Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah laporan tugas
yang berjudul “Bantuan Hidup Dasar, Sinkop dan Syok Anafilaktik” untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul 7
(Bedah Minor & Kegawatdarutan Gigi dan Mulut) dapat diselesaikan.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua
proses yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan Drg. Firdaus, M.Si selaku
dosen pembimbing, bantuan dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.
Padang, Februari
Penulis
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui tugas makalah “Bantuan Hidup Dasar, Sinkop dan Syok
Anafilaktik” guna melengkapi persyaratan Modul 7
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
2. Apabila pasien tidak merespon maka panggil bantuan dari orang sekitar
atau menelpon ambulan untuk meminta bantuan medis
3. Cek pernafasan korban dengan look, feel dan listen dan tentukan apakah
korban bernafas/tidak bernafas/bernafas tidak normal (gasping). Jika
korban tidak respon dan tidak bernafas maka terjadi henti jantung
4. Resusitasi jantung paru dengan titik tumpu di tengah-tengah sternum.
Tumit salah satu tangan diletakkan di atas sternum, lalu tangan yang satu
lagi diletakkan di atas tangan yang sudah berada di posisi pijat jantung,
jari-jari kedua tangan dirapatkan. Penolong mengambil posisi tegak lurus
di atas dada pasien dengan siku dalam keadaan lurus. Lakukan kompresi
sedalam 5 cm sebanyak 100-120x/menit (30x pijatan dalam waktu 15-18
detik, diselingi 2 nafas buatan). Saat pijat jantung, hitung dengan suara
keras.
5. Bebaskan jalan nafas. Lakukan head tilt dan chin lift dengan satu tangan di
dahi pasien, doronglah dahi ke belakang agar kepala mengadah dan mulut
sedikit terbuka dan dorong dagu ke arah atas.
7. Ulangi siklus kompresi dada dan bantuan nafas 30:2 selama 2 menit
(sekitar 5-6 siklus) lalu evaluasi denyut arteri carotis. Jika masih belum
teraba, lanjutkan siklus pijat jantung dan nafas buatan sampai
bantuan/ambulans datang. Pertolongan dihentikan jika detak pasien
kembali (return of spontaneous circulation/ROSC) atau nafas sudah
kembali, datang penolong yang lebih ahli, pasien tidak tertolong lagi dan
apabila penolong terlalu lemah sehingga dapat membahayakan diri sendiri
8. Bila pasien ROSC (+) maka dilakukan recovery position
B. Sinkop
Sinkop adalah suatu keadaan menurunnya kesadaran akibat
ketidakseimbangan dalam sirkulasi/distribusi darah ke perifer. Adanya
kekurangan darah di dalam otak dalam waktu tertentu disebabkan peningkatan
aliran darah ke dalam pembuluh darah yang lebih besar sehingga otak akan
berefek lebih dahulu akibat kekurangan volume darah di dalam sirkulasi. Gejala-
gejala sinkop adalah weakness, dizziness, pucat, rasa dingin, nadi lemah (mula-
mula cepat kemudian lambat) dan akhirnya pasien mulai kehilangan kesadaran
secara penuh. Sedangkan faktor kontributor terjadinya sinkop antara lain nyeri,
rasa takut, mual, dehidrasi, dental office smell, melihat instrument/darah, keadaan
pasien tegang, keadaan hamil atau menjelang mensturasi.
Penatalaksanaan pasien sinkop;
1. Posisikan pasien dengan posisi trendelenburg yaitu posisi dengan bagian
kepala lebih rendah daripada kaki fungsinya untuk melancarkan peredaran
darah ke otak
7. Jika pasien tidak pulih secara cepat setelah menghirup bau ammonia maka
dilakukan prosedur resusitasi atau BLS
Pencegahan
Guna menghindar terjadinya sinkop di tempat praktik, maka ada beberapa
hal yang harus diperhatikan:
Jika sinkop karena factor psikologis, maka pasien harus menerima kesan
yang baik pada saat masuk ke ruang praktik. Misalnya melihat resepsionis
atau asisten dengan pakaian yang bersih dan memberikan senyuman
Ruang tunggu harus menyenangkan
Pasien tidak boleh menunggu lama
Kotak yang berisi obat-obatan harus tertutup rapat karena baunya dapat
menyebar ke seluruh ruangan dan hal ini dapat meningkatkan kecemasan
pasien
Tingkah laku dokter gigi harus memberi kenyamanan pada pasien dan
tidak boleh menunjukkan rasa tidak percaya diri dan ragu-ragu
Pasien jangan melihat alat-alat bedah atau darah
Pakaian dokter gigi harus tidak boleh ada percikan darah
C. Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah suatu reaksi yang berasal dari efek vasodilator dari
histamine yang mengurangi volume heart stroke dan tekanan darah akibat aliran
balik vena ke jantung berkurang yang dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa menit.
Syok anafilaktik disebabkan oleh reintroduction protein asing ke dalam
tubuh pasien yang tersensitisasi melaluik kontak sebelumnya. Obat-obat yang
sering menyebabkan reaksi ini terutama adalah penisilin atau derivate PABA,
sefalosporin, sulfonamide, vankomisin, NSAID, bahan kontras radiologi,
immunoglobulin, vaksin, procain, tetracaine, bahkan berbagai makanan dan
gigitan serangga.
Gejala yang ditimbulkan akibat pelepasan besar histamine like substance
akan menyebabkan keluhan-keluhan pasien berupa dyspnea, dizziness, headache,
itching atau urtikaria, rasa metal dan rasa panas dalam mulut/lidah, nadi lemah
dan cepat atau tidak teraba sama sekali, nafas cepat dan dalam, kulit pucat dan
dingin, lemah, kehilangan kesadaran, tekanan darah sistolik menurun, perbedaan
tekanan sistolik dan diastolic kurang. Bila tekanan darah turun sampai ke level
tertentu, ginjal menjadi rusak dan pasien mengalami koma uremia bahkan setelah
pasien tersebut pulih dari syok. Gangguan primer terjadi di sel-sel parenkim paru.
Untuk mencegah terjadinya syok anafilaktik, maka lakukan anamnesa
riwayat penyakit pasien secara teliti terutama jika pasien tersebut berpotensi untuk
mengalami syok anafilaktik. Jika pasien mempunyai riwayat alergi terhadap zat-
zat tertentu yang dapat tersensitisasi maka harus hindari pemberian obat secara
intravena, bila melakukan penyuntikan harus secara perlahan.
Penatalaksanaan pasien syok anafilaktik;
1. Segera hentikan pemberian anestesi (obat-obat lain)
2. Baringkan pasien dengan posisi kepala miring (untuk menghindari bahaya
muntah)
4. Beri oksigen