN SYOK
Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat melihat penderita yang dicurigai mengalami syok:
 Baringkan penderita secara perlahan.

 Jangan gerakkan penderita jika tidak diperlukan.

 Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.

 Periksa denyut nadi dan jantung.

 Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi jantung-paru (CPR).

 Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan pasien selimut.

 Jangan beri pasien minum atau makan.

 Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera berikan epinephrine dalam

bentuk autoinjector, jika ada. Penderita alergi parah biasanya selalu membawa suntikan ini.
 Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan handuk atau kain.

 Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.
SYNCOPE
 Pingsan atau syncope adalah kehilangan kesadaran seseorang yang terjadi tiba tiba dan bersifat
sementara
FAKTOR FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
PINGSAN/SYNCOPE
 takut, tegang,
 stres emosional,
 rasa nyeri hebat yang terjadi secara tiba- tiba dan tak terduga
 rasa ngeri melihat darah atau peralatan kedokteran seperti jarum suntik.
 posisi duduk tegak,
 rasa lapar,
 kondisi fisik yang jelek,
 lingkungan yang panas, lembab dan padat.

 
GEJALA DAN CIRI-CIRI
ORANG PINGSAN YANG
PALING UMUM
 Pandangan terasa gelap.
 Merasa pusing.
 Jatuh tanpa alasan.
 Merasa mengantuk.
 Merasa goyah, tidak stabil, atau lemah saat berdiri.
 Perubahan dalam penglihatan, seperti melihat bintik-bintik.
 Sakit kepala.
PENATALAKSANAAN PASIEN
SINKOP
 Posisikan pasien dengan posisi trendelenberg atau baringkan pasien di lantai Hal ini penting untuk
hiperekstensi kepada dan untuk menaikkan eksti’ernitas bawah.
 Jangan mendorong pasien ke arah depan karena akan menutup jalan nafas.
 Lepaskan seluruh pakaian yang dapat meng- ganggu pemafasan.
 Semprotkan air dingin ke wajah pasien,
 Pasien disiiruh menghirup ban amoni

 Jika pasien tidak pulih secara cepat sesudah menghirup bau amonia, kita tidak boleh menganggap
sebagai suatu sinkop sederhana tetapi dengan komplikasi di dalam sistem sirkulasi dan pernafasan.
Pada kasus ini seorang dokter gigi harus segera mulai melakukan prosedur resusitasi,
PENCEGAHAN
Guna menghindari terjadinya sinkop di tempat praktek, maka ada beberapa hal yang harus di perhatikan:
 Jika sinkop biasanya karena faktor psikologis, maka pasien harus menerima kesan yang baik pada saat
masuk ke ruang praktek. Misalnya melihat resepsionis atau asisten dengan pakaian yang bersih dan
memberikan senyuman.
 Ruang tunggu harus menyenangkan.
 Pasien tidak boleh menunggu lama.
 Kotak yang berisi obat-obatan harus tertutup rapat karena baunya dapat menyebar ke seluruh ruangan
dan hal ini dapat meningkatkan kecemasan pasien.
 Tingkah laku dokter gigi harus memberi rasa kenyamanan pada pasien dan tidak boleh menunjukkan
rasa tidak percaya diri dan ragu- ragu.
 Pasien jangan melihat alat-alat bedah atau darah.
 Pakaian dokter gigi harus tidak boleh ada percikan darah.
MACAM ANESTESI

 Anestesi dapat dibagi menjadi 2 cara :

 
 Lokal anestesi (anestesi setempat)

 
 General anetesi (anestesi umum)
INDIKASI LOKAL ANESTESI
 Untuk keperluan penumpatan/penambalan gigi 
 Untuk keperluan pencabutan gigi
 Untuk keperluan insisi abses
 Untuk keperluan operasi pengambilan impacted
 Untuk keperluan pembetulan rahang baik untuk estetika
maupun karena kecelakaan
MACAM LOKAL ANESTESI
 Refrigeration anestesi : 
untuk membekukan protoplasma sel-sel akhiran saraf sensibel sehingga mengadakan keadaan anestesi disitu.

 Topical anestesi :
 anestetikum dioleskan pada membrana mukosa pada daerah itu dengan konsentrasi yang kuat dan tinggi dan kita lakukan
langsung diatas jaringan yang akan kita anestesi

 Infiltrasi aneastesi :
akhiran saraf sensibel didaerah operasi diblokir langsung dan metode ini dipakai dengan syarat dalam operasi yang kecil,
operasi tidak makan waktu lama dan daerah itu tidak mengalami infeksi

 Nerve blocking anestesi :


batang saraf diblokir pada tempat-tempat dimana saja, asal diantara otak dan daerah operasi, pemakaian metode ini apabila kita
menjumpai tulang atau jaringan yang keras dan juga bila ada infeksi pada daerah itu dimana infiltrasi anestesi tidak bisa dipakai
 
KONTRA INDIKASI LOKAL
ANESTESI
 Pada daerah yang mengalami infeksi
 Tidak boleh dipakai pada pasien yang nervous , sebaiknya pada pasien nervous menggunakan
general anestesi
 Apabila akan dilakukan multiple extraction lebih baik menggunakan general anestesi karena
pada general anestesi bisa bekerja lebih steril, kita bekerja lebih tenang, ketegangan pasien
juga akan hilang  
 Pada pasien abnormal, karena pasien abnormal belum tentu bisa menerima perawatan,
sehingga dikhawatirkan jarum akan salah masuk atau putus
 Pada anak-anak kecil yang rewel sebaiknya kita lakukan general anestesi. Tetapi bila pada
tempat kita tidak bisa dilakukan general anestesi, bisa menggunakan lokal anestesi asalkan kita
bekerja dengan cepat
KOMPLIKASI YANG TIMBUL PADA
PENGGUNAAN ANESTESI LOKAL
 SINKOP
 pasien menjadi sangat pucat,
 kulitnya dingin dan lembab,
 denyut nadi menjadi cepat,
 mungkin terjadi penurunan tekanan darah, tetapi berlangsung tidak lama.

 PERAWATAN:
 Tempatkan kepala lebih rendah dari tubuh untuk merangsang aliran darah ke otak
 Inhalasi agen aromatik misalnya alkohol dan aplikasi handuk basah pada wajah pasien juga perlu
dilakukan.
SINKOP BISA DIHINDARI DENGAN
1. injeksi anestetikum yang perlahan,
2. memperhatikan perubahan rona wajah pasien selama injeksi,
3. jarum yang tajam
4. anestesi topikal,
5. menggunakan konsentrasi epineprin yang rendah, atau vasokonstriktor yang tidak terlalu toksik,
6. pramedikasi,
7. sikap operator yang simpatik namun penuh percaya diri dalam merawat pasien.
SYOK:
 
 Reaksi ini meskipun mirip dengan sinkop, umumnya jauh lebih parah dan
mengakibatkan penurunan volume darah sirkulasi.
 Pasien biasanya kehilangan kesadaran, tekanan darah turun, denyut nadi
cepat dan berbahaya.
PERAWATAN:
 Tempatkan pasien dalam posisi terbaring dengan kepala lebih rendah dari
tubuh dan lakukan stimulasi jantung dan pernapasan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai