BAB I
PENDAHULUAN
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat insersi GTSL dan GTJ?
5. Bagaimana prosedur insersi GTSL dan GTJ?
6. Apa bahan yang digunakan saat sementasi GTJ?
7. Bagaimana KIE terhadap pemeliharaan GTSL dan GTJ?
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO 4
Pak Bintang dengan perasaan senang datang ke dokter gigi, bahwa pada
kunjungan ini gig tiruan jembatan pada rahang atas dan gigi tiruan sebagian
lepasan pada rahang bawah akan dipasang. Tahap awal dokter gigi melakukan
try in gigi tiruan rahang atas dan dilanjutkan pada rahang bawah, tapi saat try
in gigi tiruan rahang bawah dokter gigi mengalami kesulitan untuk untuk
mendapatkan arah pasangnya. Pak Bintang menanyakan apakah giginya bisa
dipasang hari ini, dokter gigi menjelaskan bahwa gigi tiruan bisa dipasang
tapi waktu pemasangan lebih lama karena permasalahan ini terjadi akibat
prosedur pembuatan gigi tidak dilakukan survey pada model kerja. Pak
Bintang merasa lega setelah mendengar penjelasan dokter gigi dan
menyetujui untuk insersi gigi tiruan RA dengan cara sementasi dan insersi
gigi tiruan RB. Sebelum Pak Bintang pulang, dokter gigi memberikan
instruksi tentang pemeliharaan dan perawatan gigi tiruan serta mengingatkan
Pak Bintang kontrol kembali setelah pemasangan gigi tiruan.
1. Try in :
15. Apa saja kesalahan yang mungkin terjadi saat try in dan insersi ?
- Gigi anterior dengan melihat susunan gigi, bentuk, dan kondisi pasien
- Semen ZnPO4, GIC tipe 1, Zinc -Fosfat cement, resin semen, zinc
polycarboxylate cement
- Menjaga kebersihan RM
15) Apa saja kesalahan yang mungkin terjadi saat try in dan insersi ?
16) Apa dampak ketika pasien tdk melakukan kontrol setelah pemasangan
GTSL?
18) Kesalahan dan kegagalan apa yang dpt terjadi saat pembuatan GTSL?
Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
internet, buku, maupun dari pakarnya langsung.
5. Undercut gangue
6. Wax trimmer
D. Prosedur
1. Letakkan model studi pada meja survey dan pasang penjepit dengan
posisi horizontal ( model posisi zero atau datar )
2. Memasang analysing rod pada surveyor
3. Melakukan prosedur survey untuk menentukan arah pasang gigi
tiruan
a. Menentukan bidang bimbing ( quiding plane ) pada gigi penyangga
b. Menentukan daerah retentive dengan melakukan tilting cast
( kemiringan model
- Tilting anterior ( bag post dari model diarahkan ke atas ) arah pasang
post dari posterior ke anteriordengan menghilangkan distal undercut.
Biasanya digunakan pada kasus GTSL free end ( kelas 1 kenedy )
menyebabkan bertrambahnya retensi dan stabilitas dan akan
mengurangi terjdinya vertical displancement pada waktu berfungsi.
- Tilting posterior ( bag ant model diarahkan ke atas ). Biasanya
digunakan untuk kasus perluasan daerah tidak bergigi pada daerah ant
( kelas IV dan III kenedy ). Tujuan memberikan arah masuk gigi tiruan
dati anterior ke posterior untuk menghilangkan mesial undercut dan
kedudukan gigi tiruan rapat dengan gigi penyangga , estetik baik,
menghindarkan celah antara anasir gigi tiruan dan gigi penyangga.
- Tilting lateral kiri dan kanan. Biasanya digunakan pada kasus dimana
salah satu gigi penyangga berada diluar lengkung rahang.
c. Menghilangkan daerah undercut dengan cara restorasi, blocking out
dan tilting. Daerah yang di block adalah seluruh daerah gerong
pada gigi dan jaringan lunak yang akan menghgalangi pemasangan
dan perlepasan gigi tiruan yaitu di bawah lingkaran terbesar.
harus dikurangi dan apabila terdapat spasi maka bertanda gigi tiruan
terlalu pendek.
2. Tahap Pemasangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah proses pembuatan selesai tahap berikutnya adalah tahap
pemasangan kedalam mulut pasien. Pada tahap pemasangan ada beberapa
tahap yang penting untuk dilakukan yaitu proses try in, insersi tetap, dan cara
memeliharakebersihan mulut dan gigi geligi serta gigi tiruan. Perlu dijelaskan
kepada pasien bahwa memakai gigi tiruan menyebabkan rongga mulut lebih
rentan terhadap karies dan penyakit periodontal sehingga diperlukan standard
16
kebersihan mulut yang tinggi. Oleh karena itu control berkala sangat
diwajibkan dokter gigi harus menanyakan keluhan pasien terhadap gigitiruan
meliputi fungsi bicara, mastikasi, estetik maupun kenyamanan pemakaian
gigitiruan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan terhadap oklusi gigitiruan dan
mukosa di dalam rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu . 2012. Kedokteran Gigi Klinis . Yogyakarta : CV. Quantum Sinergis
Medis
Gunadi H.A, dkk. 1991. Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jakarta: Hipokrates
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
Dosen Fasilitator :
19
Anggota :
- Lestari (16-017)
- Irmadayanti (16-072)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Skenario 18
20
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih
pada dosen fasilitator drg. Intan Batura Endo Mahata, MM selaku pembimbing tutor
kami yang telah membimbing tutorial dari awal sampai akhir.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari teman maupun
dosen fasilitator demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun